Ditemukan 33994 dokumen yang sesuai dengan query :: Simpan CSV
Rusma Tia Wardani; Pembimbing: Yovsyah; Penguji: Syahrizal, Eva Sulistiowati
Abstrak:
Read More
Stroke merupakan salah satu penyakit tidak menular yang prevalensinya terus meningkat setiap tahunnya. Prevalensi stroke di DKI Jakarta meningkat dari 9,7‰ pada tahun 2013 menjadi 12,2‰ pada tahun 2018. Berdasarkan penelitian–penelitian terdahulu, faktor yang dapat mempengaruhi kejadian stroke dapat berbeda satu sama lain. Selain itu penelitian terkait faktor risiko stroke pada penduduk usia ≥15 tahun masih sedikit di DKI Jakarta. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan faktor-faktor apa saja yang dapat menyebabkan kejadian stroke pada penduduk usia ≥15 tahun di DKI Jakarta menurut data Riskesdas 2018. Sampel penelitian ini adalah penduduk usia ≥15 tahun sebanyak 7.552 di DKI Jakarta. Penelitian ini menggunakan desain studi cross-sectional dengan analisis univariat dan bivariat. Hasil penelitian yang didapatkan adalah terdapat hubungan yang signifikan antara usia ≥55 tahun (POR=5,50; 95% CI= 3,84 – 7,88), jenis kelamin perempuan (POR=0,64; 95% CI= 0,45 – 0,91), merokok (POR= 1,90; 95% CI= 1,34 – 2,7), kurang aktivitas fisik (POR= 2,07; 95% CI= 1,46 – 2,94), hipertensi (POR= 11,19; 95% CI= 7,70 – 16,24), dan diabetes melitus (POR=4,97; 95% CI= 3,23 – 7,65) terhadap kejadian stroke. Optimalisasi program pengendalian penyakit tidak menular, edukasi dan promosi terkait risiko kejadian stroke, pemanfaatan media sosial untuk memperluas penyebaran informasi, mendorong pola hidup sehat, dan mengikuti program rehabilitasi dan pemulihan pasca-stroke dapat membantu untuk mencegah terjadinya stroke dan efek yang ditimbulkan pasca stroke.
Stroke is considerStroke is considered as one of the non-communicable diseases with a consistently increasing prevalence annually. The prevalence of stroke in DKI Jakarta escalated from 9.7‰ in 2013 to 12.2‰ in 2018. Previous studies have revealed that the factors influencing stroke occurrence may vary. Furthermore, limited research has been conducted regarding the risk factors of stroke among individuals aged ≥15 years in DKI Jakarta. This study aims to describe the factors contributing to stroke incidence among individuals aged ≥15 years in DKI Jakarta based on the Riskesdas 2018 data. The study sample consisted of 7,552 individuals aged ≥15 years in DKI Jakarta. This study used a cross-sectional study design with univariate and bivariate analysis. The study findings revealed significant associations between age ≥55 years (POR=5.50; 95% CI=3.84-7.88), female gender (POR=0.64; 95% CI=0.45-0.91), smoking (POR=1.90; 95% CI=1.34-2.7), low physical activity (POR=2.07; 95% CI=1.46-2.94), hypertension (POR=11.19; 95% CI=7.70-16.24), and diabetes mellitus (POR=4.97; 95% CI=3.23-7.65) in relation to stroke incidence.. Optimizing non-communicable disease control programs, education and promotion regarding stroke risk, utilizing social media for widespread information dissemination, promoting healthy lifestyles, and participating in post-stroke rehabilitation and recovery programs can help prevent stroke occurrence and mitigate its post-stroke effects.ed as one of the non-communicable diseases with a consistently increasing prevalence annually. The prevalence of stroke in DKI Jakarta escalated from 9.7‰ in 2013 to 12.2‰ in 2018. Previous studies have revealed that the factors influencing stroke occurrence may vary. Furthermore, limited research has been conducted regarding the risk factors of stroke among individuals aged ≥15 years in DKI Jakarta. This study aims to describe the factors contributing to stroke incidence among individuals aged ≥15 years in DKI Jakarta based on the Riskesdas 2018 data. The study sample consisted of 7,552 individuals aged ≥15 years in DKI Jakarta. This study used a cross-sectional study design with univariate and bivariate analysis. The study findings revealed significant associations between age ≥55 years (POR=5.50; 95% CI=3.84-7.88), male gender (POR= 1,56; 95% CI= 1,09 – 2,21), smoking (POR=1.90; 95% CI=1.34-2.7), low physical activity (POR=2.07; 95% CI=1.46-2.94), hypertension (POR=11.19; 95% CI=7.70-16.24), and diabetes mellitus (POR=4.97; 95% CI=3.23-7.65) in relation to stroke incidence.. Optimizing non-communicable disease control programs, education and promotion regarding stroke risk, utilizing social media for widespread information dissemination, promoting healthy lifestyles, and participating in post-stroke rehabilitation and recovery programs can help prevent stroke occurrence and mitigate its post-stroke effects.
S-11238
Depok : FKM-UI, 2023
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Szafira Nurul Qolbi; Pembimbing: Asri C. Adisasmita; Penguji: Syahrizal Syarif, Telly Purnamasari Agus
Abstrak:
Penelitian ini bertujuan unttuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian stroke yang terdiagnosis dokter pada penduduk usia ≥ 15 tahun di Provinsi Jawa Timur. Desain studi penelitian ini adalah cross-sectional dengan analisis bivariat dan stratifikasi. Data penelitian ini menggunakan data sekunder dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi stroke pada penduduk usia ≥ 15 tahun di Provinsi Jawa Timur pada tahun 2018 yaitu sebesar 1%.
Read More
S-10626
Depok : FKM UI, 2021
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Nindia Ayu Santoso; Pembimbing: Sudarto Ronoatmodjo; Penguji: Renti Mahkota, Suparmi
Abstrak:
Read More
Data Riskesdas 2018 menunjukan bahwa Provinsi Kalimantan Timur tertinggi berdasarkan diagnosis dokter pada penduduk usia ≥ 15 tahun (14,7 per mil) yang melebihi prevalensi nasional (10,9 per mil) dan mengalami peningkatan dibandingkan dengan Riskesdas 2013 (10 per mil). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko kejadian stroke pada penduduk usia ≥15 tahun di Kalimantan Timur. Penelitian ini menggunakan desain studi potong lintang (cross sectional) melalui sumber data Riskesdas 2018 yang dianalisis secara univariat, bivariat, dan multivariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, prevalensi kejadian stroke pada penduduk usia ≥15 tahun di Kalimantan Timur sebesar 2,2%. Variabel yang berhubungan signifikan adalah usia (POR=4,63 95%CI: 3,29-6,51), hipertensi (POR=0,16 95%CI: 0,12-0,23), diabetes melitus (POR=2,03 95%CI: 1,28-3,23), dan aktivitas fisik (POR=2,99 95%CI: 2,13-4,20). Terdapat hubungan signifikan antara usia, hipertensi, diabetes melitus, dan aktivitas fisik terhadap kejadian stroke di Kalimantan Timur. Sedangkan, jenis kelamin, merokok, dan konsumsi alkohol tidak berhubungan secara signifikan dan diperoleh variabel protektif terhadap kejadian stroke adalah konsumsi alkohol.
Riskesdas 2018 data shows that East Kalimantan Province has the highest stroke rate based on doctor's diagnosis in the population aged ≥ 15 years (14.7 per mile) which exceeds the national prevalence (10.9 per mile) and has increased compared to Riskesdas 2013 (10 per mile). This study aims to determine the risk factors for stroke incidence in the population aged ≥15 years in East Kalimantan. This study used a cross-sectional study design through the 2018 Riskesdas data source which was analyzed univariately, bivariately, and multivariately. The results showed that the prevalence of stroke in the population aged ≥15 years in East Kalimantan was 2.2%. The variables significantly associated were age (POR=4.63 95%CI: 3.29-6.51), hypertension (POR=0.16 95%CI: 0.12-0.23), diabetes mellitus (POR=2.03 95%CI: 1.28-3.23), and physical activity (POR=2.99 95%CI: 2.13-4.20). There was a significant association between age, hypertension, diabetes mellitus, and physical activity on stroke incidence in East Kalimantan. Meanwhile, gender, smoking, and alcohol consumption were not significantly associated and the protective variable against stroke was alcohol consumption.
S-11567
Depok : FKM-UI, 2024
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Fadia Isnaini; Pembimbing: Yovsyah; Penguji: Tri Yunis Miko Wahyono, Dewi Kristanti
Abstrak:
Read More
Penyakit ginjal kronis (PGK) merupakan masalah kesehatan yang cukup serius sebab kasusnya terus meningkat dari tahun ke tahun. PGK berada pada peringkat ke-10 penyebab kematian global. Selain itu, pengobatan PGK juga membutuhkan biaya yang besar dan jangka waktu yang panjang. Diabetes mellitus yang merupakan faktor risiko utama terjadinya PGK juga mengalami peningkatan prevalensi dari tahun ke tahun di Provinsi DKI Jakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara diabetes mellitus dengan kejadian penyakit ginjal kronis pada penduduk usia ≥ 15 tahun di Provinsi DKI Jakarta tahun 2018. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain studi cross-sectional dan data sekunder dari Riskesdas 2018. Setelah menyesuaikan dengan kriteria inklusi dan eksklusi didapatkan sampel penelitian sebanyak 7.427 orang. Hasil penelitian menunjukan bahwa prevalensi PGK pada penduduk berusia ≥ 15 tahun di Provinsi DKI Jakarta sebesar 0,5% dan prevalensi diabetes mellitus sebesar 5,7%. Hasil analisis statistik menunjukan terdapat hubungan antara diabetes mellitus dengan PGK dengan Prevalence Odds Ratio (POR) sebesar 3,549 (95% CI=1,461-8,617). Setelah dilakukan stratifikasi diketahui bahwa usia berpotensi menjadi confounding dengan nilai POR sebesar 2,69 (95% CI=1,04-6,93). Oleh karena itu, promosi kesehatan dan deteksi dini diabetes mellitus perlu digencarkan sebagai upaya pencegahan PGK.
Chronic kidney disease (CKD) is serious health problem because the prevalence continues to increase from year to year. Based on WHO data in 2019, CKD was the 10th most common cause of death globally. In addition, CKD treatment also requires a lot of money and a long period of time. Diabetes mellitus as a major risk of CKD also experienced an increase in prevalence from year to year in DKI Jakarta Province. This study aimed to determine the association between diabetes mellitus and chronic kidney disease in population aged ≥15 years in DKI Jakarta Province in 2018. This study used quantitative method with a cross-sectional study design and secondary data obtained from Basic Health Research (Riskesdas) 2018). After adjusting the inclusion and exclusion criteria, a sample of 7,427 people was obtained. The result showed that the prevalence of CKD in population aged ≥15 years in DKI Jakarta Province was 0,5% and the prevalence of diabetes mellitus was 5,7%. Based on the statistical analysis showed that there was a relationship between diabetes mellitus and CKD with Prevalence Odds Ratio (POR) of 3,549 (95% CI=1,461-8,617). After stratification, it was found that age had the potential to be confounding with a POR value of 2.69 (95% CI=1.04-6.93). Therefore, health promotion and early detection of diabetes mellitus need to be intensified as an effort to prevent CKD.
S-11230
Depok : FKM-UI, 2023
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Vika Azzahra; Pembimbing: Sudarto Ronoatmodjo; Penguji: Yovsyah; Soewarta Kosen
Abstrak:
Menurut Riskesdas 2013, di Indonesia prevalensi stroke pada penduduk usia ≥ 15 tahun sebesar 7 permil dan mengalami kenaikan dari tahun 2007 yang sebesar 6 permil. DIY menjadi provinsi dengan prevalensi stroke tertinggi kedua di Indonesia dan prevalensinya melebihi angka nasional yakni sebesar 10,3 permil pada tahun 2013. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat menyebabkan kejadian stroke pada penduduk usia ≥15 tahun di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional dengan data Riskesdas 2018 Provinsi DIY sebanyak 6695 responden. Uji statistik pada penelitian ini adalah uji chi square dan regresi logistik ganda. Hasil penelitian menunjukkan prevalensi stroke pada penduduk usia ≥ 15 tahun di Provinsi DIY tahun 2018 yaitu sebesar 1,7%. Uji statistik yang memiliki hubungan signifikan dengan kejadian stroke antara lain usia (POR = 3,23 ; 95%CI = 2,03-5,13), aktivitas fisik (POR = 2,86 ; 95%CI = 1,90-4,31), hipertensi (POR = 5,69 ; 95%CI = 3,68-8,79), penyakit jantung (POR = 2,57 ; 95%CI = 1,47-4,48), dan diabetes melitus (POR = 2,44 ; 95%CI = 1,49-3,40). Kesimpulan penelitian ini adalah terdapat hubungan antara usia, aktivitas fisik, hipertensi, penyakit jantung, dan diabetes melitus dengan kejadian stroke pada penduduk usia ≥ 15 tahun di Provinsi DIY
Read More
S-10909
Depok : FKMUI, 2022
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Theodorus Holspid Sembodo; Pembimbing: Asri C. Adisasmita; Penguji: Lhuri Dwianti Rahmartani, Telly Purnamasari Agus
Abstrak:
Read More
Stroke merupakan penyebab terjadinya disabilitas tertinggi dan penyebab kematian terbanyak ke-2 secara global. Di Asia Tenggara, Indonesia merupakan negara dengan kasus kematian akibat stroke terbanyak. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian stroke pada penduduk yang berusia ≥ 15 tahun di Provinsi Jawa Barat. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional dengan sumber data dari Riskesdas 2018 dengan total sampel 51860 responden yang diolah dengan analisis bivariat dan stratifikasi. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa prevalensi kejadian stroke pada penduduk usia ≥15 Tahun di Provinsi Jawa Barat adalah sebesar 1,4%. Diketahui bahwa terdapat hubungan signifikan antara stroke dengan usia (PRR=75,880; 95% CI; 28,335—203,205), hipertensi (PRR= 9,181; 95% CI; 7,793—10,816), diabetes mellitus (PRR= 6,757; 95% CI; 5,455—8,368), penyakit jantung (PRR= 5,887; 95% CI; 4,723—7,338), aktivitas fisik (4,709; 95% CI; 4,054—5,470), IMT (PRR= 1,254; 95% CI; 1,024—1,536), wilayah tempat tinggal (PRR= 1,246; 95% CI; 1,062—1,464), perilaku merokok (PRR= 0,654; 95% CI; 0,538—0,796), dan pola makan (PRR= 0,423; 95% CI; 0,327—0,546). Variabel jenis kelamin dan tingkat pendidikan tidak berhubungan signifikan dengan kejadian stroke. Namun, dalam penelitian ini terdapat temuan unik di mana perokok harian dan 3 pola makan berisiko memiliki efek protektif terhadap stroke. Hal tersebut merupakan keterbatasan penelitian ini, maka perlu dilakukan penelitian yang dapat lebih jelas melihat hubungan kausal antara pajanan dengan stroke.
Stroke is the leading cause of disability and the second leading cause of death globally. In Southeast Asia, Indonesia has the highest number of stroke deaths. This study aims to identify factors associated with the incidence of stroke in the population aged ≥ 15 years in West Java Province. This study used a cross-sectional study design with data sources from Riskesdas 2018 with a total sample of 51860 respondents processed by bivariate and stratification analysis. The results show that the prevalence of stroke incidence in the population aged ≥15 years in West Java Province is 1.4%. It is known that there is a significant relationship between stroke and age (PRR = 75.880; 95% CI; 28.335-203.205), hypertension (PRR = 9.181; 95% CI; 7.793-10.816), diabetes mellitus (PRR = 6.757; 95% CI; 5.455-8.368), heart disease (PRR = 5.887; 95% CI; 4.723-7.338), physical activity (4.709; 95% CI; 4.054-5.470), BMI (PRR= 1.254; 95% CI; 1.024-1.536), region of residence (PRR= 1.246; 95% CI; 1.062-1.464), smoking behavior (PRR= 0.654; 95% CI; 0.538-0.796), and diet (PRR= 0.423; 95% CI; 0.327-0.546). Gender and education level were not significantly associated with stroke incidence. However, in this study there were unique findings where daily smoking and 3 risky diets had a protective effect on stroke. This is a limitation of this study, so research that can more clearly see the causal
S-11402
Depok : FKM-UI, 2023
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Syahwa Elae Azzahra; Pembimbing: Yovsyah; Penguji: Trisari Anggondowati, Dewi Kristanti
Abstrak:
Read More
Stroke menjadi masalah kesehatan di seluruh dunia termasuk di Indonesia. Menurut riskesdas 2018 bahwa prevalensi stroke di Indonesia berdasarkan diagnosis dokter sebesar 1,09%. Provinsi Bangka Belitung menjadi salah satu provinsi dengan prevalensi stroke yang melebihi angka nasional dan urutan ketujuh tertinggi dari hasil Riskesdas pada tahun 2018. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan faktor kondisi kesehatan dan perilaku terhadap kejadian stroke pada penduduk usia ≥ 15 tahun di Provinsi Bangka Belitung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain studi cross sectional dengan analisis univariat dan bivariat. Sumber data yang digunakan dari Riskesdas 2018. Hasil penelitian menunjukkan prevalensi stroke pada penduduk usia ≥ 15 tahun di Provinsi Bangka Belitung sebesar 1,6%. Uji statistik yang memiliki hubungan signifikan dengan kejadian stroke antara lain diabetes melitus (PR = 6.11; 95% CI = 3.65-10,22), hipertensi (PR = 9,09; 95%CI = 5,91-13,98), obesitas (PR = 2,12; 95%CI = 1,38-3,25), dan aktivitas fisik (PR = 3,44; 95%CI = 2,25-5,26). Menerapkan perilaku hidup sehat dan cek rutin kesehatan terutama yang memilki risiko seperti diabetes melitus, hipertensi, dan obesitas. Kata kunci: Stroke, kondisi kesehatan, perilaku, Bangka Belitung, Riskesdas 2018
Stroke is a health problem in the world including in Indonesia. According to Riskesdas 2018, the prevalence of stroke in Indonesia based on a doctor's diagnosis is 1,09%. Bangka Belitung Province is one of the provinces with a prevalence of stroke that exceeds the national rate and ranks seventh highest from the results of Riskesdas 2018. This study aims to determine the relationship between health conditions and behavioral factors with stroke in populations aged ≥ 15 years in Bangka Belitung Province. The method used in this study was a cross-sectional study design with univariate and bivariate analysis. The data in this study are secondary data from Riskesdas 2018. The results showed that the prevalence of stroke in populations aged ≥ 15 years in Bangka Belitung Province was 1.6%. Statistical tests that have a significant relationship with stroke include diabetes mellitus (PR = 6.11; 95% CI = 3.65-10,22), hypertension (PR = 9,09; 95%CI = 5,91-13,98), obesity (PR = 2,12; 95%CI = 1,38-3,25), and physical activity (PR = 3,44; 95%CI = 2,25-5,26). Healthy lifestyle behaviors and regular health checks, especially for those who have risks such as diabetes mellitus, hypertension, and obesity. Keywords: Stroke, health condition, behavior, Bangka Belitung, Riskesdas 2018
S-11234
Depok : FKM-UI, 2023
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Gabriella Sarah Deandra Tanod; Pembimbing: Yovsyah; Penguji: Tri Yunis Miko Wahyono, Yoan Hotnida Naomi
Abstrak:
Read More
Latar Belakang: Diabetes melitus tipe 2 (DM tipe 2) merupakan salah satu penyakit tidak menular yang menjadi masalah kesehatan global dan terus menunjukkan tren peningkatan prevalensi, termasuk di Indonesia. Berdasarkan Riskesdas 2018, prevalensi diabetes di Provinsi DKI Jakarta mencapai 3,4%, lebih tinggi dibandingkan angka nasional sebesar 2,0%. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian DM tipe 2 pada penduduk usia ≥15 tahun di Provinsi DKI Jakarta berdasarkan data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023. Metode: Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan menganalisis hubungan antara variabel faktor sosiodemografis (usia dan jenis kelamin), faktor biologis (obesitas dan hipertensi) serta faktor perilaku (merokok, konsumsi makanan manis, konsumsi minuman manis, konsumsi alkohol, konsumsi buah, dan konsumsi sayur) terhadap kejadian DM tipe 2. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan prevalensi DM tipe 2 sebesar 16.7% (62 dari 371 kasus). Analisis menunjukkan bahwa kelompok usia ≥55 tahun (POR 0.240; 95% CI: 0.131-0.438), jenis kelamin laki-laki (POR 0.456; 95% CI: 0.259-0.803), perilaku merokok (POR 3.513; 95% CI: 1.997-6.181), konsumsi makanan manis (POR 3.477; 95% CI: 1.983–6.098), dan konsumsi minuman manis (POR 2.909; 95% CI: 1.667–5.076) memiliki hubungan signifikan secara statistik terhadap kejadian DM tipe 2. Sementara itu, obesitas, hipertensi, konsumsi alkohol, konsumsi buah, dan konsumsi sayur tidak memiliki hubungan yang signifikan. Kesimpulan: Faktor sosiodemografi dan perilaku memiliki hubungan yang bermakna dengan diabetes melitus tipe 2. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan untuk membuat program pencegahan dan pengendalian diabetes melitus tipe 2 sehingga dapat menurunkan prevalensi diabetes melitus tipe 2 di Provinsi DKI Jakarta.
Background: Type 2 Diabetes Mellitus (T2DM) is one of the non-communicable diseases that has become a global health concern and continues to show an increasing trend in prevalence, including in Indonesia. According to the 2018 Basic Health Research (Riskesdas), the prevalence of diabetes in DKI Jakarta Province reached 3.4%, which is higher than the national average of 2.0%. Objective: This study aims to identify the factors associated with the occurrence of T2DM among individuals aged ≥15 years in DKI Jakarta Province based on the 2023 Indonesian Health Survey (Survei Kesehatan Indonesia/SKI). Methods: This study employed a cross-sectional design to analyze the association between T2DM and several factors, including sociodemographic factors (age and sex), biological factors (obesity and hypertension), and behavioral factors (smoking, consumption of sweet foods, sweet drinks, alcohol, fruits, and vegetables). Results: The study found a T2DM prevalence of 16.7% (62 out of 371 cases). The analysis showed that individuals aged ≥55 years (POR 0.240; 95% CI: 0.131–0.438), male sex (POR 0.456; 95% CI: 0.259–0.803), smoking behavior (POR 3.513; 95% CI: 1.997–6.181), consumption of sweet foods (POR 3.477; 95% CI: 1.983–6.098), and sweet drinks (POR 2.909; 95% CI: 1.667–5.076) were statistically significantly associated with the occurrence of T2DM. In contrast, obesity, hypertension, alcohol consumption, fruit consumption, and vegetable consumption were not significantly associated. Conclusion: Sociodemographic and behavioral factors are significantly associated with type 2 diabetes mellitus. This study is expected to contribute to the development of prevention and control programs for type 2 diabetes mellitus, with the goal of reducing its prevalence in DKI Jakarta Province.
S-12148
Depok : FKM-UI, 2025
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Jessica Veronica Silalahi; Pembimbing: Sudarto Ronoatmodjo; Penguji: Ratna Djuwita, Tri Yunis Miko Wahyono, Soewarta Kosen, Woro Riyadina
Abstrak:
Read More
Stroke merupakan penyebab disabilitas dan kematian akibat penyakit tidak menular yang tinggi secara global. Prevalensi stroke di Indonesia meningkat dari 7% menjadi 10,9% pada 2018. Obesitas sentral memiliki kaitan yang erat dengan kardiovaskular termasuk stroke. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan obesitas sentral dengan kejadian stroke pada penduduk usia ≥15 tahun di Indonesia. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional dan menggunakan data Survei Kesehatan Indonesia Tahun 2023. Kriteria inklusi yaitu responden yang didiagnosis stroke oleh dokter selama satu tahun terakhir, dilakukan pengukuran tinggi badan, berat badan, dan lingkar perut lengkap serta melakukan pengukuran tekanan darah dalam pengukuran data SKI 2023. Sedangkan kriteria eksklusi yaitu responden hamil saat pengambilan data SKI 2023. Sebanyak 528.957 responden memenuhi kriteria inklusi dan seluruhnya diambil sebagai sampel penelitian. Analisis data dilakukan menggunakan uji logistic regression untuk mendapatkan asosiasi Prevalence Odds Ratio (POR) dengan interval kepercayaan 95%. Penelitian ini menemukan proporsi stroke pada penduduk usia ≥ 15 tahun di Indonesia sebesar 0.17%. Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa ada hubungan antara obesitas sentral dengan stroke POR 1.622 (95% CI 1.424 – 1.846). Analisis multivariat menunjukkan bahwa obesitas sentral berhubungan signifikan secara statistik dengan kejadian stroke dengan nilai POR 2.166 (95% CI 1.685 – 2.785) setelah dikontrol oleh jenis kelamin dan hipertensi dan berinteraksi dengan hipertensi. Diperlukan upaya penurunan obesitas sentral khususnya pada laki-laki yang menderita hipertensi dengan menerapkan pola makan sehat dan rutin melakukan aktivitas fisik untuk mencegah terjadinya penumpukan lemak sebagai awal meningkatnya kejadian stroke.
Stroke is a leading cause of disability and death from non-communicable diseases globally. Stroke prevalence in Indonesia increased from 7% to 10.9% in 2018. Central obesity has a close association with cardiovascular including stroke. This study aims to analyze the association of central obesity with stroke incidence in the population aged ≥15 years in Indonesia. This study used a cross-sectional study design and used data from the 2023 Indonesian Health Survey. The inclusion criteria were respondents diagnosed with stroke by a doctor during the past year, measuring height, weight, and complete abdominal circumference and measuring blood pressure in the 2023 SKI data measurement. Meanwhile, the exclusion criteria were pregnant respondents when collecting SKI 2023 data. A total of 528,957 respondents met the inclusion criteria and all were taken as research samples. Data were analyzed using logistic regression test to obtain Prevalence Odds Ratio (POR) association with 95% confidence interval. This study found the proportion of stroke in the population aged ≥ 15 years in Indonesia was 0.17%. The results of bivariate analysis showed that there was an association between central obesity and stroke POR 1.622 (95% CI 1.424 - 1.846). Multivariate analysis showed that central obesity was statistically significantly associated with the incidence of stroke with a POR value of 2.166 (95% CI 1.685 - 2.785) after being controlled by gender and hypertension and interacting with hypertension. Efforts are needed to reduce central obesity, especially in men who suffer from hypertension by implementing a healthy diet and routine physical activity to prevent the accumulation of fat as the beginning of an increase in the incidence of stroke.
T-7190
Depok : FKM UI, 2025
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Mutia Nafisah Zahra; Pembimbing: Helda; Penguji: Tri Yunis Miko Wahyono, Telly Purnamasari Agus
Abstrak:
Prevalensi diabetes melitus (DM) di Indonesia mengalami peningkatan baik berdasarkan diagnosis dokter ataupun pemeriksaan kadar glukosa darah. Selain itu, DM menyumbang tingkat kematian yang tinggi, morbiditas di semua kelompok umur, serta memberikan pembebanan pada biaya kesehatan. Asma merupakan penyakit pernapasan kronis yang menjadi faktor risiko potensial DM mengalami peningkatan jumlah penderita, penyebab morbiditas orang dewasa, peningkatan angka kematian serta tingginya beban kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan asma dengan kejadian DM tipe 2 pada penduduk usia ≥ 15 tahun di Indonesia. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional dengan sumber data sekunder Riskesdas 2018. Terdapat 23.119 sampel yang sesuai dengan kriteria studi. Proporsi kejadian DM tipe 2 sebesar 14,8% dan proporsi kejadian asma sebesar 3,1%. Proporsi DM tipe 2 lebih besar pada penderita asma (16,7%) dibanding dengan bukan penderita asma (14,7%). Jenis kelamin, perilaku merokok, konsumsi alkohol, dan kadar trigliserida memiliki efek modifikasi dengan asma terhadap hubungannya dengan DM tipe 2. Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa asma tetap tidak berhubungan signifikan dengan kejadian DM tipe 2 setelah dikontrol semua variabel kovariat (PR=1,138; 95% CI: 0,94-1,36; p=0,162). Penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk studi mendatang dalam menganalisis hubungan kedua penyakit ini lebih lanjut
Read More
S-10899
Depok : FKMUI, 2022
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
