Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 31499 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Fitri Latipatul Anshor; Pembimbing: Sandra Fikawati; Penguji: Ahmad Syafiq, Evi Martha, Eko Prihastono, Popy Irawati
Abstrak: ASI merupakan gizi terbaik untuk mengoptimalkan tumbuh kembang bayi dan sistem kekebalan tubuh bayi. WHO menganjurkan untuk memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan. IMD merupakan kunci keberhasilan pemberian ASI eksklusif. Tujuan penelitian mengetahui hubungan antara pelaksanaan IMD dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi usia 0-5 bulan di Indonesia menurut SDKI 2017. Penelitian ini merupakan penelitian cross-sectional dengan menggunakan SDKI 2017. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh Wanita Usia Subur (WUS) 15-49 tahun di Indonesia, sampel sebanyak 1243 WUS dengan anak usia 0-5 bulan dan masih menyusui serta memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah ASI eksklusif, variabel independen utama yaitu Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan variabel kovariat umur, paritas, pendidikan, status pekerjaan, status ekonomi, daerah tempat tinggal, frekuensi kunjungan ANC, tempat persalinan, metode persalinan dan penolong persalinan. Analisis yang dilakukan yaitu analisis univariat, bivariate dengan chi square dan analisis multivariate dengan regresi logistic ganda model faktor resiko. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase ASI eksklusif pada bayi usia 0-5 bulan di Indonesia yaitu sebesar 37,5%, dan IMD (39,5%). Hasil analisis multivariate menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara IMD dengan pemberian ASI eksklusif setelah dikontrol oleh variabel kovariat dengan (p=0,001 dan OR=2,537) artinya ibu yang melaksanakan IMD memiliki peluang 2,537 untuk memberikan ASI eksklusif. Pada penelitian ini tidak ada variabel konfounding dalam hubungan IMD dengan pemberian ASI eksklusif. Berbagai upaya perlu dilakukan untuk meningkatan capaian pemberian ASI eksklusif yaitu optimalisasi proses KIE terkait IMD dan ASI eksklusif, memfasilitasi ibu untuk melakukan IMD sesuai prosedur, pelatihan pelaksanaan IMD untuk setiap tenaga kesehatan yang menjadi penolong persalinan dan adanya kebijakan yang terintegrasi di setiap fasilitas kesehatan dari pusat ke daerah terkait pelaksanaan IMD sesuai flowchart.
Breast milk is the best nutrition to optimize baby growth and development and the baby's immune system. WHO recommends exclusive breastfeeding for 6 months. Early initiation of breastfeeding (EIBF) is the key of exclusive breastfeeding?s success. The purpose of the study was to determine the relationship between EIBF and exclusive breastfeeding for infants 0-5 months in Indonesia according to the 2017 IDHS. This research was a cross-sectional study using the 2017 IDHS. The population of this study were all of fertile women 15- 49 years old in Indonesia, a sample of 1243 women on fertile age who have the children 0-5 months and still breastfeeding and met the inclusion and exclusion criteria. The dependent variable in this study was exclusive breastfeeding, the main independent variable EIBF and the covariates were age, parity, education, employment status, economic status, area of residence, frequency of ANC visits, place of delivery, delivery method and birth attendant. The analysis for this research is univariate analysis, bivariate with chi square and multivariate analysis with logistic regression. The results showed that the percentage of exclusive breastfeeding for infants 0-5 months in Indonesia (37,5%) and EIBF (39,5%). The results of the multivariate analysis showed that there was a significant relationship between early initiation of breastfeeding and exclusive breastfeeding after being controlled by covariate variables with (p=0.001 and OR=2.537) meaning that mothers who carried out early initiation of breastfeeding had a 2.537 chance of exclusive breastfeeding. In this study, there were no confounding variables between early initiation of breastfeeding and exclusive breastfeeding. Various efforts need to be done to increase the achievement of exclusive breastfeeding with optimizing the IEC process related to EIBF and exclusive breastfeeding, facilitating mothers to carry out EIBF according to procedures, training in the implementation of EIBF for every health worker who assists childbirth and the existence of integrated policies in every health facility from the center to areas related to the implementation of EIBF according to the flowchart.
Read More
T-6474
Depok : FKM-UI, 2022
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Dini Agustini; Pembimbing: Rita Damayanti; Penguji: Martya Rahmaniati M., Sandra Fikawati, Anies Irawati, Hikmah Kurniasari
Abstrak:
ASI adalah makanan terbaik bagi bayi. WHO menganjurkan untuk memberikan ASI eksklusif. Ibu dengan kehamilan yang tidak diinginkan berisiko untuk tidak memberikan ASI eksklusif atau bahkan tidak menyusui sama sekali. Tujuan penelitian mengetahui hubungan antara kehamilan tidak diinginkan dengan pemberian ASI eksklusif di Indonesia menurut SDKI 2017. Penelitian ini merupakan penelitian cross-sectional dengan menggunakan data SDKI 2017. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh Wanita Usia Subur (WUS) 15-49 tahun di Indonesia, sampel penelitian 1.244 WUS dengan anak usia 0-5 bulan yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah pemberian ASI eksklusif, variabel independen adalah kehamilan tidak diinginkan dan variabel kovariat yaitu usia, pendidikan, paritas, status ekonomi, pekerjaan, status pernikahan, IMD, kunjungan ANC, dan wilayah tempat tinggal. Analisis yang dilakukan yaitu analisis univariat, bivariate dan multivariate dengan uji regresi logistic ganda model faktor risiko. Hasil penelitian menunjukkan persentase ASI eksklusif di Indonesia yaitu sebesar 59,4% dan persentase kehamilan tidak diinginkan di Indonesia sebesar 19,5%. Hasil analisis multivariat menunjukkan tidak terdapat hubungan antara status kehamilan tidak diinginkan dengan pemberian ASI eksklusif setelah dikontrol oleh variabel kovariat (p=0,064), namun ditemukan interaksi variabel kehamilan tidak diinginkan dan paritas dengan OR primipara 2,78, artinya ibu primipara dengan kehamilan tidak diinginkan berisiko 2,78 kali lebih tinggi untuk tidak memberikan ASI Eksklusif dibandingkan ibu dengan kehamilan diinginkan setelah dikontrol status ekonomi. Perlu dilakukan upaya untuk meningkatkan capaian pemberian ASI eksklusif yaitu pelatihan tenaga konselor, peningkatan KIE terkait pemberian ASI eksklusif khususnya pada ibu dengan KTD dan optimalisasi penyediaan ruangan dan fasilitas yang mendukung ibu bekerja untuk tetap melanjutkan pemberian ASI eksklusif.

Breast milk is the best food for babies. WHO recommends exclusive breastfeeding. Mothers with unwanted pregnancies are at risk for not giving exclusive breastfeeding or not even breastfeeding at all. The research objective was to determine the relationship between unwanted pregnancies and exclusive breastfeeding in Indonesia according to the 2017 IDHS. This research was a cross-sectional study using data from the 2017 IDHS. The population of this study was all Women of Reproductive Age (WUS) 15-49 years in Indonesia, the study sample was 1,244 WUS with children aged 0-5 months who met the inclusion and exclusion criteria. The dependent variable in this study was exclusive breastfeeding, the independent variable was unwanted pregnancy and the covariate variables were age, education, parity, economic status, employment, marital status, IMD, ANC visits, and area of residence. The analyzes performed were univariate, bivariate and multivariate analysis with multiple logistic regression tests of the risk factor model. The results showed that the percentage of exclusive breastfeeding in Indonesia was 59.4% and the percentage of unwanted pregnancies in Indonesia was 19.5%. The results of the multivariate analysis showed that there was no relationship between adverse event status and exclusive breastfeeding after being controlled by the covariate variable (p=0.064), however, there was an interaction between the unwanted pregnancies and parity variables with OR primipara 2.78 meaning that primiparous mothers with unwanted pregnancies are at risk of 2.78 times higher for not giving exclusive breastfeeding compared to mothers with wanted pregnancies after controlling for economic status. Efforts need to be made to improve the ability of exclusive breastfeeding, namely counselors, increasing IEC related to exclusive breastfeeding, especially for mothers with unwanted pregnancies and optimizing the provision of rooms and facilities that support working mothers to continue to provide exclusive breastfeeding.
Read More
T-6681
Depok : FKM-UI, 2023
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Amalia Indah Puspitasari; Pembimbing: Sudarto Ronoatmodjo; Penguji: Hadi Pratomo, Sandra Fikawati, Sri Durjati, Rusmiyati
Abstrak: Pemerintah Indonesia telah menargetkan cakupan ASI eksklusif sebesar 80%,namun hasil data dari Kementrian Kesehatan RI tahun 2017 cakupan ASI eksklusifsemakin menurun menjadi 30% pada tahun 2016, dengan berbagai alasan salah satunyaibu bekerja. Pemerintah juga telah menetapkan peraturan bagi setiap perusahaan untukwajib menyediakan ruang laktasi bagi ibu bekerja. Penelitian ini bertujuan untukmengetahui hubungan pemanfaatan fasilitas ruang laktasi dengan pemberian ASIeksklusif 6 bulan pada ibu bekerja di perusahaan BUMN Jakarta. Penelitian inimenggunakan dua macam jenis penelitian, kuantitatif dengan studi cross-sectional dankualitatif untuk mengetahui kebijakan perusahaan dalam mendukung pemberianASIeksklusif yang dilaksanakan pada Mei-Juni 2018. Jumlah sampel kuantitatif sebanyak147 ibu bekerja dengan metode simpel random sampling dan kualitatif dilakukan padaibu bekerja ASI eksklusif dan tidak ASI eksklusif, penanggungjawab ruang laktasi, sertaperwakilan pimpinan perusahaan dengan metode wawancara mendalam. Hasilpenelitian menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara pemanfaatan fasilitasruang laktasi dengan pemberian ASI eksklusif 6 bulan dengan nilai p value (0.002) danOR 3.692 yang berarti bahwa ibu bekerja yang memanfaatkan fasilitas ruang laktasimemiliki peluang 4 kali memberikan ASI esklusif 6 bulan dibandingkan yang tidakmemanfaatkan. Hasil wawancara membuktikan bahwa ibu bekerja yang memanfaatkanruanglaktasi dan berhasil ASI eksklusif mendapatkan dukungan dari perusahaan dalambentuk menyediakan ruang laktasi yang nyaman dan sesuai kebutuhan, mengijinkanuntuk memerah ASI diruang laktasi meskipun saat jam kerja. Pada ibu yang tidak ASIeksklusif mendapatkan dukungan yang sama namun ASI yang sedikit dan polamanagement waktu yang kurang baik untuk memerah ASI memutuskan untuk tidakeksklusif.Kata kunci :ASI Eksklusif, Ibu Bekerja, Kebijakan Perusahaan BUMN
The government has targeted exclusive breastfeeding of 80%, but data from theMinistry of Health of the Republic of Indonesia in 2017 saw exclusive breastfeeding to30% by 2016, for various reasons one of the mothers worked. The government has alsoestablished a regulation for every company to be obliged to provide lactation room forworking mothers. This study aims to determine the relationship of utilization oflactation room facility with exclusive breastfeeding in working mother in a state-ownedcompany Jakarta. This research uses two kinds of research, quantitative with cross-sectional and qualitative study to know company policy in support of exclusive givingconducted on May-June 2018. Quantitative number of samples of 147 working motherswith a simple random sampling and qualitative methods performed on exclusivebreastfeeding mother and not exclusive breastfeeding, person in charge of lactationroom, and representatives of corporate leaders with in-depth interview method. Theresults showed that there was a significant correlation between utilization of lactationroom with exclusive breastfeeding 6 month with p value (0.002) and OR 3,692 whichmeans that working mothers utilizing lactation room facilities have 4 times more chanceof exclusive breastfeeding 6 month than those who did not. The results of the interviewsprove that working mothers who utilize lactation room and succeed exclusivelybreastfed get support from the company in the form of providing a convenient andappropriate space for treatment, allowing to pump in the lactation room even duringworking hours. In non exclusive breastfed mothers get the same support but littlebreastfeeding and poor time-management patterns for breastfeeding pumps decide not tobe exclusive.Key word :Exclusive Breast Milk, Working Mother, State Owned Enterprise In Company Policy.
Read More
T-5413
Depok : FKM-UI, 2018
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Enka Nur Ishmatika; Pembimbing: Tris Eryando; Penguji: Milla Herdayati, Triyanti, Irma Nurbaeti, Nina Herlina
Abstrak:
Menyusui eksklusif merupakan hal paling essensial bagi awal kehidupan bayi. Berbagai faktor mempengaruhi ibu dalam keputusan dan perilaku inisiasi menyusui. Termasuk kesehatan mental ibu yaitu depresi postpartum terhadap pemberian ASI eksklusif pada bayi usia 0-5 bulan di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan depresi postpartum dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi (0-5 bulan) di Indonesia. Penelitian ini bersifat kuantitatif menggunakan data sekunder dari Riset Kesehatan Nasional (Riskesdas) dengan metode penelitian potong lintang (cross sectional). Penelitian ini mencakup seluruh provinsi dan kabupaten/kota di Indonesia dan data sekunder diproses pada tahun 2020. Sampel penelitian ini adalah wanita usia 15-49 tahun dengan bayi berusia 0-5 bulan di Indonesia yang berjumlah sebanyak 2332 orang. Hasil dari uji bivariat didapatkan hubungan depresi postpartum dengan pemberian ASI eksklusif tidak signifikan dengan nilai p 0,911 (OR 0,946, 95%CI : 0,355-2,522). Sedangkan hasil uji multivariat didapatkan empat variabel konfonding yaitu umur ibu, status bekerja, tempat tinggal dan status IMD (nilai p<0,05) dengan masing-masing OR secara berurutan yaitu 0,770 (95% CI 0,588-1,008), 0,766 (95% CI 0,602-0,976), 0,671 (95% CI 0,537-0,837), dan 0,568 (95% CI 0,443-0,728). Penelitian ini menyimpulkan bahwa perlu adanya evaluasi mengenai program IMD dan ASI eksklusif berkelanjutan serta skrining masalah kesehatan mental ibu pada periode postpartum

Exclusive breastfeeding is the most essential period for the early life of an infant. Various factors influence the mother’s initiation and behavior of breastfeeding. Including postpartum depression as maternal mental health issue. This study aims to analyze the relationship of postpartum depression with exclusively breastfeeding in infants (0-5 months) in Indonesia. Method : This research is quantitative using secondary data from the National Health Research (Riskesdas) with cross sectional research methods and were processed in 2020. The sample of this study was women aged 15-49 years with infants aged 0-5 months in Indonesia, totaling 2332 people. Result : Bivariate analysis with Chi Square test was found that the relationship of postpartum depression towards exclusive breastfeeding was not significant with p value 0.911 (OR 0.946, 95% CI : 0.355-2.522). While the multivariate test results obtained maternal age, work status, residence and early initiation breastfeeding status (p value <0.05) with each OR respectively 0.770 (95% CI 0.588-1.008), 0.766 (95% CI 0.602-0.976), 0.671 (95% CI 0.537-0.837), and 0.568 (95% CI 0.443-0.728) as the confounding variables. This study concludes that a need to evaluate the EIBF and exclusive breastfeeding program and maternal mental health problems screening during the postpartum period.

Read More
T-6010
Depok : FKM-UI, 2020
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Ayu Sekarini; Pembimbing: Ahmad Syafiq; Penguji: Sandra Fikawati, Zaterti
S-9609
Depok : FKM UI, 2018
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Safitri Widayanti Putri; Pembimbing: Martya Rarhmaniati; Penguji: Rita Damayanti, Mila Herdayati, Siti Sugih Hartiningsih, Triseu Setianingsih
Abstrak: Remaja yang sehat akan diharapkan agar tercipta sumber daya manusia yang berkualitas. Di Indonesia, hubungan seksual pranikah pada remaja mengalami peningkatan yaitu dari tahun 2012 sebesar 4,5 menjadi 5% di tahun 2017. Salah satu faktornya ialah usia pubertas. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengetahui hubungan usia menarche dengan perilaku hubungan seksual pranikah pada remaja umur 15-24 tahun di Indonesia dengan menggunakan data SDKI 2017. Desain penelitian menggunakan cross sectional dengan sampel sebesar 10.077. Hasil penelitian menunjukan bahwa remaja perempuan yang pernah melakukan hubungan seksual pranikah sebesar 1,9% (95% CI 1,6-2,2) kemudian untuk usia menarche dini didapatkan sebanyak 8,2% (95% CI 7,6-8,8). Kemudian didapatkan hasil bahwa remaja yang memiliki sosial ekonomi dalam kategori kuintil kekayaan rendah, sikap tidak setuju terhadap pentingnya menjaga keperawanan dan memiliki pengaruh teman sebaya akan lebih beresiko untuk melakukan hubungan seksual pranikah. Memberdayakan peer counselor dari kalangan remaja itu sendiri, diharapkan agar remaja mendapatkan edukasi dan bimbingan dari pengaruh teman sebaya mengenai perilaku berhubungan seksual pranikah
Healthy teenagers will be expected to create quality human resources. In Indonesia, premarital sexual relations in adolescents have increased from 4.5 to 5% in 2012. One of the factors is the age of puberty. The purpose of this study was to determine the relationship between the age of menarche and premarital sexual behavior in adolescents aged 15-24 years in Indonesia using the 2017 IDHS data. The research design used a cross sectional study with a sample of 10,077. The results showed that adolescent girls who had had premarital sexual intercourse were 1.9% (95% CI 1.6-2.2) then for the age of early menarche it was 8.2% (95% CI 7.6-8, 8). Then it was found that adolescents who have socioeconomic status in the low wealth quintile category, disagree with the importance of maintaining their virginity and have peer influence will be more at risk for premarital sexual relations. Empowering peer counselors from among the youth themselves, it is hoped that adolescents will receive education and guidance from peer influence regarding premarital sexual behavior
Read More
T-6224
Depok : FKM-UI, 2021
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Syifa Aulia Aminudin; Pembimbing: Rita Damayanti; Penguji: Martya Rahmaniati Makful, Dwi Susanti
Abstrak:
Pemberian makanan pada bayi dan anak merupakan kunci utama dalam mendorong pertumbuhan dan perkembangan anak yang sehat. Keragaman Makanan Pendamping ASI (MPASI) menjadi salah satu indikator dalam menilai kecukupan gizi bayi 6-23 bulan. Praktik pemberian MPASI beragam ini melibatkan peran besar orang tua/pengasuh. Namun, jika pengetahuan tidak memadai, kurangnya waktu, dan terbatasnya peran orang tua maka pemberian MPASI beragam tidak akan optimal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan ibu dengan praktik pemberian MPASI beragam pada bayi usia 6-23 bulan di Desa Cibokor, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Cianjur. Penelitian menggunakan desain cross-sectional dengan jumlah sampel sebanyak 105 responden. Hasil penelitian ini menunjukkan persentase bayi 6-23 bulan di Desa Cibokor yang mendapatkan MPASI beragam yaitu 68,6%. Uji regresi logistik ganda menunjukkan pengetahuan ibu dengan praktik pemberian MPASI beragam pada bayi 6-23 bulan berhubungan signifikan secara statistik setelah dikontrol variabel kunjungan ANC (AOR=5,688; 95% CI: 2,135-15,155). Temuan ini menunjukkan bahwa pelayanan ANC berfungsi secara efektif sehingga Puskesmas dapat lebih meningkatkan edukasi tentang Praktik Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA), khususnya mengenai keragaman MPASI, melalui peningkatan pemanfaatan layanan perawatan nifas (PNC).


Infant and young child feeding is the main key in promoting healthy growth and development of children. The diversity of complementary foods is one of the indicators in assessing nutritional adequacy of infants aged 6-23 months. Providing diverse complementary foods relies heavily on the active involvement of parents or caregivers. However, inadequate knowledge, time constraints, and limited parental involvement can hinder the optimal provision of diverse complementary foods. This study aimed to examine the relationship between maternal knowledge and the provision of diverse complementary foods for infants aged 6-23 months in Cibokor Village, Cibeber District, Cianjur Regency. The study employed a cross-sectional design with a sample of 105 respondents. The study found that 68,6% of infants aged 6-23 months in Cibokor Village received diverse complementary foods. Logistic regression analysis revelead a statistically significant relationship between maternal knowledge and the provision of diverse complementary foods for infants aged 6-23 months, after controlling for ANC visit variable (AOR=5.688; 95% CI: 2.135-15.155). These findings suggest that the ANC services are functioning effectively. Public Health Center could further enhance maternal education on Infant and Young Child Feeding (IYCF), particularly regarding the diversity of complementary foods, through increased utilization of postnatal care (PNC) services.
Read More
S-12131
Depok : FKM UI, 2025
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Nawaliah; Pembimbing: Yovsyah; Penguji: Helda, Dhora Yufita N
Abstrak:
Peningkatan tren persalinan caesar menimbulkan kekhawatiran akan dampaknya terhadap praktik menyusui, khususnya pemberian ASI eksklusif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara persalinan caesar dengan pemberian ASI eksklusif di Indonesia berdasarkan data SKI 2023. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional. Prevalensi ibu yang memberikan ASI eksklusif adalah 24.7% dan prevalensi ibu yang melahirkan melalui persalinan caesar adalah 30.2%. Adanya hubungan signifikan antara persalinan caesar dan pemberian ASI eksklusif (p < 0.001), ibu yang melahirkan secara normal memiliki peluang 1.579 kali lebih besar untuk memberikan ASI eksklusif (CI 95%: 1.196-2.083). Persalinan caesar yang cukup tinggi berkontribusi terhadap rendahnya cakupan ASI eksklusif. Selain itu, tingkat pendidikan ibu, tempat tinggal, status ekonomi, keinginan kehamilan, tempat persalinan, praktik IMD dan pemberian prelakteal juga menunjukkan hubungan signifikan terhadap keberhasilan pemberian ASI eksklusif.

The increasing trend of cesarean deliveries raises concerns about its impact on breastfeeding practices, particularly exclusive breastfeeding. This study aims to determine the relationship between cesarean delivery and exclusive breastfeeding in Indonesia based on 2023 SKI data. This study uses a cross-sectional design. The prevalence of mothers practicing exclusive breastfeeding is 24.7%, and the prevalence of mothers giving birth via cesarean section is 30.2%. There is a significant association between cesarean delivery and exclusive breastfeeding (p < 0.001), with mothers who gave birth vaginally being 1.579 times more likely to practice exclusive breastfeeding (95% CI: 1.196-2.083). The relatively high rate of cesarean section contributes to the low coverage of exclusive breastfeeding. Additionally, the mother's educational level, place of residence, economic status, desire for pregnancy, place of delivery, practice of immediate skin-to-skin contact (IMD), and pre-lactation feeding also show significant associations with the success of exclusive breastfeeding.
Read More
S-11900
Depok : FKM-UI, 2025
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Nia Afriana; Pembimbing: Mieke Savitri, Asih Setiarini
T-1980
Depok : FKM UI, 2004
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Endang Saptaningsih; Pembimbing: Luknis Sabri
S-3687
Depok : FKM-UI, 2004
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive