Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 10 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Annisa Rahmayanti; Pembimbing: Yovsyah; Penguji: Renti Mahkota, Ellyana Hutapea
Abstrak: Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untukmengukur kesejahteraan masyarakat (Kemenkes RI, 2014). Kabupaten Bogormemiliki jumlah kematian tinggi mencapai 69 jiwa dengan AKI 55,41/100.000kelahiran hidup pada tahun 2015. Tujuan penelitian ini adalah mengetahuigambaran kematian ibu di Kabupaten Bogor Tahun 2015. Jenis penelitian yangdigunakan yaitu case series dengan sampel 67 kasus kematian ibu yang terdatadalam form RMM dan OVM Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor. Hasil penelitianmenunjukkan bahwa kematian ibu tinggi saat nifas (61,5%), dengan sebabkematian perdarahan (41,9%). Dari faktor sosiodemografi kematian tinggi padaumur 20-35 tahun (59,7%), pendidikan ibu SD (55%), pekerjaan ibu sebagai iburumah tangga (61,2%), pendidikan suami SD (48%), pekerjaan suami sebagaiburuh (37,5%). Kematian ibu terbanyak pada yang memiliki riwayat komplikasi(46,3%), multigravida (75,8%), paritas 1-3(64,6%), tidak pernah mengalamiabortus (83,1%). Dari akses ke layanan kesehatan kematian tinggi pada jarak jauhdengan RS (46,9%), jarak dekat dengan bidan/puskesmas (55,1%), sementaratidak berbeda jauh pada yang memiliki risiko tinggi/tidak. Kematian ibu jugatinggi pada yang memiliki riwayat ANC, K1, dan K4 dengan persentase masing-masing 95,4%, 72,4%, dan 90,9%. Cara persalinan spontan (57,8%), penolongpersalinan SpOG (51,2%), tempat persalinan di RS (63%), usia kehamilanpreterm (57,8%) dan tempat kematian di RS (80%).Kata kunci: kematian ibu, Kabupaten Bogor.
Read More
S-9282
Depok : FKM-UI, 2017
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Dion Zein Nuridzin; Pembimbing: Martya Rahmaniati Makful; Penguji: Tris Eryando, Sabarinah, Mochamad Adam Hamdani, Yogaswara
Abstrak: Latar belakang. Indonesia termasuk negara dengan jumlah kejadian bencana yang banyak dan jumlahnya cenderung mengalami peningkatan. Namun sistem yang ada saat ini belum merespon kebutuhan korban bencana terutama pada kondisi pascabencana dimana jaringan seringkali tidak berfungsi. Tujuan. Mengembangkan prototipe sistem informasi kebencanaan yang dapat digunakan dalam peningkatan respon yang cepat dan tepat saat terjadi bencana, mulai dari prediksi korban, pendataan, pemetaan masalah, dan penentuan wilayah prioritas sesuai dengan kebutuhan di lokasi terdampak bencana. Metode. Analisis kebutuhan sistem melalui literature review dan wawancara mendalam kepada sembilan informan, dilanjutkan dengan perancangan prototipe sistem informasi kebencanaan, pengumpulan data fasilitas berbasis online, dan perancangan dashboard sistem informasi kebencanaan. Hasil. Prototipe sistem informasi kebencanaan telah dibuat meliputi pengumpulan data yang sesuai untuk kejadian bencana (dapat digunakan secara offline), terintegrasi dengan surveilans demografi dan kesehatan (SDK) dan data prabencana, beserta dashboard Sistem Informasi Kebencanaan yang user friendly dengan memanfaatkan Sistem Informasi Geografis (SIG). Kesimpulan. Peluang pengembangan sistem informasi kebencanaan sangat memungkinkan untuk dilakukan dengan integrasi data SDK dan data prabencana (meliputi kontak dan koordinat untuk fasilitas kesehatan, ambulans umum, perkiraan tempat untuk pengungsian, fasilitas air bersih, MCK). Prototipe ini sesuai dengan kondisi bencana, membuat proses pencatatan dapat lebih cepat, efektif dan dapat menampilkan dashboard interaktif berbasis SIG untuk prediksi korban berdasarkan kelompok rentan, kebutuhan bantuan logistik, perencanaan tempat pengungsian dan fasilitas yang tersedia, serta untuk koordinasi dengan fasilitas kesehatan, dan pembagian sumber daya maupun relawan sesuai hasil pemetaan prioritas wilayah
Background. Indonesia is a country with a large number of disaster events and the number tends to increase. However, the current system has not responded to the needs of disaster victims, especially in post-disaster conditions where the network often does not function. Objective. Develop a prototype of a disaster information system that can be used to improve a fast and accurate response when a disaster occurs, starting from disaster victims prediction, data collection, problem mapping, and determining priority areas according to needs in disaster-affected locations. Method. Analysis of system requirements through literature review and in-depth interviews with nine informants, followed by the design of a disaster information system prototype, online-based facility data collection and the design of a disaster information system dashboard. Results. A prototype of a disaster information system has been created which includes data collection suitable for disaster events (can be used offline), integrated with demographic and health surveillance (DHS) and pre-disaster data, along with a userfriendly disaster information system dashboard by utilizing the geographic information system (GIS). Conclusion. Opportunities to develop a disaster information system are very possible with the integration of DHS data and pre-disaster data (including contacts and coordinates for health facilities, public ambulances, estimated places for evacuation, clean water facilities, toilets). This prototype is in accordance with disaster conditions, making the recording process faster, more effective and able to display a GIS-based interactive dashboard for prediction of victims based on vulnerable groups, logistical assistance needs, planning for evacuation places and available facilities, and for coordination with health facilities, and distribution resources and volunteers according to the results of regional priority mapping.
Read More
T-6185
Depok : FKM-UI, 2021
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Benedicta Natalia Latif; Pembimbing: Ratu Ayu Dewi Sartika; Penguji: Siti Arifah Pujonarti, Widjaja Lukito
Abstrak: Obesitas sentral merupakan tipe obesitas paling berbahaya karena berhubunganerat dengan penyakit kronis dan komplikasi metabolik. Penderita obesitas sentral jugalebih rentan terinfeksi COVID-19 dengan gejala lebih berat dan tingkat kematian lebihtinggi. Prevalensi obesitas sentral yang meningkat pesat pada masyarakat di seluruh duniamenjadikannya salah satu masalah kesehatan global tersulit yang dihadapi masa ini.Penelitian terdahulu menemukan prevalensi obesitas sentral yang sangat tinggi, yaitu70,6% pada pasien dewasa di Puskesmas Bojong Gede, Kabupaten Bogor tahun 2017.Penelitian ini merupakan studi sekunder lanjutan yang bertujuan untuk mengetahui faktordominan kejadian obesitas sentral pada populasi tersebut. Studi ini melibatkan 85responden berusia 25-64 tahun dengan data yang dikumpulkan dari database penelitianprimer. Data dianalisis meggunakan uji bivariat chi-square dan uji multivariat regresilogistik ganda pada aplikasi IBM SPSS versi 22. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwaterdapat enam variabel yang berhubungan signifikan dengan kejadian obesitas sentral,diantaranya: jenis kelamin (perempuan, p-value 0,003), kolesterol darah(hiperkolesterolemia, p-value 0,025), asupan energi, protein, lemak, dan karbohidrat(>110% kebutuhan gizi personal, p-value 0,003; 0,001; 0,005; 0,025). Kolesterol darahditemukan sebagai faktor dominan terkait obesitas sentral pada pasien dewasa diPuskesmas Bojong Gede. Odds kejadian obesitas sentral lebih tinggi 4,210 kali padakelompok responden yang mengalami hiperkolesterolemia dibandingkan dengankelompok responden dengan kadar kolesterol darah total normal, setelah dilakukankontrol pada variabel lainnya. Dengan demikian, tenaga kesehatan dapat menghimbaupenderita obesitas sentral untuk memeriksakan dan memantau kadar kolesterol darahnya.Masyarakat dihimbau untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman terhadap obesitassentral beserta bahayanya. Masyarakat dapat dibimbing untuk meningkatkanpengetahuan mengenai jumlah energi dan zat gizi makro yang sesuai dengankebutuhannya, melakukan olahraga secara teratur, menghindari perilaku yangberhubungan dengan stres, dan memantau status kesehatan secara rutin. Instansikesehatan diharapkan turut mengambil peran aktif dalam kegiatan pencegahan dankontrol atas obesitas sentral, diantaranya dengan menjalankan kegiatan edukasi dankonsultasi gizi serta kesehatan, mengadakan kegiatan kesehatan pastisipatif, dan menjalinkerja sama dengan masyarakat untuk melakukan pemantauan kesehatan.Kata kunci:Dewasa, Kabupaten Bogor, Kadar Kolesterol Darah, Obesitas Sentral.
Read More
S-10505
Depok : FKM-UI, 2020
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Selpi Pratiwi; Pembimbing: Mondastri Korib Sudaryo; Penguji: Tri Yunis Miko Wahyono, Renti Mahkota, Adang Mulyana
Abstrak: Campak adalah salah satu penyebab utama kematian di kalangan anak-anak meskipun vaksin yang aman dan hemat biaya tersedia. Pada tahun 2015, ada 134 200 kematian akibat campak global dan sekitar 367 kematian setiap hari atau 15 kematian setiap jam. Vaksinasi Campak mengakibatkan penurunan 79% kematian akibat campak antara tahun 2000 sampai dengan 2015 di seluruh dunia. Meskipun sudah mencapai target lebih dari 90% cakupan imunisasi campak di wilayah desa Cigudeg dan Ciampea namun masih ada kejadian luar biasa campak di Desa tersebut pada tahun 2016. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian campak pada kejadian luar biasa campak di desa Cigudeg dan Ciampea Kabupaten Bogor tahun 2016. Desain penelitian menggunakan studi kasus kontrol dengan perbandingan 1:3 menghasilkan sampel terdiri dari 36 kasus dan 108 kontrol dengan kekuatan uji 80 % memiliki derajat kepercayaan 95%. Hasil analisis dengan menggunakan regresi logistik di dapatkan bahwa faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian campak pada kejadian luar biasa campak di Desa Cigudeg dan Ciampea Kabupaten Bogor tahun 2016 secara signifikan adalah imunisasi (OR= 3,44; 95% CI : 1,09 10,65; Nilai P= 0,034), luas ventilasi udara (OR=4,7; 95%CI: 1,47 15,39: Nilai P= 0,009) dan riwayat kontak (OR= 28,6; 95% CI 9,06 90,42; Nilai P=0,000). Cakupan imunisasi campak di desa Cigudeg dan Ciampea sudah mencapai lebih dari 90%, namun belum bisa menjadikan desa tersebut memiliki kekebalan kelompok terhadap campak, sehingga perlu adanya kajian atau penelitian lanjutan terhadap hal tersebut. Kata Kunci : Campak, Kejadian Luar Biasa, Imunisasi, Kabupaten Bogor.

Measles is one of the leading causes of death among children although safe and cost-effective vaccines are available. By 2015, there are 134 200 deaths from global measles and about 367 deaths every day or 15 deaths every hour. Measles Vaccination resulted in a 79% reduction in measles deaths between 2000 and 2015 worldwide. Despite reaching the target of more than 90% coverage of measles immunization in Cigudeg and Ciampea villages, there is still an extraordinary incidence of measles in these two villages by 2016. This study aims to determine the risk factors associated with measles incidence in the extraordinary incidence of measles in villages of Cigudeg and Ciampea Bogor Regency in 2016. The study design using case control study with a ratio of 1: 3 resulted in a sample consisting of 36 cases and 108 controls with a strength of 80% test having 95% confidence degree. The result of the analysis by using logistic regression was found that the risk factors associated with measles incidence in measles outbreaks in Villages Cigudeg and Ciampea Bogor Regency in 2016 were significantly immunized (OR = 3.44; 95% CI: 1.09 - P = 0,034), air ventilation area (OR = 4,7; 95% CI: 1.47 - 15.39: P value = 0.009) and contact history (OR = 28.6; 95% CI 9.06 - 90.42; P value = 0.000). Measles immunization coverage in villages Cigudeg and Ciampea has reached more than 90%, but not yet able to make the village has a group immunity against measles, so the need for further studies or research on it. Keywords: Measles, Outbreak, Immunization, Bogor District.
Read More
T-5081
Depok : FKM UI, 2017
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Mohamad Rizaldi; Pembimbing: Tri Yunis Miko Wahyono; Penguji: Helda, Alvin Kosasih, Tavip Triyono
Abstrak: Kabupaten Bogor merupakan daerah prioritas utama penanggulangan TB di Indonesia dengan jumlah kasus TB ditemukan tahun 2020-2021 sebanyak 22.189 kasus dengan 728 kasus (3,3%) terkonfirmasi sebagai TB-RO. Angka kesembuhan TB-RO semakin menurun sedangkan angka kematiannya meningkat. Tujuan penelitian ini untuk menghitung mortality rate dan perbedaan probabilitas survival antara kelompok terpapar dan tidak terpapar faktor risiko serta mengetahui hubungan antara co-infeksi HIV, DM dan pola resistensi dengan ketahanan hidup TB-RO. Studi cohort retrospektive dan analisis survival dilakukan dengan memanfaatkan data TB.03 dan TB.01 SITB Kab. Bogor, SITB RSUD Cibinong dan SITB RSPG Cisarua. Hasil penelitian didapatkan mortality rate kumulatif sebesar 31,9/1000 orang-bulan dengan probabilitas survival 62,3%. Mortality rate pada kelompok HIV positif:131/1000 orang-bulan dengan probabilitas survival 37,5% (log-rank test 0,004). Pada kelompok DM:53,3/1000 orang-bulan dengan probabilitas survival 40,4%. (log-rank test 0,002). Pada pola Pre-XDR/XDR sebesar 42,4/1000 orang-bulan dengan probabilitas survival 55,4%. Sedangkan pola poliresisten/MDR:34,8/1000 orang-bulan dengan probabilitas survival 56,2% (log-rank test 0,023). HIV (HR:7,32;95%CI:2,7019,81;p-value:0,001), DM T*≥ 2 bulan (HR:2,03;95%CI: 1,05-3,92;p-value:0,31). Pola Pre-XDR/XDR (HR:3,98;95%CI:1,59-9,9;p-value:0,003) serta pola poliresisten/MDR (HR:2,84;95%CI:1,23-6,58;p-value:0,014) berhubungan dengan ketahanan hidup penderita TB-RO. Diharapkan RS rujukan TB-RO memaksimalkan tatalaksana, jejaring internal, sinkronisasi data SITB.. Bagi Dinkes Kab. Bogor dapat memaksimalkan kegiatan MICA dan meningkatkan pengetahuan masyarakat terkait pencegahan TB-RO
Read More
T-6385
Depok : FKM-UI, 2022
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Devina Lenggo Putri; Pembimbing: Zakianis; Penguji: Ririn Arminsih, Laila Fitria, Satria Pratama, Diah Wati
Abstrak: Gangguan fungsi paru merupakan penyakit tidak menular yang diperkirakan menjadi penyebab ketiga kematian di dunia pada Tahun 2030. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan panjanan partikulat (PM2,5) terhadap gangguan fungsi paru pada ibu rumah tangga di sekitar kawasan pabrik semen Desa Citeuruep, Kabupaten Bogor. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional. Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 100 orang ibu rumah tangga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 57 orang ibu rumah tangga memiliki gangguan fungsi paru, 55% berumur lebih dari 40 tahun, 58% memiliki status gizi tidak normal, 59% memiliki ventilasi rumah tidak memenuhi syarat, 70% anggota keluarga merupakan perokok aktif, 67% menetap dirumah dengan jarak dari pabrik semen memiliki risko akan paparan debu, 100% Kelembaban rumah ibu rumah tangga tidak memenuhi syarat. Ibu rumah tangga yang terpajanan partikulat (PM2,5) tidak memenuhi syarat sebanyak 56,4% mengalami gangguan fungsi paru. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa semua varibel yang diteliti pada penelitian ini tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap gangguan fungsi paru pada ibu rumah tangga. Upaya pencegahan yang dapat dilakukan adalah melakukan sosialisasi kepada ibu rumah tangga untuk melakukan pola hidup bersih dan sehat. Selain itu, pihak puskesmas dapat melakukan penyuluhan terkait rumah sehat, pola konsumsi gizi seimbang serta inspeksi snaitasi rumah secara berkala.
Read More
T-5837
Depok : FKM-UI, 2020
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
IyepYudiana; Pembimbing: Dian Ayubi; Penguji: Novy Helena Catherina Daulima, Helda, Muhtar Lintang, Sri Mulyani
Abstrak: Based on the Report of the Health Research in 2013, showed there were about18,800 cases of deprivation were detected nationwide. DinsosnakertransBogor Regency, recorded from November 2015 to early March 2016, therewere 25 people with mental disorders who have been released from the stocks.From January 2015 until April 2016, found the incidence of deprivation ofpeople with mental disorders (ODGJ) increased to 44 cases, the increase is dueto start its active discovery and reporting of cases of deprivation of theofficials, 27 cases were performed liberation of stocks and hospitalizationMarzoeki Mahdi Bogor. Cases of deprivation that made the liberation of thelargest stocks are in kecamataPamijahan many as 15 cases and five casesDramaga, districts deprivation.The purpose of this study is to get an idea of how the behavior of thefamily against the deprivation of people with mental disorders post-liberationstocks.Researchers use qualitative research design, data collection with depthinterview to four family informant ODGJ post-liberation stocks, twoinformants community leaders and health workers two informants, as well asobserving a family home environment ODGJ in District Pamijahan andDramaga Bogor. The results of this study found the knowledge of the wholefamily ODGJ against the deprivation is still low, there is one family thatdeprived re ODGJ, utilization of health centers for control by the whole familyODGJ post-treatment is still low, supportmasarakat figures are good enough,especially in the discovery of cases of deprivationKeywords: Behavior, Family, deprivation ODGJ, Liberation stocks, BogorRegency.
Read More
T-4793
Depok : FKM-UI, 2016
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Hendi Hoer Apandi; Pembimbing: Trisari Anggondowati; Penguji: Tri Yunis Miko Wahyono, Adang Mulyana, Sulistyo
Abstrak:
Di Kabupaten Bogor tahun 2022 estimasi kasus TBC adalah 17.684. angka kematian TBC diestimasikan 2.367 kasus setara dengan 1 sampai 2 orang dari 100 penderita TBC meninggal. Tujuan penelitian ini untuk melihat bagaimana gambaran karakteristik pasien TB-SO, menghitung probabilitas survival kumulatif penderita TB-SO yang distratifikasi berdasarkan status DM, menganalisis hubungan DM dengan risiko kematian selama masa pengobatan pada penderita TB-SO setelah dikontrol variabel kovariat (demografi, klasifikasi TBC, dan riwayat pengobatan DM). analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analilsis deskriptif, survival dengan menggunakan Kaplan Meier, dan multivariat menggunakan cox regression. Dari 35.660 pasien terdaftar pada SITB Kabupaten Bogor dari bulan Januari 2022 sampai 31 Oktober 20223 populasi eligible 14.422 memenuhi kriteria inklusi dan eklusi yang analisis. Gambaran demografi penderita TB-SO tahun 2022 sampai 2023 umur < 45 tahun (60,84%), jenis kelamin laki laki (55,12%) Distribusi pasien TB-SO dengan DM pada usia

n Bogor Regency in 2022 the estimated TB cases will be 17,684. The TB death rate is estimated at 2,367 cases, equivalent to 1 to 2 people out of 100 TB sufferers dying. The aim of this study is to see how the characteristics of TB-SO patients are described, calculate the cumulative survival probability of TB-SO sufferers stratified by DM status, analyze the relationship between DM and the risk of death during the treatment period in TB-SO sufferers after controlling for covariate variables (demographics, TB classification , and history of DM treatment). The analysis used in this research is descriptive analysis, survival using Kaplan Meier, and multivariate using Cox regression. Of the 35,660 patients registered at the Bogor Regency SITB from January 2022 to October 31 2022, the eligible population of 14,422 met the inclusion and exclusion criteria for analysis. TB-SO sufferers from 2022 to 2023 were 38 (3.3%) TB-SO patients with DM who died, 75 (3.7%) aged ≤ 60 years, 193 (2.4%) men, 123 (2, 2%) were working, 24 (2.9%) were classified as extra pulmonary TB, 25 (11.9%) were HIV positive and 5 (3.8%) were receiving DM treatment with insulin. The mortality rate for TB-SO sufferers is 3.8 per 1000 person-months with a cumulative survival of 97.52%. The mortality rate for TB-SO patients with DM is higher compared to TB-SO without DM, namely 5.8 per 1000 person-months. Meanwhile, in TB-SO sufferers without DM, it was 3.7 per 1000 person-months with a survival probability of 97.73%. Bivariate test results found that TB-SO patients with positive DM had an HR value of 1.2 (95% CI 0.87-1.83). Multivariate analysis results in the final model of TB-SO patients with DM had a risk of 1.2 (95%CI 0.87-1.83) times greater risk of death compared to TB-SO without DM, and there was no evidence of convounding that influenced the relationship. DM on the risk of death in TB-SO patients.
Read More
T-7023
Depok : FKM UI, 2024
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Yuliati; Pembimbing: Rita Damayanti; Penguji: Sutanto Priyo Hastono, Dien Anshari, Rohano Budi Prihatin, Dwi Dwinurwati Wahyudi
Abstrak: Indonesia merupakan negara keempat di dunia dengan angka prevalensi perokok terbanyak di dunia. Peraturan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) adalah upaya untuk melindungi masyarakat dari dampak paparan asap rokok. Tempat kerja merupakan salah satu area KTR. Meskipun peraturan KTR merupakan inisiatif pemerintah Kabupaten (pemkab) Bogor yang telah ditetapkan sejak tahun 2012, pada pelaksanaannya masih banyak pegawai pemkab Bogor yang merokok pada area tempat kerja. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kepatuhan pegawai pemkab Bogor terhadap peraturan KTR di tempat kerja agar dapat dijadikan pedoman dalam menyusun strategi penegakkan peraturan KTR. Penelitian ini dilakukan di 28 satuan kerja perangkat daerah (SKPD) kabupaten Bogor dengan jumlah responden 321 pegawai. Desain penelitian cross sectional, pengambilan sampel menggunakan probability proporsional to size (pps). Hasil penelitian ini menemukan bahwa 43,5% responden pegawai perokok patuh dan 51,7% responden pegawai non perokok patuh. Hasil regresi logistik menunjukkan hubungan bermakna antara umur dan persepsi keseriusan penyakit akibat paparan asap rokok dengan kepatuhan terhadap peraturan KTR ditempat kerja pada responden pegawai yang perokok. Hasil regresi logistik pada responden pegawai non perokok menunjukan hubungan yang bermakna antara persepsi manfaat, jenis kelamin dan keyakinan diri (self efficacy) terhadap kepatuhan peraturan KTR di tempat kerja.
Kata Kunci : Kepatuhan, Kawasan Tanpa Rokok (KTR), Kawasan Tanpa Rokok di Tempat kerja, Kabupaten Bogor

Indonesia is the fourth country in the world with the highest prevalence of smokers. The Regulation of smoke free zone is an effort to protect public from the impact of exposure to secondhand smoke. Although the smoke free zone regulation is an initiative of Bogor regency government which has been established since 2012, in the implementation there are still many government employees who smoke in the working area. The government employee is the role model in implementing smoke free zone. This research was conducted to find out the factors influenced government employees in compliance smoke free workplaces regulations in order to be used as guidance in formulating strategies for enforcing smoke free zone regulations. This research was conducted in 28 units of government office in Bogor district with 321 respondents government employee. Study design is Cross sectional and sampling using probability proportional to size (pps). The results of this study found that 43.5% of smokers employee and 51.7% of non-smoker employees are comply the smoke free workplaces regulation. The result of logistic regression showed a significant correlation between age and perceived seriousness towards of smoke free workplaces regulation compliance on smoker respondent and the perceived benefits, gender and self-efficacy towards of smoke free workplaces regulation compliance on non-smoker respondents.
Keywords : Compliance, Smoke free zone, smoke free workplaces, Bogor District
Read More
T-5018
Depok : FKM UI, 2017
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Silvia Khansa; Pembimbing: Agustin Kusumayati; Penguji: Dewi Susanna, Uli Tiarma Sinaga
Abstrak:
Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan menghasilkan limbah baik limbah medis dan non-medis. Data WHO menyatakan sebanyak 15% limbah yang dihasilkan dari kegiatan pelayanan kesehatan adalah limbah medis/B3 yang bersifat infeksius, toksik, dan radioaktif. Apabila limbah medis B3 tidak dikelola dengan baik dapat mengakibatkan risiko penyebaran penyakit dan pencemaran lingkungan sekitar. Di Indonesia, masih banyak fasyankes termasuk rumah sakit yang tidak melakukan pengelolaan limbah medis sesuai dengan standarnya. Untuk itu, penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengelolaan limbah medis padat yang dilakukan oleh Rumah Sakit Umum Daerah di wilayah Kabupaten Bogor. Penelitian ini menggunakan desain studi kasus, untuk mengetahui gambaran secara mendalam dan komprehensif dari rumah sakit dalam kegiatan pengelolaan limbah medis padat. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi dan wawancara langsung ke rumah sakit. Hasil penelitin menunjukkan secara umum, limbah medis yang dihasilkan di empat RSUD di wilayah Kabupaten Bogor, berupa limbah infeksius, patologis, farmasi, kimia, dan sitotoksik yang berasal dari instalasi pelayanan kesehatan rumah sakit dengan total timbulan yang dihasilkan perbulan sekitar 4000-11000 Kg di empat rumah sakit tersebut. Selain itu, rumah sakit dalam penelitian ini telah melakukan pengelolaan limbah medis padat sesuai Peraturan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. P56 Tahun 2015 dengan persentase, yaitu RSUD Cileungsi sebesar 75%, RSUD Ciawi sebesar 83,78%, RSUD Leuwiliang sebesar 80,55%, dan RSUD Cibinong sebesar 86,84%. Namun, masih terdapat beberapa kegiatan yang masih belum memenuhi standar peraturan tersebut, yaitu terdapat rumah sakit yang tidak memiliki label dan simbol pada wadah limbah medis dan alat angkut, tidak melakukan kegiatan reuse dan recycle, pengangkutan antara limbah medis dan non-medis tidak dilakukan terpisah, tidak dilakukan pembersihan alat angkut dan TPS B3 setiap hari, fasilitas di TPS B3 yang tidak memenuhi syarat, waktu penyimpanan limbah infeksius yang lebih dari dua hari, dan terdapat petugas limbah yang belum mendapatkan pelatihan pengelolaan limbah medis. Untuk itu, perlu dilakukan perbaikan terhadap kegiatan pengelolaan limbah medis yang dilakukan rumah sakit dan menyediakan sarana dan prasarana yang lebih baik dan memadai.

Hospitals are one of the healthcare facilities that produce waste, both medical waste and non-medical waste. WHO data states that 15% of the waste generated from health service facilities is medical waste which is infectious, toxic and radioactive. If medical waste is not managed correctly, it can result in the risk of spreading diseases and pollution of the surrounding environment. In Indonesia, there are still many healthcare facilities, including hospitals, that do not manage medical waste according to the standards. For this reason, this study aims to evaluate solid medical waste management in the Regional Public Hospital in Bogor Regency area. This study uses a case study design, to find out an in-depth and comprehensive description of the hospital in solid medical waste management activities. Data collection was carried out through direct observation and interviews at the hospital. The results showed that in general, medical waste generated in four regional public hospitals in the Bogor Regency are infectious, pathological, pharmaceutical, chemical and cytotoxic waste that derived from all health service installations with a total amount of waste generation in that four hospitals around 4000-11000 Kg. In addition, the hospital in this study has carried out solid medical waste management in accordance with Ministry of Environment and Forestry Regulation No. P56 of 2015 with the proportion of Cileungsi Hospital is 75%, Ciawi Hospital is 83.78%, Leuwiliang Hospital is 80.55%, and Cibinong Hospital is 86.84%. However, there are still several activities that do not meet the regulatory standards, namely there are hospitals that do not have labels and symbols on medical waste containers and transportation equipment, do not apply reuse and recycle activities, transport between medical and non-medical waste is not carried out separately, the transportation equipment and the hazardous waste temporary storage are not cleaned every day, the facilities at the hazardous waste temporary storage do not meet the requirements, the storage time for infectious waste is more than two days, and there are waste officers who have not received medical waste management training. For this reason, it is necessary for the hospitals to improves medical waste management activities and provide better and more adequate facilities and infrastructure.
Read More
S-11261
Depok : FKM-UI, 2023
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive