Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 18 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Siti Hana; Pembimbing: Ratu Ayu Dewi Sartika; Penguji: Trini Sudiarti, Endang Sri Wahyuningsih, Fajrinayanti
Abstrak: Hipertensi dan hiperkolesterol merupakan penyebab terjadinya penyakit jantung koroner (PJK) sehingga adanya hiperkolesterolemia pada penderita hipertensi akan meningkatkan risiko terjadinya PJK. Obesitas sentral menggambarkan penumpukan lemak di perut yang dapat mengakibatkan adanya keabnormalan jumlah lipid dalam darah, ketika terjadi pada penderita hipertensi dapat menimbulkan progresifitas terjadinya kolesterol darah tinggi dan berisiko menyebabkan aterosklerosis dan penyakit jantung. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan lingkar pinggang dan faktor lainnya dengan kejadian hiperkolesterolemia pada penderita hipertensi. Penelitian ini adalah studi kuantitaf melalui data sekunder dengan desain Cross Sectional. Menurut hasil uji multivariat dengan regresi logistik ganda menunjukan terdapat hubungan antara lingkar pinggang, jenis kelamin dan umur setelah dikontrol oleh variabel aktifitas fisik. Jenis kelamin sebagai faktor risiko yang paling berhubungan dengan kejadian hiperkolesterolemia dengan risiko 8,5 kali lebih tinggi pada perempuan dibandingkan laki-laki. Uji stratifikasi lingkar pinggang menurut jenis kelamin pada penderita hipertensi dengan kasus obesitas sentral didapatkan hubungan yang signifikan bahwa penderita obesitas sentral perempuan memiliki risiko mengalami hiperkolesterolemia sebanyak 5,5 kali dibandingkan obesitas sentral pada laki-laki dengan nilai p < 0,05. Terdapat hubungan yang signifikan antara lingkar pinggang dengan kejadian hiperkolesterolemia, pada perempuan yang obesitas sentral lebih berisiko mengalami hiperkolesterolemia dibandingkan laki-laki yang obesitas sentral.
Kata kunci: Hiperkolesterolemia, lingkar pinggang, obesitas sentral, perempuan, penderita hipertensi

Hypertension and hypercholesterolemia are the causes of coronary heart disease (CHD) so that the presence of hypercholesterolemia in patients with hypertension will increase the risk of CHD. Central obesity describes the accumulation of fat in the stomach which can lead to abnormalities in the amount of lipids in the blood, when it occurs in patients with hypertension can lead to progression of the occurrence of high blood cholesterol and the risk of causing atherosclerosis and heart disease. The purpose of this study was to determine the relationship of waist circumference and other factors with the incidence of hypercholesterolemia in patients with hypertension. This research is a quantitative study through secondary data with Cross Sectional design. According to the results of multivariate tests with multiple logistic regression, there was a relationship between waist circumference, gender and age after being controlled by physical activity variables. Gender as a risk factor most associated with the incidence of hypercholesterolemia with a risk 8.5 times higher in women than men, then carried out waist circumference stratification test by sex in hypertensive patients with cases of central obesity found a significant relationship that central obesity patients women have a risk of experiencing hypercholesterolemia as much as 5.5 times more than central obesity in men with a value of p < 0.05. There is a significant relationship between waist circumference and the incidence of hypercholesterolemia in women who are obese obese at greater risk of hypercholesterolemia than men who are obese central.
Keywords: Hypercholesterolemia, waist circumference, central obesity, women, hipertension patient
Read More
T-5497
Depok : FKM UI, 2019
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Nur Shofia; Pembimbing: Triyanti; Penguji: Ratu Ayu Dewi Sartika, Kusharisupeni Djokosujono, Anies Irawati, Hera Nurlita
Abstrak:

ABSTRAK Nama : Nur Shofia Program Studi : Ilmu Kesehatan Masyarakat Judul : Studi Validasi Cut-Off Point Obesitas menurut IMT dan Lingkar Pinggang dengan Gold Standard Persentase Lemak Tubuh pada Usia 19-45 Tahun Di Fakultas Syari’ah dan Hukum Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung Tahun 2018 Pembimbing : Triyanti, SKM, M.Sc Obesitas merupakan faktor risiko dari berbagai penyakit tidak menular. IMT (indeks massa tubuh) dan lingkar pinggang adalah indikator antropometri yang sering digunakan untuk mendefinisikan status obesitas. Sejumlah penelitian menyatakan bahwa setiap populasi memerlukan cut-off point IMT dan lingkar pinggang yang berbeda untuk mengidentifikasi status obesitas. Studi ini bertujuan untuk menentukan cut-off point optimal dari IMT dan lingkar pinggang terhadap status obesitas pada pria dan wanita dewasa di Fakultas Syari’ah dan Hukum Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung. Sebanyak 272 subjek usia 19-45 tahun (pria, n=116; wanita, n= 156) berpartisipasi dalam pengukuran berat badan, tinggi badan, lingkar pinggang, dan persentase lemak tubuh. Persentase lemak tubuh diukur menggunakan BIA (bioelectrical impedance analysis) Omron HBF-212. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa cut-off point IMT dan lingkar pinggang dari Kementerian Kesehatan Indonesia memiliki nilai sensitivitas yang rendah dalam mengidentifikasi status obesitas pada subjek penelitian. Cut-off point optimal IMT dan lingkar pinggang bagi pria dan wanita dalam penelitian ini berturut-turut adalah 24.60 kg/m 2 2 ; 24.05 kg/m ; 82.60 cm; dan 76.00 cm. IMT adalah indikator antropometri yang paling baik untuk menentukan status obesitas pada pria, sedangkan pada wanita adalah lingkar pinggang. Hasil penelitian ini sebaiknya digunakan sebagai evaluasi penentuan cut-off point obesitas menurut IMT dan lingkar pinggang bagi pria dan wanita dewasa di Fakultas Syari’ah dan Hukum Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung. Kata kunci: Obesitas; IMT; lingkar pinggang; persentase lemak tubuh; cut-off point.


ABSTRACT Name : Nur Shofia Study Program : Master of Public Health Title : The Validation Study of Obesity Cut-off Point according to BMI and Waist Circumference with Body Fat Percentage Gold Standard in 19-45-year-old Adults in The Sharia and Law Faculty of Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung, 2018 Counsellor : Triyanti, SKM, M.Sc Obesity is a risk factor for non-communicable diseases. BMI (body mass index) and waist circumference (WC) have been extensively used to define obese status. Several studies have raised that BMI and WC cut-off points may be different among various populations. The objective of this study was to determine optimal cut-off points for BMI and WC to identify obesity in men and women from Sharia and Law Faculty of Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung. A total of 272 subjects aged 19-45 years (men, n=116; women, n=156) were assessed for weight, height, WC, and body fat percentage (BF%). BF% was determined using BIA (bioelectrical impedance analysis) Omron HBF-212. The existing BMI and waist circumference cut-off points from Ministry of Health of Indonesia showed low sensitivity to identify obesity in our subjects. The optimal cut-off points for BMI and WC for determination of obesity in men and women were 24.60 kg/m 2 2 ; 24.05 kg/m ; 82.60 cm; and 76.00 cm, respectively. In conclusion, BMI is the most predictive for men to define obese status, while WC is for women. These research findings should be used to evaluate new cut-off points for BMI and WC to define obesity optimally in men and women in Sharia and Law Faculty of Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung. Key words: Obesity; BMI; waist circumference; body fat percentage; cut-off point.

Read More
T-5176
Depok : FKM-UI, 2018
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Afip Permana; Pembimbing: Nuning Maria Kiptiyah; Penguji: Ratna Djuwita, Mondastri Korib Sudaryo, Anna Hermawati Sabana, Sugeng Hidayat
Abstrak: Abstrak

Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular (PTM) yang menjadi bagian dari masalah kesehatan masyarakat baik di dunia maupun di Indonesia. Hipertensi dikenal sebagai the silent killer yang berdampak pada tingginya angka kematian akibat penyakit jantung dan pembuluh darah. Hipertensi primer meliputi kurang lebih 90-95% dari semua kasus hi pertensi. Beberapa studi menunjukkan bahwa seseorang yang mempunyai kelebihan berat badan mempunyai risiko yang lebih besar terkena hipertensi. Rasio lingkar pinggang panggul (RLPP) merupakan pengukuran antopometri yang lebih tepat untuk menditeksi faktor risiko penyakit kardiovaskuler.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Hubungan obesitas sentral (rasio lingkar pinggal panggul) dengan kejadian hipertensi primer pada jemaah calon haji (JCH) Kabupaten Sumedang tahun 2012. Penelitian dilakukan dengan desain cross sectional analitik dengan menggunakan data hasil pemeriksaan kesehatan jemaah haji Kabupaten Sumedang tahun 2012. Analisis multivariat menggunakan cox regression. Hasil analisis data diperoleh proporsi hipertensi primer pada JCH Kabupaten Sumedang Tahun 2012 sebesar 22,2 % dan RLPP berisiko pada JCH sebesar 36,5%.

Hasil multivariat menunjukan bahwa obesitas sentral pada JCH ( RLPP > 0,90 pada laki -laki dan > 0,85 pada perempuan) berisiko sebesar 1,9 kali (PR=1,879 ;95% CI 1,378 ? 2,561) untuk menderita hipertensi primer bila dibandingkan JCH yang tidak obesitas sentral ( RLPP ≤ 0,90 pada lakilaki dan ≤ 0,85 pada perempuan) setelah dikontrol variabel umur, pendidikan dan riwayat hipertensi dalam keluarga. Perubahan gaya hidup, peningkatan aktivitas fisik dengan berolah raga secara teratur dapat mengurangi dan mencegah terjadinya obesitas sentral sehingga menurunkan angka hipertensi primer.


Hypertension is one of the non-communicable diseases which became part of the public health problem in the world and in Indonesia. Hypertension is known as the silent killer that contributes to the high mortality rate due to heart and vascular disease. Primary hypertension covers approximately 90 -95% of all cases of hypertension. Several studies have shown that a person who is overweight have a greater risk of developing hypertension. Waist to hip ratio (WtHR) is a more precise measurement antopometri to detect risk factors for cardiovascular disease.

This study aims to determine the Association between abdominal obesity (waist to hip ratio) and incident primary hypertension among hajj pilgrims in Sumedang District, 2012. The study was conducted with a cross-sectional design using data results of medical examinations hajj pilgrims in Sumedang District, 2012. Multivariate analysis using Cox regression. Results of data analysis, the proportio n of primary hypertension in pilgrims hajj Sumedang District in 2012 is 22.2% and the central obesity is 36.5%.

Multivariate results showed that abdominal obesity in pilgrims hajj (WtHR > 0.90 in men and > 0.85 in women) had 1,9 risk (PR = 1.879, 95% CI 1.378 to 2.561) to get primary hypertension when compared with who did not ( WtHR ≤ 0.90 in men and 0.85 in women ≤) after controlled variables age, education and a family history of hypertension. Healthy lifestyle, increased physical activity with regular exercise can reduce and prevent abdominal obesity and it is expected to reduce the prevalence of primary hypertension.

Read More
T-3809
Depok : FKM-UI, 2013
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Sriyanti Wijayanti; Pembimbing: Ratu Ayu Dewi Sartika; Penguji: Kusharisupeni Djokosujono, Agus Triwinarto
Abstrak: Lingkar pinggang merupakan salah satu pengukuran antropometri yang digunakan sebagai ukuran sederhana untuk mengetahui adanya penumpukkan lemak viseral tubuh. Ukuran lingkar pinggang yang melebihi cut-off (≥80 cm pada perempuan dan ≥90 cm pada laki-laki), dan hipertensi dikenal sebagai sindrom metabolik dan dapat mengakibatkan kondisi yang kronis. Di Indonesia, prevalensi penderita hipertensi yang memiliki ukuran lingkar pinggang melebihi cut-off mencapai 25%. Tujuan penelitian ini adalah diketahuinya gambaran dan faktorfaktor yang berhubungan dengan lingkar pinggang pada penderita hipertensi usia 30- 65 tahun di Puskesmas Bojonggede, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Penelitian ini menggunakan desain studi cross-sectional dengan teknik purposive sampling dan sampel sebesar 105 responden. Pengambilan data dilakukan pada bulan April tahun 2015 menggunakan kuesioner dengan wawancara dan Semi Quantitative Questionnaire. Variabel dependen pada penelitian ini adalah lingkar pinggang, sedangkan variabel independen terdiri dari usia, jenis kelamin, pengetahuan,sikap dan riwayat kegemukan, aktivitas fisik, asupan energi, asupan protein, asupan lemak, asupan karbohidrat, asupan serat, durasi tidur, indeks massa tubuh dan stres. Uji statistik yang digunakan adalah univariat dan bivariat (t-test dan korelasi-regresi sederhana). Hasil penelitian menunjukkan terdapat 67% responden yang memiliki lingkar pinggang di atas cut-off, (≥80 cm pada perempuan dan ≥90 cm pada laki-laki), 68,5% pada perempuan, dan 56,2% pada laki-laki. Pada analisis bivariat, terdapat hubungan antara riwayat kegemukan, asupan energi, asupan lemak, asupan karbohidrat, dan indeks massa tubuh dengan lingkar pinggang pada penderita hipertensi usia 30-65 tahun di Puskesmas Bojonggede. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat 67% responden yang memiliki lingkar pinggang di atas cut-off. Diperlukan adanya sosialisasi dan pengukuran lingkar pinggang, serta penerapan pola hidup sehat pada penderita hipertensi. Kata Kunci: lingkar pinggang, hipertensi, sindrom metabolik, riwayat kegemukan, asupan gizi.
Read More
S-8742
Depok : FKM-UI, 2015
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Jasrida Yunita; Pembimbing: Ratu Ayu Dewi Sartika; Kopromotor: Ratna Djuwita Hatma, Widjaja Lukito; Penguji: Sudijanto Kamso, Kusharisupeni Djokosujono, Ekowati Rahajeng, Sugeng Eko Irianto, Purwita Wijaya Laksmi
Abstrak:
Penuaan populasi manusia di dunia dianggap sebagai masalah kesehatan masyarakat karena sering diikuti penurunan fungsi tubuh yang berdampak pada risiko penyakit. Peradangan kronis yang ditandai dengan peningkatan konsentrasi High Sensitivity C- reactive protein (hs-CRP) dianggap sebagai faktor kunci yang berkontribusi terhadap penuaan. Peradangan juga erat kaitannya dengan obesitas. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis perubahan lingkar pinggang (LP) dan rasio lingkar pinggang tinggi badan (RLPTB) terhadap konsentrasi hs-CRP dari pralansia hingga lansia follow up 7 di Indonesia. Studi ini merupakan studi kohor prospektif dengan memanfaatkan data Indonesian Family Life Survey tahun 2007-2014. Populasi target adalah individu usia pralansia (53-59 tahun) yang diikuti sampai lansia (usia 60-66 tahun) dengan jumlah sample yang eligible adalah 348 sampel sesuai dengan kriteria yaitu individu dengan status tidak obesitas, baik dilihat dari nilai LP, RLPTB, dan indeks massa tubuh (IMT). Analisis Receiver Operating Characteristic dan Multiple Logistic Regression digunakan dalam analisis data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa titik potong RLPTB adalah 0,55 untuk pria dan juga untuk wanita. Kejadian obesitas sentral berdasarkan LP sebesar 18,5% dan berdasarkan RLPTB sebesar 22,3%. Proporsi konsentrasi hs-CRP berisiko setelah 7 tahun adalah 36,5%. Ada perubahan bermakna antara perubahan LP dan perubahan RLPTB dengan perubahan konsentrasi hs-CRP. Indeks RLPTB lebih kuat dalam memprediksi konsentrasi hs-CRP berisiko dibandingkan dengan indeks LP. Mempertahankan kondisi tubuh tidak obesitas sentral pada pralansia dan lansia dapat mencegah dari risiko terjadinya peradangan

Population aging presents major challenges for public health in the world of often being accompanied by a decrease in bodily functions that have an impact on the risk of disease. The aging process is characterized by an increase in the concentration of chronic inflammatory parameters, high sensitivity C-reactive protein (hs-CRP). The age-related increase of inflammatory markers may also account for obesity. This study aimed to assess the relationship of the change of waist circumference (WC) and waist-to-height ratio (WHtR) to the concentration of hs-CRP in the pre-elderly and the elderly in Indonesia, followed through 7 years. A prospective cohort study was conducted using a set of public data of the Indonesian Family Life Survey (IFLS) between 2007 to 2014. A total of 345 subjects of pre-elderly, defined as those aged between 53 to 59 years old, and elderly, aged between 60 to 66 years old, were traced at the baseline of not being obesity based on the value of WC, WHtR, and body mass index (BMI). Receiver-operating characteristic curve and multiple logistic regression analysis were employed for the analysis of data. The WHtR cut-off was 0.55 for both males and females. Central obesity was 18.5% using WC and was 22.3% using WHtR. The proportion of concentration of hs-CRP with risk over 7 years was 36.5%. The associations between central obesity indices (WC and WHtR) and the concentration of hs-CRP were observed. WHtR was found to be stronger predictor of the concentration of hs-CRP than WC. This indicated that managing central obesity among pre-elderly and elderly can help reduce the risk of inflammatory mechanism
Read More
D-419
Depok : FKM-UI, 2020
S3 - Disertasi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Rahma Listyandini; Pembmimbing: Siti Arifah Pujonarti; Penguji: Kusdinar Achmad, Kusharisupeni, Abas Basuni Jahari, Misti
Abstrak:
Akhir-akhir ini, berbagai studi berfokus pada indeks antropometri untuk obesitasseperti lingkar pinggang (LP), rasio lingkar pinggang-lingkar pinggul (RLPP), danrasio lingkar pinggang-tinggi badan (LP-TB) sebagai faktor prediksi sindrommetabolik. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi cut-off points dengan sensitivitasdan spesifistas optimal dari indeks antropometri untuk obesitas dalam mendefinisikansindrom metabolik menurut kriteria NCEP-ATP III pada pegawai di area TanjungPriok di Jakarta. Desain penelitian adalah cross sectional. Analisis data menggunakankurva Receiver Operating Characteristic (ROC) untuk mengindentifikasi cut-offpoints optimal dari LP, RLPP, dan LP-TB dalam memprediksi sindrom metabolik.Total sampel diperoleh sebanyak 256 responden (174 pria dan 82 wanita) berusia 20-58 tahun, yang bekerja di instansi pemerintah di area pelabuhan Tanjung Priok.Berdasarkan area under curve (AUC), didapatkan indeks antropomteri dengan angkaterbesar hingga terkcecil secara berurutan yaitu LP-TB, LP, dan RLPP. Didapati cut-off point LP ≥88 cm pada pria dan ≥85 cm pada wanita. Cut-off points RLPP padapria ≥0,9 dengan sensitifitas 63% dan spesifisitas 60%, sedangkan RLPP pada wanita≥0,83 dengan sensitifitas 73% dan spesifitas 62%. Didapatkan LP-TB dengan cut-offpoints 0,5, dengan sensitivitas 66% (pria) dan 67% (wanita) serta spesifisitas 65%(pria) dan 62% (wanita). Sebagai faktor prediksi sindrom metabolik, indeksantropometri dapat dipilih dengan pertimbangan kemudahan pengukuran. LP dinilailebih mudah dipraktikkan karena pengukuran tidak berbentuk rasio dan hanyamelibatkan satu pengukuran antropometri saja, sehingga bias pengukuran dapatdiminimalisir. Dibutuhkan studi longitudinal untuk memperkuat hasil penelitian ini.Kata kunci:Lingkar pinggang, rasio lingkar pinggang-lingkar pinggul, rasio lingkar pinggang-tinggi badan, receiver operating characterisitic, sindrom metabolik

Recently, many studies have focused on anthropometric indices for abdominal obesityas waist circumference (WC), waist to hip ratio (WHR), and waist to height ratio(WHtR) to define metabolic syndrome (MetS). This study aimed to compare WC,WHR, and WHtR and define an optimal cut-off values, which is most closelypredictive of the components of the NCEP-ATP III MetS definition among employeesin Port of Tanjung Priok, Jakarta. This study was cross-sectional study. ReceiverOperating Characteristic (ROC) analysis was used to examine discrimination andfind optimal cut-off values of WC, WHR, and WHtR to predict components of MetS. Itincluded 256 subjects (174 men and 82 women) aged 20-58 years, who worked inPort of Tanjung Priok. According to area under curve, we found WHtR with thehighest score, followed by WC, and followed by WHR with the lowest score. WC cut-off points were ≥88 cm in men dan ≥85 cm in women. WHR cut-off points were ≥0,9in men (sensitivity 63%; specificity 60%), ≥0,83 in women (sensitivity 73%;specificity 62%). WHtR cut-off points was 0,5, in men and women (sensitivity 66%and specificity 65% in men; sensitivity 67% and specificity 62% in women).Anthropometric indices for metabolic syndrome prediction could be determined byconsidering measurement complexity. WC was considered as an easy measurementbecause it`s not in ratio and involved one measurement. Bias of measurement couldbe minimized. Longitudinal studies is needed to evaluate the consistency of thefindings.Keywords:Waist circumference waist to hip ratio, waist to height ratio, receiver operatingcharacteristic, metabolic syndrome
Read More
T-4696
Depok : FKM-UI, 2016
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Resthie Rachmanta Putri; Pembimbing: Nasrin Kodim; Penguji: Krisnawaty Bantas, Mondastri Korib Sudaryo, Marulam M. Panggabean, Dian Kusuma
Abstrak: Pendahuluan.Pencegahan dan pengendalian hiperlipoproteinemia tipe LDLsangatpenting untuk mencegah terjadinya penyakit kardiovaskuler. Pemeriksaanlaboratorium dari serum darah menjadi baku emas penegakan diagnosishiperlipoproteinemia tipe LDL, namun harganya yang mahal dan tidak tersedia disemua layanan kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan indikatorrasio lingkar pinggang terhadap tinggi badan (LP/TB) sebagai alat untuk deteksidini hiperlipoproteinemia tipe LDL di Indonesia.Metode.Penelitian ini menggunakan data Riskesdas 2013 dengan desain potonglintang. Subyek penelitian adalah seluruh penduduk Indonesia yang berusia 15tahun ke atas. Subyek dengan riwayat penyakit jantung koroner, stroke, hipertiroid,sedang hamil, atau menggunakan kontrasepsi oral diekslusi. Total subyek penelitiansebanyak 29.536 orang. Variabel independen adalah rasio LP/TB, usia, jeniskelamin, adanya hipertensi, diabetes mellitus tipe 2, aktivitas fisik, pola diet,kebiasaan merokok, dan stress. Variabel dependen adalah ada tidaknyahiperlipoproteinemia tipe LDL (LDL ≥100 mg/dl).Hasil. Prevalensi hiperlipoproteinemia tipe LDLdi Indonesia sebesar 73,48%. Darianalisis ROC didapatkan area under curve (AUC) rasio LP/TB untukmengidentifikasi hiperlipoproteinemia tipe LDLsebesar 0,6355. Titik potong rasioLP/TB sebesar 0,45 pada laki-laki dan 0,49 pada perempuan menghasilkansensitivitas sebesar 70,15%. Tidak terdapat perbedaan bermakna antara AUC rasioLP/TB dengan AUC indeks massa tubuh (IMT) dan lingkar pinggang. Namundengan menggunakan titik potong standar di Indonesia, sensitivitas IMT danlingkar pinggang lebih rendah untuk mendiagnosis hiperlipoproteinemia tipe LDL(sensitivitas IMT: 31,27%, sensitivitas lingkar pinggang 30,16%). Variabel yangmenjadi faktor risiko hiperlipoproteinemia tipe LDL adalah usia (POR: 1,03; 95%CI 1,030-1,034), wanita (POR: 1,12; 95% CI 1,05-1,19), hipertensi (OR: 1,34%95% CI 1,12-1,59), dan diabetes mellitus tipe 2 (POR:1,75; 95% CI 1,37-2,23).Faktor protektif hiperlipoproteinemia tipe LDL menurut indikator rasioLP/TB adalah stress psikis (POR: 0,88, 95%CI: 0,08-0,98).Kesimpulan. Rasio LP/TB ≥0,45 pada laki-laki dan ≥0,49 pada perempuan dapatdigunakan untuk menjadi alat deteksi dini hiperlipoproteinemia tipe LDLdengansensitivitas yang baik. Usia, wanita, diabetes mellitus tipe 2, dan hipertensimerupakan faktor risiko hiperlipoproteinemia tipe LDL.Kata kunci: rasio lingkar pinggang terhadap tinggi badan, LDL, sensitivitas,deteksi dini.
Read More
T-4655
Depok : FKM-UI, 2016
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Endi Budi Setyawan; Pembimbing: Meily Kurniawidjaja, Dadan Erwandi; Penguji: Anugerah; Ary Soeharijanto
Abstrak: Desain penelitian ini adalah studi cross sectional dengan pendekatan kuantitatif observasional. Data primer mengukur lingkar pinggang, berat dan tinggi badan pekerja serta menyebar kuesioner. Data sekunder berupa hasil pemeriksaan kesehatan berkala. Hasil telitian pada 170 responden mendapatkan ukuran lingkar pinggang berlebih (> 90 cm) sebanyak 54.12%, berat badan berlebih (overweight) sebesar 39.41% dan obesitas menunjukkan 12.35%, ada hubungan faktor risiko seperti usia, tekanan darah, genetik, aktivitas fisik, durasi tidur, dan lingkar pinggang berlebih.
Read More
T-5734
Depok : FKM-UI, 2019
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Nurmayanti; Pembimbing: Engkus Kusdinar Achmad; Penguji: Diah M. Utari, Eman Sumarna
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ukuran pengganti yang memiliki validitas optimal dalam mendeteksi kasus prehipertensi pada siswa/i kelas XISMAK Penabur Tahun 2014. Desain penelitian ini adalah cross sectional denganteknik total sampling . Hasil Penelitian ini menyimpulkan bahwa pada laki-laki,lingkar pinggang dengan cut off 72,82 cm merupakan ukuran alternatif terbai kuntuk memprediksi prehipertensi sistolik, Sedangkan lingkar pinggul dengan cutoff 93,25 cm untuk prehipertensi diastolik. Sedangkan pada perempuan, IMT dengan cut off 23,08 cm merupakan ukuran alternatif terbaik untuk memprediksi prehipertensi sistolik, Sedangkan RLPT dengan cut off 0,44 untuk prehipertensi diastolik.Kata kunci : prehipertensi, sistol, diastol, lingkar pinggang, lingkar pinggul, IMT,RLPT.
Read More
S-8352
Depok : FKM UI, 2014
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Riri Dwi Mastuti; Pembimbing: Diah Mulyawati Utari; Penguji: Asih Setiarini, Revina Christijani
Abstrak: Skripsi ini membahas mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan hipertensi staf kependidikan FKM UI Depok tahun 2014. Hipertensi dipengaruhioleh beberapa faktor diantaranya umur, jenis kelamin, riwayat hipertensi keluarga, Indeks Massa Tubuh (IMT), lingkar pinggang, aktivitas fisik, kondisistress, kebiasaan minum kopi, kebiasaan merokok, asupan lemak dan asupan natrium. Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular yang menjadi faktor risiko penyakit kardiovaskuer. Penelitian ini menggunakan metodepenelitian kuantitatif dengan desain studi cross sectional yang dilakukan pada bulan April 2014. Terdapat 122 responden yang telah menyelesaikan pengisian,pengukuran dan wawancara kuesioner. Terdapat hubungan antara jenis kelamin,IMT, lingkar pinggang dan asupan natrium terhadap kejadian pre hipertensi danhipertensi. Responden disarankan untuk melakukan pengukuran tekanan darahsecara rutin dan olahraga secara teratur serta menjaga pola makan hidup sehat.Kata kunci : hipertensi, jenis kelamin, IMT, lingkar pinggang, asupan natrium
This thesis discusses the factors associated with hypertension educational staffFKM UI Depok 2014. Hypertension is influenced by several factors, includingage, gender, family history of hypertension, body mass index (BMI), waistcircumference, physical activity, stress conditions, coffee drinking habits,smoking habits, intake of fat and sodium intake. Hypertension is one of the non-communicable disease risk factor cardiovascular disease. This study usedquantitative research methods to design cross-sectional study conducted in April2014. There were 122 respondents who have completed filling, measurement andquestionnaire interview. There is a relationship between gender, BMI, waistcircumference and sodium intake on the incidence of pre hypertension andhypertension. Respondents are advised to perform regular blood pressuremeasurements and exercise regularly and maintain a healthy life diet.Keywords: hypertension, sex, BMI, waist circumference, sodium intake
Read More
S-8427
Depok : FKM-UI, 2014
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive