Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 34503 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Agata Tantri Atmaja; Pembimbing: Asih Setiarini; Penguji: Diah Mulyawati Utari, Salimar
S-6617
Depok : FKM-UI, 2011
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Nabila Andrawina; Pembimbing: Siti Arifah Pujonarti; Penguji: Kusharisupeni Djokosujono, Sakri Sabatmaja
Abstrak: Meningkatkan pengetahuan gizi pada anak menjadi landasan penting yang menentukan perilaku makan dan status gizi yang baik sejak dini , hingga mengurangi mortalitas dan morbitas dari masalah gizi dan kesehatan di masa depan. saat ini, intervensi melalui teknologi telah melahirkan game edukasi upaya potensial untuk menjangkau populasi muda, sehingga penelitian ini dibuat secara khusus untuk dapat membuktikan pengaruh pemberian pesan gizi seimbang lewat media game kartu digitaal "Hi, Banana!" dalam meningkatkan pengetahuan gizi yang pada anak usia sekolah dasar.
Read More
S-10599
Depok : FKM UI, 2021
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Putri Novia Choiri Insani; Pembimbing: Diah Mulyawati Utari; Penguji: Wahyu Kurnia Yusrin Putra, Salimar
S-8863
Depok : FKM UI, 2015
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Marlina Rully Wahyuningrum; Pembimbing: Diah Mulyawati Utari; Penguji: Sandra Fikawati, Triyanti, Rian Anggraini, Neneng Susanti
Abstrak:
Stunting merupakan rendahnya ukuran antropometri dari panjang atau tinggi badan menurut umur akibat kekurangan gizi dalam jangka waktu lama. Stunting menyebabkan anak gagal mencapai pertumbuhan linear dan potensi kognitif yang optimal. Sumatera Barat menjadi satu-satunya provinsi di Pulau Sumatera yang mengalami peningkatan angka stunting pada tahun 2022, dari 23,3% (2021) menjadi 25,2% (2022). Tingginya stunting di perdesaan dibandingkan di perkotaan berkaitan dengan determinan stunting di tiap karakteristik wilayah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui determinan stunting pada anak usia 6-23 bulan berdasarkan wilayah perdesaan dan perkotaan di Provinsi Sumatera Barat menurut data Survei Status Gizi Indonesia Tahun 2022. Desain penelitian ini adalah cross sectional dengan jumlah sampel 2.011 anak dari total sampling sesuai kriteria inklusi dan eksklusi. Variabel independen meliputi faktor anak, ibu, keluarga, dan lingkungan. Penelitian ini dianalisis secara univariat, bivariat (chi square), dan multivariat (regresi logistik ganda). Hasil menunjukkan prevalensi stunting di Provinsi Sumatera Barat sebesar 18,4%, dengan proporsi stunting di perdesaan (22,1%) lebih tinggi dibanding perkotaan (16,8%). Terdapat perbedaan proporsi stunting berdasarkan jenis kelamin, usia anak, panjang badan lahir, tinggi badan ibu, dan kunjungan ANC di perdesaan. Untuk perkotaan, terdapat perbedaan proporsi stunting berdasarkan pneumonia, jenis kelamin, usia anak, berat badan lahir, panjang badan lahir, tinggi badan ibu, pendidikan ibu, ketahanan pangan rumah tangga, dan sanitasi. Secara keseluruhan di Provinsi Sumatera Barat, terdapat perbedaan proporsi stunting berdasarkan pneumonia, jenis kelamin, usia anak, berat badan lahir, panjang badan lahir, tinggi badan ibu, kunjungan ANC, pendidikan ibu, ketahanan pangan rumah tangga, sanitasi, dan klasifikasi tempat tinggal. Faktor dominan yang berhubungan dengan stunting di perdesaan adalah usia anak (OR=3,181), sedangkan di perkotaan dan Provinsi Sumatera Barat adalah tinggi badan ibu (OR=2,994; 2,960). Peningkatan usia anak perlu mendapatkan perhatian lebih agar kemungkinan terjadinya stunting dapat dicegah atau ditangani lebih dini. Pencegahan dan penanggulangan stunting perlu dimulai dari hulu dengan lebih memerhatikan asupan zat gizi dan kesehatan remaja putri sebagai calon ibu agar memiliki status gizi yang baik.

Stunting is an anthropometric measure of low body length or height according to age due to long-term malnutrition. Stunting causes children to fail to achieve optimal linear growth and cognitive potential. West Sumatra is the only province on the island of Sumatra that will experience an increase in stunting rates in 2022, from 23.3% (2021) to 25.2% (2022). The higher rate of stunting in rural compared to urban areas is related to the determinants of stunting in each characteristic of areas. This study aims to determine the determinants of stunting in children aged 6-23 months based on rural and urban areas in West Sumatra Province according to data from the Indonesian Nutrition Status Survey 2022. The design of this research is cross sectional with a sample size of 2,011 children from the total sampling according to inclusion and exclusion criteria. Independent variables include child, mother, family and environmental factors. This research was analyzed univariate, bivariate (chi square), and multivariate (multiple logistic regression). The results show that the prevalence of stunting in West Sumatra Province is 18.4%, with the proportion of stunting in rural (22.1%) higher than urban areas (16.8%). There are differences in the proportion of stunting based on gender, child's age, birth length, mother's height, and ANC visits in rural areas. For urban, there are differences in the proportion of stunting based on pneumonia, gender, child's age, birth weight, birth length, mother's height, mother's education, household food security, and sanitation. Overall in West Sumatra Province, there are differences in the proportion of stunting based on pneumonia, gender, child's age, birth weight, birth length, mother's height, ANC visits, mother's education, household food security, sanitation, and residence classification. The dominant factor associated with stunting in rural is the child's age (OR=3.181), while in urban and West Sumatra Province it is the mother's height (OR=2.994; 2.960). Increasing the age of children needs more attention so that the possibility of stunting can be prevented or treated earlier. Prevention and control of stunting needs to start from the upstream by paying more attention to the nutritional intake and health of young women as mothers-to-be so that they have good nutritional status.
Read More
T-6939
Depok : FKM-UI, 2024
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Nila Febriana Iswara; Pembimbing: Ahmad Syafiq; Penguji: Diah Mulyawati Utari, Sandra Fikawati, Muhammad Johansyah, Tria Astika Endah Permatasari
Abstrak:
Stunting merupakan masalah gizi kronis yang ditandai dengan pertumbuhan linier yang terhambat dinilai dari panjang badan atau tinggi badan menurut umur <-2 SD berdasarkan standar pertumbuhan anak WHO. Stunting disebabkan langsung oleh asupan gizi yang tidak adekuat dan penyakit infeksi berulang yang terjadi terutama pada periode 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Stunting dapat meningkatkan morbiditas dan mortalitas anak, menghambat perkembangan kognitif, meningkatkan risiko penyakit tidak menular saat dewasa, serta menurunkan kapasitas kerja. Prevalensi stunting di Provinsi Nusa Tenggara Barat (32,7%) menduduki urutan tertinggi ke 4 di Indonesia berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbandingan determinan stunting pada anak usia 6-23 bulan di wilayah perdesaan dan perkotaan di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional dengan 858 sampel yang diperoleh dari total sampling berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi. Data yang digunakan adalah data sekunder dari SSGI tahun 2022. Variabel independen meliputi faktor anak, keluarga, dan lingkungan. Analisis bivariat menggunakan uji kai kuadrat dan multivariat menggunakan regresi logistik ganda model determinan. Hasil penelitian menunjukkan proporsi stunting pada anak usia 6-23 bulan di perdesaan (27,2%) dan perkotaan (28,2%). Proporsi anak dengan status imunisasi tidak lengkap, pendidikan ayah dan ibu rendah, kunjungan ANC ibu < 6 kali, anemia saat hamil, keluarga rawan pangan, sumber air minum dan sanitasi tidak layak lebih tinggi di perdesaan.  Sedangkan proporsi anak dengan riwayat tidak IMD, tidak ASI ekkslusif, waktu pengenalan MPASI < 6 bulan, ISPA, pneumonia dan tuberkulosis paru lebih tinggi di wilayah perkotaan. Proporsi stunting lebih tinggi pada anak usia 11-23 bulan, berat badan lahir < 2.500 gram, panjang badan lahir < 48 cm, tinggi badan ibu < 150 cm di wilayah perdesaan dan perkotaan serta kunjungan ANC ibu < 6 kali di wilayah perkotaan. Faktor dominan yang berhubungan dengan stunting di perdesaan dan perkotaan adalah berat badan lahir.

Stunting is a chronic nutritional problem characterized by impaired linear growth, measured by length or height for age below -2 standard deviations based on WHO child growth standards. Stunting is directly caused by inadequate nutritional intake and recurrent infectious diseases, especially during the first 1000 days of life. Stunting can increase child morbidity and mortality, hinder cognitive development, raise the risk of non-communicable diseases in adulthood, and reduce work capacity. The prevalence of stunting in West Nusa Tenggara Province (32.7%) ranks fourth highest in Indonesia based on the 2022 Indonesian Nutritional Status Survey (SSGI). This study aims to analyze the determinants of stunting in children aged 6-23 months in rural and urban areas of West Nusa Tenggara Province. The research design used is cross-sectional with 858 samples obtained through total sampling based on inclusion and exclusion criteria. The data used are secondary data from the 2022 SSGI. Independent variables include child, family, and environmental factors. Bivariate analysis was conducted using the chi-square test and multivariate analysis using a multiple logistic regression model. The results showed the proportion of stunting in children aged 6-23 months was 27.2% in rural areas and 28.2% in urban areas. The proportion of children with incomplete immunization status, low paternal and maternal education, fewer than six ANC visits, maternal anemia during pregnancy, food insecurity, and inadequate drinking water and sanitation were higher in rural areas. Conversely, the proportion of children with a history of not receiving early initiation of breastfeeding (IMD), not being exclusively breastfed, early introduction of complementary foods (
Read More
T-7051
Depok : FKM UI, 2024
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Ikha Deviyanti Puspita; Pembimbing: Ahmad Syafiq; Penguji: Sandra Fikawati, Asih Setiarini, Itje Aisah Ranida, Rahmawati
Abstrak:

Penelitian ini bertujuan untuk melihat retensi pengetahuan, sikap, dan perilaku pasca pelatihan gizi seimbang pada tahun 2012 dengan jumlah responden penelitian sebanyak 669 orang yang terdiri dari siswa kelas 5 dan 6 dari 10 SD terpilih di Kota Depok, Jawa Barat. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Mei 2012, menggunakan metode campuran (mixed methode) atau mengkombinasikan kualitatif dan kuantitatif dengan desain crossectional. Analisis yang digunakan adalah Uji T dan analisa kualitatif. Hasil penelitian ini ialah terdapat perbedaan perubahan pengetahuan, sikap, dan perilaku gizi seimbang Post test I dan Post test II terhadap pengetahuan total gizi seimbang (p=0,000), pengetahuan sumber zat gizi (p=0,000), pengetahuan fungsi zat gizi (p=0,000), sikap total gizi seimbang (p=0,000), sikap konsumsi (p=0,000), sikap tabu dan persepsi (p=0,000), sikap olah raga dan air putih (p=0,000), praktik gizi seimbang (p=0,000), perilaku sarapan (p=0,000), dan perilaku frekuensi (p=0,001). Sikap dan perilaku gizi seimbang Post test II terhadap pendidikan Ayah (p=0,000). Pengetahuan gizi seimbang Post test II terhadap pekerjaan Ibu (p=0,000). Serta, perubahan perilaku total gizi seimbang Post test II terhadap pendidikan Ibu (p=0,000). Selain itu, paparan informasi gizi seimbang yang dilakukan 1 semester 2 kali oleh guru mempengaruhi retensi pengetahuan dan sikap ke arah positif, sedangkan untuk aspek perilaku belum sepenuhnya terlihat. Siswa kelas 5 dan 6 mempunyai retensi baik setelah 16 bulan diberikan intervensi pengetahuan dan sikap gizi seimbang, namun untuk retensi perilaku belum sepenuhnya terlihat perubahan ke arah positif. Agar retensi perilaku gizi seimbang dapat meningkat, maka direkomendasikan untuk menambah frekuensi pembelajaran melalui media yang mudah diingat siswa secara berkesinambungan di lingkungan SD maupun orangtua siswa dan membuat pedoman membaca Pedoman Gizi Seimbang.


 This aims study to see the retention of knowledge, attitudes, and behavior of after nutrition balanced education in 2012 with the number of survey respondents as many as 669 people consisting of students in grade 5 and 6 of the 10 selected Elementary Schools in the Depok city, West Java. The study was conducted in March through May 2012, using mixed methods or a combination of qualitative and quantitative with crossectional design. The analysis used T test and qualitative analysis. The results of this study is that there are differences significant in changes in knowledge, attitudes, and behavior of balanced nutrition post test I and post test II for total balanced nutrition knowledge (p = 0.000), knowledge of nutrient sources (p = 0.000), knowledge of nutrient function (p = 0.000), total balanced nutrition attitude (p = 0.000), consumption attitudes (p = 0.000), taboo attitudes and perceptions (p = 0.000), attitude and water sports (p = 0.000), the practice of balanced nutrition (p = 0.000 ), the behavior of breakfast (p = 0.000), and the behavior of the frequency (p = 0.001). Attitudes and behavior of balanced nutrition post test II's for education father (p = 0.000). Balanced nutrition knowledge post test II to work mother (p = 0.000). As well, total behavior change post test II balanced nutrition for mother education (p = 0.000). In addition, exposure to information balanced nutrition made 1 semester 2 times by the teacher affects the retention of knowledge and attitude towards positive, while for the behavioral aspects not yet fully visible. Students grades 5 and 6 have good retention after 16 months of intervention provided balanced nutrition knowledge and attitudes, but for the retention behavior is not fully visible change in the positive direction. So that the retention behavior of balanced nutrition can be improved, it is recommended to increase the frequency of learning through the media that is easy to remember the students on an ongoing basis within the school and the parents of students and make reading the guidelines Balanced Nutrition Guidelines.

Read More
T-3623
Depok : FKM-UI, 2012
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Suroto; Pembimbing: Triyanti, Yuniar Rosmalina; Penguji: Kusharisupeni, Ratu Ayu Dewi Sartika, Marzuki Iskandar
T-2620
Depok : FKM-UI, 2007
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Luthfiatur Rohmah; Pembimbing: Triyanti; Penguji: Sandra Fikawati, Dyah Santi Puspitasari
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh peer education (pendidikan sebaya) tentang pengetahuan 1000 HPK dan gizi seimbang terhadap perilaku gizi seimbang pada siswi SMAN 49 Jakarta. Desain penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimen dengan SMAN 49 Jakarta sebagai kelompok perlakuan yang akan mendapatkan intervensi peer education dan SMAN 38 Jakarta sebagai kelompok kontrol yang akan mendapatkan intervensi ceramah. Penelitian ini dilakukan kepada 22 siswi pada kelompok perlakuan dan 28 siswi pada kelompok kontrol. Pengambilan data pengetahuan dilakukan pada sesaat sebelum intervensi (pre test), sesaat setelah intervensi (post test), 7 hari setelah intervensi, dan 21 hari setelah intervensi. Sementara, pengambilan data perilaku dilakukan sebelum intervensi (pre test) dan 21 hari setelah intervensi (post test). Uji statistik yang digunakan adalah uji T independen, uji T berpasangan, chi square, dan ANOVA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada variabel pengetahuan terjadi peningkatan pada masing-masing kelompok secara signifikan, sedangkan pada variabel perilaku peningkatan pada kedua kelompok tidak signifikan. Selain itu, tidak ada perbedaan peningkatan pengetahuan antara kelompok kontrol dan perlakuan. Sementara, pada variabel perilaku peningkatan perilaku baik pada kelompok perlakuan lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol. Kata kunci : pendidikan sebaya, ceramah, 1000 HPK, gizi seimbang
Read More
S-9513
Depok : FKM-UI, 2017
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Nur Zakiyah Fahiroh; Pembimbing: Ahmad Syafiq; Penguji: Asih Setiarini, R. Giri Wurjandaru
Abstrak: ABSTRAK Skripsi ini meneliti tingkat literasi gizi fungsional, interaktif dan kritikal yang dapat menggambarkan tingkatan kemampuan individu untuk memperoleh, menerima dan membuat keputusan gizi yang sesuai pada ibu siswa sekolah dasar. Faktor-faktor yang duji beda proporsinya adalah usia ibu, tingkat pendidikan, pendapatan keluarga, dan paritas. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain studi cross sectional. Data diambil menggunakan kuesioner dengan metode self administered pada 108 responden yang bersedia berpartisipasi dan tidak mengalami kesulitan membaca dan menulis. Variabel yang memiliki perbedaan proporsi yang signifikan adalah tingkat literasi gizi fungsional dengan usia (p value = 0,012) dan tingkat pendapatan keluarga (p value = 0,02), literasi gizi interaktif dengan usia (p value = 0,024) dan pendidikan (p value = 0,035). Kata kunci: Literasi gizi, ibu siswa sekolah dasar, usia, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, paritas. ABSTRACT This thesis examines the level of functional, interactive and crticical nutrition literacy that can describe the level of individual ability to obtain, receive, anda make appropriate nutritional decisions on tthe mother of elementary school students. Factors analyzed for different proportions were mother‟s age, education level, family income and parity. This research is a quantitative research with cross-sectional study design. Data were colected using quetionnaires with self administered method on 108 respondents who were willing to participate and had no troubling reading and writing. The variables that have significant difference of the proportion are the functional literacy with age (p value = 0,012), and family income (p value = 0,02), the interactive nutritional literacy with age (p value = 0,024) and education (p value = 0,035). Keyword: Nutrition literacy, mother of elementary school students, age, educational level, income level, parity.
Read More
S-9857
Depok : FKM-UI, 2018
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Hardiani Andaningrum; Pembimbing: Endang L. Achadi; Penguji: Trini Sudiarti, Rachmawati
Abstrak: Pendidikan gizi penting untuk diajarkan pada anak sejak dini. Pengetahuan gizi yang rendah akan mempengaruhi pola makan dan meningkatkan risiko terkena penyakit degeneratif. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahuiadanya perubahan pengetahuan gizi pada siswa sekolah dasar. Intervensi pengetahuan gizi dilakukan menggunakan komik Gizi Seimbang dan buklet GiziSeimbang. Penelitian ini menggunakan metode penelitian praeksperimentaldengan desain one-group pre-test post-test. Penelitian dilakukan terhadap 76siswa kelas 5 SDN Beji 5 Depok pada Desember 2013 dengan jumlah siswa padakelompok perlakuan komik adalah 39 siswa dan pada kelompok perlakuan bukletadalah 37 siswa. Penelitian menggunakan kuesioner sebelum dan sesudahperlakuan. Analisis data menggunakan uji t berpasangan dan uji t independen.Hasil uji t berpasangan menunjukkan adanya rata-rata skor pengetahuanyang lebih tinggi pada kelompok komik saat post-test dibandingkan dengan pre-test. Selain itu terdapat rata-rata skor pengetahuan yang lebih tinggi padakelompok komik bila dibandingkan dengan kelompok buklet. Hasil uji tindependen menunjukkan bahwa terdapat perbedaan signifikan antara perubahanskor pengetahuan gizi total pada kelompok komik yang lebih tinggi denganperubahan skor pada kelompok buklet. Oleh karena itu, komik dianggap sebagaimedia yang efektif dalam menyampaikan pesan mengenai Pedoman Gizi Seimbang bagi anak usia sekolah.
Kata Kunci: Pengetahuan Gizi; Komik Pendidikan; Siswa Sekolah Dasar.
Read More
S-8149
Depok : FKM UI, 2014
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive