Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 37343 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Hazella Rissa Valda Asari; Pembimbing: Helda; Penguji: Nurhayati Adnan, Lily Banonah Rivai, Ahmad Kurnia
Abstrak: Kanker payudara adalah kanker yang paling umum didiagnosis pada wanita. angka kanker payudara di Indonesia mencapai 42,1 orang per 100 ribu penduduk. Rata-rata kematian akibat kanker ini mencapai 17 orang per 100 ribu penduduk. Obesitas dapat mewakili faktor risiko penting dari pengembangan kanker payudara. Prevalensi global kelebihan berat badan dan obesitas telah meningkat sebesar 27% pada usia dewasa dan 47% pada masa kanak-kanak selama dekade terakhir. Tujuan penelitian yaitu menganalisis hubungan obesitas dengan kejadian kanker payudara pada perempuan di Indonesia. Desain penelitian yaitu cross sectional dan menggunakan analisis regresi logistik dengan menggunakan data sekunder dari Riset Penyakit Tidak Menular Tahun 2016. Sampel yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi pada penelitian ini berjumlah 27.186 orang. Hasil analisis menunjukkan proporsi perempuan obesitas yang mengalami kanker payudara adalah 0,9%. Hubungan antara obesitas dengan kanker payudara tidak terdeteksi setelah dikontrol oleh penggunaan kontrasepsi hormonal, usia, kebiasaan merokok, usia menarche, alkohol, dan aktivitas fisik. (POR=1,002 95% 0,777-1,291). Walaupun demikian, program intervensi untuk mengurangi masalah kesehatan kanker payudara dan obesitas perlu dilakukan mengingat proporsi kanker payudara dan obesitas yang terus meningkat
Breast cancer is the most common cancer diagnosed in women. Breast cancer rate in Indonesia reaches 42.1 people per 100 thousand population. The average death rate from this cancer reaches 17 people per 100 thousand population. Obesity may represent an important risk factor for developing breast cancer. The global prevalence of overweight and obesity has increased by 27% in adulthood and 47% in childhood over the past decade. The research objective was to analyze the relationship between obesity and the incidence of breast cancer in women in Indonesia. The research design was cross sectional and used logistic regression analysis using secondary data from the 2016 Non-Communicable Disease Research. The sample that met the inclusion and exclusion criteria in this study was 27,186 people. The analysis showed that the proportion of obese women who had breast cancer was 0.9%. The relationship between obesity and breast cancer is not detected after being controlled by hormonal contraceptive use, age, smoking habits, age of menarche, alcohol, and physical activity. (POR=1.002 95% 0.777-1.291). However, intervention programs to reduce breast cancer health problems and obesity need to be carried out given the increasing proportion of breast cancer and obesity
Read More
T-6045
Depok : FKM-UI, 2020
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Kemal Al Fajar; Pembimbing: Krisnawati Bantas; Sudarto Ronoatmodjo; Penguji: Naomi, Yoan Hotnida; Fenny Rosnisa Rosalina
T-5155
Depok : FKM-UI, 2018
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Yulia Armenda; Pembimbing: Helda; Penguji: Asri C. Adisasmita, Bambang Dwipoyono, Yoan Hotnida Naomi
Abstrak:
Kanker serviks merupakan jenis kanker terbanyak ke-4 yang didiagnosis pada wanita di dunia. Kanker seviks utamanya disebabkan oleh infeksi virus Human Papilloma Virus (HPV) tipe high risk. Merokok merupakan salah satu kofaktor yang menyebabkan perkembangan infeksi HPV berkembang menjadi lesi prakanker dan kanker serviks. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan merokok dengan terjadinya lesi prakanker serviks pada wanita usia 25-64 tahun di daerah perkotaan di Indonesia. Penelitian ini menggunakan disain studi cross sectional dengan menggunakan data sekunder dari Riset PTM 2016, dengan jumlah sampel 37.972 responden. Hasil analisis multivariat menggunakan regresi logistik setelah dikontrol variabel kovariat menemukan bahwa pada wanita perokok aktif didapatkan POR 0,862 (95% CI: 0,687– 1,083) dan pada wanita mantan perokok didapatkan POR 0,927 (95% CI; 0,719-1,119) dengan p-value > 0,05, yang dapat diartikan bahwa pada penelitian ini tidak terdapat hubungan bermakna secara statistik antara merokok aktif dan riwayat dulu pernah merokok dengan terjadinya lesi prakanker serviks. Hasil penelitian ini masih dipengaruhi oleh bias temporal sehingga penggunaan data dari desain cross sectional tidak bisa menjelaskan hubungan kausalitas antara merokok dengan lesi prakanker serviks.

Cervical cancer is the 4-th most common type of cancer diagnosed in women in the world. Cervical cancer is mainly caused by high risk infection of Human Papilloma Virus (HPV). Smoking is one of the cofactors that cause the development of HPV infection into precancerous lesions and cervical cancer. The purpose of this study was to determine the relationship between smoking and the occurrence of cervical precancerous lesions in women aged 25-64 years in urban areas in Indonesia. This study used a cross-sectional study design using secondary data from the 2016 NCD’s Research, with total 37,972 subjects. The results of multivariate analysis using logistic regression shows that there was no significant assosiations between smoking and cervical precancerous lesions, with adjusted POR = 0.862 (95 % CI: 0.687–1.083) in current smoker and adjusted POR = 0.927 (95% CI; 0.719-1.119) for former smoker with a p-value > 0.05, which means that there is no relationship between current active smoking and former smoking with cervical precancerous lesions. This study was still influenced by temporal bias because of using data from a cross-sectional study is not valid to explain the causal relationship between smoking and cervical precancerous lesions.
Read More
T-6792
Depok : FKM-UI, 2023
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Rizqy Fauzia Ahsani; Pembimbing: Putri Bungsu; Penguji: Helda, Rofingatul Mubasyiroh
Abstrak: Tumor secara umum berarti benjolan yang disebabkan pertumbuhan sel abnormal dalam tubuh. Tumor payudara dapat menjadi faktor risiko kanker payudara yang merupakan kanker yang tersering terjadi pada perempuan. Kejadian tumor payudara meningkat setiap tahunnya di Indonesia. Saat ini, tumor payudara tidak hanya menyerang pada usia lanjut, namun juga usia muda. Beberapa penelitian menunjukkan faktor reproduksi berhubungan dengan tumor payudara. Maka dari itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan riwayat reproduksi dengan kejadian tumor payudara pada perempuan usia muda di Indonesia tahun 2016. Penelitian ini menggunakan desain studi cross setional menggunakan data sekunder dari Riset PTM 2016. Sampel penelitian berjumlah 14.891 responden usia di bawah 40 tahun dalam Riset PTM yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Variabel yang diteliti dalam penelitian ini yaitu variabel independen yang terdiri dari usia menarche, usia pertama melahirkan, status kawin, riwayat menyusui, riwayat penggunaan kontrasepsi hormonal; dan variabel dependen yaitu kejadian tumor payudara. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan usia menarche (OR=1,294), status perkawinan (OR=1,568), usia pertama melahirkan (OR=1,570), riwayat menyusui (OR=1,422), dan riwayat kontrasepsi (OR=0,721) dengan kejadian tumor payudara pada perempuan usia muda di Indonesia. Hal tersebut dapat dipengaruhi karena peranan hormon reproduksi estrogen dan progesteron. Perlu dilakuakn pencegahan pada riwayar reproduksi untuk mencegah tumor payudara.
Kata kunci: tumor payudara, riwayat reproduksi, hormonal, estrogen, cross-sectional

Neoplasm or tumor generally means an abnormal cell growth in the body. Breast tumors can be a risk factor for breast cancer which is the most common cancer in women. The incindence increases every year in Indonesia. At present, breast tumors do not only attack the elderly, but also at young age. Some studies show factors associated with breast tumors. Therefore, this study aimed to study the association of the reproductive history with tumor incidence in young women in Indonesia in 2016. This study used a crosssectional study design using secondary data from the Riset PTM 2016 (Noncommunicable Disease Research 2016). The sample was 14,891 respondents aged under 40 years who meet the inclusion and exclusion criteria. The variables used in this study were independent variables consisting of age of menarche, age of first birth, marital status, breasfeeding history, the use of hormonal contraception; and the dependent variable is the incidence of breast tumors. The results showed an association between menarche age (OR = 1,294), marital status (OR = 1,568), age of first birth (OR = 1,570), breasteeding history (OR = 1,422), and the use of hormonal contraception (OR = 0,721) with breast tumors in young women in Indonesia This can be caused by the role of estrogen and progesterone reproductive hormones that result excessive proliferation.
Keywords: breast tumors, reproductive history, hormones, estrogen, cross-sectional
Read More
S-9900
Depok : FKM UI, 2019
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Arief Maulana Pembimbing: Nurhayati A. Prihartono; Penguji: Yovsyah, Theresia Sandra Diah Ratih
Abstrak: Penelitian mengenai hubungan obesitas dengan risiko kejadian penyakit asma sudah banyak dilakukan namun masih jarang dilakukan penelitian yang mengambil sampel perempuan usia produktif (15-64 tahun). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi hubungan obesitas dalam menyebabkan asma pada perempuan usia produktif (15-64 tahun). Penelitian ini menggunakan data bersumber dari Indonesian Family Life Survey- 5 (IFLS-5) tahun 2014 dengan desain penelitian cross sectional. Sampel yang dianalisis pada penelitian ini berjumlah 15.654 setelah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Analisis multivariat menggunakan uji regresi logistik untuk mengetahui besar risiko obesitas dalam menyebabkan asma. Hasil penelitian didapatkan prevalensi asma sebesar 2,91%. Analisis multivariat menunjukkan bahwa perempuan usia produktif yang obesitas memiliki risiko 1,21 kali untuk mengalami asma (POR=1,21). Perlu adanya adanya promosi kesehatan lebih baik dan variatif untuk mencegah asma terutama pada perempuan obesitas pada umur 15-64 tahun.
Read More
T-5805
Depok : FKM-UI, 2020
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Maria Angelika; Pembimbing: Asri C. Adisasmital; Penguji: Dwi Gayatri, Lanny Luhukay
Abstrak:
Pada tahun 2022, jumlah kematian kanker payudara di Indonesia merupakan yang keempat tertinggi secara global. Banyaknya kematian kanker payudara salah satunya disebabkan oleh komorbiditas. Studi ini bertujuan untuk mengetahui hubungan komorbiditas dengan survival tiga tahun kanker payudara di Indonesia.  Studi ini menggunakan desain studi kohort retrospektif dan mencakup 896 sampel dari Data Sampel General BPJS Kesehatan tahun 2018-2023. Kurva dan probabilitas survival dibuat dengan metode Kaplan-Meier. Sedangkan hubungan dilihat dengan uji log-rank dan Hazard Ratio (HR) dianalisis dengan uji cox regression. Hasil studi menunjukkan cumulative survival probability (CSP) pada total sampel di bulan ke-36 adalah 49,9%, median waktu survival adalah 35,34 bulan. Pasien kanker payudara yang memiliki komorbid dan komorbid lainnya memiliki risiko kematian yang lebih tinggi dalam tiga tahun (Komorbid CSP = 43,7%; HR = 1,38; 95% CI = 1,01-1,89, komorbid lainnya CSP = 42,4%; HR = 1,43; 95% CI = 1,01-2,04). Studi ini tidak menemukan perbedaan survival yang signifikan antara kedua kelompok di variabel gangguan metabolik termasuk diabetes, hipertensi, penyakit kardiovaskular, usia saat diagnosis, status pernikahan, kondisi sosial ekonomi, dan tempat tinggal. Survival pasien kanker payudara di Indonesia termasuk rendah, khususnya pasien dengan komorbid.


In 2022, Indonesia ranked fourth globally in the number of breast cancer deaths. One of the contributing factors to the high mortality rate is comorbidity. This study aims to examine the association between comorbidities and three-year survival of breast cancer patients in Indonesia. A retrospective cohort design was used, involving 896 samples from the 2018–2023 BPJS Kesehatan General Sample Data. Survival curves and probabilities were estimated using the Kaplan-Meier method, while associations were analyzed using the log-rank test and Hazard Ratios (HR) via Cox regression. The study found that the cumulative survival probability (CSP) at 36 months for the overall sample was 49.9%, with a median survival time of 35,34 months. Breast cancer patients with comorbidities and other comorbid conditions had a higher risk of death within three years (comorbidity CSP = 43.7%; HR = 1.38; 95% CI = 1.01–1.89, other comorbidities CSP = 42.4%; HR = 1.43; 95% CI = 1.01–2.04). No significant differences in survival were found based on metabolic disorders including diabetes, hypertension, cardiovascular disease, age at diagnosis, marital status, socioeconomic status, or place of residence. Breast cancer survival in Indonesia remains low, particularly among patients with comorbidities.
Read More
S-12071
Depok : FKM UI, 2025
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Anggun Pratiwi; Pembimbing: Nurhayati Adnan; Penguji: Ratna Djuwita Hatma, Cut Putri Arianie
Abstrak: Hipertensi merupakan masalah kesehatan utama karena berkontribusi pada angka kesakitan dan kematian dunia. Prevalensi hipertensi terus meningkat dan lebih banyak ditemukan pada kelompok wanita. Obesitas merupakan faktor risiko yang berpengaruh terhadap kejadian hipertensi. Masa menopause pada wanita diduga ikut berkontribusi terhadap kejadian hipertensi namun pengaruhnya masih menjadi perdebatan. Penelitian ini bertujuan mengkaji hubungan obesitas dengan kejadian hipertensi derajat 1 baik pada wanita premenopause dan postmenopause di Indonesia. Sebanyak 8.047 responden wanita yang berumur 18-57 tahun diteliti. Penelitian menggunakan desain cross sectional dengan sumber data dari Indonesian Family Life Survey (IFLS) 5 Tahun 2014.

Hasil analisis multivariat dengan modifikasi cox regression menunjukkan bahwa risiko wanita obesitas untuk menderita hipertensi derajat 1 sebesar 1,80 kali (95% CI 1,57-2,06) dibandingkan wanita yang tidak obesitas. Pada wanita premenopause, obesitas dapat meningkatkan risiko terjadinya hipertensi derajat 1 sebesar 1,67 kali (95% CI 1,43-1,94). Risiko yang lebih besar tampak pada kelompok wanita postmenopause dengan besar risiko obesitas terhadap kejadian hipertensi derajat 1 sebesar 2,32 kali (95% CI 1,69-3,19). Perlu dilakukan pencegahan dan pengendalian hipertensi melalui program GERMAS dan pemaksimalan peran posbindu PTM. Masyarakat khususnya wanita perlu menerapkan pola hidup sehat dengan perilaku CERDIK sejak usia dini.
Read More
T-5682
Depok : FKM UI, 2019
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Irma Surya Kusuma; Pembimbing: Syahrizal; Penguji: Renti Mahkota, Dewi Kristanti, Ridho Ichsan Syaini
Abstrak:
Penyakit Jantung Koroner (PJK) masih menjadi penyebab utama kesakitan dan kematian pada perempuan di Indonesia. Epidemi obesitas yang terjadi secara global ikut berkontribusi pada meningkatnya kejadian kardiovaskular. Di Indonesia, belum banyak studi yang mempelajari hubungan obesitas sentral dengan PJK pada perempuan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara obesitas sentral dengan kejadian PJK pada perempuan usia 25-65 tahun di Kota Bogor. Penelitian kohort retrospektif ini mengikutsertakan 2.451 responden Studi Kohor FRPTM yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi dengan masa pengamatan selama 6 tahun. Pajanan utama yang diteliti adalah obesitas sentral berdasarkan rasio Lingkar Pinggang - Tinggi Badan (LPTB), dengan outcome berupa PJK yang ditegakkan berdasarkan hasil wawancara responden dan/atau hasil EKG. Analisis multivariat dengan Cox Regression dilakukan untuk mengestimasikan Hazard Ratio (HR) dengan 95% Confidence Interval (95% CI). Hasil penelitian menunjukkan insiden rate PJK pada perempuan adalah sebesar 19 per 1.000 orang-tahun. Perempuan dengan obesitas sentral memiliki risiko 1,38 kali (95% CI 1,01-1,89) lebih tinggi dibanding yang tidak obesitas sentral untuk mengalami PJK setelah mengontrol variabel usia, hipertensi, dan status menopause. Deteksi dini faktor risiko PJK, terutama obesitas sentral, penting dilakukan agar upaya pencegahan dan perubahan perilaku dapat segera dilakukan.
Coronary Heart Disease (CHD) remains a major cause of morbidity and mortality in women in Indonesia. The global epidemic of obesity contributes to the increase of cardiovascular events. In Indonesia, there have not been many studies evaluate the association between abdominal obesity and CHD in women. Therefore, this study aims to determine the association between abdominal obesity and CHD in women aged 25-65 years in Bogor. This retrospective cohort study involves 2.451 respondents of FRPTM Cohort Study who met the inclusion and exclusion criteria with an observation period of 6 years. The main independent variable of this study was abdominal obesity based on Waist-to-Height-Ratio (WHtR), while outcome of the interest was CHD based on the results of interview and/or ECG results. Cox regression analysis was performed to estimated Hazard Ratio (HR) with a 95% Confidence Interval (95% CI). The results showed that the incidence rate of CHD in women was 19 per 1.000 person-years. Women with abdominal obesity were 1,38 times (95% CI 1,01-1,89) more likely to have CHD than those without abdominal obesity after adjustment for age, hypertension, and menopause status. Early detection of CHD risk factor, especially abdominal obesity, is important, so that prevention and lifestyle modification can be implemented immediately.
Read More
T-6590
Depok : FKM-UI, 2023
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Syafira Anindya Dhika Maulani; Pembimbing: Ratna Djuwita; Penguji: Sudarto Ronoatmodjo, Ahmad Syafiq, Misty
Abstrak:
Peningkatan prevalensi obesitas sentral di Indonesia diikuti dengan terjadinya peningkatan prevalensi aktivitas fisik yang kurang. Risiko meningkat saat usia ≥40 tahu, hal ini berkaitan dengan pengurangan aktivitas fisik dan kecenderungan gaya hidup yang menetap yang membuat orang dewasa yang lebih tua lebih rentan untuk mengalami obesitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan aktivitas fisik terhadap kejadian obesitas sentral pada usia ≥ 40 tahun di Indonesia bedasarkan data IFLS 5. Penelitian ini merupakan studi analitik dengan desain cross sectional yang menggunakan data sekunder IFLS 5 Tahun 2014. Sampel yang dianalisis dalam penelitian ini berjumlah 9.124 orang. Analisis cox regression dilakukan untuk mengetahui besar risiko aktivitas fisik terhadap obesitas sentral. Hasil penelitian menjelaskan prevalensi obesitas sentral pada usia ≥ 40 tahun di Indonesia adalah 44,8 %. Analisis multivariat menunjukkan responden yang kurang aktif secara fisik memiliki risiko 1,049 kali untuk mengalami obesitas sentral dibandingkan responden yang cukup aktif secara fisik setelah dikontrol variabel jenis kelamin tinggal (95% CI 1,012-1,087). Kepada masyarakat disarankan untuk melakukan aktivitas fisik sedang dan kuat dengan prinsip BBTT (Baik,Benar, Terukur, dan Teratur).

The increase in the prevalence of central obesity in Indonesia is followed by an increase in the prevalence of physical inactivity. The risk increases at age ≥40 years, this is related to the absorption of physical activity and the tendency for a sedentary lifestyle that makes older adults more susceptible to obesity. This study aims to determine the relationship between physical activity and the incidence of central obesity at the age of ≥ 40 years in Indonesia based on IFLS 5 data. This research is an analytic study with a cross-sectional design using IFLS 5 secondary data in 2014. The samples analyzed in this study were 9,124. person. Cox regression analysis was performed to determine the risk of physical activity on central obesity. The results of the study explain the prevalence of central obesity at the age of ≥ 40 years in Indonesia is 44.8%. Multivariate analysis showed that respondents who were less physically active had 1,049 times the risk of developing central obesity compared to respondents who were quite physically active after controlling for the remaining sex variable (95% CI 1,012-1,087). The community is advised to carry out moderate and vigorous physical activity with the principle Good, Right, Measured, and Regular.
Read More
T-6719
Depok : FKM-UI, 2023
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Mazaya Shafa Ainan Dini; Pembimbing: Mondastri Korib Sudaryo; Penguji: Yovsyah; Rindu Rachmiaty
Abstrak: Latar Belakang: Hipertensi merupakan penyebab utama dari penyakit kardiovaskular dan kematian dini di dunia yang kini kian meningkat tiap tahunnya, serta secara signifikan dapat meningkatkan risiko penyakit hati, otak, ginjal, dan penyakit serius lainnya. Terdapat banyak faktor risiko yang menyebabkan hipertensi, salah satunya obesitas. Penelitian sebelumnya menemukan bahwa pengukuran lingkar perut merupakan prediktor yang lebih baik daripada indeks massa tubuh (IMT) untuk mengetahui risiko kesehatan terkait obesitas terutama hipertensi baik pada laki-laki maupun perempuan. Prevalensi obesitas sentral kini meningkat secara global Tujuan: Mengetahui hubungan obesitas sentral dengan kejadian hipertensi pada penduduk usia ≥ 18 tahun di Indonesia. Metode: Penelitian dilakukan dengan metode kuantitatif dan menggunakan desain studi cross-sectional analitik. Sumber data yang digunakan adalah data sekunder dari Riskesdas 2018. Terdapat sebanyak 366.351 sampel yang sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Berdasarkan analisis stratifikasi, diperoleh bahwa variabel yang menjadi efek modifikasi yaitu usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, status pekerjaan, perilaku merokok, konsumsi alkohol, aktivitas fisik, konsumsi makanan berlemak, IMT, dan gangguan mental emosional, sedangkan variabel yang memiliki potensi bias confounding yaitu IMT. Kesimpulan: Obesitas sentral merupakan faktor risiko yang penting untuk diperhatikan dalam upaya pencegahan dan pengendalian hipertensi di Indonesia.
Read More
S-11002
Depok : FKMUI, 2022
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive