Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 25306 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Bagus Putra Nino; Pembimbing: Doni Hikmat Ramdhan; Penguji: Laksita Ri Hastiti, Auliah Rahmi, Raymond Luthfi Hartanindya
Abstrak:
Proyek konstruksi tidak terhindarkan dengan risiko pajanan panas pada setiap aktivitasnya. Berdasarkan hasil investigasi kecelakaan yang terjadi, disebabkan karena pekerja tidak fokus dan lelah saat bekerja pada siang hari. Studi ini menganalisis faktor kelelahan dan kewaspadaan akibat panas dengan potensi kecelakaan kerja yang timbul dari tindakan tidak aman saat panas pada proyek konstruksi PT X. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional. Populasi berjumlah 150 pekerja, sampel yang diambil adalah random sampling dengan total 121 pekerja. Pengumpulan data responden menggunakan kuesioner. Analisis data menggunakan uji Chi-Square. Hasil penelitian ini adalah 51% pekerja berpotensi mengalami kecelakaan atau cidera akibat tindakan tidak aman saat terik. Beban kerja, kejadian tekanan panas, keluhan subyektif berhubungan dengan kelelahan akibat panas (p value 0,05). Dari penelitian ini dapat disimpulkan Kelelahan dan kewaspadaan berhubungan dengan potensi kecelakaan (p value <0,05). Diharapkan manajemen perusahaan melakukan harus menetapkan instruksi kerja pengendalian pajanan panas yang meliputi identifikasi risiko, rencanan pengendalian, pemenuhan sarana dan prasarana pengendalian pajanan panas dan edukasi pekerja secara rutin.

Construction projects are unavoidable with the risk of heat exposure in every activity.Based on accident investigation, the accidents was caused by workers not being focused and tired while working during the day. This study analyzes the factors of fatigue and alertness due heat stress with potential accidents arising from unsafe actions when heat exposure on Dam construction project PT. X. The research design used in this study is cross-sectional. The population is 150 workers, and sample taken is random sampling with 121 workers . Respondent data collection using a questionnaire. Data analysis used the Chi-Square test. The results of this study are that 51% of workers have the potential to accidents or injuries due to unsafe actions when exposed to heat. Workload, heat stress events, subjective complaints related to fatigue (p value 0.05). From this study it can be concluded that fatigue and alertness are associated with potential accidents (p value <0.05). Management of the company must establish work instruction for controlling heat exposure which includes risk identification, control plans, control facilities and infrastructure, and routine education project workers.
Read More
T-6766
Depok : FKM-UI, 2023
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Raymond Luthfi Hartanindya; Pembimbing: Doni Hikmat Ramdhan; Penguji: Laksita R. Hastiti, Abdul Kadir, Marina Kartikawati, Hairuddin Bangun Prasetyo
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antar indek tekanan panas terhadap kelelahan yang berpengaruh terhadap risiko kecelakaan kerja. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode cross sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh staf proyek, yang datanya diambil menggunakan kuesioner dan suhu lingkungan diukur untuk pemantauan termal lingkungan. Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara heat stress index dengan kelelahan yang dialami pekerja pada kasus kecelakaan kerja. Dari hasil analisis didapatkan variabel kelelahan sebagai variabel paling dominan karena memiliki nilai odds ratio tertinggi yaitu sebesar 72,8 (95% CI: 10,318 612,895). Hal ini menunjukkan bahwa pekerja yang lelah berisiko 72,8 kali lebih tinggi mengalami kasus kecelakaan kerja dibandingkan pekerja yang tidak lelah setelah dikontrol oleh variabel suhu udara, kecepatan aliran udara, kelembaban udara, beban kerja, pakaian, IMT, dan waktu tidur. Selain itu, faktor pekerja seperti IMT yang tinggi (kecenderungan obesitas) dan denyut nadi yang tinggi menjadi penyebab jumlah kasus kecelakaan di Proyek XYZ tahun 2021
This study aims to determine the relationship between heat stress index and fatigue that affects the risk of work accidents. This research is a quantitative research using the cross-sectional method. In this study, the sample consisted of all project staff, whose data was collected via a questionnaire, and the ambient temperature was measured for environmental thermal monitoring. The results of this study explain that there is a significant relationship between the heat stress index and the fatigue experienced by workers in cases of work accidents. The analysis found that fatigue was the most dominant variable because it had the highest odds ratio value of 72.8 (95% CI: 10.318 612.895). This shows that tired workers have more atterrated of experiencing work accidents than workers who are not tired after being controlled by the variables of air temperature, airflow humidity, workload, airflow, BMI, and sleeping time. In addition, worker factors such as a high BMI (obesity tendency) and a high pulse rate are the causes of the number of accident cases at the Project in 2021
Read More
T-6388
Depok : FKM-UI, 2022
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Muhammad Syafiq Nafis; Pembimbing: Doni Hikmat Ramdhan; Penguji: Laksita Ri Hastiti, Tri Suryohartono Sasmita
Abstrak:
Proyek konstruksi Depo Light Rail Transit (LRT), Jatimulya, Bekasi, merupakan tempat kerja konstruksi dengan area yang terbuka sehingga terpajan langsung oleh panas matahari. Bahaya panas ini dapat mengakibatkan pekerja konstruksi mengalami dehidrasi dan mengalami keluhan/gangguan kesehatan lainnya. Penelitian ini melihat hubungan antara dehidrasi (berdasarkan tingkat berat jenis urin) dan keluhan/gangguan kesehatan akibat pajanan panas pada pekerja. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode penelitian cross-sectional dan melihat data sekunder pada 183 responden. Hasil penelitian menunjukkan 51,37% responden mengalami dehidrasi (tingkat berat jenis urin >1,020) dan 48,63% responden tidak mengalami dehidrasi (tingkat berat jenis urin ≤1,020). Persentase responden yang mengalami banyak keluhan/gangguan kesehatan akibat pajanan panas ada 55,19%, sedangkan responden yang mengalami sedikit keluhan/gangguan kesehatan akibat pajanan panas ada 44,81%. Hasil penelitian menunjukkan p-value<0,05, yang berarti ada hubungan antara tingkat berat jenis urin dan keluhan/gangguan kesehatan akibat pajanan panas pada pekerja. Keluhan/gangguan kesehatan akibat pajanan panas yang paling banyak dirasakan responden adalah banyak keringat (70,49%), lemas (68,85%), dan cepat haus (68,31%). Berdasarkan hasil tersebut, perlu dilalukan upaya pengendalian keselamatan dan kesehatan kerja di proyek konstruksi depo LRT untuk mengurangi dampak pajanan panas agar pekerja tidak mengalami dehidrasi serta meminimalisir keberadaan keluhan/gangguan kesehatan akibat pajanan panas pada pekerja.

Depo Light Rail Transit (LRT) construction project, Jatimulya, Bekasi, is a construction site with an open area that is directly exposed by sunlight’s heat. This heat hazard may cause dehydration and heat-related symptoms/illnesses to the construction workers. This research aims to analyze the correlation between dehydration (based on urine specific gravity) and heat-related symptoms/illnesses in those construction workers. This research is a quantitative study with a cross-sectional method by using an available secondary data of 183 respondents. The result shows that 51,37% respondents experienced dehydration (urine specific gravity >1,020) and 48,63% respondents did not experienced dehydration (urine specific gravity ≤1,020). The percentage of the respondents who perceived a high number of heat-related symptoms/illnesses is 55,19%, while the percentage of those who perceived a low number of heat-related symptoms/illnesses is 44,81%. The result shows p-value<0,05, which means there is a correlation between urine specific gravity and heat-related symptoms/illnesses in those construction workers. The most occurring heat-related symptoms/illnesses perceived by the respondents are heavy sweating (70,49%), exhaustion (68,85%), and thirstiness (68,31%). Based on these results, occupational health and safety programs need to be enabled at Depo LRT construction project to reduce the impact of heat hazard so that the construction workers are not experiencing dehydration as well as minimalize the occurrence of heat-related symptoms/illnesses on those workers.
Read More
S-11434
Depok : FKM-UI, 2023
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Agissa Verta Mazel; Pembimbing: Doni Hikmat Ramdhan; Penguji: Laksita Ri Hastiti, M. Helmy Ilhamsyah
Abstrak:
Proyek pembangunan jalan tol Yogyakarta – Bawen paket 1 (seksi 1) merupakan proyek strategis nasional yang memiliki proses dan aktivitas kerja yang berisiko tinggi serta jam kerja yang panjang, sehingga dibutuhkan kondisi fisik dan mental pekerja yang siap siaga setiap saat. Oleh karena itu, pekerja di sektor konstruksi berisiko mengalami kelelahan yang berpotensi meningkatkan angka cedera atau kecelakaan kerja. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara kelelahan dan faktor terkait kelelahan dengan kecelakaan kerja di proyek pembangunan jalan tol Yogyakarta – Bawen paket 1 (seksi 1). Faktor – faktor risiko yang diteliti meliputi faktor terkait pekerjaan (jam kerja, masa kerja, beban kerja, iklim kerja, kuantitas tidur, dan kualitas tidur) dan faktor tidak terkait pekerjaan (usia, indeks massa tubuh, konsumsi kafein, dan konsumsi rokok). Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain penelitian cross-sectional. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner, observasi, dan wawancara. Jumlah sampel minimum pada penelitian ini adalah 181, namun data yang berhasil dianalisis adalah 260. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 232 (89.2%) pekerja mengalami kelelahan sedang dan 28 (10.8%) pekerja lainnya mengalami kelelahan berat. Selain itu, terdapat hubungan antara kelelahan (OR = 2.778), jam kerja (OR = 2.948), masa kerja (OR = 0.499), beban kerja (OR = 3.367), iklim kerja (OR = 3.448), dan konsumsi kafein (OR = 2.217) dengan kecelakaan kerja.

The Yogyakarta-Bawen toll road construction project package 1 (section 1) is a national strategic project that involves high-risk work processes and activities, as well as long working hours, requiring workers to be physically and mentally prepared at all times. Therefore, workers in the construction sector are at risk of experiencing fatigue, which can potentially increase the number of injuries or workplace accidents. This study aims to examine the relationship between fatigue and fatigue-related factors with workplace accidents in the Yogyakarta-Bawen toll road construction project package 1 (section 1). The researched risk factors include job-related factors (duration of work, length of work, workload, work climate, sleep quantity, and sleep quality) and non-job-related factors (age, body mass index, caffeine consumption, and smoking). This study is a quantitative research with a cross-sectional study design. Data collection was conducted using questionnaires, observations, and interviews. The minimum sample size for this study was 181, but the data successfully analyzed was 260. The results of the study show that 232 (89.2%) workers experience moderate fatigue, while 28 (10.8%) other workers experience severe fatigue. Furthermore, there is a relationship between fatigue (OR = 2.778), duration of work (OR = 2.948), length of work (OR = 0.499), workload (OR = 3.367), work climate (OR = 3.448), and caffeine consumption (OR = 2.217) with workplace accidents.
Read More
S-11335
Depok : FKM-UI, 2023
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Utri Perdanita Antono; Pembimbing: Syahrul M. Nasri
S-4064
Depok : FKM-UI, 2005
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Endah Setyaningsih; Pembimbing: Hendra
S-3700
Depok : FKM-UI, 2004
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Eunike Atara Trisyani; Pembimbing: Laksita Ri Hastiti; Penguji: Abdul Kadir, Lorencius Kukuh Prabowo
Abstrak:
Skripsi ini membahas tentang analisis faktor-faktor risiko yang berhubungan dengan kelelahan pada pekerja konstruksi di Proyek Y PT.X Tahun 2024. Kelelahan kerja (fatigue) adalah suatu kondisi dimana terjadi perasaan lelah dan penurunan fungsi mental dan fisik yang menyebabkan berkurangnya semangat kerja sehingga menurunkan efektivitas dan efisiensi kerja. Penelitian ini menggunakan pendekatan kauntitatif dengan desain cross sectional. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah prurposive sampling. Analisi data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan dua cara, yaitu chi square. Hasil penelitian ini menunjukkan sebanyak 48,9% responden mengalami kelelahan kerja. Terdapat hubungan yang signifikan antara kelelahan kerja dengan faktor risiko terkait pekerjaan seperti beban kerja, durasi kerja, durasi lembur, jenis pekerjaan dan faktor risiko tidak terkait pekerjaan, seperti konsumsi minuman berkafein, konsumsi air mineral, kualitas tidur, kuantitas tidur, dan pekerjaan sampingan.

Work fatigue (fatigue) is a condition where there is a feeling of fatigue and a decrease in mental and physical function which causes a decrease in morale, thereby reducing work effectiveness and efficiency. This study uses a quantitative approach with a cross-sectional design. The sampling technique used was purposive sampling. Data analysis in this study was carried out using two ways, namely chi square. The results of this study showed that 48.9% of respondents experienced job fatigue. There is a significant relationship between fatigue and work-related risk factors such as workload, work duration, overtime duration, type of work and non-work-related risk factors, such as caffeinated beverage consumption, mineral water consumption, sleep quality, sleep quantity, and side jobs.
Read More
S-11757
Depok : FKM UI, 2024
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Fitria Nurina Listya Ningrum; Pembimbing: Doni Hikmat Ramadhan; Penguji: Hendra, Deni Pebrian
Abstrak: Konstruksi menjadi salah satu pekerjaan paling berisiko terkena gangguan akibat paparan tekanan panas. Tekanan panas terjadi akibat dari kombinasi temperatur lingkungan kerja, panas metabolik tubuh pekerja, pakaian kerja, serta karakteristik pekerja. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan studi cross-sectional yang dilakukan pada bulan April-Mei 2019 dengan 181 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa indeks WBGT outdoor berkisar antara 25,3oC hingga 36,8oC. Setelah dibandingkan dengan PERMENKES nomor 70 tahun 2016, diketahui bahwa 100% pekerja mengalami kejadian tekanan panas. Hasil kuesioner menunjukkan 174 responden (96%) mengalami setidaknya satu keluhan kesehatan, dengan keluhan tertinggi yaitu banyak berkeringat (92,3%). Hasil pengukuran efek fisiologis menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan dari tekanan darah, denyut nadi, saturasi oksigen, dan suhu tubuh antara sebelum bekerja dengan setelah bekerja (nilai p < 0,05). Berdasarkan hal tersebut, manajemen proyek disarankan untuk melakukan berbagai upaya dalam pengendalian tekanan panas, untuk meminimalisir dampak gangguan akibat panas pada pekerja. Kata kunci: Tekanan panas, gangguan kesehatan, efek fisiologis
Read More
S-10177
Depok : FKM-UI, 2019
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Gesang Lilihaning Tyas; Pembimbing: L. Meily Kurniawidjaya; Penguji: Dadan Erwandi, Agus Triyono, Affan Ahmad
Abstrak: Tesis ini membahas Hubungan Tekanan Panas dan Beban Kerja dengan Kelelahan Pekerja sebagai tinjauan terhadap Nilai Ambang Batas Iklim Kerja yang tertuang dalam Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. Kep-51/Men/1999 yang merupakan adopsi dari ACGIH 1996, dimana dalam satu dasawarsa pemberlakuannya banyak pengusaha di Indonesia mengeluhkan penerapannya. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain potong lintang.
 
Hasil penelitian menyarankan bahwa perlu adanya peninjauan kembali dan penelitian ilmiah yang lebih mendalam terkait dengan variabel ? variabel lain yang berkontribusi terhadap Nilai Ambang Batas Iklim Kerja yang tertuang dalam Kepmenakertrans No. 51 tahun 1999.
 

This thesis explores the relationship of Heat Stress and Workload to Worker Fatigue with a review of the Threshold Limit Values for Heat Stress as stated in the Ministry of Manpower Decree No. Kep-51/Men/1999 which is the adoption of the ACGIH in 1996, where in one decade is implemented, many entrepreneurs in Indonesia complained about its application. This research is quantitative research with cross sectional design.
 
The results suggest that there should be judicial review and a more in-depth scientific research related to the other variables that contribute to the Threshold Limit Values for Heat Stress, which is covered in Kepmenakertrans No. 51 years old in 1999.
Read More
T-3230
Depok : FKM-UI, 2010
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Dwi Suci Rahmawati; Pembimbing: Doni Hikmat Ramdhan; Penguji: Laksita Ri Hastiti, Auliah Rahmi
Abstrak: Pembangunan infrastruktur dan kegiatan konstruksi menjadi salah satu cara bagi pemerintah Indonesia untuk membangun perekonomian nasional. Namun disisi lain proses kerja kegiatan konstruksi memiliki bahaya dan risiko, salah satunya bahaya fisik yang menjadi bahaya paling tinggi salah satunya adalah unsafe condition seperti lingkungan kerja panas yang merupakan kombinasi dari suhu udara, kelembaban udara, kecepatan udara, dan suhu radiasi. Apabila kombinasi tersebut dihubungkan dengan produksi panas tubuh maka akan menyebabkan tekanan panas (heat stress). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran dan hubungan tekanan panas (heat stress), dan faktor individu (usia, indeks massa tubuh, riwayat keturunan hipertensi, dan status hidrasi) dengan kejadian hipertensi. Penelitian ini dilakukan pada Agustus-Desember 2021 pada pekerja konstruksi proyek Depo Light Rail Transit (LRT) Jabodebek Jatimulya, Jawa Barat. Pendekatan menggunakan kuantitatif observasional deskriptif analitik dengan studi cross sectional dan melibatkan 185 responden yang diambil menggunakan cluster proporsional random sampling. Hasil penelitian menunjukkan 67% pekerja mengalami tekanan panas, 69,7% berusia < tahun, 76,8% memiliki IMT tidak berlebih, 73% tidak memiliki riwayat keturunan hipertensi, 91,9% mengalami dehidrasi tidak berat. Berdasarkan hasil analisis, variabel yang memiliki hubungan yang signifikan dengan kejadian hipertensi adalah variabel tekanan panas (heat stress), usia, dan riwayat keturunan hipertensi (P value= 0,05)
Read More
S-10900
Depok : FKMUI, 2022
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive