Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 33480 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Fahzrin Perwitasari; Pembimbing: Mila Tejamaya; Penguji: Dadan Erwandi, Indri Hapsari Susilowati, Hairuddin B. Prasetyo, Marina Kartikawati
Abstrak: Kasus COVID 19 di Indonesia hingga April 2021 mencapai 1.668.368 dengan angka kematian mencapai 45.334. Meningkatnya kasus kematian akibat COVID 19 di seluruh dunia dan adanya 14 karyawan yang terpapar COVID 19 di wilayah kerja proyek ini secara khusus menjadi latar belakang dilakukannya penelitian ini. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan faktor individu terhadap persepsi risiko pada karyawan proyek LRT PT X terhadap COVID 19 selama April Mei 2021. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan faktor individunya, komposisi responden terdiri atas responden pria (83,3%), 56,7% responden berusia 20 30 tahun, berpendidikan Sarjana (58,3%), belum pernah terjangkit COVID 19 (88,3%), dan tidak memiliki penyakit kronis (100%). Secara keseluruhan, mayoritas tingkat persepsi risiko responden adalah tinggi (51,7%; n=62), dan sebanyak 48,3% (n=58) memiliki tingkat persepsi risiko rendah. Hasil analisis persepsi risiko menunjukkan bahwa faktor usia memiliki hubungan signifikan terhadap tingkat persepsi risiko, tingkat pengetahuan, potensi dampak, kesiapan dan efikasi diri, ketakutan, keparahan, dan kesukarelaan risiko. Faktor jenis kelamin berhubungan secara signifikan dengan kesiapan dan efikasi diri, kebaruan, dan keparahan. Faktor tingkat pendidikan diketahui memiliki hubungan signifikan dengan semua variabel persepsi risiko. Berbeda dengan faktor riwayat COVID-19 yang berhubungan signifikan dengan variabel tingkat pengetahuan, control over risk, dan kebaruan
To April 2021, COVID 19 cases in Indonesia reaches 1.668.368 with the death cases are 45.334. The increasing death cases due to COVID 19 worldwide and the presence of 14 employess exposed to COVID 19 in the project area specifically encouraged this study. This study aims to observe the relationship between individual factors and the risk perception againts COVID-19 among the employess in LRT Project PT X during April May 2021. The results revealed that based on the individual factors, the composition of the respondents are 83,3% of male, aged 20 30 years old (56,7%), hold a bachelor degree (58,3%), have not infected with COVID 19 (88,3%), and do not have a chronic disease (100%). Overall, the risk perception of the respondents is relatively high (51,7%; n=62), and as much as 48,3% (n=58) of respondents have low risk perception against COVID 19. The result of the risk perception analysis showed that the factor of age has a significant relationship with the level of risk perception, level of knowledge, potential impact, readiness and self-efficacy, fear, severity, and voluntary of risk. The factor of gender is significantly related to readiness and self-efficacy, novelty, and severity. The education level is known to have a significant relationship with the entire variabels of risk perception. However, the factor of COVID 19 infected history is significantly related to the knowledge level, control over risk, and novelty
Read More
T-7257
Depok : FKM-UI, 2022
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Dewi Ashari Ciptaningrum; Pembimbing: Zulkifli Djunaidi; Penguji: Chandra Satrya, M. Mushanif Mukti
Abstrak: Kecelakaan konstruksi terjadi dikarenakan pekerjaan konstruksi mengandung bahaya dan risiko yang cukup tinggi. Khususnya pada pekerjaan pemasangan (erection) baja di proyek pembangunan stasiun LRT, dimana pekerja dihadapkan pada kondisi seperti; lokasi kerja di ketinggian, melibatkan alat-alat berat dan peralatan tajam, kondisi cuaca panas, dan durasi kerja yang panjang. Untuk menghindari kecelakaan pada pembangunan stasiun LRT, maka diperlukan penilaian risiko pada proses pekerjaan erection tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat risiko keselamatan kerja pada proses pekerjaan erection baja pada proyek pembangunan stasiun LRT oleh PT X dengan mengacu pada metode analisis risiko semi-kuantitatif AS/NZS ISO 31000:2009 tentang Manajemen Risiko. Desain penelitian yang dilakukan bersifat observasional dengan metode analisis deskriptif. Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa risiko tertinggi pada pekerjaan erection baja ialah terjatuh, terbentur material baja, terjepit komponen peralatan erection, dan kelelahan akibat durasi kerja yang panjang. Pengendalian yang direkomendasikan antara lain, penggunaan manlift, penambahan persediaan APD, pengadaan system reward & punishment bagi pekerja, dan pengawasan yang optimal oleh supervisor, HSE manager, konsultan pengawas, serta pihak kementrian perhubungan.
Read More
S-9946
Depok : FKM UI, 2019
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Evelyn; Pembimbing: Baiduri Widanarko; Penguji: Dadan Erwandi, Muhammad Yuliansya Idul Adha
Abstrak: Skripsi ini membahas tentang analisis hubungan faktor risiko pekerjaan dan nonpekerjaan terhadap kelelahan pekerja konstruksi di suatu proyek bangunan tingkat tinggidi wilayah Jakarta. Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya kecelakaan di sektorkonstruksi salah satunya kelelahan. Kelelahan dapat dipengaruhi oleh faktor risikopekerjaan maupun non pekerjaan. Analisis hubungan antara faktor risiko dengankelelahan yang terjadi menjadi penting sebagai baseline data dalam upaya mengurangikecelakaan di sektor konstruksi. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desainpotong lintang. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat hubungan yangsignifikan antara faktor risiko pekerjaan: lama kerja, faktor psikososial (effort, Reward,dukungan sosial, kepuasan kerja, stress kerja) dan faktor non pekerjaan (kuantitas dankualitas tidur) terhadap terjadinya kelelahan pekerja konstruksi Proyek X.
Kata kunci:Kelelahan, konstruksi, faktor risiko pekerjaan, faktor risiko non pekerjaan
This thesis discusses the analysis of work related dan non work related risk factorstowards fatigue of construction workers in a high-rise building project in the Jakarta.Many factors that cause accidents in the construction sector, one of them is fatigue canbe affected by work and non-job risk factors. Analysis of the relationship between riskfactors and fatigue that occurs becomes important as a baseline of data in an effort toreduce accidents in the construction sector. This research is a quantitative research withcross sectional design. The results of this study indicate that there is a significantrelationship between occupational risk factors: duration of work, psychosocial factors(effort, Reward, social support, job satisfaction, work stress) and non-work factors(quantity and quality of sleep) to the fatigue of Project X construction workers.
Key words:Fatigue, construction, work related risk factor, non work related risk factor.
Read More
S-10146
Depok : FKM UI, 2019
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Nusyulia Nurfita; Pembimbing: Baiduri Widanarko; Penguji: Dadan Erwandi, Ahmad Safrodin
Abstrak: Pekerja konstruksi berisiko untuk mengalami gangguan otot rangka. Tujuan penelitianini adalah untuk menganalisis faktor risiko dari gejala gangguan otot rangka padapekerja konstruksi. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret-April 2018 denganmelibatkan156 pekerja. Desain dari peneltian inia dalah cross sectional. Pengambilandata dilakukan dengan menggunakan QEC, kombinasi kuesioner psikososial, NMQ, luxmeter, dan WBGT. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang signifikanantara faktor individu (jenis pekerjaan dan status merokok) dengan gejala gangguan ototrangka. Tingkat risiko yang berhubungan dangan gejala gangguan otot rangka adalahpada tingkat risiko tinggi dan sangat tinggi.. Sedangkan pada faktor psikososial yangberhubungan dengan gejala gangguan otot rangka adalah tuntutan kerja dan dukunganrekan. Oleh karena itu perlu dilakukan perubahan dan intervensi untuk mengurangirisiko pada gangguan otot rangka melalui beberapa pengendalian terutama faktor fisikdan psikososial.
Kata kunci: Gejala gangguan otot rangka, ergonomi, pekerja konstruksi, faktor fisik,faktor psikososial
Construction workers are at risk to develop musculoskeletal disorders. The purpose ofthis research is to analyze risk factors of musculoskeletal symptomps in constructionworkers. The research was conducted in March-April 2018 involving 156 workers. Thedesign of this research is cross-sectional. Data was collected with QEC, combination ofpsychosocial questionnaire, NMQ, lux meter, and WBGT. The results show that thereare significant association between the individual factors (type of work and smoking)with the musculoskeletal symptomps. The level of risk associated with muskeletalsymptoms are high and very high risk level. While the the psychosocial factorsassociated with musculoskeletal symptoms are high job demands and low co-workerssupport. Therefore it is necessary to make changes and interventions to reduce the riskmusculoskeletal disorder through some control, especially physical and psychosocialfactors.
Keywords: Musculoskeletal symptoms, ergonomic, construction workers, physical riskfactors, psychosocial risk factor.
Read More
S-9717
Depok : FKM UI, 2018
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Refianto Setyawan; Pembimbing: Robiana Modjo; Penguji: Fatma Lestari, Hendra, Lana Saria, Selamat Riyadi
Abstrak:
Sindrom metabolik memiliki dampak yang besar terhadap kondisi kesehatan pekerja, hal ini dapat meningkatkan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan serta mengakibatkan hilangnya produktifitas maka perlu dilakukan penelitian faktor risiko sindrom metabolik pada pekerja kantor di PT X yang diharapkan dapat mencegah dan mengendalikan prevalensi sindrom metabolik demi menurunkan risiko sindrom metabolik dikemudian hari. Penelitian ini dilakukan pada pekerja kantor di PT X dengan responden penelitian sejumlah 106 orang selama bulan Februari - Agustus 2020 di Jakarta. PT X merupakan perusahaan enjineering penyedia produk dan jasa dibidang industri otomatis yang memiliki klien beberapa industri proses yang keseharian aktivitasnya lebih banyak di dalam ruangan. Desain studi penelitian ini menggunakan metode cross sectional (potong lintang). Adapun bertujuan untuk mengetahui hubungan antara variabel dependen (Faktor risiko individu dan faktor risiko pekerjaan) dengan variabel independen sindrom metabolik. Hasilnya menunjukkan bahwa sebesar proporsi sindrom metabolik sebesar 4,97% yang memiliki komponen kriteria sindrom metabolik tertinggi terdapat pada trigliserida tinggi 20,4%, yang memiliki kadar HDL rendah 14,9% dan memiliki obesitas perut sebesar 14,4%.. yang terdapat 1 gejala kriteria sindrom metabolik sebesar 25,4% dan yang terdapat 2 gejala kriteria sindrom metabolik sebesar 8,3%. Meskipun pada analisis didapat hasil yang tidak signifikan terhadap hubungan faktor individu dan pekerjaan terhadap sindrom metabolik akan tetapi pada beberapa faktor risiko individu seperti Merokok memiliki risiko 3,35 kali lebih besar dibanding tidak merokok, dan Tingkat pendidikan lebih tinggi beresiko 2,44 kali lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat pendidikan lebih rendah

Metabolic syndrome has a large impact on the health condition of workers, this can increase costs incurred by the company and lead to loss of productivity it is necessary to research the risk factors for metabolic syndrome in office workers at PT X which is expected to prevent and control the prevalence of metabolic syndrome in order to reduce risk factor of metabolic syndrome in future. This research was conducted on office workers at PT X with 106 research respondents during February - August 2020 in Jakarta. PT X is an engineering service provider of the Indusrial Automation that has clients in several process industries whose daily activities are sedentary. The design of this research study uses cross sectional method. The aim is to determine the relationship between the dependent variable (individual risk factors and occupational risk factors) with the independent variable Metabolic Syndrome. The results showed that the proportion of metabolic syndrome is 4,97% which the highest metabolic syndrome component was found in high triglycerides 20,4%, low HDL levels is 14,9% and had abdominal obesity is 14,4%. Which had 1 symptom of metabolic syndrome criteria is 25,4% and which had 2 symptoms of metabolic syndrome criteria are 8,3%. Although the analysis found no significant results on the relationship of individual factors and occupation of the metabolic syndrome, but on some individual risk factors such as smoking have a risk of 3,35 times greater than not smoking, and higher education levels 2,44 times higher risk compared to lower education levels.

Read More
T-5971
Depok : FKM-UI, 2020
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Hendar Sunandar; Pembimbing: Doni Hikmat Ramdhan; Penguji: Mila Tejamaya, Dadan Erwandi, Ahmad Jais, Enos Parubak
Abstrak: COVID-19 merupakan penyakit yang mudah menular disebabkan oleh SARS-CoV-2, ditetapkan sebagai pandemi oleh WHO pada 11 Maret 2021 dengan kasus pertama di Indonesia pada 3 Maret 2021. Diperlukan protokol kesehatan untuk menekan laju penyebaran COVID-19 di tempat kerja dengan menjalankan protokol 5M (memakai masker, rajin mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumuman, dan membatasi mobilisasi). Ketidakpatuhan pekerja terhadap protokol kesehatan diduga menjadi salah satu penyebab terjadinya lonjakan kasus COVID-19 di PT. X. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi perilaku kepatuhan pekerja pada protokol kesehatan pencegahan COVID-19 di PT. X. Desain penelitian ini adalah potong lintang dengan pendekaan deskriptif kuantitatif dan teknik PLS-SEM. Pengambilan sampel melalui non-probability sampling pada pekerja waktu tidak tertentu (PWTT) dan Mitra Kerja. Hasil penelitian menunjukan bahwa pekerja sudah mempunyai pengetahuan yang baik mengenai COVID-19. Norma subyektif, sikap, niat, perilaku adaptasi, perilaku nyata dan persepsi perilaku kepatuan responden sudah bagu, sementara persepsi kontrol perilaku, persepsi kerentanan, persepsi bahaya/ancaman/keparahan adalah cukup. Tidak ada capaian responden yang menunjukan negatif atau tidak baik. Analisis multivariat melalui PLS-SEM menunjukan pengetahuan berpengaruh langsung terhadap persepsi kerentanan dan persepsi bahaya/ancaman/keparahan. Niat sebagai prediktor utama dalam berperilaku dipengaruhi langsung oleh norma subyektif, persepsi bahaya/ancaman/keparahan, dan sikap. Niat berpengaruh langsung terhadap perilaku adaptif dan perilaku nyata pekerja sebagai gambaran kepatuhan terhadap setiap protokol kesehatan pencegahan COVID-19 di tempat kerja. Perilaku adaptif dan perilaku nyata kemudian berpengaruh langsung terhadap bagaimana pekerja mempersepsikan perilaku kepatuhan rekan kerjanya. Perusahaan disarankan untuk mempertahankan dan meningkatkan komunikasi, infomasi dan edukasi (KIE) pencegahan COVID-19, melakukan kampanye hidup sehat (healthy lifestyle), mengajak para pengawas pekerja dan manajemen menjadi role model, dan melibatkan pekerja serta serikat pekerja dalam pengawasan berkesinambungan pelaksanakan protokol kesehatan.
Read More
T-6253
Depok : FKM-UI, 2021
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Abdulah Anshor; Pembimbing: Dadan Erwandi; Penguji: Laksita Ri Hastiti, Andhini Indah Noviari
Abstrak: Skripsi ini membahas mengenai Human Reliability Assessment (HRA) pada proses pembangunan Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) pada Proyek Stasiun LRT PT X menggunakan metode Human Error Assessment and Reduction Technique (HEART) dengan tujuan untuk mengetahui Human Error Probability (HEP) yang terdapat dalam proses pekerjaan pengeboran di pembangunan JPO. Penelitian ini adalah penelitian semikuantitatif dengan desain studi deskriptif yang dilakukan dengan observasi langsung proses pekerjaan pengeboran oleh 90 orang pekerja tukang bangunan di Stasiun LRT Bekasi Barat, Ciracas, dan Harjamukti.
Read More
S-10595
Depok : FKM UI, 2021
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Nadya Ramadani; Pembimbing: Baiduri Widanarko; Penguji: Dadan Erwandi, Pide Jayadi
Abstrak: Konstruksi merupakan salah satu sektor yang berisiko untuk terjadinya gangguan otot rangka. Tujuan dari penelitian ini ialah menganalisis faktor risiko dari gejala gangguan otot rangka pada pekerja konstruksi. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret-Juni 2019 dengan melibatkan 177 pekerja di proyek X. Desain yang digunakan dalam penelitian ini ialah cross sectional dengan menggunakan lembar observasi QEC, kombinasi kuisioner psikososial, NMQ, dan lux meter. Variabel independen dalam penelitian ini, antara lain faktor risiko individu, lingkungan, fisik dan psikososial.

Hasil penelitian pada faktor risiko individu menunjukkan adanya hubungan signifikan antara jenis pekerjaan dan status merokok dengan gejala gangguan otot rangka pada punggung bawah, serta adanya hubungan yang signifikan antara jenis pekerjaan, indeks massa tubuh dan status merokok dengan gejala gangguan otot rangka pada lutut.

Hasil penelitian pada faktor risiko fisik ditemukannya hubungan yang signifikan pada faktor risiko sangat tinggi pada punggung dan bahu dengan gejala gangguan otot rangka pada punggung, serta faktor risiko tinggi dan sangat tinggi pada bahu dengan gejala gangguan otot rangka pada lutut. Sedangkan untuk faktor psikososial tidak ditemukannya hubungan yang signifikan dengan gangguan otot rangka. Oleh karena itu diperlukannya pengendalian dan intervensi lebih lanjut khususnya untuk faktor risiko fisik.
Read More
S-10113
Depok : FKM UI, 2019
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Aji Utomo Putro; Pembimbing: Dadan Erwandi; Penguji: Indri Hapsari Susilowati, Fatma Lestari, Ajeng Pramayu, Hairuddin Bangun Prasetyo
Abstrak: Angka kematian akibat lift di dunia pada 1999-2009 sebesar 263 orang yang disebabkan 57% terjatuh, 18% terjepit, 17% tertimpa benda, dan 9% penyebab lainnya. Salah satu upaya pencegahan kecelakaan dengan menganalisis faktor psikososial yang mengakibatkan stres kerja dan perilaku berisiko yang dapat menimbulkan kecelakaan kerja. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan faktor psikososial terhadap stres kerja dan perilaku berisiko karyawan di PT. X. Metode penelitian yaitu deskriptif kuantitatif, desain studi cross-sectional, dengan sampel 200 orang. Faktor psikososial yang berhubungan yaitu beban kerja dan kecepatan kerja, pengendalian, fungsi organisasi, hubungan interpersonal, peran organisasi, pengembangan karir, home-work interface, tuntutan psikologis, partisipasi atau pengawasan, perundungan dan kekerasan. Terdapat hubungan antara stres kerja dan perilaku berisiko. Perilaku yang sering muncul ketika karyawan mengalami stres kerja yaitu terburu-buru saat bekerja. Keluhan stres kerja paling tinggi terkait keluhan fisiologis yaitu konsumsi obat penghilang sakit kepala; keluhan perilaku yaitu menyela dan memotong kalimat orang lain; keluhan emosional yaitu enggan pergi kerja. PT X sebaiknya melakukan risk assesment lebih komprehensif, memperjelas pengembangan karir, dan perhitungan ulang terkait beban kerja, efektifitas dan efisiensi agar tidak berdampak buruk terhadap work-life balance karyawan
The death rate due to elevators in the world at 1999-2009 was 263 people, caused by 57% falling, 18% being pinched, 17% falling by objects, and 9% other causes. One of the efforts to prevent accidents was to analyze psychosocial factors that caused work stress and at-risk behavior that can lead to work accidents. The purpose of this study was to determine the relationship of psychosocial factors to work stress and at-risk behavior of employees at PT. X which is engaged in the elevator and escalator sector. This research method was descriptive quantitative, cross-sectional study, with a sample of 200 people. Psychosocial factors related to workload and work speed, job control, organizational function, interpersonal relationships, organizational roles, career development, home-work interface, psychological demands, participation or supervision, bullying and violence. There is a relationship between work stress and at-risk behavior. Behaviors that often arise when employees experience work stress are rushing at work decisions. The highest work stress complaints were related to physiological complaints, namely the consumption of headache relievers; behavioral complaints, namely interrupting and cutting other people's sentences; emotional complaints, namely refusal to go to work; Cognitive complaints are difficulty thinking clearly and concentrating. PT X should conduct a more comprehensive risk assessment, clarify career development, and recalculate the workload, effectiveness and efficiency to prevent negative impact on employees' work-life balance.
Read More
T-6200
Depok : FKM-UI, 2021
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Fennia Herma Yunita; Pembimbing: L. Meily Kurniawidjaja; Penguji: Indri Hapsari Susilowati, Mila Tejamaya, Agus Triyono, Heny D. Mayawati
Abstrak: Kasus gangguan otot akibat kerja (GOTRAK) mempunyai proporsi 45% - 91% Penyakit Akibat Kerja (PAK) tertinggi di berbagai negara (Eurostat,2004; Aweto 2015). Postur kerja janggal merupakan penyebab utama terjadinya GOTRAK. Industri Proses kimia merupakan salah satu jenis industri yang banyak ditemukan postur kerja janggal. Penelitian ini membahas lebih mendalam tentang faktor risiko terjadinya postur janggal sebagai informasi dan dasar model perbaikan ergonomi di PT. X. Faktor risiko yang diteliti adalah faktor individu, pekerjaan dan desain tempat kerja. Penelitian ini bersifat kualitatif analisis deskriftif pendekatan observasional, Instrument yang digunakan adalah Rapid Entire Body Assessment (REBA) dengan wawancara, observasi dan pengukuran. Penelitian dilakukan pada 2 (dua) stasiun kerja yaitu reaksi Toluenesulfonyl Hydrazide (TSH) dan Azodicarbonamide (ADCA). Hasil telitian mendapatkan postur kerja paling berisiko adalah pada aktivitas penimbangan dan pengepakan Azodicarbonamide di stasiun kerja ADCA dengan skor 15. Perbaikan dengan rotasi kerja, variasi kerja , pelatihan ergonomi serta penyediaan alat bantu sangat disarankan untuk mengatasi postur kerja janggal.

Musculoskeletal disorders (MSDs) have the highest proportion of 45% - 91 % in most countries (Eurostat,2004; Aweto 2015). Awkward posture is the main cause of this MSDs. Chemical Process Industry is one work station in which awkward work posture is often found. The present study discusses more thoroughly on risk factor on awkward posture as information and basic model for ergonomic improvement at PT X. The risk factors studied included risk factor of individual, work and workplace design. This study uses descriptive qualitative analysis using oberservational approach. Instrument used was Rapid Entire Body Assessment (REBA) with interview, observation and measurement. The study was conducted at 2 (two) work stations namely Toluenesulfonyl Hydrazide (TSH) and Azodicarbonamide (ADCA) reaction. Research result revealed that the most risky work posture was in weighing and packaging activity of Azodicarbonamide in the ADCA work station with score of 15. Improvement using work rotation, work variation, ergonomic training and provision of tools is highly recommended to overcome awkward posture.
Read More
T-5201
Depok : FKM UI, 2018
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive