Ditemukan 42313 dokumen yang sesuai dengan query :: Simpan CSV
Intan Silviana Mustikawati; Promotoor: Hadi Pratomo; Kopromotor; Evi Martha, Ade Iva Murty Penguji: Asri C. Adisasmita, Suginarti, Ekawaty Lutfia Haksari, Sutanto Priyo Hastono, Dian Ayubi
Abstrak:
Read More
Perawatan BBLR yang optimal dan keberlanjutan dengan Perawatan Metode Kanguru (PMK) di rumah sangat diperlukan untuk menjaga agar suhu bayi tetap stabil dan menghindari terjadinya gangguan kesehatan pada bayi khususnya neonatus. Namun perbedaan kondisi antara rumah sakit dan rumah akan berpengaruh pada praktek PMK ibu di rumah, dimana praktek PMK di rumah tidak seberhasil praktek PMK di rumah sakit. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pendampingan kader kesehatan terhadap pengetahuan, sikap, dan praktek PMK pada ibu dengan BBLR. Penelitian dilakukan terhadap 100 ibu yang mempunyai BBLR paska perawatan RSUD Koja, Jakarta Utara dengan pendekatan kuasi eksperimen (50 ibu kelompok intervensi dan 50 ibu kelompok kontrol). Teknik pengambilan sampel dilakukan secara consecutive sampling. Di kelompok intervensi ibu BBLR mendapatkan booklet dan memperoleh pendampingan PMK 3 kali oleh kader kesehatan berupa kunjungan rumah yang diberikan pada 3 hari setelah BBLR keluar dari RS, minggu ke-2, dan ke-3. Sedangkan di kelompok kontrol, ibu BBLR hanya mendapatkan booklet dari kader kesehatan pada saat kunjungan akhir di rumah. Pada kedua kelompok dilakukan pengukuran sebanyak 4x yaitu sebelum pendampingan 1, setelah pendampingan 1, setelah pendampingan 2, dan setelah pendampingan 3. Pengumpulan data kualitatif dilakukan untuk melengkapi informasi hasil kuantitatif yang didapatkan dalam penelitian. Analisis bivariat dilakukan dengan independent t-test dan paired t-test, serta analisis multivariat dilakukan dengan General Linear Model-Repeated Measure untuk menganalisis pengaruh pendampingan kader kesehatan terhadap pengetahuan, sikap, dan praktek PMK ibu dengan mempertimbangkan faktor confounding. Hasil memperlihatkan bahwa pendampingan PMK oleh kader kesehatan dapat meningkatkan pengetahuan PMK sebesar 12% (pengukuran 2), 3% (pengukuran 3), dan 1,67% (pengukuran 4). Pengaruh pendampingan terhadap sikap ibu terhadap PMK adalah sebesar 8,13% (pengukuran 2); 14,06% (pengukuran 3); dan 2,37% (pengukuran 4). Pendampingan berpengaruh terhadap peningkatan praktek PMK ibu sebesar 4,92% (pengukuran 2) dan 1,29% (pengukuran 3). Kesimpulan: Pendampingan PMK oleh kader kesehatan melalui kunjungan rumah selama 3 kali dalam 3 mingggu dapat meningkatkan pengetahuan, sikap, dan praktek PMK pada ibu. Disarankan pelibatan kader kesehatan dalam pendampingan dan pemantauan PMK di rumah dimasukkan dalam kebijakan pemantauan BBLR. Hal ini ditujukan untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, dan praktek PMK ibu BBLR di rumah pasca rawat rumahsakit.
D-429
Depok : FKM-UI, 2020
S3 - Disertasi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Eviana Sumarti Tambunan; Promotor: Hadi Pratomo; Kopromotor: Ella Nurlaela Hadi, Yeni Rustina; Penguji: Asri C Adisasmista, Sutanto Priyo Hastono, Nani Dharmasetyawani, Setyadewi Lusyati, Ade Iva Wicaksono
Abstrak:
Pendidikan kesehatan pada ibu dapat meningkatkan praktik perawatan bayi berat lahir rendah (BBLR), namun kemampuan ibu untuk melakukan praktik perawatan BBLR di rumah belum banyak digali. Penelitian ini bertujuan untuk menilai pengaruh paket pendidikan kesehatan pada ibu terhadap praktik perawatan BBLR di Jakarta Pusat. Penelitian dilakukan terhadap 159 ibu dengan BBLR yang bayinya dinyatakan boleh pulang dari ruang Perinatologi dengan pendekatan quasi eksperimen (78 ibu kelompok intervensi dan 81 ibu kelompok kontrol) dan teknik pengambilan sampel secara consecutive sampling. Ibu dengan BBLR yang berdomisili di wilayah intervensi mendapatkan paket pendidikan kesehatan yang diberikan oleh perawat puskesmas. Paket pendidikan kesehatan terdiri dari penyuluhan tentang perawatan BBLR, yang diberikan pada 3-5 hari setelah BBLR keluar RS dan pendampingan pada ibu dan keluarga pada minggu ke-2 dan ke-6 setelah penyuluhan atau pengukuran awal. Ibu yang berdomisili di wilayah kontrol mendapatkan booklet tentang perawatan BBLR. Kedua kelompok dilakukan pengukuran dengan waktu yang sama sebanyak 4x yaitu 3 hari setelah keluar RS, 2, 6 dan 12 minggu setelah penyuluhan atau pengukuran awal. Pengumpulan data kualitatif juga dilakukan untuk melengkapi informasi yang diperlukan setelah mendapatkan gambaran hasil kuantitaif. Analisis multvariat dilakukan dengan Regresi Linier Ganda General Estimating Equation (GEE). Hasil memperlihatkan pemberian paket pendidikan kesehatan pada ibu dengan BBLR memberikan efek peningkatan praktik ibu dalam perawatan BBLR sebesar 25,19%. Praktik perawatan BBLR pada ibu di kelompok intervensi lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol pada setiap waktu pengukuran (p=0,000). Variabel sikap dan dukungan kader kesehatan yang dilatih merupakan konfonder yang mempengaruhi hubungan pendidikan kesehatan terhadap praktik ibu dalam perawatan BBLR. Kesimpulan: Pemberian paket pendidikan kesehatan yang dilakukan berkelanjutan selama 6 minggu berdampak efektif terhadap peningkatan praktik perawatan BBLR di rumah dan terhadap peningkatan status kesehatan bayi. Paket pendidikan kesehatan dapat dikembangkan di komunitas dengan melibatkan kader kesehatan untuk memberikan pendampingan pada ibu dengan BBLR diwilayahnya. Pelatihan ataupun sosialisasi tentang perawatan BBLR perlu diberikan pada tenaga kesehatan puskesmas dan kader kesehatan, sehingga dapat melakukan pendampingan secara tepat pada ibu dengan BBLR.
Health education for mothers can improve low birth weight (LBW) infant care practices. Yet, the ability of mothers to exercise LBW infant care at home has not been much explored. This study aims to assess the effect of health education packages on mothers towards LBW infant care practices in Central Jakarta. The study was conducted on 159 LBW mothers whose babies were permitted to return from the perinatology room with a quasi-experimental approach (78 mothers in the intervention group and 81 mothers in the control group). The sampling technique of this study was consecutive sampling. LBW mothers who were domiciled in the intervention areas received health education packages provided by nurses in health centers. The health education package consisted of counseling on LBW care given in 3-5 days after LBW infant out of the hospital and mentoring for mothers and families at the 2nd and 6th weeks after counseling or initial measuring. Mothers who lived in the control area received a booklet on LBW infant care. The two groups were measured with the same time as much as 4 times, which was 3 days after leaving the hospital, 2, 6 and 12 weeks after counseling or the initial measurements. Qualitative data collection were also done to complete the information needed after getting a picture of the quantitative results. Multivariate analysis was carried out with Multiple Linear Regression General Estimating Equation (GEE). The results showed the provision of health education packages to mothers with LBW have an effect to increase the practice of mothers in LBW infant care by 25.19%. The practice of LBW infant care among mothers in intervention group were higher than those in control groups at each measurement (p = 0,000). The attitude and support of trained health cadres variable are confounders that influence the relationship of health education to the practice of mothers in LBW care. Conclusion: The provision of health education packages carried out continuously for 6 weeks has an effective impact on improving the practice of LBW infant care at home and has an impact on improving the health status of infants. Community-based health education packages developed by involving health cadres to provide assistance to mothers with LBW infant in their area. Training or socialization of LBW infant care to be given to health center workers and cadres, so they could provide appropriate assistance to LBW mothers.
Read More
D-402
Depok : FKM-UI, 2019
S3 - Disertasi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Anastasia Dian Novita Wira Restiana; Pembimbing: Hadi Pratomo; Penguji: Tris Krianto, Irma Sapriani
S-8884
Depok : FKM UI, 2015
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Terry Yuliana Rahadian Pristya; Promotor: Besral; Kopromotor: Dede Anwar Musadad; Penguji: Sutanto Priyo Hastono, Tri Yunis Miko Wahyono, Tris Eryando, Atmarita, Nur Asniati Djaali
Abstrak:
Komplikasi persalinan merupakan penyebab langsung kematian ibu. Berat badan lahir rendah (BBLR) terus menjadi masalah kesehatan masyarakat global. Kunjungan antenatal menjadi faktor penting terjadinya komplikasi persalinan dan BBLR. Penelitian kunjungan antenatal, komplikasi persalinan, dan BBLR banyak dilakukan dengan beragam metode statistik. Tujuan penelitian menghasilkan evidence based recommendation kepada pemegang program berdasarkan perbandingan hasil analisis tiga alternatif pilihan metode statistik tentang pengaruh kunjungan antenatal terhadap komplikasi persalinan dan BBLR. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain studi cross-sectional. Sumber data berasal dari Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2017. Sampel penelitian sebagian wanita usia subur berusia 15-49 tahun yang melahirkan anak terakhir dalam 5 tahun terakhir sebanyak 12.035 responden. Variabel dependen: komplikasi persalinan dan BBLR, variabel independen: kunjungan antenatal, variabel potensial confounder: status ekonomi, tempat tinggal, pendidikan, status pernikahan, status merokok, jarak kelahiran, kunjungan antenatal pertama, kunjungan antenatal terakhir, petugas pemeriksa antenatal, tempat antenatal, paritas, usia ibu, dan jenis kelamin bayi. Analisis data menggunakan regresi logistik, cox, dan poisson dengan varians robust. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi komplikasi persalinan (47,40%) dan BBLR (6,56%). Kunjungan antenatal terbukti secara statistik berpengaruh terhadap komplikasi persalinan dan BBLR di Indonesia. Wanita yang melakukan kunjungan antenatal
Childbirth complications are a direct cause of maternal death. Low birth weight (LBW) continues to be a global public health problem. The antenatal care visits is an important factor in occurrence of birth complications and LBW. Research on the frequency of antenatal visits, birth complications, and LBW has been carried out using various statistical methods. The purpose of the study is to produce evidence-based recommendations for the program based on a comparison of the results of the analysis of three alternative statistical methods for Indonesia regarding the influence of the of antenatal visits on birth complications and LBW. This study is a quantitative study with a cross-sectional study design. The data comes from the 2017 Indonesian Demographic Health Survey (IDHS). The sample of this study included 12,035 respondents of women of childbearing aged 15-49 years who gave birth to their last child in the last 5 years. Dependent variables: birth complications and LBW, independent variables: frequency of antenatal care, potential confounder variables: economic status, geographic area, place of residence, education, marital status, smoking status, birth spacing, first antenatal visit, last antenatal visit, antenatal care provider, place an antenatal care, birth order, parity, maternal age, and baby’s sex. Data analysis uses logistic regression, Cox, and Poisson regression with robust variance. The results showed that the prevalence of birth complications (47.40%) and LBW (6.56%). The antenatal care visits had been statistically proven to influence childbirth complications and LBW in Indonesia. Women who had
Read More
Childbirth complications are a direct cause of maternal death. Low birth weight (LBW) continues to be a global public health problem. The antenatal care visits is an important factor in occurrence of birth complications and LBW. Research on the frequency of antenatal visits, birth complications, and LBW has been carried out using various statistical methods. The purpose of the study is to produce evidence-based recommendations for the program based on a comparison of the results of the analysis of three alternative statistical methods for Indonesia regarding the influence of the of antenatal visits on birth complications and LBW. This study is a quantitative study with a cross-sectional study design. The data comes from the 2017 Indonesian Demographic Health Survey (IDHS). The sample of this study included 12,035 respondents of women of childbearing aged 15-49 years who gave birth to their last child in the last 5 years. Dependent variables: birth complications and LBW, independent variables: frequency of antenatal care, potential confounder variables: economic status, geographic area, place of residence, education, marital status, smoking status, birth spacing, first antenatal visit, last antenatal visit, antenatal care provider, place an antenatal care, birth order, parity, maternal age, and baby’s sex. Data analysis uses logistic regression, Cox, and Poisson regression with robust variance. The results showed that the prevalence of birth complications (47.40%) and LBW (6.56%). The antenatal care visits had been statistically proven to influence childbirth complications and LBW in Indonesia. Women who had
D-518
Depok : FKM-UI, 2024
S3 - Disertasi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Suriah; Promotor: Hadi Pratomo; Ko-Promotor: Hadi Nurlaella, Yeni Rustina; Penguji: Sudijanto Kamso, Sudarto Ronoatmodjo, Rulina Suradi, Dwi Susilowati, M. Ridwan Thaha
D-252
Depok : FKM-UI, 2011
S3 - Disertasi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Adik Wibowo; Promotor: Sumarmo Poorwo Sudarmo; Ko-promotor: Frank Faulkner, Ascobat Gani; Penguji: Umar Fahmi Achmadi, Agus Suwandono, F.A. Moeloek, Purnawan Junadi, Suprijanto Rijadi, Amal Chalik Sjaaf
D-16
Depok : FKM-UI, 1992
S3 - Disertasi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Syawal Kamiluddin Saptaputra; Promotor: L. Meily Kurniawidjaja; Kopromotor: Hadi Pratomo; Indri Hapsari Susilowati; Penguji: Besral, Nurhayati Adnan Prihartono, Baiduri Widanarko, Nani Dharmasetiawani, Agus Triyono
Abstrak:
Latar Belakang: Perawatan Metode Kanguru (PMK) memerlukan pendekatan yang komprehensif di antaranya sarana yang ergonomis untuk memperbaiki postur dan mengurangi risiko keluhan muskuloskeletal. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk merancang desain sofa ergonomis dan mengetahui efektivitasnya dalam memperbaiki postur dan menurunkan risiko keluhan muskuloskeletal pada ibu yang melakukan PMK. Metode: Desain penelitian pada tahap I adalah Research and Development. Pembuatan virtual human dan virtual sofa design menggunakan software Jack Tecnometrix Siemens. Desain Penelitian tahap II adalah pre and post test experimental controlled group design. Pengukuran postur duduk menggunakan Rapid Upper Body Limb Assessment (RULA). Pengukuran keluhan muskuloskeletal menggunakan Nordic Body Map (NBM). Kelompok intervensi adalah ibu yang menggunakan sofa ergonomis PMK sedangkan kelompok kontrol adalah ibu yang menggunakan kursi yang tersedia di rumah sakit. Hasil: Berdasarkan hasil pengukuran keluhan muskuloskeletal diketahui pada umumnya ibu mengalami keluhan pada berbagai anggota tubuh. Keluhan yang paling banyak antara lain pada bagian bokong (55.1%), pinggul (42%), bahu kanan dan kiri (37.7%), punggung (37.7%), pinggang (36.2%). Berdasarkan uji MannWhitney diketahui kelompok kontrol memiliki postur tubuh yang lebih berisiko mengalami keluhan muskuloskeletal dibandingkan kelompok intervensi dengan p value = 0.000. Berdasarkan uji Mc Nemar diketahui bahwa setelah dilakukan intervensi, kelompok kontrol memiliki keluhan muskuloskeletal yang lebih tinggi dibandingkan kelompok intervensi yaitu pada bagian leher atas (p value = 0.000), bahu kiri (p value = 0.008), bahu kanan (p value = 0.002), tengkuk (p value = 0.021), lengan kiri atas (p value = 0.031), dan punggung (p value = 0.031). Kesimpulan: Desain sofa ergonomis PMK berpotensi menurunkan risiko keluhan muskuloskeletal pada ibu yang melakukan PMK. Postur tubuh kelompok intervensi memiliki risiko lebih rendah mengalami keluhan muskuloskeletal dibandingkan kelompok kontrol. Setelah dilakukan intervensi, kelompok intervensi memiliki keluhan muskuloskeletal yang lebih rendah dibandingkan kelompok kontrol yaitu pada leher atas, bahu kiri, bahu kanan, tengkuk, lengan kiri atas, dan punggung. Rekomendasi: Rumah sakit diharapkan dapat menyediakan fasilitas kursi yang ergonomis untuk menunjang PMK sehingga postur duduk menjadi lebih baik dan menurunkan risiko keluhan muskuloskeletal
Read More
D-457
Depok : FKM-UI, 2022
S3 - Disertasi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Elly, Nur/ Promotor: Djuwita, Ratna/ Kopromotor: Purwantyastuti; Rimbawan/ Penguji: Laksminingsih, Endang; Rini Sekartini, Besral, Mira Dewi, Noer Laily
D-396
Depok : FKM-UI, 2019
S3 - Disertasi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Lisa Trina Arlym; Promotor: Endang L. Achadi; Kopromotor: Dwiana Ocviyanti, Yekti Widodo; Penguji: Besral, Kusharisupeni, Evi Martha, Anies Irawati, Indra Supradewi
Abstrak:
Berat dan panjang badan lahir mencerminkan pertumbuhan janin. ANC yang berkualitas dan frekuensi kunjungan ANC yang memadai merupakan salah satu cara untuk mendeteksi dan intervensi gangguan pertumbuhan janin. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh kepatuhan bidan dan ibu hamil dalam program ANC terhadap berat dan panjang badan lahir. Metode penelitian adalah mixed method dengan pendekatan potong lintang. Tahap kuantitatif menggunakan data sekunder dari studi kohor tumbuh kembang anak tahun 2012-2018 di Kota Bogor. Tahap kualitatif menggunakan metode wawancara mendalam. Hasil penelitian menunjukkan kepatuhan bidan melakukan standar 5T (timbang berat badan, ukur tekanan darah, ukur tinggi fundus uteri, pemeriksaan Hb dan pemberian tablet tambah darah) sebesar 76,3% pada semua kunjungan dan 72,1% sesuai program (K1-K4). Kepatuhan bidan berpengaruh terhadap panjang badan lahir (p=0,04) dengan RR 1,5 dan kepatuhan ibu hamil berpengaruh terhadap berat badan lahir (p=0,047) dengan RR 1,6. Bidan dan ibu hamil patuh menghasilkan berat badan lahir lebih berat 93,51 gram (p=0,045) dan panjang badan lahir lebih panjang 0,46 cm (p=0,007) dibandingkan salah satu saja yang patuh. Bidan dan ibu patuh menghasilkan berat badan lahir lebih berat 166,1 gram (p=0,006) dan panjang badan lahir lebih panjang 0,54 cm (p=0,064) dibandingkan keduanya tidak patuh. Sebaiknya kepatuhan tidak hanya dari pihak ibu hamil tetapi juga dari bidan
Read More
D-454
Depok : FKM-UI, 2022
S3 - Disertasi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Sudarti Kresno; Pembimbing: Soeratmi Poerbonegoro
D-63
Depok : FKM UI, 1999
S3 - Disertasi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
