Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 40345 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Raditha Cahyani Isty Ningdiyah; Pembimbing: Haryoto Kusno Putranto; Penguji: Ririn Arminsih Wulandari, Yulia Fitria Ningrum
Abstrak:
Sampah merupakan sisa dari suatu kegiatan sehari-hari manusia dan proses alam yang berwujud padat, keberhasilan pengelolaan sampah berhubungan dengan tingkat partisipasi masyarakat. Partisipasi masyarakat merupakan segala bentuk keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan sampah mulai dari proses prencanaan, pelaksanaan, hingga evaluasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan faktor sosiodemografi, pengetahuan, dan faktor eksternal terhadap partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah rumah tangga di Kelurahan Batu Ampar, Jakarta Timur pada tahun 2023. Penelitian ini merupakan penelitian survei analitik dengan menggunakan metode penelitian cross sectional dengan teknik pengambilan sampel stratified random sampling. Setelah dilakukan perhitungan besar sampel minimum menggunakan rumus uji hipotesis beda proporsi (Lemeshow, 1990) didapatkan besar sampel minimum sebanyak 114 sampel. Hasil penelitian menyatakan bahwa mayoritas rumah tangga di Kelurahan Batu Ampar telah memiliki tingkat partisipasi tinggi dalam pengelolaan sampah rumah tangga yaitu sebanyak 60 responden (52,6%), dimana 54 responden lainnya (47,4%) memiliki tingkat partisipasi rendah dalam pengelolaan sampah rumah tangga. Pada penelitian juga dinyatakan bahwa terdapat faktor yang memiliki hubungan signifikan dengan partisipasi pengelolaan sampah rumah tangga yaitu faktor sosiodemografi dan faktor eksternal. Faktor sosiodemografi yang memiliki hubungan signifikan dengan partisipasi masyarakat adalah usia (nilai p 0,009; OR 10,26), sedangkan faktor eksternal yang memiliki hubungan signifikan dengan partisipasi masyarakat adalah dukungan tokoh masyarakat (nilai p 0,002; OR 3,39). Untuk faktor sosiodemografi seperti jenis kelamin, pendidikan, dan pekerjaan; pengetahuan; dan faktor eksternal berupa sarana prasarana tidak memiliki hubungan dengan partisipasi masyarakat. Kesimpulan dari penelitian ini adalah variabel usia dan dukungan tokoh masyarakat memiliki hubungan yang signifikan dengan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah rumah tangga.
Waste is the residue of daily human activities and natural processes in solid form, the success of waste management is related to the level of community participation. Community participation is all forms of community involvement in waste management starting from the process of planning, implementation, to evaluation. The aim pf this research is to analyze the relationship between sociodemographic factors, knowledge, and external factors on community participation in household waste management in Batu Ampar Subdistrict, East Jakarta, in the year 2023. This study employs an analytic survey method using a cross-sectional research design with stratified random sampling as the sampling technique. After calculating the minimum sample size using the hypothesis test formula for the difference in proportions (Lemeshow, 1990), the minimum sample size was determined to be 114 samples. The research result indicated that majority of households in Batu Ampar Subdistrict have a high level of participation in household waste management, with 60 respondents (52,6%), while the remaining 54 respondents (47,4%) have a low level of participation. The study also states that there are factors significantly associated with household waste management participation, namely sociodemographic and external factors. Sociodemographic factors significantly associated with community participation are age (p-value 0,009; OR 10,26), while the external factors significantly associated with community participation is community leader support (p-value 0,002; OR 3,39). Sociodemographic factors such as gender, education, occupation, and income; knowledge; and external factors such as facilities do not have significant relationship with community participation. In conclusion, age and community leader support variable are significantly associated with community participation in household waste management.
Read More
S-11537
Depok : FKM-UI, 2024
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Insyira Ranti Diamantha; Pembimbing: Zakianis; Penguji: Budi Hartono, Yulia Fitria Ningrum
Abstrak:
Partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan pengelolaan sampah dapat dilakukan pada berbagai tingkatan, seperti pada tingkat rumah tangga. Partisipasi rumah tangga dalam pengelolaan sampah dapat dihitung dari keikutsertaannya dalam memilah dan mengumpulkan sampah pada program daur ulang sampah anorganik yang ada di sekitar tempat tinggalnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis tingkat partisipasi rumah tangga pada jenis program daur ulang sampah anorganik di Kawasan Bintaro Jaya Wilayah Kelurahan Pondok Pucung dan mengetahui faktor-faktor yang berkaitan dengan partisipasi rumah tangga tersebut. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain studi cross sectional dengan jumlah sampel sebanyak 147 rumah tangga. Variabel dependen adalah partisipasi rumah tangga dalam pengelolaan sampah melalui program daur ulang sampah anorganik sementara variabel independen yaitu tingkat pendidikan, pengetahuan mengenai sampah, sikap terhadap pengelolaan sampah, dukungan tokoh masyarakat, adanya informasi melalui sosialisasi, jenis program daur ulang sampah anorganik, tempat sampah terpilah, ketersediaan dan akses sarana prasarana program. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat partisipasi rumah tangga di Kawasan Bintaro Jaya Wilayah Kelurahan Pondok Pucung adalah 54.5% dengan tingkat partisipasi terbesar pada program donasi pada recycling center atau tempat penerima sampah untuk daur ulang. Adapun terdapat hubungan antara faktor-faktor yang tergolong ke dalam faktor enabling dan reinforcing, yaitu tempat sampah terpilah (pvalue <0.001), ketersediaan dan akses sarana prasarana program (pvalue <0.001), jenis program (pvalue = 0.009), dukungan tokoh masyarakat (pvalue <0.001), dan informasi melalui sosialisasi (pvalue <0.001).

Community participation in the implementation of waste management can be done at various levels, such as on household level. Household participation in waste management can be obtained by their sorting and collecting waste activities to the inorganic waste recycling program around their household. The purpose of this study is to analyze the household participation level on inorganic waste recycling programs in Bintaro Jaya area Pondok Pucung urban village region and to find out the factors related. This study used a quantitative method with a cross sectional study design with a total sample of 147 households. The dependent variabel is household participation in waste management through the inorganic waste recycling program, while the independent variables are education level, knowledge about waste, attitude towards waste management, support of community figures, information through socialization, types of inorganic waste recycling program, availability of segregated waste bins, and availability and access to program facilities. The results of this study indicate that the participation rate of households is 54.5% with the largest participation rate in the waste donation program to the recycling centers or garbage collectors for recycling. There is a relationship between the reinforcing and enabling factors to the household participation, which is the availability of segregated waste bins (pvalue <0.001), availability and access to program facilities (pvalue <0.001), types of inorganic waste recycling program (pvalue = 0.009), support of community figures (pvalue < 0.001), and information through socialization (pvalue <0.001).
Read More
S-11295
Depok : FKM-UI, 2023
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Avicenna Inovasanti; Pembimbing: Dewi Susanna; Penguji: Ema Hermawati, Aria Kusuma
Abstrak:
Pandemi COVID-19 meningkatkan kebutuhan dan produksi masker. Hal ini mendatangkan masalah yaitu timbulan sampah masker yang berakhir dilingkungan tanpa dikelola. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan pengetahuan, sikap, dan faktor sosiodemografi dengan perilaku mahasiswa dalam pengelolaan limbah masker rumah tangga di Provinsi DKI Jakarta. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif desain studi cross-sectional. Pengumpulan data dilakukan menggunakan kuesioner online, yang terdiri dari sosiodemografi, pengetahuan, sikap, dan perilaku responden. Hasil dari penelitian ini adalah mayoritas mahasiswa yang menjadi responden memiliki pengetahuan tinggi (63.3%), sikap positif (52.5%), dan perilaku baik (50.6%). Secara statistik terdapat hubungan bermakna antara pengetahuan dan perilaku (p value-0.022), namun tidak terdapat hubungan bermakna antara sikap dengan perilaku (p value- 0.269). Selain itu, variabel faktor sosiodemografi yang diteliti menunjukkan bahwa adanya hubungan bermakna antara tempat tinggal dengan perilaku (p value-0.008) namun tidak ada hubungan yang bermakna antara usia, jenis kelamin, pendidikan, dan rumpun keilmuan dengan perilaku karena p value>0,05. Analisis multivariat menunjukkan bahwa variabel tinggal bersama keluarga memiliki pengaruh paling besar terhadap perilaku buruk dengan OR 1.664 (95% CI=1.124-2.464). Kesimpulan dalam penelitian ini adalah hanya variabel pengetahuan dan tempat tinggal yang memiliki hubungan signifikan dengan perilaku pengelolaan limbah masker di rumah tanggal dengan faktor dominannya yaitu tempat tinggal.

The COVID-19 pandemic has increased the need and production of masks. This creates a problem that lot of mask waste ends up in the environment without being managed. This research was conducted to determine the relationship between knowledge, attitudes, and sociodemographic factors with student behavior in managing household mask waste in DKI Jakarta Province. This study uses a quantitative approach with cross-sectional study design. Data collection was carried out using an online questionnaire, which consisted of the sociodemographic, knowledge, attitudes, and behavior of the respondents. The results of this study were that the majority of students who were respondents had high knowledge (63.3%), positive attitudes (52.5%), and good behavior (50.6%). Statistically, there is a significant relationship between knowledge and behavior (p value-0.022), but there is no significant relationship between attitudes and behavior (p value-0.269). In addition, the sociodemographic factor variables studied showed that there was a significant relationship between place of residence and behavior (p value-0.008) but there was no significant relationship between age, gender, education, and scientific family and behavior because p value> 0.05. Multivariate analysis showed that living with family had the greatest influence on bad behavior with OR 1.664 (95% CI=1.124-2.464). The conclusion in this study is that only the knowledge and place of residence variables have a significant relationship with the behavior of mask waste management at home with the dominant factor, namely place of residence.
Read More
S-11211
Depok : FKM-UI, 2023
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Rafi Aflah Fadlirahman; Pembimbing: Dewi Susanna; Penguji: Bambang Wispriyono, Aria Kusuma
Abstrak:

Pandemi COVID-19 dapat berdampak pada lingkungan salah satunya dengan timbulan limbah masker. Limbah masker dapat membawa patogen dan mencemari lingkungan dengan mikroplastik. Pengelolaan limbah masker dapat dilakukan oleh masyarakat untuk mengurangi dampak tersebut. Perilaku pengelolaan limbah masker dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan karakteristik sosiodemografi, pengetahuan, dan keterpaparan media terhadap perilaku masyarakat dalam pengelolaan limbah masker. Penelitian ini menggunakan pendeketan kuantitatif dengan desain studi cross-sectional. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner secara daring. Responden pada penelitian ini didominasi oleh masyarakat pada rentang usia 18-24 tahun, berjenis kelamin perempuan, dan bertempat tinggal di Jabodetabek. Hasil yang didapat yaitu sebagian besar responden memiliki pengetahuan tinggi (56,8%), sudah terpapar oleh media informasi (71,5%), dan memiliki perilaku baik (55,8%) terhadap pengelolaan limbah masker. Hasil analisis statistik menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara keterpaparan media (p=0,000) dan jenis kelamin (0,006) dengan perilaku masyarakat dalam pengelolaan limbah masker di rumah tangga. Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa variabel keterpaparan media merupakan variabel paling dominan dengan Exp(β)=2,333 p=0,0001 (OR=2,333, 95% CI=1,496-3,638). Penelitian ini menunjukkan bahwa jenis kelamin dan keterpaparan media berhubungan dengan perilaku masyarakat dalam pengelolaan limbah masker di rumah tangga.


The COVID-19 pandemic have an impact on the environment, especially is the generation of mask waste. Mask waste can carry pathogens and pollute the environment with microplastics. Mask waste management can be carried out by the community to reduce this impact. Mask waste management behavior can be influenced by several factors. Therefore, this study was conducted to determine the relationship between sociodemographic characteristics, knowledge, and media exposure to community behavior in managing mask waste. This research used a quantitative approach with a cross-sectional study design. Data collection was carried out using an online questionnaire. Respondents in this study were dominated by people in the age range of 18-24 years old, female, and residing in Jabodetabek. The results obtained were that most respondents had high knowledge (56.8%), had been exposed to information media (71.5%), and had good behavior (55.8%) towards mask waste management. The results of statistical analysis showed that there was a significant relationship between media exposure (p=0.000) and gender (0.006) with community behavior in managing mask waste in households. The results of multivariate analysis showed that the media exposure variable was the most dominant variable with Exp(β)=2.333 p=0.0001 (OR=2.333, 95% CI=1.496-3.638). Finally, this study shows that gender and media exposure are associated with people’s behavior in household mask waste management.

Read More
S-11474
Depok : FKM-UI, 2023
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Restu Yenni Inaya; Pembimbing: Budi Hartono; Penguji: Ema Hermawati, Yulia Fitria Ningrum
Abstrak:
Perilaku manusia dapat memicu peningkatan produksi sampah yang melebihi kemampuan untuk mengelola dan membuang sampah yang dihasilkan. Tanggung jawab pengelolaan sampah rumah tangga sebagai hasil dari kegiatan sehari-hari di dalam keluarga mayoritas menjadi tanggung jawab ibu rumah tangga. Tujuan utama penelitian ini adalah mendeskripsikan perilaku ibu rumah tangga dalam pemilahan sampah di Kelurahan Pondok Kelapa. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional dengan pengambilan sampel secara simpel random sampling dengan rumus uji dua proporsi sejumlah 90 sampel dipilih sesuai kriteria inklusi yaitu ibu rumah tangga di kelurahan Pondok Kelapa RW 04, 09 dan 014 yang bekerja maupun tidak bekerja. Pengumpulan data dilakukan menggunakan kuesioner. Faktor yang mungkin berhubungan adalah umur responden, tingkat pendidikan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, sarana, pengawasan dan peraturan. Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 52,2% ibu rumah tangga melakukan pemilahan di rumahnya. Secara statistik, ditemukan adanya hubungan signifikan pada ketersediaan sarana, pengawasan dan peraturan terhadap perilaku pemilahan sampah (p = 0,000), sementara untuk umur, tingkat pendidikan, pengetahuan, sikap dan kebiasaan tidak memiliki hubungan signifikan terhadap perilaku pemilahan sampah.

Human behavior can trigger an increase in waste production that exceeds the ability to manage and dispose of the generated waste. The responsibility for managing household waste as a result of daily activities in the majority of families is most responsibility of housewives. The main objective of this research is to describe the behavior of housewives in waste sorting in Pondok Kelapa Subdistrict. This study used a cross-sectional study design with simple random sampling with a two-proportion test formula with a total of 90 samples selected according to inclusion criteria, namely housewives in Pondok Kelapa RW 04, 09 and 014 who worked or did not work. Data collection was carried out using a questionnaire. Factors that may be related are the age of the respondent, level of education, knowledge, attitudes, habits, facilities, supervision and regulations. The results showed that 52.2% of housewives did waste sorting at their home. Statistically, it was found that there was a significant relationship between the availability of facilities, supervision and regulations on waste sorting behavior (p = 0.000), while age, education level, knowledge, attitudes and habits had no significant relationship to waste sorting behavior.
Read More
S-11422
Depok : FKM-UI, 2023
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Erin Firliana; Pembimbing: Zakianis; Penguji: Agustin Kusumayati, Ika Widianingrum
Abstrak: Permasalahan timbulan sampah yang terus meningkat disebabkan karena kurangnya pemahaman dan kesadaran masyarakat tentang pengelolaan sampah rumah tangga berkonsep 3R. Penyuluhan merupakan kegiatan pendidikan kesehatan yang dilakukan dengan menyebarluaskan informasi dan menanamkan kayakinan untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku tentang pengelolaan sampah rumah tangga berkonsep 3R.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penyuluhan yang lebih efektif antara penyuluhan individual dan kelompok terhadap peningkatan nilai rata-rata pengetahuan, sikap, dan perilaku pengelolaan sampah rumah tangga berkonsep 3R di Kelurahan Abadijaya, Depok. Jenis penelitian ini adalah Quasi experiment. Subjek penelitian terdiri dari 50 rumah tangga pada masing-masing kelompok. Uji statistic yang digunakan adalah uji chi-square, pair t-test, Wilcoxon,dan mann whitney.

Hasil menunjukkan bahwa penyuluhan individual dan kelompok secara signifikan dapat meningkatkan nilai rata-rata pengetahuan, sikap, dan perilaku pengelolaan sampah rumah tangga bekonsep 3R saat sebelum dan setelah penyuluhan. Akan tetapi, tidak ada perbedaan nilai rata-rata pengetahuan, sikap, dan perilaku pengelolaan sampah rumah tangga berkonsep 3R pada penyuluhan individual dan kelompok

Kata kunci : Pengelolaan sampah rumah tangga berkonsep 3R, Pengetahuan, Penyuluhan individual, Penyuluhan Kelompok, Perilaku, Sikap

The problem of increasing amount of waste is due to the lack of understanding and public awareness about household waste management using the 3R concept. Counseling is a health education activity carried out by disseminating information and instilling confidence to improve the knowledge, attitude, and behavior concerning household waste management using the 3R concept.

The goal of this study is to find out which of the following counseling methods between individual counseling or group counseling is more effective at improving the value of average knowledge, attitude, and behavior towards household waste management using the 3R concept in Kelurahan Abadijaya, Depok. This research is quasi-experimental. The subjects consisted of 50 households in each group. The statistical tests used in this study are the chi-square, pair t-test, Wilcoxon, and Mann-Whitney test.

Results showed that individual and group counseling significantly improves the value of average knowledge, attitude, and behavior towards household waste management using the 3R concept before and after counseling. However, there was no correlation between the values of average knowledge, attitude, and behaviors towards household waste management using the 3R concept between individual and group counseling.

Key words: Household waste management using the 3R concept, Knowledge, Attitude, Behavior, Individual Counseling, Group Counseling
Read More
S-10119
Depok : FKM UI, 2019
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Amelia Chandraningtyas; Pembimbing: Dewi Susanna; Penguji: Budi Haryanto, Aria Kusuma
Abstrak:
Permasalahan sampah di Daerah Khusus Ibukota Jakarta menjadi tantangan serius seiring dengan pertumbuhan penduduk, urbanisasi, dan meningkatnya konsumsi masyarakat. Data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional tahun 2024 menunjukkan bahwa timbulan sampah di Jakarta mencapai 3.171.247,60 ton per tahun, dengan sisa makanan sebagai komponen utama (49,87%). Rendahnya kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah menyebabkan sebagian besar sampah tidak terkelola dengan baik. Di sisi lain, media sosial telah menjadi bagian penting dalam kehidupan masyarakat, dengan tingkat akses mencapai 77,28% di Jakarta. Platform seperti media sosial Y dan Z, yang digunakan lebih dari 100 juta pengguna di Indonesia, memiliki potensi besar dalam menyampaikan pesan lingkungan dan mendorong perubahan perilaku melalui kekuatan visual, jangkauan luas, dan interaksi tinggi. Penelitian ini menggunakan desain potong lintang (cross-sectional) dengan survei daring terhadap 415 responden. Analisis data dilakukan secara univariat, bivariat (uji Chi-Square), dan multivariat (regresi logistik ganda). Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa pendidikan terakhir, paparan konten pada media sosial Y dan Z, green influencer, ketersediaan sarana, serta sikap peduli lingkungan memiliki hubungan signifikan dengan perilaku pengelolaan sampah, sedangkan usia, jenis kelamin, dan persepsi tidak memiliki hubungan signifikan dengan perilaku pengelolaan sampah. Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa paparan konten pada media sosial Y dan Z menjadi faktor paling dominan yang memengaruhi perilaku pengelolaan sampah. Temuan ini mengindikasikan agar optimalisasi media sosial Y dan Z sebagai media edukasi pengelolaan sampah terus ditingkatkan guna mendorong perilaku masyarakat yang lebih baik dalam pengelolaan sampah.


The waste management problem in the Special Capital Region of Jakarta had become a serious challenge along with population growth, urbanization, and increasing public consumption. Data from the National Waste Management Information System in 2024 showed that the volume of waste in Jakarta had reached 3,171,247.60 tons per year, with food waste as the main component (49.87%). The low level of public awareness and participation in waste management had caused most waste to be poorly managed. On the other hand, social media had become an essential part of people’s daily lives, with an access rate of 77.28% in Jakarta. Platforms such as social media Y and Z, which were used by more than 100 million users in Indonesia, had great potential to convey environmental messages and encourage behavior change through visual strength, broad reach, and high interaction. This study employed a cross-sectional design using an online survey involving 415 respondents. Data were analyzed using univariate, bivariate (Chi-Square test), and multivariate (multiple logistic regression) analyses. The bivariate analysis results showed that educational background, exposure to content on social media Y and Z, green influencers, availability of waste management facilities, and pro-environmental attitudes were significantly related to waste management behavior, while age, gender, and perception were not significantly associated. The multivariate analysis indicated that exposure to content on social media Y and Z was the most dominant factor influencing waste management behavior. These findings suggested that the optimization of social media Y and Z as educational media for waste management should be continuously enhanced to promote better public behavior in managing waste.
Read More
S-12053
Depok : FKM-UI, 2025
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Resa Mailina; Pembimbing: Zakianis; Penguji: Budi Hartono, Dewi Susanna, Edy Mulyanto, Edwin Nasli
Abstrak: Peran masyarakat dalam upaya pengelolaan sampah plastik meliputi pengurangan sampah, pemilahan sampah dan iuran sampah. Peneitian ini bertujuan menganalisis peran masyarakat dalam upaya pengelolaan sampah plastik di Jakarta Timur, Jakarta Barat, dan Kepulauan Seribu Tahun 2022. Jenis penelitian kuantitatif dengan cross sectional dan kualitatif. Unit analisis rumah tangga dengan Jumlah sampel 198 responden. Metode sampling purposive sampling sedangkan untuk kualitatif sebanyak 6 informan terdiri dari ketua RT/RW, pengelola Bank Sampah Induk dan perwakilan Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta. Peran Masyarakat dalam Upaya Pengelolaan Sampah Plastik di Jakarta Timur, Jakarta Barat dan Kepulauan Seribu masih rendah berkisar 21,2%. Hal ini berkaitan dengan tidak melakukan pemilahan sampah (62,1 %), tidak melakukan mendaur ulang atau membuat kerajinan tangan dari sampah (87,4%) dan tidak mengirim sampah ke bank sampah (75,3%). Hasil Uji statistik menunjukkan adanya hubungan signifikan antara penghasilan dan pengetahuan terhadap peran masyarakat dalam pengelolaan sampah. Pengetahuan merupakan faktor yang dominan dalam peran pengelolaan sampah plastik. Hasil wawancara mendalam beberapa informan mendapatkan hasil bahwa kepedulian masyarakat masih rendah dalam hal pemilahan sampah plastik, kurang dukungan dari lintas sektor, sarana prasarana masih kurang memadai serta perlunya adanya monitoring dan evaluasi terkait pengelolaan sampah plastik. Kesimpulan mendapatkan bahwa peran masyarakat masih rendah dalam pengelolaan sampah plastik.
Read More
T-6369
Depok : FKM-UI, 2022
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Larissa Naya Clorinda; Pembimbing: Dewi Susanna; Penguji: Ema Hermawati, Aria Kusuma
Abstrak:
DKI Jakarta menjadi provinsi kedua dengan timbulan sampah terbanyak di Indonesia yang mencapai 8.527 ton/hari di tahun 2022. Sampah yang tidak dikelola menjadi tempat perkembangbiakan patogen dan vektornya, faktor terjadinya banjir, dan menyebabkan penyakit menular. Pengelolaan sampah efektif dilakukan dari perilaku masyarakat sebagai sumbernya dalam mengelola sampah. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengetahui hubungan pengetahuan dan keterpaparan media informasi dengan perilaku pengelolaan sampah pada masyarakat DKI Jakarta. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan kuesioner online dan desain studi cross-sectional. Populasi penelitian yaitu masyarakat DKI Jakarta usia 15 – 64 tahun sebanyak 400 orang. Hasil dari penelitian ini yaitu terdapat hubungan antara pengetahuan (0,000), keterpaparan media informasi (0,000), jenis kelamin (0,009), dan pendidikan (0,003) dengan perilaku pengelolaan sampah serta tidak terdapat hubungan antara usia dengan perilaku pengelolaan sampah (p-value = 0,854). Analisis multivariat menunjukkan bahwa keterpaparan media informasi menjadi variabel dominan pada perilaku pengelolaan sampah (OR = 7,729, 95% CI = 4,794 – 12,461). Terdapat empat variabel yang berhubungan dengan perilaku pengelolaan sampah pada masyarakat di DKI Jakarta dengan keterpaparan media informasi menjadi faktor dominannya. Pemerintah dapat bekerja sama dengan media massa (online, sosial, cetak) untuk menyediakan konten edukatif dan kampanye pengelolaan sampah yang sesuai dengan tren dan berkolaborasi dengan influencer dan NGO.

DKI Jakarta is the second province with the highest waste generation in Indonesia, reaching 8,527 tons per day in 2022. Improper waste management leads to the proliferation of pathogens and vectors, contributes to flooding, and poses risks of infectious diseases. Effective waste management starts with the behavior of the community as its primary source. The aim of this research is to examine the relationship between knowledge and media exposure with waste management behavior among the residents of DKI Jakarta. This study adopts a quantitative approach using an online questionnaire and a cross-sectional study design. The study population consisted of 400 individuals aged 15 to 64 years. The findings of this study reveal significant associations between knowledge (p-value = 0.000), media exposure (p-value = 0.000), gender (p-value = 0.009), education (p-value = 0.003) with waste management behavior. However, there is no significant relationship found between age and waste management behavior (p-value = 0.854). Multivariate analysis indicates that media exposure is the dominant variable that significantly influences waste management behavior (OR = 7.729, 95% CI = 4.794 – 12.461). Four variables are associated with waste management behavior among the residents of DKI Jakarta, with media exposure emerging as the dominant factor. The government can collaborate with mass media to provide educational content and waste management campaigns that align with current trends and collaborate with influencers and NGOs.
Read More
S-11341
Depok : FKM-UI, 2023
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Roukhul Zuhana Adillata; Pembimbing: Budi Hartono; Penguji: Laila Fitria, Didik Supriyono
Abstrak: Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan penyakit yang menjadi penyebab utama mortalitas dan morbiditas penyakit menular di dunia. Setiap tahun terdapat 156 juta kasus baru ISPA dimana 97% diantaranya terjadi di negara berkembang. Indonesia sendiri merupakan negara yang menempati urutan ke empat ISPA terbanyak di negara berkembang. Salah wilayah dengan kasus ISPA yang cukup tinggi di Indonesia adalah Kec. Wonopringgo, Kab. Pekalongan. ISPA sendiri merupakan penyakit menular utama di Kec. Wonopringgo. Desa Kwagean merupakan desa yang menempati urutan ketiga sebagai desa dengan kasus ISPA terbanyak di Kec. Wonopringgo. Selain itu, pengelolaan limbah dan sampah rumah tangga di desa ini juga masih menjadi kendala. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengelolaan limbah dan sampah rumah tangga dengan kejadian ISPA di Desa Kwagean, Kec. Wonopringgo, Kab. Pekalongan tahun 2017. Adapun variabel independen yang diteliti adalah sarana pembuangan kotoran manusia (jamban), saluran pembuangan air limbah (SPAL), sarana tempat pembuangan sampah, dan pembakaran sampah. Sedangkan variabel dependennya adalah kejadian ISPA. Penelitian ini menggunakan data primer dengan desain studi cross sectional dan analisis bivariat. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara menggunakan kuesioner serta observasi sarana sanitasi. Total sampel dalam penelitian ini sebanyak 95 rumah tangga. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive random sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel yang berhubun:an dengan ISPA adalah jamban (p=0.001; OR=5.47 (95% CI: 2.2-13.6)), SPAL (p=0.001; OR=7.07 (95% CI: 2.9-17.5)), dan sarana tempat pembuangan sampah (p=0.00; OR=13.81 (95% CI: 4.85-39.27)). Sedangkan variabel pembakaran sampah tidak berhubungan dengan ISPA (p=1.00). Perlu adanya kerjasama antar aparat Desa Kwagean dengan Puskesmas Wonopringgo untuk menurunkan angka kejadian ISPA di Desa Kwagean.
Kata kunci: ISPA, jamban, SPAL, sarana tempat pembuangan sampah, pembakaran sampah

Acute respiratory infection (ARI) is a major cause of mortality and morbidity infection diseases in the world. Every year, there are 156 million new cases of ARI that 97% of them occur in developing countries. Indonesia is the fourth developing country with the highest number of ARI. Wrong area with cases of high ARI cases in Indonesia is Wonopringgo Subdistrict, Pekalongan Regency. ARI is a major contagious disease in Wonopringgo Subdistrict. Kwagean Village is the third rural village with the highest number of ARI cases in Wonopringgo Subdistrict. In addition, the management of household water and solid waste in this village is still a constraint. This study aims to determine the relationship between household water and solid waste management with the incidence of ARI in Kwagean Village, Wonopringgo Subdistrict, Pekalongan Regency in 2017. The independent variables in this study are human waste disposal facilities (latrine), sewerage, dustbin, and waste incineration. While the dependent variable is the incidence of ARI. This study used primary data with cross sectional study design and bivariate analysis. The data were collected by interview using questionnaire as well observation of sanitation facilities. The total sample in this research is 95 households. Sampling was done by purposive random sampling technique. Research result shows that the variables associated with ARI are latrine (p=0.001; OR=5.47 (95% CI: 2.2-13.6)), sewerage (p=0.001; OR=7.07 (95% CI: 2.9-17.5)), and dustbin (p=0.00; OR=13.81 (95% CI: 4.85-39.27)). While waste inceneration is not associated with ARI (p=1.00). There is a need a coordination between Kwagean Village apparatus with Wonopringgo Health Center to decrease the incidence of ARI in Kwagean Village.
Key words: ARI, latrine, sewerage, dustbin, waste inceneration
Read More
S-9599
Depok : FKM UI, 2018
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive