Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 35452 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Nikmatul Hidayah; Pembimbing: Septiara Putri; Penguji: Jaslis Ilyas, Amri Hidayat
Abstrak:
Pandemi Covid-19 telah menyebar secara global, sistem pelayanan kesehatan dihadapkan pada tantangan besar dan perawat sebagai garda terdepan dalam penanganan Covid-19 berisiko mengalami burnout. Burnout adalah kelelahan fisik, kelelahan emosional, dan kelelahan mental yang disebabkan oleh stres yang berkepanjangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan burnout pada perawat selama masa pandemi covid-19 di RS X Kota Bogor. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitaif dengan desain cross-sectional dan dilakukan pada 12 Juli ? 20 Juli 2022. Sampel pada penelitian ini sebanyak 171 perawat pelaksana yang bekerja di Ruang Rawat Inap RS X Kota Bogor. Pengumpulan data menggunakan kuesioner Maslach Burnout Inventory-Human Services Survey (MBI-HSS) dan analisis data menggunakan uji statistik chi-square. Hasil penelitian menunjukkan 43,9% perawat mengalami burnout rendah dan 56,1 perawat mengalami burnout sedang. Variabel yang berhubungan dengan burnout yaitu jenis kelamin (p=0,037), stres kerja (p=0,000), beban kerja (p=0,036), dan kondisi kerja (p=0,003), sedangkan umur (p=0.490), pendidikan (p=0,170), lama bekerja (p=0,356), status pernikahan (p=0,751), dan dukungan sosial (p=0,408) tidak berhubungan dengan burnout. Kesimpulan penelitian ini adalah perawat mengalami burnout rendah dan sedang sehingga diperlukan upaya preventif untuk mengurangi risiko burnout pada perawat.

The Covid-19 has spread globally and healthcare system faced major challenges in terms of human resources. Nurses, as the front line of handling Covid-19 are at risk of having burnout. Burnout is defined as physical exhaustion, emotional exhaustion, and mental exhaustion caused by prolonged stress. This study aims to determine factors that potentially associated with burnout in nurses during the Covid-19 pandemic at RS X Bogor City. This study is a quantitative study with a cross-sectional design and was conducted in 12 July ? 20 July 2022. The sample in this study was 171 nurses who worked in the Inpatient Room of RS X Bogor City. Data collection using the Maslach Burnout Inventory-Human Services Survey (MBI-HSS) questionnaire and data analysis using the chi-square statistical test. The results showed that 43.9% of nurses experienced low burnout and 56.1% nurses experienced moderate burnout. Variables related to burnout were gender (p=0.037), work stress (p=0.000), workload (p=0.036), and working conditions (p=0.003), while age (p=0.490), education (p=0.170), length of work (p=0.356), marital status (p=0.751), and social support (p=0.408) were not associated with burnout. In conclusion, preventive efforts are required to handling the burnout risks, particularly for nurses with low and moderate burnout?s level.
Read More
S-11156
Depok : FKM-UI, 2022
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Viorentina Yofiani; Pembimbing: Amal Chalik Sjaaf; Penguji: Puput Oktamianti, Anhari Achadi, Hadi Prabowo, Julo Nelma Timisela
Abstrak: Peran yang dimiliki oleh Puskesmas sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya, kini menjadi lebih penting lagi karena harus ikut andil dalam penanggulangan Covid-19. Di mana, Puskesmas turut turut berkecimpung dalam prevensi, deteksi, serta respon, dengan tidak melupakan penyelenggaraan UKM dan UKP dalam rangka pemenuhan Standar Pelayanan Minimal (SPM). Penambahan tanggung jawab ini dapat berimbas pada kepuasan kerja perawat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kepuasan kerja perawat Puskesmas di Kota Bekasi pada masa Pandemi Covid-19 tahun 2022. Penelitian menggunakan desain potong lintang, pengumpulan data melalui pengisian kuesioner daring pada 86 perawat Puskesmas Kota Bekasi. Hasil penelitian menunjukkan 54,7% perawat Puskesmas di Kota Bekasi memiliki kepuasan kerja yang rendah pada masa Pandemi Covid-19. Uji bivariat menggunakan Chi-square menunjukkan bahwa pengakuan, prestasi, kemungkinan pengembangan diri, tanggung jawab, dan pekerjaan itu sendiri berhubungan secara signifikan dengan kepuasan kerja perawat Puskesmas. Namun pada uji regresi logistik ganda, hanya variabel tanggung jawab yang menunjukkan hubungan yang signifikan. Persepsi tanggung jawab merupakan faktor yang paling dominan berhubungan dengan kepuasan kerja perawat Puskesmas di Kota Bekasi pada masa Pandemi Covid-19 tahun 2022.
The role that Primary Health Center (PHC) has as the spearhead of public health services in its working area has now become even more critical because it has to take part in the prevention of Covid-19. Where, PHC is also involved in prevention, detection, and response, by not forgetting the implementation of Community Health Efforts and Individual Health Efforts in the context of fulfilling Minimum Service Standards (MSS). This additional responsibility can have an impact on nurse job satisfaction. This study aims to determine the factors related to the job satisfaction of PHC?s nurses in the City of Bekasi during the Covid-19 Pandemic in 2022. The study used a cross-sectional design, collecting data by filling out online questionnaires on 86 PHC?s nurses in Bekasi City. The results showed that 54.7% of PHC?s nurses in Bekasi City had low job satisfaction during the Covid-19 pandemic. The bivariate test using Chi-square showed that recognition, achievement, the possibility of self-development, responsibility, and the work itself were significantly related to the job satisfaction of PHC?s nurses. However, in the multiple logistic regression test, only the responsibility variable showed a significant relationship. Perception of responsibility is the most dominant factor related to job satisfaction of PHC?s nurses in Bekasi City during the Covid-19 Pandemic in 2022.
Read More
T-6473
Depok : FKM-UI, 2022
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Sarah Geltri Harahap; Pembimbing: Adang Bachtiar; Penguji: Puput Oktamianti, Helen Andriani, Shintha Silaswati, Heni Dwi Windarwati
Abstrak: Latar belakang: Perawat adalah garda terdepan yang selalu kontak dengan pasien dalam menghadapi COVID-19. Pandemi COVID-19 memberikan dampak pada kesehatan psikologis perawat. Oleh karena itu perlu mengetahui determinan gangguan kesehatan mental perawat. Metode: Penelitian dilakukan dengan pendekatan kuantitatif dengan desain cross sectional menggunakan data primer. Analisis yang digunakan adalah univariat, uji chi square, uji regresi logistik berganda. Hasil: Dari total 240 responden ditemukan perawat mengalami insomnia (45%), ansietas (45%), dan depresi (42.5%) dengan mayoritas derajat ringan. Insomnia berhubungan signifikan dengan status pernikahan (p = 0.005), tinggal bersama lansia (p=0.036), dan stigma penolakan ( p= 0.002). Ansietas berhubungan signifikan dengan tinggal bersama lansia (p= 0.018), penggunaan APD Level III ( p= 0.0005), stigmatisasi penolakan (p= 0.009) serta status kepegawaian ( p= 0.05). Depresi berhubungan signifikan dengan tinggal bersama keluarga yang memiliki penyakit kronik ( p= 0.013), dan penggunaan APD Level III ( p=0.002). Hasil uji multivariat faktor yang paling mempengaruhi insomnia adalah stigmatisasi penolakan [OR 2.629(95%CI:1.439-4.802)]. Ansietas dan depresi paling dipengaruhi oleh penggunaan APD Level III [OR 3.497 (95% CI 1.859-6.579)];[OR 2.629 (95% CI : 1.439-4.802). Kesimpulan: Stigmatisasi dan penggunaan APD Level III adalah faktor yang paling mempengaruhi kesehatan mental perawat. Diperlukan evaluasi secara berkelanjutan disaat terjadi peningkatan pasien COVID-19
Background: Nurses are one of the health care workers as the frontline in dealing with COVID-19. The COVID-19 pandemi has an impact on the psychological health of nurses. Methods: This study was conducted with a quantitative approach with a cross sectional design. The analysis used was univariate, chi square, and multiple logistic regression test. Results: From a total of 240 respondents it was found that nurses experienced insomnia (45%), anxiety (45%), and depression (42.5%) with the majority of mild degrees. Insomnia is related to marital status, living with the elderly, and stigmatization. Anxiety related to living with the elderly, use of PPE Level III, stigmatization, and employment status. Depression is related to factors of living with family who have chronic disease, and the use of PPE Level III. The result of multivariate test of the most influencing factor for insomnia was stigmatization . Anxiety and depression were most affected by the use of Level III PPE Conclusion:. The stigmatization experienced by nurses and working in high-risk units in contact with COVID-19 patients is the factor that most influences the mental health of nurses during the pandemic. Continuous evaluation is needed when there is a spike in the increase in COVID-19 patients.
Read More
T-6268
Depok : FKM-UI, 2021
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Risma Nur Hakiki; Pembimbing: Adang Bachtiar; Penguji: Wachyu Sulistiadi, Bram Burmanajaya
Abstrak:
Seperti negara lain di dunia, Indonesia turut menghadapi pandemi Covid-19. Dalam rangka percepatan penanganan pandemi dilaksanakan PPKM. Sektor non-kesehatan melaksanakan kegiatan secara terbatas dan/atau jarak jauh. Sedangkan sektor kritikal seperti kesehatan beroperasi 100% staf (termasuk tenaga kesehatan) tanpa pengecualian. Selama pandemi covid-19, beberapa negara telah melakukan penelitian tentang risiko psikologi yang harus diterima tenaga kesehatan. Di Indonesia, 83% tenaga kesehatan mengalami burnout syndrome selama pandemi covid-19. Pemerintah turut mengambil peran dalam meningkatkan semangat kerja dengan memberikan kompensasi. Kompensasi dan stres kerja dapat mempengaruhi motivasi kerja tenaga kesehatan. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan stres dan kompensasi dengan motivasi kerja tenaga kesehatan RS X di Kota Bogor selama pandemi covid-19. Penelitian ini menggunakan desain analitik cross sectional. Dilaksanakan di RS X Kota Bogor pada Juli 2022. Penarikan sampel dilakukan dengan purposif sampling berdasarkan kriteria inklusi dan ekslusi. Cara yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah dengan kuesioner online. Analisis data dilakukan dengan analisis chi square. Hasilnya didapatkan adanya hubungan antara stres kerja dan kompensasi dengan motivasi kerja tenaga kesehatan RS X di Kota Bogor selama masa pandemi. Tenaga kesehatan diharapkan dapat melaksanakan strategi koping stres dan manajemen RS dapat melaksanakan rotasi kerja rutin, mengevaluasi jadwal dan beban kerja, pelaksanaan K3RS dan komunikasi efektif terkait pemberian kompensasi pada tenaga kesehatan.

Indonesia is currently dealing with the Covid-19 outbreak, just as other nations around the globe. PPKM is implemented in order to quicken the pandemic response. Limited and/or distant activities are carried out by the non-health sector. Meanwhile, essential industries like the health sector run completely on staff, especially healthcare professionals. Several nations have researched the psychological hazards that healthcare professionals must take during the COVID-19 epidemic. During the COVID-19 epidemic, 83% of health professionals in Indonesia reported having burnout syndrome. By offering rewards, the government contributes to raising morale as well. Health professionals' motivation to work can be impacted by compensation and workplace stress. The goal of this study is to ascertain how the COVID-19 pandemic's stress and compensation levels relate to the job motivation of healthcare professionals at Bogor City's X Hospital. Cross sectional analytic design was employed in this investigation. held in July 2022 at RS X Bogor City. Purposive sampling was used to collect samples, and it was based on inclusion and exclusion criteria. An online survey is the tool used to gather the data. Chi square analysis was used to analyze the data. The findings revealed a connection between work-related stress and pay and the motivation of health professionals at RS X in Bogor City during the epidemic. Health workers must be able to use stress management techniques, and hospital management must be able to implement K3RS, carry out normal work rotations, assess workloads and work schedules, and effectively communicate with regard to health workers' compensation.
Read More
S-11123
Depok : FKM-UI, 2022
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Nur Asmita Rahma Nasution; Pembimbing: Dumilah Ayuningtyas; Penguji: Helen Andriani, Pujiyanto, Zakiah, Amila Megraini
Abstrak:
Dampak pademi COVID-19 hampir dirasakan oleh seluruh masyarakat di dunia tidak terkecuali profesi perawat. Perawat sering menghadapi stresor tinggi dalam usaha menyelamatkan pasien, melakukan pekerjaan rutin, berada di ruang kerja yang dirasa padat, frekuensi jumlah pasien yang tinggi, serta melakukan tindakan yang cepat untuk merespon kebutuhan pasien. Perawat profesional juga dituntut untuk bisa memberi layanan paripurna kepada klien. Kondisi yang kompleks ini dapat menimbulkan risiko burnout. Tujuan penelitian adalah untuk mengAnalisis Faktor-Faktor yang Memengaruhi Burnout Perawat Puskesmas pada Masa Pandemi COVID-19 di Kota Pekanbaru Tahun 2022. Penelitian ini menggunakan metode obsevasional analitik dengan rancangan cross-sectional dengan populasi sebanyak 245 perawat puskesmas di Kota Pekanbaru dan melalui metode cluster random sampling dan total sampling diperoleh sampel 6 puskesmas dengan 71 perawat. Analisis data menggunakan uji univariat, bivariat, dan multivariat dengan regresi logistik berganda. Hasil penelitian didapatkan faktor demografi mencakup usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, status pernikahan, dan lama masa kerja serta organizational effort factor tidak berpengaruh terhadap burnout. sedangkan, individual effort factor dan work environtment berpengaruh terhadap burnout pada perawat. Didapatkan juga hasil 80,3% perawat di Kota Pekanbaru berada pada tingkat rendah berada pada kondisi burnout selama pandemi COVID-19, sedangkan 19,7% nya berada pada tingkat sedang. Menurunkan angka kejadian burnout dapat dilakukan dengan mempertahankan dukungan dari atasan, dukungan rekan kerja dan dengan mempertahankan suasana kerja yang nyaman serta tetap memperhatikan kemampuan individu perawat puskesmas dan memberi ruang lebih bagi perawat untuk berpikir kreatif, menyampaikan pikiran positif.

The impact of the COVID-19 pandemic has been felt of the all people in the world, including the nursing profession. Nurses often face the high stressors in an effort to save patients, doing routinity, a workspace that feels crowded, the high frequency of patients, and have taking quick action to respond to patient needs. Professional nurses are also required to be able to provide best treatment to the clients. This complex condition can pose a risk of burnout. This study aim to analyze the factors that influenced the burnout of nurses in public health center during the COVID-19 pandemic in Pekanbaru City. This study used an analytical observational method with a cross-sectional design with a population of 245 nurses in nurses in public health center at Pekanbaru City and used cluster random sampling method and a total sampling to get 6 public health center with the 71 nurses. The data was analyzed with univariate, bivariate, and multivariate tests with multiple logistic regression. The results showed that demographic factors include age, gender, education level, marital status, and length of service and organizational effort factors have no effect on burnout. Meanwhile, individual effort factor and work environment affect burnout in nurses. Reducing the incidence of burnout can be solve by increasing organizational effort factor and can provide more space for nurses to think creatively and positive thoughts.
Read More
T-6516
Depok : FKM-UI, 2023
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Adhe Fadilla; Pembimbing: Pujiyanto; Penguji: Ascobat Gani, Desmiarti
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran serta faktor-faktor yang dapat mempengaruhi gangguan kesehatan mental tenaga kesehatan selama pandemi COVID-19 di Asia menggunakan metode literature review melalui database online ProQuest, PubMed, ScienceDirect, dan Google Scholar. Hasil pencarian didapatkan sebanyak 9 artikel, yang berasal dari Indonesia, Vietnam, China, dan Yordania. Hasil dari telaah Pustaka menunjukan faktor yang mempengaruhi gangguan kesehatan mental tenaga kesehatan selama pandemi COVID-19 adalah Faktor biologis antara lain memiliki penyakit organik, jenis kelamin, dan usia. Faktor psikologis, antara lain merasa cemas dan sedih terhadap pekerjaan saat ini, berulang kali melihat berita terkait COVID-19, dan memiliki ketakutan akan terinfeksi atau menulari orang lain. Faktor sosial-budaya, antara lain adanya penolakan sosial, banyak dipengaruhi oleh masyarakat, dicurigai positif COVID-19, mengalami kesulitan keuangan, pekerjaan, dan pendidikan. Faktor lingkungan, antara lain bekerja di bangsal COVID-19, berisiko tinggi untuk terpapar, memiliki riwayat kontak dengan pasien COVID-19, lingkungan tempat tinggal, serta adanya hubungan yang buruk dengan pasangan maupun keluarga.
Read More
S-10769
Depok : FKM UI, 2021
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Fariz Rahmansyah; Pembimbing: Masyitoh Bashabih; Penguji: Jaslis Ilyas, Indriya Purnamasari
Abstrak: Tulisan ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan tentang peran organisasi dan kepimpinan dalam memberikan bentuk reward kepada tenaga kesehatan. Penelitian ini menggunakan metode literature review dengan basis data Google Scholar, Remote Lib UI dan PubMed. Hasil pencarian didapat 10literatur berasal dari China, AS, Eropa, Afrika, England, Italy, Indonesia yang telah melakukan penelitian terkait reward yang dapat diberikan untuk tenaga kesehatan selama masa pandemi COVID-19. Hasil telaah literatur menunjukan peran organisasi dan pemimpin dalam menganalisis bentuk reward yang diberikan yaitu mengenai kesehatan mental, finansial dan reward lainnya yang mendukung kebutuhan tenaga kesehatan. Penulis melakukan analisis kebijakan reward ini agar dapat digunakan oleh organisasi atau fasilitas kesehatan di Indonesia dalam memberikan gambaran reward yang tepat untuk diberikan sesuai dengan kebutuhan tenaga kesehatan selama masa pandemi COVID-19, namun perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk mengetahui tingkat efektivitas reward, agar lebih representatif.
Read More
S-10768
Depok : FKM-UI, 2021
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Isna Mutiara Salsabila; Pembimbing: Kurnia Sari; Penguji: Amal Chalik Sjaaf, Purnawan Junadi
Abstrak: penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran serta faktor-faktor yang berhubungan dengan intention-to-use layanan telekonsultasi di masa pandemi COVID-19 pada penduduk Jabodetabek usia 19-49 tahun. Kriteria tersebut dipilih berdasarkan pertimbangan jumlah kasus COVID-19, tingkat mobilitas, keluhan kesehatan dan kebutuhan akan pelayanan kesehatan, serta tingkat penggunaan internet. Penelitian kuantitatif ini menggunakan desain cross-sectional dan metode analisis data PLS-SEM. Pengambilan data dilakukan pada Januari 2022 dengan sampel sejumlah 222 responden. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan signifikan antara pengaruh sosial, perceived usefulness, trust in provider, dan trust in internet terhadap intention-to-use layanan telekonsultasi.
Read More
S-10887
Depok : FKMUI, 2022
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Dewi Mardiana; Pembimbing: Puput Oktamianti; Penguji: Helen Andriani, Indah Rosana Djajadiredja
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan vaksinasi COVID-19 pada remaja berumur 12-17 tahun di Kota Bekasi. Desain studi yang digunakan adalah cross sectional dengan menggunakan instrumen penelitian berupa kuesioner online. Besar sampel pada penelitian ini sebanyak 520 responden. Analisis yang digunakan adalah analisis chi square dengan level kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 92,9% remaja berumur 12-17 tahun sudah divaksinasi dan 7,1% remaja berumur 12-17 tahun belum/tidak divaksinasi. Terdapat hubungan yang signifikan antara norma sosial (p value = 0,006), teknologi (p value < 0,001), aksesibilitas geografis (p value <0,001), ketersediaan pelayanan vaksinasi COVID-19 (p value = 0,006), pelayanan tenaga kesehatan (p value = 0,006), pendidikan (p value < 0,001), persepsi (p value = 0,011), dan self efficacy (p value = 0,001).
Read More
S-10837
Depok : FKM UI, 2021
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Nur Syamsi Ramadini; Pembimbing: Kurnia Sari; Penguji: Helen Andriani, Dara Ayu Wardhani
Abstrak:
Kebersihan tangan merupakan faktor utama pencegahan infeksi dalam perawatan kesehatan (Healthcare Associated Infections/HAIs). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan perilaku kebersihan tangan perawat rawat inap Rumah Sakit X di Kota Depok pada tahun 2024. Penelitian ini menggunakan rancangan studi cross-sectional dengan menggunakan instrumen yang diisi oleh 92 orang perawat. Hasil penelitian menunjukkan tingkat kepatuhan hanya 35,9%, yang diukur dengan konsistensi perawat selalu mengikuti prosedur kebersihan tangan yang tepat sesuai rekomendasi WHO. Pengetahuan dan sikap yang baik, fasilitas kebersihan tangan yang memadai, pengawasan rutin dari PPI RS dan kepala ruang, serta dukungan kepala ruang dan rekan kerja, berkontribusi terhadap kepatuhan perilaku kebersihan tangan perawat. Rumah sakit perlu memberikan perhatian untuk perbaikan kepatuhan perilaku kebersihan tangan perawat dari aspek-aspek tersebut. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat mengkombinasikan metode kuesioner pelaporan diri kepatuhan dengan metode observasi langsung kepatuhan untuk menguatkan informasi data kepatuhan dan menggunakan tambahan pendekatan kualitatif untuk menggali secara lebih mendalam mengenai kebiasaan perilaku kebersihan tangan pada perawat.

Hand hygiene is a primary factor in preventing infections in healthcare settings (Healthcare Associated Infections/HAIs). This study aims to analyze factors influencing compliance with hand hygiene practices among inpatient nurses at Hospital X in Depok City in 2024. The research utilized a cross-sectional study design with data collected from 92 nurses through a structured instrument. Findings revealed a compliance rate of only 35.9%, measured by the consistency of nurses in complying with proper hand hygiene procedures according to WHO recommendations. Good knowledge and attitudes, adequate hand hygiene facilities, regular supervision by the hospital's Infection Prevention and Control (IPC) team and unit heads, as well as support from unit heads and colleagues, contributed to nurses' compliance with hand hygiene practices. Hospitals need to focus on improving nurses' compliance to hand hygiene practices across these aspects. Future research should consider combining self-report questionnaire methods with direct observation of compliance to enhance data reliability and employ additional qualitative approaches to delve deeper into nurses' hand hygiene behavioral habits.
Read More
S-11696
Depok : FKM UI, 2024
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive