Ditemukan 19945 dokumen yang sesuai dengan query :: Simpan CSV
Hipertensi merupakan salah satu penyebab utama kematian dini global dan prevalensinya masih tinggi di Indonesia. Obesitas sentral diidentifikasi sebagai faktor risiko yang signifikan terhadap hipertensi, termasuk pada kelompok berisiko tinggi seperti jemaah haji. Analisis ini bertujuan mengetahui risiko obesitas sentral terhadap hipertensi derajat satu pada jemaah haji Provinsi Banten tahun 2024.
Penelitian ini menggunakan desain potong lintang (cros-sectional) pada data Siskohatkes hasil pemeriksaan kesehatan jemaah haji Provinsi Banten tahun 2024 berusia 20-70 tahun dan memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi (N=4.650). Uji cox regression yang dimodifikasi dilakukan untuk memperoleh Prevalence Ratio (PR) dan 95% CI yang diestimasi dari nilai Hazard Ratio (HR).
Prevalensi hipertensi derajat satu pada jemaah haji provinsi Banten tahun 2024 sebesar 34,37%. Jemaah haji dengan hipertensi derajat satu pada kelompok obesitas sentral lebih tinggi (38,11%) dibandingkan yang tidak obesitas sentral. Setelah dikontrol IMT, obesitas sentral dapat meningkatkan risiko hipertensi derajat satu sebesar 1,12 kali (95% CI: 1,00–1,27). Risiko obesitas sentral terhadap kejadian hipertensi derajat satu pada subpopulasi umur dan jenis kelamin meningkat seiring bertambahnya usia. Dibandingkan laki-laki, risiko obesitas sentral terhadap hipertensi derajat satu pada perempuan terjadi lebih awal di usia muda pada 20-29 tahun, sedangkan pada laki-laki dimulai usia 40-59 lansia.
Obesitas sentral memiliki hubungan signifikan dan meningkatkan risiko hipertensi derajat satu pada jemaah haji Provinsi Banten tahun 2024. Hal ini menegaskan pentingnya deteksi dini dan intervensi obesitas sentral dalam upaya pencegahan hipertensi, khususnya pada populasi berisiko tinggi.
Research related to premature mortality, deaths aged 30-70 years due to NCDs in Indonesia, is still limited. This study aims to analyze the trend of premature mortality due to 4NCD, including CVD, cancer, diabetes, and CRD in DKI Jakarta in 2020-2024 using a cross-sectional design based on secondary data from DKI Jakarta Health Department. Univariate analysis examined 4NCD premature mortality trends based on age distribution, gender, domicile area, and health facility reports. The results showed 4NCD premature mortality was caused by CVD (78%), diabetes (17%), cancer (14%), and CRD (9%). CVD mortality due to other heart disease (47.4%) and cerebrovascular (19.4%). Site-specific primary malignant cancer (88.7%), type 2 DM (77%). CRD mortality by other respiratory system disease block (34%) and chronic lower respiratory disease (27.8%). Premature mortality was highest in middle-aged adults (49%), young elderly (46%), young adults (5%). Male mortality (58%) was higher than female mortality (42%). Domicile of death was highest in East Jakarta (30%), South Jakarta (19%), North Jakarta (17%), the highest source of report being puskesmas (56%). Unspecified death cases illustrate the challenges of accurate surveillance processes. This study emphasizes the vitality of data quality to support effective and targeted interventions and policies in reducing morbidity.
Infeksi daerah operasi (IDO) merupakan salah satu komplikasi pascaoperasi yang dapat menyebabkan peningkatan morbiditas, mortalitas, serta biaya perawatan. Rumah Sakit Pusat Otak Nasional merupakan rumah sakit rujukan nasional dengan jumlah tindakan operasi bedah saraf yang tinggi sehingga perlu dilakukan evaluasi faktor risiko IDO. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian IDO pada pasien operasi bedah saraf di RSPON Prof. Dr. dr. Mahar Mardjono Jakarta tahun 2022–2024.
Metode: Penelitian ini menggunakan desain kohort retrospektif dengan data sekunder dari rekam medis pasien operasi kranial. Sampel sebanyak 514 pasien diambil secara simple random sampling. Analisis dilakukan secara univariat, bivariat (menggunakan uji chi-square), dan multivariat (menggunakan regresi logistik).
Hasil: Insidens rate IDO selama tahun 2022–2024 sebesar 0,8%. Dua variabel yang terbukti signifikan secara statistik dalam model akhir adalah klasifikasi luka operasi dan reintervensi. Pasien dengan luka bersih-tercemar memiliki risiko 11,22 kali lebih tinggi mengalami IDO (OR: 11,22; 95% CI: 2,52–49,93; p = 0,001). Sementara itu, pasien yang mengalami lebih dari satu tindakan operasi memiliki risiko 5,11 kali lebih besar (OR: 5,11; 95% CI: 3,04–8,62; p < 0,001).
Kesimpulan: Klasifikasi luka operasi dan reintervensi merupakan faktor dominan yang meningkatkan risiko IDO. Rekomendasi diberikan untuk memperkuat strategi pencegahan infeksi terutama pada pasien dengan risiko tinggi.
Background: Surgical site infection (SSI) is a common postoperative complication associated with increased morbidity, mortality, and healthcare costs. As a national referral center, the National Brain Center Hospital performs a high number of neurosurgical procedures, necessitating an evaluation of the risk factors for SSI. Objective: To identify the factors associated with the incidence of SSI among neurosurgical patients at RSPON Prof. Dr. dr. Mahar Mardjono Jakarta from 2022 to 2024. Methods: This study employed a retrospective cohort design using secondary data from medical records of cranial surgery patients. A total of 514 samples were selected using simple random sampling. Data analysis included univariate, bivariate (chi-square test), and multivariate analysis (logistic regression). Results: The incidence rate of SSI during 2022–2024 was 0.8%. Two variables showed statistically significant associations in the final model: surgical wound classification and reintervention. Patients with clean-contaminated wounds had a significantly higher risk of SSI (OR: 11.22; 95% CI: 2.52–49.93; p = 0.001). Patients undergoing more than one surgical procedure also had increased risk (OR: 5.11; 95% CI: 3.04–8.62; p < 0.001). Conclusion: Clean-contaminated wound classification and reintervention were the dominant factors increasing SSI risk. Preventive strategies must be strengthened for high-risk surgical patients.
