Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 30704 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Siti Rahmah Hidayatullah Lubis; Promotor: Indri Hapsari Susilowati; Kopromotor: Besral, Endang Laksminingsih; Penguji: L. Meily Kurniawidjaja, Robiana Modjo, Yuli Amran, Hera Nurlita
Abstrak:
Ibu bekerja memiliki risiko lebih tinggi untuk melakukan terminasi menyusui lebih awal. Berbagai bentuk kebijakan sudah ditetapkan oleh Pemerintah. Tetapi kesadaran di industri masih rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan model dukungan laktasi di tempat kerja pada industri tekstil. Pendekatan penelitian menggunakan metode campuran dengan jenis desain eksploratori. Penelitian dilakukan pada April 2023-2024 pada 4 perusahaan tekstil di Kabupaten Sumedang Jawa Barat. Pengambilan data kualitatif dilakukan pada delapan orang informan. Sampel penelitian kuantitatif adalah pekerja wanita usia 15-49 tahun, memiliki anak usia ≥ 6 bulan-5 Tahun, dengan sampel berjumlah 558 orang yang didapatkan menggunakan teknik accidental sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian ASI eksklusif memiliki hubungan signifikan dengan variabel tidak terpapar iklan susu formula (p=<0.001, OR=30.8 (95% CI: 9.08 – 104.6)), tidak mengalami stress kerja (p=<0.001, OR= 8,65 (95% CI: 2.89 – 25.8)), bekerja non shift (p=<0,001 OR=3.84 (95% CI: 1.93 -7.62)), tidak terpapar sosial budaya (p=0,016, OR=2.38 (95% CI: 1.17–4.83)) dan pengetahuan baik (p=0,025, OR=2.299 (95% CI: 1.042 – 5.072)) setelah dikendalikan oleh faktor implementasi program GP2SP, kebijakan laktasi, cuti melahirkan, ruang laktasi, sikap dan niat. Model Galaksi-Rose menunjukkan bahwa strategi peningkatan pemberian ASI eksklusif berfokus pada aspek intrapersonal pada pekerja dengan memaksimalkan peran dari tempat kerja dan peran dari lingkungan sosial. Peran lintas sektor secara luas diharapkan terutama dalam hal pemberian edukasi manajemen dan fisiologi laktasi untuk meningkatkan kesadaran bahwa ASI eksklusif memiliki manfaat bagi pekerja wanita dan bayinya, memiliki keuntungan bagi perusahaan, melakukan pengawasan dan pengaturan kondisi lingkungan kerja untuk menguatkan pekerja wanita sebagai pejuang ASI.

Working mothers have a higher risk of early breastfeeding termination. The government has established various policies. However, awareness in the industry is still low. This study aims to develop a model of workplace lactation support in the textile industry. The research approach used mixed methods with exploratory design. The research was conducted in April 2023-2024 in 4 textile companies in Sumedang Regency, West Java. Qualitative data collection was conducted on eight informants. The quantitative research sample was female workers aged 15-49 years, with children aged ≥ 6 months-5 years, with a sample of 558 people obtained using accidental sampling. The results showed that exclusive breastfeeding had a significant relationship with the variables of not being exposed to formula milk advertising (p=<0.001, OR=30.8 (95% CI: 9.08 - 104.6)), not experiencing work stress (p=<0.001, OR=8.65 (95% CI: 2.89 - 25.8)), working non-shift (p=
Read More
D-523
Depok : FKM-UI, 2024
S3 - Disertasi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Puspita Awalina Rochmatun; Pembimbing: Tris Eryando; Penguji: Kemal N. Siregar, Laily Hanifah
S-10219
Depok : FKM UI, 2019
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Yusef Dwi Jayadi; Promotor: Robiana Modjo; Penguji: Fatma Lestari, Mila Tejamaya; Penguji: Sabarinah, Sandra Fikawati, Sudi Astono, Sugiarti, Heny Mayawati
Abstrak:

Pada tahun 2023 industri perkebunan kelapa sawit tercatat sebagai sektor dengan angka
kecelakaan kerja tertinggi nasional (60,5%) dengan tren kenaikan sebesar 18–20 % per
tahun. Dua faktor utama penyebab kecelakaan dan penyakit pada pekerja di sektor ini
adalah kurangnya pengawasan dari manajemen (lack of management control) dan
rendahnya tingkat pengetahuan pekerja (human factor). Untuk mengatasi hal tersebut,
penelitian ini mengembangkan Model Edukasi K3 melalui penyusunan Modul Edukasi
K3 dan pembentukan Kader Sawit, yang bertujuan meningkatkan literasi dan praktik
keselamatan kerja pekerja sawit. Penelitian menggunakan pendekatan mix-method
exploratory yang dilakukan selama 6 bulan dengan tahapan penelitian: (1) analisis
penyelenggaraan K3 dan mengidentifikasi status gizi pekerja, (2) penyusunan Modul
Edukasi K3 melalui studi literatur dan expert judgement serta pembentukan Kader Sawit,
dan (3) uji coba/menilai dampak intervensi dengan Quasi Experiment Design (Wilcoxon
Test). Hasil intervensi menunjukkan peningkatan signifikan pada skor pengetahuan (dari
38,68 menjadi 50,60), sikap (61,87 menjadi 68,13), dan perilaku (25,38 menjadi 30,53).
Peningkatan skor Pengetahuan, Sikap dan Perilaku pada kelompok intervensi rata-rata
7.4 kali lebih tinggi daripada kelompok kontrol. Selain itu, kecelakaan kerja menurun dari
66,7 % menjadi 10 %, dan angka kejadian penyakit turun dari 43,3 % menjadi 33,3 %
setelah intervensi. Dengan demikian, intervensi melalui Modul Edukasi K3 dan Kader
Sawit terbukti efektif dalam meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku K3 serta
menurunkan angka kecelakaan dan penyakit, sehingga dapat menjadi langkah strategis
dan efektif untuk meningkatkan literasi dan praktik K3 di industri perkebunan kelapa
sawit di Indonesia.


In 2023, the palm oil plantation industry was recorded as the sector with the highest
national rate of occupational accidents (60.5%), with an annual increasing trend of 18
20%. The two main contributing factors to accidents and occupational illnesses in this
sector are lack of management control and low levels of worker knowledge (human
factor). To address these issues, this study developed an Occupational Safety and Health
(OSH) Education Model through the formulation of an OSH Education Module and the
establishment of “Kader Sawit” (Palm Cadres), aimed at improving workers’ safety
literacy and practices. This research applied an exploratory mixed-method approach over
a six-month period, with the following phases: (1) analysis of OSH implementation and
identification of workers’ nutritional status, (2) development of the OSH Education
Module through literature review and expert judgment, along with the training of Kader
Sawit, and (3) trial and evaluation of the intervention impact using a Quasi-Experimental
Design (Wilcoxon Test). The intervention resulted in a significant increase in knowledge
scores (from 38.68 to 50.60), attitudes (from 61.87 to 68.13), and safety behavior (from
25.38 to 30.53). The average increase in knowledge, attitude, and behavior scores in the
intervention group was 7.4 times higher than in the control group. Furthermore, the
incidence of occupational accidents decreased from 66.7% to 10%, while the occurrence
of work-related illnesses declined from 43.3% to 33.3% after the intervention. These
findings demonstrate that the implementation of the OSH Education Module and the
involvement of Kader Sawit are effective strategies for enhancing OSH-related
knowledge, attitudes, and behaviors, and for reducing the incidence of accidents and
diseases, thereby offering a strategic and impactful approach to improving OSH literacy
and practices in Indonesia’s palm oil plantation industry.

Read More
D-577
Depok : FKM-UI, 2025
S3 - Disertasi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Ekorini Listiowati; Promotor: Amal Chalik Sjaaf; Kopromotor: Anhari Achadi, Adang Bachtiar; Penguji: Dumilah Ayuningtyas, Sutoto, Elsye Maria Rosa, Emma Rachmawati, Evi Martha
Abstrak: Patient engagement (PE) belum dimulai secara memadai untuk mencapai perawatan kesehatan yang aman di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi perspektif tenaga kesehatan dan penerima layanan (pasien dan caretaker) tentang PE dan bagaimana potensi untuk menerapkannya, serta merumuskan model yang dapat mendukung perawat untuk melibatkan pasien dalam upaya-upaya keselamatan pasien. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus pada bangsal penyakit kronis RS PKU Muhammadiyah Gamping, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Penelitian dilakukan dalam 2 tahap yaitu: (1) assessment berupa 4 diskusi kelompok terfokus pada 46 profesional kesehatan (perawat dan dokter) dan diikuti dengan 16 wawancara mendalam, serta wawancara mendalam dengan 14 pasien dan 15 caretaker; (2) tahap perumusan model. Tahap perumusan model dilakukan dengan penyusunan model awal, validasi model yang melibatkan pemilik RS, direksi, manajer, dan profesional kesehatan dan penyusunan model akhir. Transkrip verbatim dilakukan dan dilanjutkan dengan analisis tematik. Pada penelitian ini, didapatkan bahwa PE merupakan strategi untuk mencapai perawatan kesehatan yang aman. Selain itu, telah teridentifikasi peran penerima layanan, perawat, dan organisasi RS yang dapat dikembangkan untuk mewujudkan keselamatan pasien dengan menerapkan PE. Terdapat faktor-faktor pemungkin yang mempengaruhi pelaksanaan PE termasuk penilaian dan harapan penerima layanan kesehatan, maupun hambatan yang berasal dari aspek budaya, perilaku, kapasitas sumber daya manusia, dan sistem penyelenggaraan layanan kesehatan. Model yang terbentuk menggambarkan kebutuhan langkah-langkah komprehensif untuk mengoptimalkan PE. Kesimpulannya, PE sangat penting untuk keselamatan pasien. Pendekatan ini berpotensi untuk ditingkatkan dengan memperkuat dukungan organisasi, mengintegrasikan ke dalam sistem perawatan kesehatan, meningkatkan kapasitas profesional kesehatan, dan memberdayakan pasien untuk mengatasi hambatan potensial
Read More
D-460
Depok : FKM-UI, 2022
S3 - Disertasi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Ratna Sitorus; Pembimbing: Azrul Azwar, Anhari Achadi, Achir Yani S. Hamid
D-84
[s.l.] : [s.n.] : 2002
S3 - Disertasi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Rike Galina Prastia Risti; Pembimbing: Rita Damayanti; Penguji: Sandra Fikawati, Ahmad Syafiq, Iwan Helwanti, Utami Roesli
Abstrak: Berbagai studi telah menunjukkan manfaat ASI Eksklusif akan tetapi angka pemberian ASI eksklusif belum juga memuaskan. Efikasi diri merupakan salah satu faktor psikososial yang dapat mempengaruhi niat dalam memberikan ASI eksklusif. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara efikasi diri menyusui dan perilaku memberikan ASI eksklusif. Desain penelitian yang digunakan adalah crossectional dan dilaksanakan di wilayah Kecamatan Cimahi Selatan dengan melibatkan 160 responden ibu yang memiliki bayi berusia 6-24 bulan. Berdasarkan analisis bivariat, variabel yang berhubungan dengan ASI eksklusif adalah efikasi diri (p value:0,001), IMD (p value:0,001), rawat gabung (p value:0,035), dan informasi ASI eksklusif saat prenatal (p value:0,010). Efikasi diri berhubungan dengan pemberian ASI eksklusif setelah dikontrol oleh variabel pekerjaan dan informasi ASI eksklusif saat prenatal dengan nilai OR sebesar 7,2 (95% CI:3,0- 17,3). Ibu yang memiliki efikasi diri yang tinggi akan memberikan ASI eksklusif 7 kali lebih tinggi dibandingkan dengan ibu yang memiliki efikasi rendah Seseorang ibu yang memiliki efikasi diri tinggi memiliki komitmen yang kuat untuk menyusui dan akan melakukan usaha-usaha agar dapat tetap dapat berhasil memberikan ASI eksklusif. Keyakinan terkait menyusui sebaiknya telah dimiliki seorang ibu sebelum memulai proses menyusui sehingga setiap tenaga kesehatan seharusnya memberikan dukungan, pengetahuan, dan informasi tentang pemberian ASI untuk membangun efikasi diri menyusui pada masa prenatal agar tercipta keberhasilan ASI eksklusif Kata Kunci : ASI eksklusif, Efikasi Diri Menyusui, Menyusui
Read More
T-4338
Depok : FKM-UI, 2015
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Nabila Novania Hermansyah; Pembimbing: R. Sutiawan; Penguji: Milla Herdayati, Ning Sulistyowati
S-10249
Depok : FKM UI, 2019
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Eka Santy; Promotor: Kemal Nazaruddin Siregar; Kopromotor: Besral, Narila Mutia Nasir; Penguji: Anhari Achadi, Artha Prabawa, Tris Eryando, Indrajani, Eka Budiarto
Abstrak:
Latar Belakang: Adverse Pregnancy Outcomes (APO) diantarannya Berat Bayi Lahir rendah (BBLR), kelahiran preterm dan lahir mati merupakan penyebab utama kematian neonatal.  Indonesia menduduki posisi tertinggi di ASEAN dan ke tujuh di dunia terkait kematian bayi baru lahir. Rumusan Masalah: Belum terdeteksi secara dini faktor risiko APO dengan cepat dan tepat di FKTP yang berdampak pada tingginya kematian bayi baru lahir, stunting dan kecerdasan yang rendah, sehingga perlu adanya pengembangan program pencegahan. Tujuan Penelitian: Menemukan model prediksi APO berbasis machine learning untuk pengembangan ePHR sebagai upaya deteksi dini di FKTP. Metode: Penelitian ini menggunakan Mixed Methods: Sequential Explanatory design melalui empat (4) tahap yaitu: (1) Studi Literatur; (2) Pembuatan model prediksi APO berbasis Machine Learning, (3) Membangun Prototipe ePHR Sebagai Deteksi Dini di FKTP dan (4) Uji penerimaan bidan dan Uji Efikasi terhadap penggunaan ePHR. Hasil: Ditemukan 22 Variabel penelitian dari 51 variabel yang dibutuhkan, ditemukan 3 indikator kritis dan 8 fitur esensial yang menjadi predictor utama kejadian APO diantaranya: Kesehatan ibu (komplikasi kehamilan dan atau persalinan, paritas lebih dari 4); Ketersediaan dan kualitas pelayanan (fasilitas pertolongan persalinan); Profile ibu (pendidikan rendah, status sosial ekonomi rendah, usia terlalu tua atau terlalu muda dan ibu bekerja). Analisis menunjukkan algoritma terbaik adalah random forest dengan target multiclass: AUC 98,4%; Sensitivity 95,1%; F1 Score 94,3%, Diimplementasikan kedalam prototipe ePHR  ‘'e-bayiKusehAt” dengan 10 fitur untuk mendukung proses bisnis baru Deteksi dini APO terintegrasi dalam layanan antenatal di FKTP yang digunakan oleh bidan dan ibu hamil; Uji efikasi: Penggunaan Prototipe ePHR ‘'e-bayiKusehAt” meningkatkan kinerja bidan terutama deteksi dini terintegrasi dalam pelayanan Antenatal Diff-in-Diff tertinggi 1,571 (p<0,001); Kemampuan prediksi APO Diff-in-Diff 0,079 (p = 0,002); Mempercepat keputusan rujukan Diff-in-Diff 0,324 (p = 0,001); dan pengetahuan bidan tentang faktor risiko APO Diff-in-Diff: 0,388 ( p=0,031); Ibu hamil meningkatkan Akses edukasi Diff-in-Diff: 1,680 (p < 0,001) dan Pengetahuan Tanda Bahaya: Diff-in-Diff: 1,443 (p < 0,001). Kesimpulan: Telah diperoleh suatu model untuk prediksi APO, yang didasari dari 22 variabel penting. Model tersebut digunakan untuk membangun prototipe e PHR ‘'e-bayiKusehAt”, dimana hasil uji coba penggunaan prototipe berdampak pada peningkatan kinerja bidan dalam Deteksi Dini APO. Penggunaan prototipe ini ternyata juga efektif dalam meningkatkan kesadaran dan kesiapan ibu hamil terhadap potensi risiko kehamilan yang berdampak pada kejadian APO.

Background: Adverse Pregnancy Outcomes (APO) including low birth weight (LBW), preterm birth and stillbirth are the leading causes of neonatal mortality.  Indonesia has the highest position in ASEAN and seventh in the world regarding newborn mortality. Problem Formulation: APO risk factors have not been detected early and quickly at primary health care facilities, which has an impact on high newborn mortality, stunting and low intelligence, so it is necessary to develop a prevention program. Research Objective: Finding a machine learning-based APO prediction model for the development of ePHR as an effort to early detection in primary care. Methods: This research uses Mixed Methods: Sequential Explanatory design through four (4) stages, namely: (1) Literature Study; (2) Machine Learning-based APO prediction modeling, (3) Building ePHR Prototype as Early Detection in FKTP and (4) Midwife acceptance test and Efficacy Test for the use of ePHR. Results: 22 research variables were found from the 51 variables needed, 3 critical indicators and 8 essential features were found to be the main predictors of APO events including: Maternal health (complications of pregnancy and or childbirth, parity more than 4); Availability and quality of services (delivery assistance facilities); Maternal profile (low education, low socioeconomic status, too old or too young and working mothers). Analysis shows the best algorithm is random forest with multiclass target: AUC 98.4%; Sensitivity 95.1%; F1 Score 94.3%, Implemented into the ePHR prototype “e-bayiKusehAt” with 10 features to support new business processes Early detection of APO integrated in antenatal services at FKTP used by midwives and pregnant women; Efficacy test: The use of the ePHR Prototype “e-bayiKusehAt” improves midwives' performance, especially integrated early detection in antenatal services Diff-in-Diff highest 1.571 (p<0.001); APO Diff-in-Diff prediction ability 0.079 (p = 0.002); Accelerating Diff-in-Diff referral decisions 0.324 (p = 0.001); and midwives' knowledge of APO Diff-in-Diff risk factors: 0.388 (p = 0.031); Pregnant women increase Diff-in-Diff education access: 1.680 (p < 0.001) and knowledge of danger signs: Diff-in-Diff: 1,443 (p < 0,001). Conclusion: A model for APO prediction was obtained, based on 22 important variables. The model was used to build the e PHR prototype “e-babyKusehAt”, where the results of the trial use of the prototype had an impact on improving the performance of midwives in Early Detection of APO. The use of this prototype was also effective in increasing the awareness and readiness of pregnant women to potential pregnancy risks that have an impact on the incidence of APO.
Read More
D-594
Depok : FKM-UI, 2025
S3 - Disertasi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Putri Citra Cinta Asyura Nasution; Promotor: Dumilah Ayuningtyas; Kopromotor: Adang Bachtiar, Besral; Penguji: Wachyu Sulistiadi, Sutoto, Emma Rachmawati, Viera Wardhani
Abstrak:

Keselamatan pasien merupakan kewajiban rumah sakit dan bagian integral dari akreditasi sejak 2008. Namun, berbagai permasalahan masih sering ditemukan, sehingga keberlanjutan perbaikan menjadi tantangan. Penelitian ini bertujuan merumuskan model konseptual strategi peningkatan keselamatan pasien. Penelitian menggunakan pendekatan mixed method dengan desain convergent parallel. Data kuantitatif berasal dari Riset Fasilitas Kesehatan 2019 (523 rumah sakit) dan data akreditasi (917 rumah sakit), dianalisis menggunakan uji chi-square, regresi logistik, dan analisis jalur. Data kualitatif dikumpulkan melalui wawancara mendalam dan telaah dokumen dari enam rumah sakit, dinas kesehatan provinsi, dan Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) wilayah di Sumatera Utara dan Bali, dengan total 95 informan. Analisis tematik menggunakan perangkat NVivo, dengan kerangka Malcolm Baldrige dan model implementasi Van Meter-Van Horn, meliputi ukuran dan tujuan kebijakan, sumber daya, kepemimpinan, perencanaan strategis, fokus tenaga kerja, fokus operasi, fokus pelanggan, pengukuran, analisis, dan manajemen pengetahuan, komunikasi antar organisasi, serta peran akreditasi. Hasil kuantitatif menunjukkan bahwa pelaporan insiden keselamatan pasien berhubungan signifikan dengan lokasi (Jawa-Bali), status akreditasi, jumlah tempat tidur (> 200), kelas rumah sakit (A dan B), evaluasi pelayanan, audit internal, serta keaktifan komite keselamatan pasien dan pengendalian infeksi. Hasil kualitatif menunjukkan bahwa implementasi kebijakan keselamatan pasien sudah berjalan, namun bervariasi tergantung kepemilikan dan ketersediaan sumber daya. Semua dimensi yang diteliti berpotensi menjadi faktor pendukung maupun penghambat tergantung pengelolaannya. Kepemimpinan yang kuat, fasilitas yang memadai, serta budaya keselamatan yang ditanamkan secara konsisten memperkuat implementasi, sedangkan lemahnya komitmen dan keterbatasan dana menjadi kendala. Hambatan juga muncul dalam pelaporan insiden, baik dari sisi organisasi maupun individu. Penelitian ini menghasilkan model konseptual strategi peningkatan keselamatan pasien yang mencakup integrasi keselamatan pasien dalam perencanaan strategis, penguatan kepemimpinan, peningkatan kapasitas staf, alokasi anggaran memadai, monitoring dan evaluasi berkelanjutan, serta pelibatan pasien. Model ini diharapkan dapat mendorong peningkatan keselamatan pasien secara menyeluruh dan berkelanjutan di rumah sakit.


 

Patient safety is a mandatory obligation for hospitals and has been an integral part of hospital accreditation since 2008. However, various patient safety issues are still frequently found, making the sustainability of improvements a major challenge. This study aims to formulate a conceptual model of patient safety improvement strategies. A mixed-methods approach with a convergent parallel design was employed. Quantitative data were obtained from the 2019 Rifaskes (523 hospitals) and accreditation records (917 hospitals), and analyzed using chi-square tests, logistic regression, and path analysis. Qualitative data were collected through in-depth interviews and document reviews from six hospitals, provincial health offices, and the Indonesian Hospital Association (PERSI) in North Sumatra and Bali Provinces, involving a total of 95 informants. Thematic analysis was conducted using NVivo software, guided by the Malcolm Baldrige framework and the Van Meter–Van Horn policy implementation model. Quantitative findings showed that the reporting of patient safety incidents was significantly associated with location (Java–Bali), accreditation status, bed capacity (>200 beds), hospital class (A and B), presence of service evaluations, internal audits, and the activity of patient safety and infection control committees. Qualitative results indicated that while policy implementation was underway, it varied depending on hospital ownership and available resources. All dimensions could act as either enablers or barriers depending on how they were managed. Strong leadership and adequate facilities enhanced implementation, while weak commitment and limited funding were key constraints. Incident reporting also faced challenges at both organizational and individual levels. This study produced a conceptual model for improving patient safety through the integration of safety into strategic planning, strengthened leadership, staff capacity building, sufficient budget allocation, continuous monitoring and evaluation, and enhanced patient engagement. The model is expected to support comprehensive and sustainable patient safety improvements in hospitals

Read More
D-580
Depok : FKM-UI, 2025
S3 - Disertasi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Mizna Sabilla; Promotor: Ratu Ayu Dewi Sartika; Kopromotor: Endang Laksminingsih Achadi, Tria Astika Endah Permatasari; Penguji: Sutanto Priyo Hastono, Sri Redatin Retno Pudjiati, Agus Triwinarto, Annisa Nurrachmawati
Abstrak:

Latar belakang: Keberhasilan ASI eksklusif di Indonesia masih rendah. Self-efficacy ayah dan ibu berperan penting dalam praktik menyusui. Penelitian ini bertujuan mendapatkan model prediksi penghentian ASI eksklusif pada 0-12 postpartum menggunakan Paternal dan Maternal BSE framework.
Metode: Penelitian menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif. Studi kualitatif menggunakan FGD terhadap 5 informan ayah secara purposive dengan tujuan menggali infomasi mengenai paternal BSE. Desain studi kuantitatif longitudinal bertujuan mengevaluasi model penelitian. Sebanyak 201 pasangan yang bersalin di rumah sakit ibu dan anak di Kota Tangerang Selatan berhasil diikuti sampai 12 minggu postpartum. Data kuantitatif dikumpulkan melalui kuesioner dan dianalisis menggunakan SEM-PLS untuk menguji pengaruh antar variabel dan mendapatkan nilai prediktif model.
Hasil: Instrumen Paternal BSE dan sumber self-efficacy ayah valid dan reliabel. Faktor signifikan yang berpengaruh terhadap penghentian ASI eksklusif meliputi paternal BSE, maternal BSE, pengalaman ayah, pengalaman ibu, persuasi verbal bagi ibu, kondisi fisik emosi ibu, usia ibu, frekuensi ANC, dan tipe keluarga. Secara tidak langsung, ada pengaruh pengalaman ayah terhadap penghentian ASI eksklusif melalui paternal dan maternal BSE.
Simpulan: Model paternal-maternal BSE dapat memprediksi penghentian ASI eksklusif dengan baik.
Saran: Penghentian ASI eksklusif dapat dicegah dengan melibatkan ayah secara aktif melalui edukasi, pendampingan, dan penguatan paternal BSE sejak masa kehamilan.


Background: The rate of exclusive breastfeeding in Indonesia remains low. Both paternal and maternal self-efficacy play a crucial role in supporting breastfeeding practices. This study aims to develop a predictive model for exclusive breastfeeding cessation during the first 0–12 months postpartum using the Paternal and Maternal Breastfeeding Self-Efficacy (BSE) framework.
Methods: This study employed both qualitative and quantitative methods. The qualitative phase involved focus group discussions (FGDs) with five purposively selected fathers to explore aspects of paternal BSE. The quantitative phase used a longitudinal design to evaluate the proposed model. A total of 201 couples who delivered at a maternal and child hospital in South Tangerang City were followed up to 12 weeks postpartum. Quantitative data were collected using questionnaires and analyzed with Partial Least Squares Structural Equation Modeling (PLS-SEM) to examine relationships between variables and assess model predictive.
Results: The Paternal BSE instrument and sources of paternal self-efficacy were found to be valid and reliable. Significant factors influencing exclusive breastfeeding cessation included paternal BSE, maternal BSE, fathers’ experience, mothers’ experience, verbal persuasion for mothers, mothers’ physical and emotional condition, maternal age, antenatal care (ANC) frequency, and family type. Indirectly, there was a relationship between fathers’ experience and exclusive breastfeeding cessation through paternal and maternal BSE.
Conclusion: The paternal-maternal BSE model effectively predicts exclusive breastfeeding cessation.
Recommendation: Exclusive breastfeeding cessation can be prevented by actively involving fathers through education, support, and strengthening paternal BSE starting from pregnancy.

Read More
D-582
Depok : FKM-UI, 2025
S3 - Disertasi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive