Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 31784 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Febriana Kusuma Dian Mayasari; Pembimbing: Amal Chalik Sjaaf; Penguji: Ede Surya Darmawan, Jaslis Ilyas, Budiyono, Harfia Mudahar
Abstrak: RSUD Cengkareng sebagai rumah sakit rujukan Covid-19 perlu melakukan efisiensi perawatan pasien Covid-19. Hal ini dapat dilakukan dengan pengendalian lama hari rawatnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi lama hari rawat pasien Covid-19 di RSUD Cengkareng tahun 2020. Penelitian ini menggunakan mixed method explanatory design. Data yang dikumpulkan adalah data sekunder yang diambil dari rekam medis, data primer dari wawancara mendalam serta telaah dokumen rumah sakit. Sampel penelitian diambil secara systematic random sampling dengan menggunakan rumus Slovin yaitu 302 responden. Informan ditentukan secara purposive sampling sehingga dipilih enam informan. Data kuantitatif dianalisis menggunakan analisis statistik perangkat Microsoft Office Excel. Data kualitatif ditranskripkan dalam bentuk narasi untuk dilakukan pengumpulan, pengklasifikasian dan membuat rangkuman. Hasil kedua data kemudian digabungkan dan dibandingkan untuk memperdalam data kuantitatif serta untuk mendapatkan persamaan maupun perbedaannya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata lama hari rawat pasien Covid-19 selama 13,57 hari. Variabel usia, jenis kelamin, tingkat keparahan, komorbid dan ruang rawatan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap lama hari rawat pasien Covid-19 dengan nilai F hitung < F tabel. Dengan mengetahui lama hari rawat pasien, maka dapat digunakan untuk mengevaluasi layanan yang telah diberikan sehingga dapat menjadi masukan untuk meningkatkan kualitas dan efektifitas layanan rumah sakit
Cengkareng Hospital as a Covid-19 referral hospital needs to be efficient in treating Covid-19 patients. This can be done by controlling the length of stay (LoS). This study aims to determine the factors that influence the LoS of hospitalization for Covid-19 patients at Cengkareng Hospital in 2020. This study uses a mixed explanatory design method. The data collected is secondary data taken from medical records, primary data from in-depth interviews and hospital document review. The research sample was taken by systematic random sampling using the Slovin formula, namely 302 respondents. Informants were determined by purposive sampling so that six informants were selected. Quantitative data were analyzed using statistical analysis using Microsoft Office Excel. Qualitative data was transcribed in the form of a narrative for collecting, classifying and summarizing. The results of the two data are then combined and compared to deepen the quantitative data. The results showed that the average LoS for Covid-19 patients was 13.57 days. Variables, gender, severity, age of comorbidities and treatment room have a significant influence on the LoS, with F count < F table. By knowing the LoS of patient care, it can be used for applications that have been given so that it can be input to improve the quality and effectiveness of hospital services.
Read More
B-2227
Depok : FKM-UI, 2021
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Ketut Ratna Dewi Wijayanti; Pembimbing: Helen Andriani; Penguji: Masyitoh, Dumilah Ayuningtyas, Jaya Kusuma, Ketut Suarjaya
Abstrak: Ibu hamil menjadi salah satu kelompok masyarakat yang rentan terinfeksi COVID-19 akibat adanya perubahan fisiologis tubuh. Beberapa penelitian menunjukkan pandemi COVID-19 memengaruhi perawatan selama kehamilan, meningkatkan angka kehamilan risiko tinggi, dan meningkatkan mortalitas pada ibu dan bayinya. Menurut WHO, peningkatan jumlah persalinan dengan metode Sectio Caesaria (SC) berbanding lurus dengan peningkatan kejadian infeksi daerah operasi (IDO). Tujuan penelitian ini yaitu menganalisis faktor-faktor intrinsik (umur pasien, status gizi, anemia, kejadian perdarahan)dan faktor ekstrinsik ( pengetahuan tenaga kesehatan tentang pengendalian infeksi rumah sakit, kepatuah kebersihan tangan tenaga kesehatan, kepatuhan penggunaan alat pelindung diri tenaga kesehatan, lama waktu operasi dan penggunaan antibiotika profilaksis) yang menyebabkan kejadian IDO pada pasien pasca-SC selama pandemi COVID-19 di RSUD Bali Mandara Asuhan antenatal yang terfokus bekerja sama dengan fasilitas kesehatan primer,serta pemangku kebijakan dalam menyiapkan fasilitas kesehatan yang memadai bagi pasien dan tenaga kesehatan serta membangkitkan kesadaran untuk menjaga kesehatan ibu dan bayi oleh pasien dan keluarga merupakan salah satu upaya menurunkan angka IDO.
Read More
B-2271
Depok : FKM-UI, 2022
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
I Wayan Wartawan; Pembimbing: Mieke Savitri; Penguji: Purnawan Junadi, Ede Surya Darmawan, Budi Hartono, Erwin Hermawan
B-1441
Depok : FKM UI, 2012
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Vellyana Gustika; Pembimbing: Mardiati Nadjib; Penguji: Pujiyanto, Prastuti Soewondo, Dience Mediana, Herni Lestyaningsih
Abstrak: Pada tahun 2020 ini terjadi pandemi penyakit Coronavirus Disease (COVID-19) yang jumlah kasusnya terus meningkat di dunia dan Indonesia. Dalam hal pembiayaan pelayanan kesehatan. pasien COVID-19 di rumah sakit, pergantian biaya pelayanan dibayarkan oleh Kementerian Kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis biaya pelayanan COVID-19 dan perbandingannya dengan tarif Kementerian Kesehatan pada pasien rawat jalan di RSUD Matraman tahun 2020. Desain penelitian ini adalah penelitian operasional dengan mengumpulkan data kuantitatif dan kualitatif. Variabel penelitian meliputi jenis kelamin, usia, diagnosa, komorbid pasien, dan biaya rata-rata pelayanan pasien rawat jalan COVID-19 di RSUD Matraman. Kemudian dilakukan analisa perbandingan biaya pelayanan pasien di rumah sakit dan tarif Kementerian Kesehatan. Biaya pelayanan pasien COVID-19 ditinjau berdasarkan perspektif rumah sakit (health provider) dengan melihat komponen tagihan biaya konsultasi, bmhp, obat, tindakan medis dan pemeriksaan penunjang. Dari 84 berkas tagihan/billing pasien didapatkan biaya rata-rata pelayanan pasien rawat jalan COVID-19 yang terbesar adalah pada diagnosa Suspek COVID-19 dengan komorbid yaitu Rp. 654.331 dan yang terkecil pada diagnosa Terkonfirmasi COVID-19 dengan komorbid yaitu sebesar Rp. 330.817. Komponen biaya terbesar pada pelayanan pasien rawat jalan COVID-19 di RSUD Matraman adalah biaya tindakan medis dan penunjang yaitu sebesar 77%. Terdapat perbedaan rata-rata biaya yang signifikan antara variable usia, jenis kelamin, diagnosa, komorbid terhadap biaya pelayanan pasien rawat jalan COVID-19 (p <0.005). Selisih antara biaya pelayanan dengan tarif kementerian kesehatan terbesar adalah pada suspek COVID-19 dengan komorbid (-) Rp. 208.069/Pasien, diikuti oleh Suspek COVID-19 tanpa komorbid (-) Rp. 180.087/pasien, dan Terkonfirmasi COVID-19 tanpa komorbid (-) Rp. 50.064. Evaluasi biaya pada pelayanan pasien COVID-19 sangat perlukan untuk meningkatkan kendali mutu dan kendali biaya di rumah sakit
Read More
B-2165
Depok : FKM-UI, 2021
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Nelis Fitriah Handayani; Pembimbing: Vetty Yulianty Permanasari; Penguji: Puput Oktamianti, Suprijanto Rijadi, Takdir MOstavan, Dewi Basmala
Abstrak: Appendisitis merupakan kasus terbanyak dalam SMF BedahSubspesialistik Bedah Digestif. LOS appendisitis ditemukan memanjang yaituberkisar 3 hingga 9 hari. Tujuan penelitian adalah menentukan determinan LOSpada pasien appendisitis. Penelitian dilakukan pada 75 pasien appendisitis diRSHS, yang menjalani appendektomi emergensi periode Juli sampai denganOktober 2014. Parameter yang dinilai adalah LOS, sedangkan determinan diambilberdasar karakteristik pasien dan karakteristik layanan kesehatan. Hasil ujistatistika menunjukkan tidak didapatkan hubungan pada seluruh determinanberdasar karakteristik pasien, yaitu usia, gender, diagnosa, orientasi dan posisiappendiks, ukuran panjang appendiks, riwayat kunjungan ke sarana kesehatan lainsebelumnya serta keterlambatan berobat dengan LOS yang memanjang lebih dari5 hari. Berdasar karakteristik layanan kesehatan, ditentukan bahwa determinanketerlambatantindakan, waktu pelaksanaan operasi, serta operator tidakberhubungan dengan pemanjangan LOS lebih dari 5 hari. Terdapat hubungandurasi operasi dan komplikasi paska operatif dengan LOS memanjang lebih dari5 hari.Analisa lebih detail memperlihatkan bahwa komplikasi paska operatifdipengaruhi oleh usia dan ukuran panjang appendiks, terdapat juga dugaankomplikasi paska operatif akibat memanjangnya durasi operasi.Sedangkanketerlambatan berobat berhubungan dengan kejadian appendisitis perforata.
Appendicitis were majority in digestive surgery division. We found LOSwere varies ranging from 3 to 9 day, longer than 5 days in most cases. Theobjective is to determine factors contributed to LOS. Ressearch was performed to75 samples whom underwent open emergency appendicectomy taken from july toOctober 2014 at Hasan Sadikin General Hospital Bandung . LOS was thedependent variables. LOS determination were emerged from patientcharacteristics and health care provider characteristics. Statistical test was doneto all data results. The results showed that patient age, gender, diagnose,appendiceal orientation and positioning, length of the appendix, previous visitand pre hospital delay were not contributed to LOS more than 5 days. Emergingfrom health care provider characteristic, in hospital delay, time operation wasperfomed and operator were irrelevant to LOS, otherwise operating theathrretimestamp and post operative complication were found relevant to LOS more than5 days.This study also reveals that patient age and length of the appendixcontributed to the rate of post operative complication, that in turn indirectlycontributing to LOS more than 5 days. Suspicioulys that duration operation maycontribute to post operative complications.Similar study concluded pre hospitaldelay was highly significant predisposing to appendiceal perforation.
Read More
B-1689
Depok : FKM-UI, 2015
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Ni Putu Sri Wahyuni; Pembimbing: Ede Surya Darmawan; Penguji: Adik Wibowo, Vetty Yulianty Permanasari, Dewa Putu Alit Parwita, I.B.G. Fajar Manuaba
Abstrak: Pelayanan kesehatan saat ini sudah mulai bergeser dengan menempatkan pasien sebagai pusat pelayanan kesehatan. Kesinambungan pelayanan berjalan baik jika semua pemberi pelayanan mampu memberikan informasi yang dibutuhkan untuk membuat keputusan yang tepat. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif bertujuan untuk menganalisis faktor - aktor yang mempengaruhi penerapan patient centered care di ruang rawat inap RSUD Wangaya Denpasar. menggunakan metode potong lintang (cross sectional), Data dianalisis menggunakan analisis tabulasi silang dan chi square. Data dikumpulkan melalui kuesioner dengan 70 responden yang terpilih dan sesuai dengan kriteria inklusi dan ekslusi. Hasil penelitian didapatkan 50% responden menerapkan pelayanan berfokus pada pasien dengan baik, 81,43 % responden memiliki tingkat pengetahuan baik tentang pelayanan yang berfokus pada pasien, 44,29 % responden mempunyai katagori sikap baik, 48,57 % responden memiliki motivasi tinggi, 50% memiliki ketrampilan baik dalam penerapan pelayanan yang berfukus pada pasien, Hasil uji regresi logistic menunjukkan bahwa pengetahuan merupakan faktor yang paling dominan dalam penerapan pelayanan berfokus pada pasien. Ini ditunjukkan dengan signifikansi (0,048) yang lebih kecil dari nilai taraf nyata (α = 0,05). Koefisien regresi dari Pengetahuan perawat (1,848) yang bertanda positif menunjukkan adanya pengaruh yang positif dan signifikan, nilai Nagelkerke R Square. Nilai tersebut adalah sebesar 0,372. Ini berarti kontribusi pengaruh dari pengetahuan perawat, sikap, motivasi dan keterampilan terhadap penerapan PCC adalah sebesar 37,2%
Health services have begun to shift by placing patients at the center of health services. Continuity of service runs well if all service providers are able to provide the information needed to make the right decisions. This research was conducted to analyze the factors that influence the implementation of patient centered care in the inpatient room of Wangaya Hospital in Denpasar. The method in this study use a quantitative method using a descriptive analytic design with a cross Sectional approach. Data were analyzed using cross tabulation analysis and chi square analysis. Data were collected through a questionnaire given to 70 respondents who were selected and in accordance with the inclusion and exclusion criteria. The results showed that 50% of respondents applied patient-focused services well, 81.43% of respondents had a good level of knowledge about patient-focused services, 44.29% of respondents had a good attitude category, 48.57% of respondents had high motivation, 50 % have good skills in the application of patient-focused services. The logistic regression test results show that knowledge is the most dominant factor in the application of patient-focused services. This is indicated by the significance (0.048) which is smaller than the real level value (α = 0.05). The regression coefficient of Nurse Knowledge (1,848) which is positive indicates a positive and significant influence, the Nagelkerke R Square value. This value is 0.372. This means that the contribution of the influence of the nurse's knowledge, attitude, motivation and skills to the application of PCC is 37.2%
Read More
B-2168
Depok : FKM-UI, 2021
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Makiani; Pembimbing: Hasbullah Thabrany; Penguji: Wahyu Sulistiadi, Atik Nurwahyuni, Fathul Korib
Abstrak:

ABSTRAK

Pada tahun 2004, Pemerintah mengesahkan sistem jaminan atau yang lebih dikenal dengan Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) yang merupakan suatu tata cara penyelenggaraan program jaminan sosial oleh beberapa badan penyelenggara jaminan sosial. Salah satu penyakit dijamin yaitu GEAD atau Gastroentritis Acute Disease. Dari data diketahui bahwa diagnosa penyakit tertinggi diruang inap rawat kelas I dan II adalah GEAD (Gastroentritis Acute Disease), dan di ruang rawat inap kelas III pasien GEAD (Gastroentritis Acute Disease) termasuk dalam 4 penyakit terbesar. Akan tetapi terdapat perbedaan Average Length of Stay (LOS) pasien yang terkena GEAD di ruang rawat inap kelas I, II dan III. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui determinan lama hari rawat inap pasien GEAD di ruang rawat inap kelas I, II, dan III RSUD Palembang BARI. Pengumpulan data primer dan sekunder didapat melalui wawancara mendalam dan data rekam medis. Dasar teori yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teori quality of care yaitu keunggulan teknis dan interpersonal. Evaluasi ini dilakukan dengan menganalisa 10 variabel yaitu pilihan antibiotik, jenis antibiotik, frekuensi visite, pemeriksaan lab, umur, gender, pekerjaan, faktor komplikasi penyakit, cara pembayaran dan kelas perawatan. Penelitian menemukan bahwa determinan yang berkorelasi dengan lama hari rawat inap adalah umur pasien, pekerjaan pasien, cara pembayaran yang dilakukan pasien dan kelas perawatan. Dokter berperilaku sama terhadap pasien yang membayar biaya pengobatannya sendiri dengan yang gratis

Read More
B-1552
Depok : FKM UI, 2013
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Titis Elvira Nizar; Pembimbing: Atik Nurwahyuni; Penguji: Helen Andriani, Masyitoh, Putri, Widya; Simatupang, Deriani
B-2193
Depok : FKM-UI, 2021
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Yenny Nariswari Harumansyah; Pembimbing: Kurnia Sari; Penguji: Puput Oktamianti, Hasri Dinirianti, Gafar Hartatiyanto
Abstrak: Penelitian ini menganalisis pemulangan pasien rawat inap. Tujuan dilakukannyapenelitian ini adalah untuk mengetahui lama waktu yang dibutuhkan dalamrangkaian proses pemulangan pasien serta mengidentifikasi kendala dan hambatanyang terjadi pada tiap tahapannya. Penelitian ini dilihat dari aspek input, proses,output. Jenis penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif. Seluruh data yangada dalam penelitian ini diperoleh dari hasil observasi secara langsung, wawancaramendalam serta telaah dokumen. Hasil penelitian menunjukkanbahwa rata-ratalama waktu yang dibutuhkan dalam proses pemulangan pasien rawat inap adalah159 menit (>2jam). hal ini melebihi standar waktu yang ditetapkan yaitu 120 menit.Proses terlama terdapat pada tahapan penerbitan slip tagihan oleh penata rekeningkepada keluarga pasien. Proses penyelesaian administrasi pasien rawat inapdipengaruhi oleh SDM, SOP, sarana, kebijakan yang berlaku di rumah sakit.Kesimpulan dalam penelitian ini adalah waktu yang dibutuhkan untuk prosespemulangan pasien rawat inap masih termasuk kategori lama yaitu > 2 jam.Kata kunci : alur pemulangan, rawat inap, lama waktu, kendala.Jumlah referensi : 57 ( 1997-2015)
This study analyzed about discharge process for home-hospitalized patient. Thisstudy is conducted to find the time rates of discharge process cycle and obstacles inevery step. This study also describe the process from different perspective such asinput, process and output. Type of the study is qualitative study. Data of the studywere collected from direct observation, in-depth interview, document analysis. Theresult of this study shows that the average time rate of discharge process of home-hospitalized patient was 159 minutes (>2 hours). This result is longer than thestandard discharge time (120 minutes). This result was influenced by many factors,such as human resources, standard operational procedure, infrastructure, policy ofthe hospital. In inclusion, time rate for discharge process of home-hospitalizedpatient is still categorized as long-awaited time which is more than 2 hours.Keyword : discharge process, hospitalization, time, obstaclesReferences : 57 ( 1997-2015).
Read More
B-1760
Depok : FKM-UI, 2016
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Msy Rita Dewi M S; Pembimbing: Mardiati Nadjib; Penguji: Sandi Iljnato, Dumilah Ayuningtyas, Welly Refnealdi, Indra Danindra
Abstrak: Tesis ini membahas faktor-faktor yang berhubungan dengan lama hari rawattindakan ventriculo Peritoneal Shunt (vp-shunt) di rumah sakit Dr MohammadHoesin (RSMH) Palembang. Sampel penelitian dengan pendekatan cross-sectionalini adalah semua pasien yang dirawat di instalasi Bedah dan Saraf Anak RSMH yangmendapat tindakan VP-Shunt periode Januari sampai Desember 2013. Data ditelusuridari rekam medik, konfirmasi denganw wawancara mendalam. Ditemukan empatfaktor yang berhubungan dengan lama hari rawat, yaitu waktu tunggu operasi, waktutunggu pemeriksaan penunjang medik, discharge planning kemampuan mandiri,komplikasi. Dibutuhkan rencana strategi yang menckup pengaturan jadwal operasidan pemeriksaan penunjang medik, pelaksanaan discharge planning kemampuanmandiri dan pencegahan infeksi.Kata kunci: Lama Hari rawat, tindakan VP Shunt, rumah sakit
This study examines factors affecting length of stay hospitalized patient withVentriculo-Peritoneal shunt (VP shunt ) procedure at Mohammad Hoesin Hospital(RSMH) Palembang. This study was using cross-sectional design, sample were allpatients with VP-Shunt procedure at surgery and neuropediatric ward in January -December 2013. Data from medical records was collected and analyzed usingquantitative method, supported with indepth interviews. The study revealed thatlength of stay was associated with waiting list for operation schedule, waiting list formedical pre-operation exam, discharge planning and complication. The studysuggests to develop a plan covering operation schedule, medical pre-operation exam,discharge planning and infection prevention.Keywords: Length of Stay, Vp shunt, Hospital
Read More
B-1706
Depok : FKM-UI, 2015
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive