Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 45 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Monica J. Pardede; Pembimbing: Sabarinah B. Prasetyo; Penguji: Anwar Hassan, Luknis Sabri
S-8786
Depok : FKM UI, 2015
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Nurindah Laili Maghfirati; Pembimbing: Milla Herdayati; Penguji: Besral, Felly Philipus Senewe, Darojat Nurjono Agung Nugroho
Abstrak: IUD merupakan salah satu kontrasepsi jangka panjang yang direkomendasikan pemerintah karena tingkat kegagalan yang rendah dan efek samping yang sedikit dibandingkan kontrasepsi hormonal. Akan tetapi berdasarkan Laporan SDKI 2012, penggunaan IUD di Indonesia masih sedikit dan terus menurun dari tahun ke tahun. Salah satu faktor yang mempengaruhi pemakaian IUD dan kelangsungannya adalah akses informasi KB dimana informasi yang didapatkan wanita akan berdampak pada pengetahuan dan penerimaannya terhadap IUD. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan akses informasi KB dengan pemakaian serta penggantian intrauterine device (IUD). Penelitian ini menggunakan data SDKI 2012 modul wanita usia subur (WUS), dengan jumlah sampel 9.711 wanita yang memiliki anak dua atau lebih dan menggunakan kontrsepsi. Kriteria ekslusi penelitian ini adalah wanita yang menggunakan tubektomi, vasektomi, dan kondom. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada penggantian IUD tidak memiliki hubungan dengan akses informasi KB (OR=0,8; 95%CI: 0,4-1,5) namun pada pemakaian IUD memiliki hubungan dengan akses informasi KB (OR=1,4; 95%CI: 1,1-1,8). Disarankan peningkatan KIE yang komprehensif dan membangun dialog dengan tokoh agama, tokoh masyarakat, serta oraganisasi masyarakat untuk meningkatkan pemakaian IUD. Kata kunci: IUD, KB, informasi, KIE.
Read More
T-4504
Depok : FKM-UI, 2015
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Fikria Nur Ramadani; Pembimbing: Jaslis Ilyas; Penguji: Anhari Achadi, Adang Bachtiar, Ika Lastyaningrum, Eriati
Abstrak:
Di Indonesia, kontrasepsi diatur dan diselenggarakan dalam program Keluarga berencana yang bertujuan untuk menciptakan keluarga yang berkualitas dan tercapai kesejahteraan masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi perpindahan penggunaan alat kontrasepsi modern ke tradisional pada wanita berstatus kawin di Indonesia berdasarkan data SDKI 2017. Metode pengambilan datanya adalah cross sectional dan dianalisis dengan model regresi logistik. Gambaran jenis kontrasepsi modern yang digunakan adalah metode kontrasepsi jangka pendek, sedangkan alasan responden melakukan perpindahan karena alasan efek samping, permasalahan akses dan ketersediaan, serta tidak adanya dukungan dari suami. Hasil bivariat menyatakan bahwa faktor predisposisi (umur, tingkat pendidikan, tingkat pengetahuan,Sosio ekonomi , dan keinginan memiliki anak), faktor penguat (pengambil keputusan, kunjungan dan penyuluhan KB, dan keterpaparan media) serta faktor pemungkin yaitu kualitas pelayanan mempunyai hubungan yang signifikan dengan perpindahan kontrasepsi modern. Berdasarkan analisis multivariat, variabel tingkat pendidikan merupakan variabel yang paling kuat mempengaruhi perpindahan kontrasepsi modern dibandingkan variabel lainnya. Program KB perlu lebih berfokus kepada faktor demografi klien dengan memberikan pelayanan dan penyuluhan yang luas dan berkualitas sehingga tujuan program KB dapat tersampaikan dengan efektif dan tepat sasaran

Contraception is an effort to prevent pregnancy. This effort can be temporary or permanent by means of certain methods, tools and medicines. In Indonesia, contraception is regulated and implemented in the family planning program which aims to create quality families and achieve community welfare. This study aims to analyze the factors that influence the shift in the use of modern to traditional contraceptives among currently married women in Indonesia based on the 2017 IDHS data. The data collection method is cross sectional and analyzed with a logistic regression model. The description of the type of modern contraception used is the short-term contraceptive method, while the reasons for the respondents moving were due to side effects, problems of access and availability, and the absence of support from their husbands. The bivariate results state that predisposing factors (age, education level, level of knowledge, socioeconomics, and desire to have children), reinforcing factors (decision makers, family planning visits and counseling, and media exposure) and enabling factors, namely service quality have a significant relationship with displacement. modern contraception. Based on mutivariate analysis, the variable level of education is the variable that has the strongest influence on the transfer of modern contraception compared to other variables. Family planning programs need to focus more on client demographic factors by providing broad and quality service and counseling so that the objectives of the family planning program can be delivered effectively and on target.

Read More
T-5932
Depok : FKM-UI, 2020
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Zefanya Meilinda; Pembimbing: Mondastri Korib Sudaryo; Penguji: Yovsyah, Rahmadewi
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk melihat faktor yang memengaruhi perilaku penggunaan KB pada ibu pasca persalinan di Indonesia menggunakan data sekunder SDKI 2017. Desain penelitian yang digunakan adalah studi potong lintang, dengan sampel wanita usia 15-49 tahun yang menikah dan anak terakhir berusia ≤24 bulan. Hasil penelitian menunjukan 24.8% ibu tidak menggunakan KB pasca persalinan di Indonesia. Pendekataan perilaku Lawrance Green meninjau faktor predisposisi, faktor pemungkin, dan faktor penguat. Dalam studi ini tidak ditemukan perbedaan antara faktor perdisposisi usia, pengetahuan, status pekerjaan, jumlah anak, pendidikan dan daerah tempat tinggal dengan penggunaan KB pasca persalinan.
Read More
S-10838
Depok : FKM UI, 2021
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Loli Adriani; Pembimbing: Sutanto Priyo Hastono, Besral; Penguji: Flourisa Sudradjat, Felly Philipus Senewe
Abstrak: Salah satu usaha pengendalian penduduk, adalah dengan meningkatkan kontrasepsi modern pria. Akan tetapi berdasarkan Laporan SDKI 2012, partisipasi pria dalam penggunaan kontrasepsi modern masih sangat rendah, dan belum mencapai target RPJMN 2010-2014. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari dan menjelaskan determinan partisipasi penggunaan kontrasepsi modern pada pria kawin usia 15-54 tahun di Indonesia. Penelitian ini menggunakan data SDKI 2012 modul pria, dengan jumlah sampel 5812 pria kawin usia 15-54 tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan kondom dan masa subur, pengetahuan vasektomi, persepsi KB merupakan urusan wanita, persepsi kondom, jumlah anak hidup, dan diskusi KB dengan tenaga kesehatan berhubungan signifikan dengan partisipasi penggunaan kontrasepsi modern pada pria kawin. Faktor dominan yaitu pengetahuan kondom dan masa subur (sedang: OR=5,1; 95%CI: 2,5-10,2 ; baik: OR=9,2; 95%CI: 4,2-20,9), dan terdapat interaksi antara persepsi kondom dengan diskusi dengan tenaga kesehatan. Disarankan penggalakan program KB pada pria, serta memberikan KIE terkait kontrasepsi pria oleh tenaga kesehatan. Kata kunci: Kontrasepsi pria, KB, kondom, vasektomi.
Read More
T-4394
Depok : FKM-UI, 2015
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Norarita ; Pembimbing: Tri Yunis Miko Wahyono; Penguji: Renti Mahkota, Efrida Sinaga
S-7897
Depok : FKM UI, 2013
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Reni Fitriani; Pembimbing: Dian Ayubi; Penguji: Evi Martha, Agustin Kusumayati, Siti Kulsum, Rinta Irnati
Abstrak: Abstrak

Salah satu masalah kependudukan utama yang dihadapi Indonesia adalah pertumbuhan penduduk yang tinggi, hingga saat ini telah dilakukan berbagai usaha untuk mengendalikan pertumbuhan penduudk, terutama melalui pengendalian angka kelahiran atau fertilitas. Upaya penurunan angka kelahiran ini dilakukan dengan cara pemakaian kontrasepsi kepada pasangan usia subur. Kabupaten Bogor juga mengalami hal yang sama, belum semua PUS memanfaatkan pelayanan KB. Kecamatan Ciseeng untuk cakupan unmet need KB belum memenuhi SPM (5%). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan faktore predisposisi, pemungkin, kebutuhan dan penguat terhadap pemanfaatan pelayanan keluarga berencana. Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan studi cross sectional. Data yang dikumpulkan adalah data primer, diperoleh dengan cara wawancara terhadap WUS yang berstatus menikah. Hasil penelitian menjelaskan bahwa umur, pekerjaan, akses dan kebutuhan berhubungan secara signifikan dengan pemanfaatan pelayanan KB. Kebutuhan akan pelayanan KB merupakan variabel yang paling dominan.


One of the main demography issues in Indonesia is a higher growth rate of population. Nowadays, there are any efforts to control the growth rate of the population through the controk of birth rate or fertility by using contraception involuntary by the fertile spouse. Bogor regency also experience the same thing, not all of the PUS use services of KB. Ciseeng subdistrict for unmet need coverage KB has not met the SPM (5%). The purpose of this research was to know relationship factors predisposing, needs and booster of the utilization of family planning services. this research is quantitative with cross sectional study. The Data collected is primary data, obtained by means of interviews to the WUS are married. Resultes of the study explained that the age, occupation, access and requirements associated with the utilization of service significantly KB. The need for services is the most variable KB is dominant.

Read More
T-3938
Depok : FKM-UI, 2013
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Dyah Utari; Promotor: Purnawan Junadi; Kopromotor: Tris Eryando, Wendy Hartanto; Penguji: Amal Chalik Sjaaf, Meiwita P. Budhiharsana, Soewarta Koesen, Trihono;, Kemal Nazaruddin Siregar
Abstrak:
ABSTRAK Kebijakan desentralisasi Indonesia yang ditetapkan tahun 1999 membawa implikasi terhadap program kementerian dan badan dari tingkat nasional, termasuk program Keluarga Berencana. Penelitian ini melihat implikasi kebijakan desentralisasi terhadap mix kontrasepsi. Data yang digunakan adalah data SDKI tahun 1997, 2003, 2007, dan 2012. Pendekatan penelitian kuantitatif dan kualitatif memperlihatkan bahwa kebijakan desentralisasi mempengaruhi program KB pada sisi sumber daya manusia, kelembagaan, pendanaan, serta sarana dan prasarana. Mix kontrasepsi merupakan akibat dari keputusan pemilihan kontrasepsi di level individu, yang dipengaruhi utamanya oleh persepsi terkait biaya yang dikeluarkan. Sehingga akseptor lebih memilih metode suntik dibandingkan dengan metode lain. Saran yang dapat dirumuskan adalah memasukkan program KB di dalam Standar Pelayanan Minimal Kesehatan, sehingga masyarakat tidak perlu mengeluarkan biaya untuk memperoleh layanan KB. Kata Kunci: kebijakan desentralisasi, KB, mix kontrasepsi Policies have a major role in the field of fertility and population. Indonesia's decentralization policy established in 1999 has implications for family planning programs. This study aims to see the implications of decentralization policy on contraceptive mix. The data used are SDKI data in 1997, 2003, 2007, and 2012. With a mixed approach between quantitative and qualitative research, decentralization policy results have influenced the family planning program on human resources, institutional, funding, and facilities and infrastructure. The variables that influence the selection of contraception at the individual level are the perceptions related to the lower costs incurred when choosing injection methods compared to other methods. The suggestion that can be formulated is to incorporate the family planning program in Minimum Service Standards (Standar Pelayanan Minimal) so that the community does not need to spend the cost to obtain family planning services. Key words: Decentralization, Family Planning, Mix Methode Contraception
Read More
D-381
Depok : FKM-UI, 2018
S3 - Disertasi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Ni Nyoman Astri Artini; Pembimbing: Evi Martha, Sutiawan; Penguji: Rita Damayanti, Rahmadewi, Noel Sita Rukmi
Abstrak: Program peningkatan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) ini menjadi salah satu target pemerintah karena kontrasepsi jangka panjang memungkinkan kontinuitas penggunaan layanan Keluarga Berencana (KB) oleh pasangan usia subur (PUS). Beberapa faktor yang terkait dengan penggunaan MKJP tergantung pada lokasi penelitian, mulai dari faktor sosiodemografi, sosial ekonomi, sosial budaya sampai dengan pemberdayaan perempuan. Adapun komponen pemberdayaan perempuan adalah tingkat pendidikan, status pekerjaan, partisipasi dalam pengambilan keputusan Studi ini bertujuan untuk mengetahui tren MKJP dan pemberdayaan perempuan dari 2007-2017 erta menganalisis hubungan antara pemberdayaan perempuan dengan MKJP setelah mengontrol dengan variabel sosio demografis, seperti umur ibu, perbedaan usia istri dan suami, tingkat pendidikan suami, tingkat kesejahteraan rumah tangga, daerah tempat tinggal, dan regional tempat tinggal. Penelitian ini menggunakan analisis bivariat dan multivariat dengan data sekunder SDKI 2007-2017
Read More
T-6180
Depok : FKM-UI, 2021
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Reny Widyasari; Pembimbing: Besral; Penguji: Evi Martha, Milla Herdayati, Silitonga Rahmadewi, Zeba Evolusi
Abstrak: Jakarta Timur tahun 2021 ditemukan 10,46% PUS yang melakukan unmet need KB. Beberapa faktor yang mempengaruhinya yaitu usia, pendidikan, jumlah anak, pengetahuan, sikap, pan-dangan, riwayat kontrasepsi, pemberian pelayanan KB, dukungan suami, dan peran tenaga kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui determinan kejadian unmet need KB pada PUS menikah saat masa pandemi COVID-19 di Wilayah Kecamatan Makasar Jakarta Timur Ta-hun 2022. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain cross sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah PUS di wilayah Kecamatan Makasar Jakarta Timur berjumlah 150 re-sponden dengan teknik multistage random sampling. pengolahan sampel menggunakan analisis univariat, bivariat dan multivariat dengan uji regresi logistik. Pengumpulan data melalui pengisian kuesioner yang telah diuji validitas dan reliabilitas pada 30 PUS yang berdomisili di Kecamatan Makasar Jakarta Timur. Hasil penelitian menunjukkan kejadian unmet need KB pada masa pan-demic COVID-19 sebesar 40% mengalami peningkatan dibandingkan sebelum pandemic COVID-19. Ada hubungan faktor predisposisi (umur, pendidikan, pengetahuan, sikap, persepsi, riwayat KB), faktor pemungkin (aksebilitas informasi pada manajemen pelayanan alat kon-trasepsi) dan faktor penguat (dukungan suami dan peran petugas kesehatan) dengan p-value <0.05. Faktor yang paling dominan mempengaruhi kejadian Unmet Need KB pada PUS menikah saat masa pandemic COVID-19 adalah Riwayat KB. Maka diharapkan BKKBN melakukan pen-ingkatan pembinaan dan koordinasi terhadap pemegang program KB dalam penyuksesan pro-gram KB yang ingin dicapai oleh BKKBN serta PKB lebih meningkatkan preventif dalam hal promosi KB kepada masyarakat dengan mematuhi protocol pencegahan virus COVID-19 dan melakukan intervensi berkala 3 bulan sekali agar masyarakat yang unmet need KB menjadi akseptor KB.
In East Jakarta in 2021, 10.46% of PUS were found to have unmet need FP. Factors influence it, age, education, number of children, knowledge, attitudes, views, history of contraception, provi-sion of FP services, husband's support, and the role of health workers. This study aims to deter-minants of the incidence unmet need FP in fertile couple during COVID-19 pandemic in the Ma-kasar District, East Jakarta, in 2022. This study used a quantitative method with a cross-sectional design. The sample study is 150 WUS using a multistage random sampling technique. Sample processing with univariate, bivariate and multivariate analysis logistic regression. Data collection by filling out a questionnaire has been tested validity and reliability on 30 fertile age couples live in Makassar District, East Jakarta. The results showed that the incidence of unmet need for fami-ly planning during the COVID-19 increased by 40% compared to before the COVID-19 pan-demic. There is a relationship between predisposing factors (age, education, knowledge, atti-tudes, perceptions, history of family planning), enabling factors (accessibility of information on contraceptive service management) and reinforcing factors (husband's support and the role of health workers) with p-value <0.05. The most dominant factor influencing the incidence of Un-met Need FP in married fertile age couples during the COVID-19 pandemic was FP History. It?s hoped that the BKKBN will increase guidance and coordination of FP program holders on suc-cess of the family planning program and PKB want to achieve more preventively in terms of FP promotion to the community by adhering to the COVID-19 virus prevention protocol and con-ducting periodic interventions for 3 months so that people unmet need FP become FP acceptors.
Read More
T-6524
Depok : FKM-UI, 2023
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive