Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 38399 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Auliah Rahmi; Pembimbing: Syahrul M. Nasri; Penguji: Fatma Lestari, Eko Pudjadi
S-6105
Depok : FKM-UI, 2010
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Dian Pratiwi; Pembimbing: L. Meily Kurniawidjaja; Penguji: Fatma Lestari, Eko Pudjadi
S-6110
Depok : FKM UI, 2010
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Angga F. Ortega; Pembimbing: Fatma Lestari; Penguji: Hendra, Yuni Kusminanti
S-6315
Depok : FKM-UI, 2011
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Rahaditya Rizqi Putra; Pembimbing: Mila Tejamaya; Penguji: Hendra, Yuni Kusminanti
Abstrak: Sick Building Syndrome (SBS) adalah keluhan atau ketidak nyamanan yang dirasakan oleh seseorang di dalam gedung seperti contohnya pusing, mual, mata kering, dan bersin-bersin. Penyebab SBS salah satunya adalah Kualitas Udara di Dalam Ruangan atau Indoor Air Quality (IAQ) yang kurang baik. IAQ merupakan salah satu poin dalam menjaga keselamatan serta kesehatan pekerja yang pada dasarnya merupakan hak pekerja dan dijamin oleh UU Republik Indonesia no.1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja. Oleh karena itu skripsi ini membahas tentang IAQ Gedung Arsip UI dengan acuan kerangka konsep manajemen IAQ oleh BHSE HSG 173 yang diawali dari survey keluhan karyawan terkait SBS pada bulan April tahun 2018, dengan tujuan mengevaluasi kualitas udara di dalam ruangan pada Gedung Arsip UI. Survey dilakukan dengan instrumen kuesioner yang diadaptasi dari World Health Organization (WHO) dan United States Environment Protection Agency (US EPA) dan dilanjutkan dengan pengukuran secara walkthrough survey untuk melihat faktor penyebab yang dari aktivitas karyawan dan layout gedung serta pengukuran secara direct reading dengan parameter NAB dari Peraturan Menteri Kesehatan no. 48 tahun 2016. Hasilnya, terdapat temuan di beberapa titik yang memiliki hasil pengukuran pada tingkat action level maupun melebihi batas NAB yang telah ditentukan. Kata Kunci : indoor air quality, sick building syndrome, industrial hygiene. Sick Building Syndrome (SBS) is a complaint or discomfort felt by someone inside of a building such as dizziness, nausea, dry eyes, and sneezing. One of SBS causes are poor Indoor Air Quality (IAQ). IAQ is one of the points to maintain workers' safety and health which is basically the worker's rights and guaranteed by the UU Republik Indonesia No.1 tahun 1970 concerning Work Safety. Therefore this thesis discusses about Gedung Arsip UI IAQ with reference from framework of IAQ management concept by BHSE HSG 173 starting from SBS related employee complaint survey in April 2018, with purpose to evaluate air quality indoors at UI Archives Building. The survey was carried out with questionnaire instruments adapted from the World Health Organization (WHO) and United States Environment Protection Agency (US EPA) and followed by walkthrough survey measurements to see the underlying factors of employee activity, building layout, and direct reading measurements with TLV parameters of Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia no. 48 tahun 2016. As a result, there are findings at some measurement points that have the action level number or exceeding the specified TLV. Keywords : indoor air quality, sick building syndrome, industrial hygiene.
Read More
S-9799
Depok : FKM-UI, 2018
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Gelar Winayawidhi Suganda; Pembimbing: Sjahrul Meiza; Penguji: Fatma Leastari, M. Heru Sunardjo, Eko Pudjadi
T-3270
Depok : FKM-UI, 2010
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Joviana; Pembimbing: Fatma Lestari; Penguji: Mila Tejamaya, Eko Pudjadi
S-5844
Depok : FKM-UI, 2009
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Rory Pratiwi; Pembimbing: Robiana Modjo; Penguji: Baiduri Widarnako, Muhammad Soffiudin
Abstrak: Polusi udara dalam ruangan diduga dapat mengakibatkan gangguan kesehatan yang berkaitan dengan kualitas udara yaitu Sick Building Syndrome (SBS). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kualitas fisik udara dalam ruangan dihubungkan dengan gejala SBS. Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan desain studi cross sectional. Variabel yang diukur adalah parameter fisik kualitas udara dalam ruangan (suhu, kelembaban relatif, pertukaran udara) dan personal faktor (umur, jenis kelamin, lama kerja, status merokok, riwayat penyakit). Berdasarkan hasil pengukuran didapatkan suhu udara telah memenuhi standar Baku Mutu yang ditetapkan Kepmenkes No 1405 tahun 2002, sedangkan kelembaban relatif melebihi standar. Untuk hasil pengukuran pertukaran udara telah memenuhi standar kecuali dilantai 16. Dari hasil analisis tidak ditemukan hubungan kualitas fisik udara dalam ruangan (suhu, kelembaban realif, pertukaran udara) dengan gejala SBS pada karyawan PT X Tahun 2016. Kata kunci : Sick Building Syndrome, Kualitas fisik udara Air pollution in a room expected can cause of health problems relating to the air quality is sick building syndrome (SBS) . This study aims to analyze physical qualities of indoor air linked to the Sick Building Syndrome ( SBS ) symptoms. This research is quantitative study with the design study cross sectional. Variable measured is the parameter physical indoor air quality (temperature , the relative humidity , exchange air) and personal factors (age , sex , old workings , the status of smoking , disease history). Based on the measurement result obtained temperature have met the standards of quality standard set Kepmenkes no 1405 year 2002 , while the relative humidity exceed standard. To the measurement result of exchange air have met the standards except on the floor 16. From the results of the analysis not found relations physical qualities of indoor air (temperature, the relative humidity, exchange air) with SBS symptoms on employees PT X 2016. Key words : Sick Building Syndrome, The physical quality of air
Read More
S-9127
Depok : FKM UI, 2016
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Dessy Laksyana Utami; Pembimbing: Sjahrul Meizar Nasri; Penguji: Doni Hikmat Ramdhan, Mila Tejamaya, Capt. M. Irwansyah, Julia Rantetampang
Abstrak: Sick Building Syndrome (SBS) terdiri dari berbagai gejala nonspesifik yang terjadi padapenghuni bangunan. Hal ini umumnya meningkatkan ketidakhadiran pekerja danmenyebabkan penurunan produktivitas pekerja. Berikut adalah beberapa faktor yang yangmenjadi penyebab SBS seperti: fisik, kimia, biologi dan ergonomi serta faktor psikologis.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara kualitas udara dalamruangan dengan (SBS) di kilang minyak gas. Penelitian Ini menggunakan desain cross-sectional, kunjungan lapangan untuk mengukur kualitas udara dan mengumpulkankuesioner dari para pekerja dalam waktu yang bersamaan. Berdasarkan data yang didapat80% responden mengatakan adanya masalah kesehatan yang sedang terjadi pada mata,kepala, dan hidung. 60% memiliki gejala buruk di tenggorokan, perut dan batuk, 50%mengalami gangguan gastrointestinal, 40% kelelahan dan 25% terjadi semua gejalasindrom bangunan sakit. Sebanyak 40 responden direkrut untuk belajar, dengan usia rata-rata 35 tahun (kisaran 20-55). Studi percontohan ini dibatasi oleh ukuran sampel yangkecil. Berdasarkan hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan bahwa kualitas udara denganpengukuran parameter fisik (suhu) di bawah ambang batas normal dan parameter kimia(H2S dan Formaldehyde) diatas nilai ambang batas. Adapun prevalensi SBS di kilangminyak gas ini terjadi sebanyak 10 orang 25%, selain itu disimpulkan ada hubunganantara polusi kualitas udara dengan SBS . Penelitian lebih lanjut diperlukan untukmenjawab semua masalah kesehatan dari SBS dan dampaknya terhadap pekerja tersebutdengan mengambil lebih banyak sampel untuk menguji kekuatan yang lebih baik.Kata kunci: polusi udara dalam ruangan, sindrom bangunan sakit, kesehatan kerja.
The sick building syndrome comprises of various nonspecific symptoms thatoccur in the occupants of a building.This feeling of ill health increases sicknessabsenteeism and causes a decrease in productivity of the workers. It is a multi factorialevent which may include physical, chemical, biological as well as psycological factors.The objectives was to grasp what the relationship between indoor air quality with sickbuilding syndrome (sbs) in oil gas refinery. A quantitative methodology was used, namelythrough the analytic cross-sectional design, site visits to measure air quality and collectquestionnaire from the workers in the same time. There 40 respondents were recruited tothe study, with a mean age of 35 years (range 20-55). Diagnoses were varied andrepresentive of the population. Based on data obtained from 40 respondents there were10 cases or 25% occurred sick building syndrome (> 4 symptoms). 80% of respondentsreported significant ongoing health problems in the eyes, head, and the nose. 60% hadbad symptoms in the throat, the stomach and cough, 50% had gastrointestinal disorders,and 40% with fatigue. This pilot study is limited by the small sample size. Based on theresults of the study can be drawn the conclusion that the quality of the air with 4parameters (temperature, humidity, velocity of air and dust levels) on the oil gas refinerystill below the threshold minimum value. In such circumstances, the case of sick buildingsyndrome (SBS) in the oil gas refinery occurred as many as 10 people or 25% occurredsick building syndrome , so it concluded there is a relationship between air qualitypolution with sick building syndrome (SBS). Further research is required to answer allthe health problem of sick building syndrome and the impact to such workers by takingmore samples in order to test the strength of better.Keywords: indoor air pollution, sick building syndrome, occupational health.
Read More
T-5206
Depok : FKM-UI, 2018
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Rosa Jaya; Pembimbing: Sumengen Sutomo, I Made Djaja; Penguji: Robiana Modjo, Sutaryana, Azhar Jaya
T-2975
Depok : FKM UI, 2008
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Febryan Antoni; Pembimbing: Doni Hikmat Ramdhan; Penguji: Abdul Kadir, Laksita Ri Hastiti, Hanafi Basuni, Edwin Mukri Bandjar
Abstrak:
International Labour Organization (ILO) tahun 2021 mencatat kasus kecelakaan kerja (KK) di dunia mencapai 62,8% dan penyakit akibat kerja sebesar 37,2% dari total kasus sebesar 430 juta kasus. Sedangkan kejadian penyakit akibat kerja (PAK) di Indonesia tahun 2021 tercatat sebanyak 1.123 kasus. Salah satu contoh PAK adalah Sick building syndrome. Desain penelitian pada penelitian ini adalah cross sectional. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor yang berhubungan dengan kejadian Sick Building Syndrome (SBS) pada pekerja office dengan pendekatan kuantitatif. Sampel pada penelitian ini berjumlah 75 pekerja office di PT XYZ. Metode pengambilan data dengan melakukan pengisian kuesioner kepada responden dan pengambilan kualitas udara menggunakan vendor. Data akan diolah secara deskriptif dan inferensial untuk melihat gambaran dan hubungan dari setiap variabel. Variabel independen pada penelitian ini adalah faktor personal (usia, jenis kelamin, masa kerja, perilaku merokok, riwayat alergi, dan psikososial), faktor fisik (particulate matter 2.5, suhu, kelembaban relatif, pencahayaan, dan kebisingan), faktor kimia (HCHO, VOC, CO, dan CO2), dan level lantai. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara usia (OR=5.833 (2.151–15.818)), masa kerja (OR=7.556 (2.525–22.609)) , perilaku merokok (OR=5.750 (2.116-15.625)), riwayat alergi (OR=4.452 (1,557–12.736)), psikososial (OR=2.821 (1,104-7.206)), particulate matter 2.5 (OR=7.875 (2.786-22.261)), suhu (OR=5.352 (1,796-15.951)), pencahayaan (OR=7.010 (2.503-19.628)), dan level lantai (OR=4.643 (1.743-12.368)) dengan kejadian Sick Building Syndrome (SBS). Sedangkan variabel jenis kelamin, kelembaban relatif, kebisingan, HCHO, VOC, CO, dan CO2 tidak menunjukan adanya hubungan dengan kejadian Sick Building Syndrome (SBS).

In 2021, the International Labor Organization (ILO) recorded work accident (KK) cases in the world reaching 62.8% and work-related diseases at 37.2% of the total cases of 430 million cases. Meanwhile, the incidence of occupational diseases (PAK) in Indonesia in 2021 was recorded at 1,123 cases. One example of PAK is Sick building syndrome. The research design in this study was cross sectional. The aim of this research is to analyze factors related to the incidence of Sick Building Syndrome (SBS) in office workers using a quantitative approach. The sample in this study consisted of 75 office workers at PT XYZ. The data collection method is by filling out questionnaires with respondents and collecting air quality using vendors. Data will be processed descriptively and inferentially to see the description and relationship of each variable. The independent variables in this study were personal factors (age, gender, years of service, smoking behavior, allergy history, and psychosocial), physical factors (particulate matter 2.5, temperature, relative humidity, lighting, and noise), chemical factors (HCHO, VOC, CO, and CO2), and floor level. The results of the study showed that there was a significant relationship between age (OR=5.833 (2.151–15.818)), years of work (OR=7.556 (2.525–22.609)), smoking behavior (OR=5.750 (2.116-15.625)), history of allergies ( OR=4.452 (1.557–12.736)), psychosocial (OR=2.821 (1.104-7.206)), particulate matter 2.5 (OR=7.875 (2.786-22.261)), temperature (OR=5.352 (1.796-15.951)), lighting ( OR=7,010 (2,503-19,628)), and floor level (OR=4,643 (1,743-12,368)) with the incidence of Sick Building Syndrome (SBS). Meanwhile, the variables gender, relative humidity, noise, HCHO, VOC, CO, and CO2 did not show any relationship with the incidence of Sick Building Syndrome (SBS).
Read More
T-6882
Depok : FKM-UI, 2024
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive