Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 33214 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Novembriawan Pangestu; Pembimbing: Helen Andriani; Penguji: Adang Bachtiar, Novita Dwi Istanti
Abstrak: Kondisi crowding di Instalasi Gawat Darurat (IGD) telah menjadi isu global di seluruh sistem pelayanan kesehatan di seluruh dunia lebih dari dua dekade. Hal ini disebabkan karena tingginya angka boarding time yang menyebabkan penumpukan jumlah pasien yang ada di IGD. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui faktor yang berhubungan dengan keterlambatan boarding time di instalasi gawat darurat. Metode yang digunakan adalah literature review dengan menggunakan database Pubmed, Scopus, Proquest, Google Scholar dan Library UI menghasilkan 15 artikel terinklusi yakni artikel yang terbit sepuluh tahun terakhir, membahas faktor yang berhubungan dengan keterlambatan boarding time di instalasi gawat darurat, dan artikel dengan metode kuantitatif, kualitatif, dan mix-method. Hasil studi terinklusi dari 15 artikel menghasilkan beberapa penyebab keterlambatan boarding time di IGD diantaranya yaitu ketersediaan tempat tidur yang disebabkan oleh kepulangan pasien yang tidak terencana dan membutuhkan waktu 118 menit (2 jam) lebih lama dibandingan kepulangan yang direncanakan. Keterbatasan jumlah tenaga kesehatan tidak hanya menyebabkan naiknya angka boarding time, namun juga menurunkan pelayanan kesehatan dan pasien safety. Waktu diagnosis pasien pada saat di IGD membutuhkan waktu lebih lama karena dokter perlu mengantongi data lebih banyak untuk memutuskan diagnosis pasien. Pasien yang masuk ke IGD merupakan pasien dengan kegawatdaruratan tinggi, semakin darurat membutuhkan diagnosis yang lebih lama pula dan menambah waktu boarding time di IGD. Ketersediaan bangsal khsusus memakan waktu banyak pada saat boarding time karena selain memerlukan treatment khusus, jumlah bangsal khusus ini juga terbatas. Tingkat kapasitas rumah sakit yang tinggi meningkatkan pula angka boarding time karena pasien harus menunggu pelayanan kesehatan akibat antri, sehingga meningkatkan angka boarding time. Konsultasi antara pasien dengan dokter terjadi di IGD pada pasien dengan kegawatdaruratan yang tinggi, sebab sebelum memberikan tindakan, dokter perlu mengetahui lebih dalam sakit yang dialami oleh pasien. Dapat disimpulkan bahwa faktor yang berhubungan dengan keterlambatan boarding time dirumah sakit ialah ketersediaan tempat tidur, keterbatasan jumlah tenaga kesehatan, waktu diagnosis pasien, tingkat kegawatdaruratan, ketersediaan bangsal khusus, tingkat kapasitas rumah sakit yang tinggi, dan jumlah konsul dengan dokter spesialis. Oleh karena itu, perlu dilakukan kajian mengenai standar waktu boarding time di instalasi gawat darurat yang ada pada rumah sakit.
Crowding conditions in the Emergency Unit has become a global issue in all health care systems for more than two decades. This is due to a high number of boarding times which causes an accumulation number of patients in the ER. The purpose of this study sought was to determine the factors associated with boarding time delays in the emergency department. The researcher used a literature review as a method and used Pubmed, Scopus, Proquest, Google Scholar, and UI Library databases which produces 15 included articles, and articles published in the last ten years, discussing factors related to boarding time delays in the emergency department, and articles with quantitative methods. , qualitative, and mix-method. The results of the included study from 15 articles resulted in several causes of delays in boarding time in the ER, including the availability of beds caused by the patient's unplanned return and taking 118 minutes (2 hours) longer than the planned return. The limited number of health workers not only causes an increase in boarding time but also reduces health services and patient safety. The patient's diagnosis time in the ER takes longer because doctors need to collect more data to make a patient's diagnosis. Patients who enter the ER are patients with high emergencies, the more emergency requires a longer diagnosis and increases the boarding time in the ER. The availability of special wards takes a lot of time at boarding time because apart from requiring special treatment, the number of special wards is also limited. The high level of hospital capacity also increases the number of boarding times because patients have to wait for health services due to queuing, thereby increasing the number of boarding times. Consultations between patients and doctors occur in the ER for patients with high emergencies, because before taking action, doctors need to know more about the pain experienced by the patient. It can be concluded that the factors related to the delay in boarding time at hospital are availability of beds, limited number of health workers, time of patient diagnosis, level of emergency, availability of special wards, high level hospital capacity, and number of consuls with specialist doctors. Therefore, it is necessary to conduct a study on the standard boarding time in the emergency department at the hospital.
Read More
S-11143
Depok : FKM-UI, 2022
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Ruswati; Pembimbing: Helen Andriani; Penguji: Ede Surya Darmawan, Tetriadi
Abstrak: Angka Kematian Ibu (AKI) saat ini masih sangat tinggi dan menjadi salah satu permasalahan kesehatan global. Tingginya angka kematian ibu di beberapa negara di dunia khususnya negara berkembang mencerminkan jika akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas sangat rendah. Menurut Thaddeus dan Maine terdapat tiga faktor yang memengaruhi kematian pada ibu dan dikenal dengan model Three Delays. Salah satu contoh dari ketiga faktor tersebut yaitu adanya keterlambatan rujukan yang dialami oleh maternal. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi keterlambatan proses rujukan pada maternal. Metode yang digunakan yaitu literature review dengan menggunakan database Pubmed, Scopus, Proquest, Garuda, dan Google Scholar menghasilkan 16 artikel sesuai kriteria inklusi yakni artikel sepuluh tahun terakhir, membahas mengenai faktor-faktor penghambat rujukan pada maternal, serta artikel dengan metode kuantitatif, kualitatif maupun mix-method. Hasil penelitian diketahui jika terdapat faktor-faktor yang memengaruhi keterlambatan proses rujukan maternal yang dibagi menjadi 3 faktor besar yaitu faktor sosioekonomi dan budaya, aksesibilitas pelayanan kesehatan, dan kualitas pelayanan dan perawatan. Faktor sosioekonomi dan budaya yaitu faktor yang melekat pada ibu maupun budaya yang ada di masyarakat. Jarak dan waktu tempuh, permasalahan transportasi, dan biaya merupakan faktor dari segi aksesibilitas. Lalu untuk faktor kulitas perawatan dan pelayanan yang memengaruhi yaitu staf, sarana dan prasarana di fasilitas kesehatan, dan manajemen tidak memadai. Berdasarkan hasil studi terinklusi semua faktor-faktor tersebut mayoritas ditemukan pada artikel yang didapatkan. Oleh karena itu diperlukan adanya penguatan sistem rujukan pada masing-masing stakeholder terkait.
The Maternal Mortality Rate (MMR) is currently very high and is a global health problem. The high maternal mortality rate in several countries, especially developing countries, reflects that people's access to quality health services is deficient. According to Thaddeus and Maine, three factors influence maternal mortality and are known as the Three Delays model. One example of these three factors is the delay in referrals experienced by the mother. This study aimed to determine the factors that affect the delay in the referral process to the mother. The method used is a literature review using the Pubmed, Scopus, Proquest, Garuda, and Google Scholar databases producing 16 articles according to the inclusion criteria, namely articles in the last ten years, discussing factors that inhibit maternal referrals, as well as articles using quantitative, qualitative and qualitative methods, and mix-method. The results showed that there are factors that affect the delay in the maternal referral process, which are divided into 3 significant factors, namely socio-economic and cultural factors, accessibility of health services, and quality of services and care. Socio-economic and cultural factors are factors that are inherent in the mother and the culture that exists in society. Distance and travel time, transportation problems, and costs are factors in terms of accessibility. Then for the quality of care and service factors that affect the staff, facilities and infrastructure in health facilities, and inadequate management. Based on the included studies' results, most of these factors were found in the articles obtained. Therefore, it is necessary to strengthen the referral system for each relevant stakeholder.
Read More
S-10985
Depok : FKMUI, 2022
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Lidya Merybeth Situmorang; Pembimbing: Masyitoh Bashabih; Penguji: Kurnia Sari, Anak Agung Ngurah Jaya Kusuma
Abstrak: penelitian ini bertujuan untuk mengetahui lean tools yang paling banyak digunakan dan dampaknya pada indikator mutu di IGD. Metode: Penelitian ini menggunakan metode literature review dengan penelusuran studi melalui database PubMed, Scopus dan EBSCO yang menghasilkan 19 studi terinklusi dari tahun 2011-2021. Hasil: Penelitian ini menemukan sebagian besar IGD di studi terinklusi berhasil meningkatkan indikator mutunya melalui implementasi lean thinking. Lean tools yang paling banyak digunakan adalah Value Stream Mapping (VSM) pada fase define dan kaizen pada fase improve, sedangkan indikator mutu yang paling banyak digunakan adalah door to doctor time sebagai luaran primer dan length of stay (LOS) sebagai luaran sekunder.
Read More
S-10878
Depok : FKMUI, 2022
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Febrina Suci Rahayu; Pembimbing: Pujiyanto; Penguji: Jaslis Ilyas, Amila Megraini
Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan penerimaan vaksin Covid-19 pada lansia. Penelitian menggunakan metode literature review dengan mencari artikel penelitian yang telah terpublikasi melalui online database yaitu ProQuest, PubMed, Science Direct, dan Google Scholar dengan menggunakan kata kunci "Acceptance COVID-19 Vaccines AND Elderly". kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah artikel jurnal yang diterbitkan pada tahun 2021,menggunakan Bahasa Inggris, dalam bentuk full text dan open access. Dari 674 artikel yang didapat dari hasil pencarian, terdapat 5 artikel yang sesuai dengan kriteria inklusi dan relevan dengan topik penelitian untuk kemudian dianalisis.
Read More
S-10885
Depok : FKMUI, 2022
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Dinda Tasya Nabila; Pembimbing: Pujiyanto; Penguji: Vetty Yulianty Permanasari, Astrid Saraswaty Dewi
Abstrak: Tujuan dari penulisan adalah untuk mengetahui apa saja faktor-faktor yang berhubungan dengan terjadinya infeksi Covid-19 pasca vaksinasi. Penelitian dilakukan menggunakan metode literature review dengan mencari artikel penelitian yang dipublikasi di tahun 2021. Semua informasi didapatkan melalui pencarian artikel yang telah terpublikasi dengan menggunakan akses online database yaitu Google Scholar, ProQuest, Scopus, dan Oxford Academic. Hasil peninjauan literatur didapatkan sembilan artikel penelitian yang dianalisis. Hasil penelitian didapatkan bahwa mutasi varian virus Covid-19 dan peningkatan kemampuan transmisi dari virus merupakan hal terbanyak yang ditemukan dari literature review serta ditemukan pengaruh pekerjaan terkait risiko terpaparnya virus Covid-19 dan perilaku individu sebagai hasil temuan literature review yang berpengaruh terhadap terjadinya infeksi Covid-19 walaupun sudah mendapatkan vaksinasi. Saran literature review untuk faktor-faktor yang berhubungan dengan terjadinya infeksi Covid-19 pasca vaksinasi adalah perlu bagi masyarakat dan setiap individu untuk tetap melakukan pencegahan dan pengendalian Covid-19. Pencegahan dan pengendaliannya melaksanakan protokol kesehatan 3M, 3T, dan mendukung pelaksanaan vaksinasi.
Read More
S-10767
Depok : FKM-UI, 2021
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Sekar Inas Pratiwi; Pembimbing: Masyitoh; Penguji: Purnawan Junadi, Reny Fitri
Abstrak: Bed Occupancy Ratio (BOR) Rumah Sakit Hermina Bekasi setiap tahunnya mengalami peningkatan, begitupula dengan jumlah pasien yang masuk rawat inap melalui instalasi gawat darurat. Peningkatan ini menyebabkan adanya penumpukan pasien boarding di instalasi gawat darurat yang belum dapat ditransfer ke ruang rawat inap. Penelitian ini menganalisis proses boarding dan transfer pasien dari IGD ke rawat inap melalui pendekatan lean six-sigma dengan teknik time motion study kepada 30 pasien. Pendekatan lean memperlihatkan persentase aktivitas value added dan non value added sedangkan six sigma memberikan gambaran variasi kegiatan pada proses. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pasien membutuhkan waktu selama 2 jam 31 menit 48 detik dalam proses boarding dan transfer dengan persentase aktivitas value added 20,77% dan non value added 79,23%. Berdasarkan analisis 5whys didapatkan akar penyebab masalah yaitu pemulangan pasien yang belum terencana.
Kata kunci: boarding, transfer, lean six sigma, Instalasi Gawat Darurat Every year,

Bed Occupancy Ratio (BOR) of Hermina Hospital Bekasi has increased, as well as the number of patients who admitted to the hospital through emergency room. This increase leads to the buildup of boarding patients at emergency departments that can not be transferred to the inpatient room. This study analyzes the boarding and transfer of patients from ED to inpatient room through lean six-sigma approach with time motion study from 30 patients. The lean approach shows the percentage of value added and non value added activities while six sigma provides an overview of the activity variations in the process. The results showed that the patient took 2 hours 31 minutes 48 seconds in the process of boarding and transfer with the percentage of value added activities 20.77% and non value added activities 79.23%. Based on 5whys analysis, the root cause of the problem is the unplanned discharge patient.
Keywords: boarding, transfer, lean six sigma, Emergency Department
Read More
S-9672
Depok : FKM UI, 2018
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Syifa Rahmah Kamilah; Pembimbing: Vetty Yulianty Permanasari; Penguji: Helen Andriani, Agus Rahmanto
Abstrak:

Instalasi Gawat Darurat (IGD) rumah sakit merupakan unit krusial yang sering mengalami kepadatan pasien, yaitu kondisi ketika jumlah pasien yang datang per satuan waktu melebihi kapasitas sumber daya dan ruang yang tersedia. Kepadatan ini berdampak pada penurunan kualitas pelayanan, peningkatan risiko keselamatan pasien, serta peningkatan beban kerja tenaga kesehatan. Studi ini bertujuan untuk meninjau faktor-faktor penyebab kepadatan dan dampaknya terhadap sistem pelayanan di IGD rumah sakit berdasarkan literature review. Penelitian ini merupakan studi literature review yang menggunakan sumber dari database PubMed, Scopus, dan Google Scholar dengan rentang tahun 2019–2024. Sebanyak 15 artikel dipilih berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi yang telah ditentukan. Faktor penyebab kepadatan pasien di Instalasi Gawat Darurat (IGD) rumah sakit diklasifikasikan dalam tiga kelompok: input (kasus non-darurat, jumlah pendamping yang berlebihan, dan usia lanjut), throughput (tingginya pemeriksaan penunjang diagnostik, konsultasi dokter spesialis, kurangnya tempat tidur di IGD), dan output (bed block, keterlambatan transfer pasien). Dampak dari kepadatan pasien di Instalasi Gawat Darurat (IGD) rumah sakit antara lain pelatihan residen menurun, stress dan kelelahan pada tenaga kesehatan, meningkatnya kekerasan terhadap staf di IGD, dan kecemasan pasien. Kepadatan pasien di Instalasi Gawat Darurat (IGD) rumah sakit merupakan masalah kompleks yang perlu ditangani secara sistematis melalui perbaikan manajemen pelayanan, alokasi sumber daya, serta penguatan sistem rujukan dan layanan primer. Studi ini dapat menjadi dasar bagi pengambil kebijakan untuk merumuskan strategi penanggulangan kepadatan Instalasi Gawat Darurat (IGD) di rumah sakit.


The hospital Emergency Department (ED) is a crucial unit that often experiences patient congestion, a condition when the number of patients arriving per unit of time exceeds the capacity of available resources and space. This congestion has an impact on decreasing the quality of service, increasing the risk of patient safety, and increasing the workload of health workers. This study aims to review the factors causing congestion and its impact on the service system in the hospital ED based on a literature review. This study is a literature review study using sources from the PubMed, Scopus, and Google Scholar databases with a period of 2019–2024. A total of 15 articles were selected based on predetermined inclusion and exclusion criteria. Factors causing patient congestion in the hospital ED are classified into three groups: input (non-emergency cases, excessive number of companions, and elderly), throughput (high diagnostic support examinations, specialist doctor consultations, lack of beds in the ED), and output (bed block, delays in patient transfers). The impacts of patient density in the Emergency Department (ED) of hospitals include decreased resident training, stress and fatigue in health workers, increased violence against staff in the ED, and patient anxiety. Patient density in the Emergency Department (ED) of hospitals is a complex problem that needs to be addressed systematically through improving service management, resource allocation, and strengthening the referral system and primary services. This study can be a basis for policy makers to formulate strategies to overcome the density of the Emergency Department (ED) in hospitals

Read More
S-12054
Depok : FKM-UI, 2025
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Syalvira Ayu Hendratna; Pembimbing: Septiara Putri; Penguji: Jaslis Ilyas, Ronaningtyas Maharani
Abstrak: Perawat gawat darurat bekerja memberikan perawatan kepada pasien yang membutuhkan perawatan segera secara cepat dan tepat, jumlah yang tidak dapat diprediksi, tingkat keparahan yang berbeda-beda, dan ditambah dengan kondisi kurangnya tenaga perawat dapat meningkatkan beban kerja perawat di Instalasi Gawat Darurat. Beban kerja perawat yang berat memiliki efek negatif terhadap perawat itu sendiri dan dampaknya berpotensi untuk bervariasi. Tujuan dari penelitian ini untuk mengidentifikasi dampak yang dialami oleh perawat berkaitan dengan beban kerja perawat di Instalasi Gawat Darurat. Penelitian ini menggunakan metode scoping review yang disajikan secara naratif, kualitatif. Pendekatan evidence synthesis output dilakukan dalam memastikan kebutuhan informasi dapat terpenuhi, sesuai konteks, dan sistematis. Hasil penelitian mengidentifikasi dampak stres kerja, burnout, kelelahan, gangguan psikosomatis, kepuasan kerja yang rendah, persepsi terhadap risiko keselamatan pasien, keinginan untuk keluar dari pekerjaannya, dan risiko gangguan muskuloskeletal pada gawat darurat. Sebagian besar studi mengidentifikasi dampak stres kerja. Kesimpulan dari penelitian ini antara lain dampak pada perawat berkaitan dengan beban kerja perawat yang berat di Instalasi Gawat Darurat meliputi stres kerja, burnout, kelelahan, dan persepsi terhadap risiko keselamatan pasien. Kata Kunci: Beban Kerja Perawat, Dampak pada Perawat, Perawat gawat darurat, Instalasi Gawat Darurat. Emergency nurses work 24 hours and seven days to provide immediate and appropriate care to patients. Emergency Department (ED) is often faced with conditions where the lack number of visits is unpredictable, the severity varies, and the lack of nurses can increase the workload of nurses. The heavy nurse workload has a negative influence on the nurse itself and the impact has the potential to vary. The purpose of this study is to identify the impact experienced by nurses related to the workload of nurses in the Emergency Department. This study uses a scoping review method that is presented in a narrative, qualitative manner. The evidence synthesis output approach is carried out in ensuring information needs can be fulfilled, contextually, and systematically. The results of the study identify the impacts on nurses namely work stress, burnout, fatigue, psychosomatic disorders, low job satisfaction, desire to leave work, perceptions of patient safety risks, and the risk of musculoskeletal disorders related to nurses' heavy workload. Job stress is found to be the impact that is most identified in this study. The conclusions from this study include the effects of job stress, burnout, fatigue, and perceptions of patient safety risks associated with heavy nurses' workloads. Keywords: Workload, Nurse Outcomes, Emergency Nurse, Emergency Department.
Read More
S-10335
Depok : FKM-UI, 2020
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Ayu Septri Husnul Muthmainnah; Pembimbing: Masyitoh; Penguji: Helen Andriani, Purnawan Junadi
Abstrak: Tujuan: Untuk memberikan gambaran tentang faktor-faktor yang berhubungan dengankeefektifan pelayanan menggunakan telemedicine secara langsung dari tenagakesehatan kepada pasien jarak jauh yang tidak dilakukan di fasilitas pelayanankesehatan.
Metode: Tinjauan literature dari studi kuantitatif, kualitatif, campuran danreview dengan menggunakan lima database ilmiah utama (Science Direct, PubMed,DOAJ, SAGE Journals, dan Google Scholar). Kriteria inklusi adalah sebagai berikut:(1) pelayanan telemedicine yang diberikan langsung kepada pasien; 2) semua bentukpelayanan termasuk aplikasi kesehatan; 3) pada studi kuantitatif, terdapat faktor yangmelekat pada intervensi telemedicine yang menunjukkan hasil signifikan atau relevandengan outcome kesehatan; 4) pada studi kualitatif, dibahas secara kritis faktor-faktoryang berhubungan dengan keefektifan implementasi telemedicine. Peneliti kemudianmenelaah studi dan mengekstraksi faktor.
Hasil: Dua puluh delapan dari 15.504 studidimasukkan. Sebagian besar jurnal dipublikasi pada tahun 2014, lebih banyak di negaramaju seperti Amerika Serikat dan Inggris, dan paling banyak menggunakan desainkualitatif. Faktor yang diidentifikasi yaitu faktor teknologi, faktor penerimaan, faktorpembayaran, faktor organisasi, dan faktor kebijakan, kemudian ditambah dengan faktordukungan klinis dan identifikasi kebutuhan. Setelah faktor diidentifikasi, dimasukkangrey literature sebanyak dua puluh empat guna dianalisis faktornya dengan keadaan diIndonesia.
Kesimpulan: Penelitian ini mendukung dan memperkaya penelitian yangsudah ada. Kekuatan penelitian ini adalah memakai semua metodologi penelitian yangada. Selain itu penelitian ini juga menelaah secara dalam untuk mencari faktor-faktor didalam literature. Namun penelitian ini hanya memberikan gambaran faktor, Dalamkaitannya penemuan ini dengan keadaan di Indonesia terdapat beberapa temuan yangpatut dipertimbangkan, terutama faktor kebijakan.
Kata kunci : Berbasis Rumah, Faktor, Kebijakan, Organisasi, Pembiayaan, Penerimaan,Teknologi, Telemedicine, Telehealth

Objective: To provide an overview of the factors related to the effectiveness of servicesusing telemedicine directly from health professional to long-distance patients who arenot carried out in health care facilities.
Methods: Literature review of quantitative,qualitative, mixed and review studies using five major scientific databases (ScienceDirect, PubMed, DOAJ, SAGE Journals, and Google Scholar). The inclusion criteriawere as follows: (1) telemedicine services provided directly to patients; 2) all forms ofservices including health applications; 3) in quantitative studies, there are factorsinherent in telemedicine interventions that show significant results or are relevant tohealth outcomes; 4) in a qualitative study, the factors related to the effectiveness oftelemedicine implementation were discussed critically. The researcher then examinesthe study and extracts factors.
Results: Twenty-eight out of 15,504 studies wereincluded. Most of the journals were published in 2014, mostly in developed countriessuch as the United States and United Kingdom, and mostly used qualitative designs.The identified factors are technology factors, acceptance factors, payment factors,organizational factors, and policy factors, then added with clinical support factors andneeds identification. After the factors were identified, twenty-four gray literature wasentered in order to analyze the factors with the conditions in Indonesia.
Conclusion:This research supports and enriches existing research. The strength of this research isthat it uses all available research methodologies. In addition, this research alsoexamines in depth to find factors in the literature. However, this study only provides anoverview of the factors. In relation to this finding with the situation in Indonesia, thereare several findings that should be considered, especially policy factors.
Keywords: Home Based, Factors, Policy, Organization, Financing, Acceptance, Technology, Telemedicine, Telehealth.
Read More
S-10387
Depok : FKM UI, 2020
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Dwi Endang Maria; Pembimbing: Sandi Iljanto; Penguji: Kusharisupeni Djokosujono, Rahmawati
S-6515
Depok : FKM UI, 2011
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive