Ditemukan 20 dokumen yang sesuai dengan query :: Simpan CSV
Novi Priyanti Utami; Pembimbing: Mieke Savitri; Penguji: Puput Oktamianti, Wachyu Sulistiadi, Maryati Kasiman, Riana Dwi Sovyetwati
T-4336
Depok : FKM-UI, 2015
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Rumaisha Milhan; Pembimbing: Vetty Yulianty Permanasari; Penguji: Ede Surya Darmawan, Bambang Suherman
Abstrak:
Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis) bertujuan mengendalikan diabetesmellitus dan hipertensi. Prolanis diselenggarakan oleh Badan Penyelenggara JaminanSosial (BPJS) Kesehatan melalui Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP). RumahZakat Depok dan LKC (Layanan Kesehatan Cuma-Cuma) Dompet Dhuafa Ciputat jugamengadakan program sejenis Prolanis tetapi belum pernah diteliti dan belum diketahuiintegrasinya dengan Prolanis BPJS. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaranpenyelenggaraan Prolanis di kedua LSM. Penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Dataprimer dikumpulkan melalui wawancara mendalam dan focus group discussion (FGD),data sekunder melalui telaah dokumen. Hasil penelitian menunjukkan penyelenggaraanProlanis Rumah Zakat Depok adalah kegiatan berbasis program dengan mendatangipeserta, sedangkan Prolanis LKC Ciputat berbasis institusi karena benar-benarmelaksanakan Prolanis BPJS sebab LKC sendiri adalah FKTP. Dalam rentang 5 bulan,jumlah peserta Prolanis Rumah Zakat Depok yang tidak dibatasi kepesertaan BPJS naik-turun; jumlah kehadiran peserta BPJS penderita DM dan/ atau hipertensi Prolanis LKCCiputat tidak mencapai indikator 75%. SDM Prolanis, dana, dan sarana keduanya tersediadan cukup seperti khas LSM. Kondisi ini berbeda dengan penelitian-penelitian dipuskesmas. Pedoman yang digunakan Rumah Zakat Depok adalah panduan sendiri danLKC Ciputat menggunakan Panduan Prolanis BPJS. Kesimpulan penelitian inipelaksanaan Prolanis di keduanya sudah cukup baik dan hampir sesuai Panduan ProlanisBPJS.Kata kunci:Penyakit kronis, Prolanis, LSM.
Read More
S-9679
Depok : FKM-UI, 2018
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
D. Fitria Sari Firdaus; Pembimbing: Mardiati Nadjib; Penguji: Dumilah Ayuningtyas, Pujiyanto, Lisma Yunita, Dzul Akmal
Abstrak:
Read More
Data dari Riset kesehatan dasar (Riskesdas) tahun 2018 menunjukkan bahwa penyakit kronis didominasi oleh penyakit Diabetes Melitus dan Hipertensi. Direktur BPJS Kesehatan telah mengeluarkan Surat Edaran No. 14 tahun 2020 tentang pelayanan kesehatan bagi peserta jaminan kesehatan nasional selama masa pencegahan Covid-19 khususnya Prolanis. Kebijakan tersebut berisi tentang himbauan untuk menunda pemberian layanan berupa kegiatan yang mengumpulkan masa seperti Senam Prolanis, Edukasi Klub dan sebagainya, sehingga diperlukan penelitian untuk mengetahui gambaran pelaksanaan kebijakan Prolanis pada masa Pandemi Covid-19. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif menggunakan teori model implementasi kebijakan George C. Edward III. Jumlah informan adalah 11 orang. Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder, kemudian pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara mendalam, dan telaah dokumen. Penelitian dilakukan pada bulan Mei-Juni tahun 2022 di Puskesmas Krui, Kabupaten Pesisir Barat, Provinsi Lampung. Dari hasil penelitian diketahui bahwa penghentian kegiatan Prolanis berdasarkan regulasi/peraturan pemerintah pusat, bukan berdasarkan pada Surat Edaran No. 14 tahun 2020 yang dikeluarkan sebagai respon dari kebijakan terkait PSBB tersebut. Tidak ada upaya sosialisasi terkait kebijakan Prolanis pada Era Pandemi Covid-19 yang menyebabkan sub variabel transmisi, kejelasan, dan konsistensi tidak berjalan dengan baik. Pada Variabel Sumberdaya, petugas pelaksana kegiatan belum lengkap dikarenakan tidak ada petugas laboratorium yang ikut pada pelaksanaan Prolanis. Selanjutnya pada sub variabel anggaran, terdapat sumber anggaran yang jelas namun pengklaiamannya sedikit terhambat. Lalu sub variabel fasilitas, terdapat beberapa alat yang belum ada sehingga menyebabkan sedikit terhambatnya pelaksanaan Prolanis. Terakhir sub variabel wewenang, ada beberapa informan yang mengeluhkan adanya tumpang tindih tugas yang diberikan. Selanjutnya pada proses Disposisi, penyampaian informasi khususnya kebijakan Prolanis ini masih kurang terkoordinasi. Variabel Struktur Birokrasi, kerjasama lintas program juga belum sepenunya berjalan yang menyebabkan data peserta Prolanis sangat jauh lebih rendah dibandingkan jumlah penderita DM dan HT di Puskesmas Krui. Selain itu juga Puskesmas Krui tidak memiliki SOP sebagai acuan pelaksanaan Prolanis.
Data from Basic Health Research (Riskesdas) in 2018 shows that Diabetes and Hypertension dominate chronic diseases. The Director of BPJS Kesehatan has issued Circular No. 14 of 2020 concerning health services for national health insurance participants during the Covid-19 prevention period, especially Prolanis. The policy contains an appeal to postpone the provision of services in the form of mass gathering activities such as Prolanis Gymnastics, Club Education, and so on, so research is needed to find out the description of the implementation of Prolanis policies during the COVID-19 Pandemic. This research is qualitative research using the policy implementation model theory of George C. Edward III. The number of informants is 11 people. The types of data used are primary data and secondary data, then data collection is carried out using observation, in-depth interviews, and document review. The research was conducted in May-June 2022 at the Krui Health Center, West Coast District, Lampung Province. From the research results it is known that the termination of Prolanis activities is based on regulations/regulations of the central government, not based on Circular Letter No. 14 of 2020 which was issued as a response to the PSBB-related policy. There were no socialization efforts related to Prolanis policies during the Covid-19 Pandemic Era which caused the transmission, clarity, and consistency of sub-variables to not work well. In the Resource Variable, the activity implementing officers were incomplete because no laboratory staff participated in the implementation of Prolanis. Furthermore, the sub-budget variable has a clear source of budget, but the claim is a little hampered. Then the facilities sub-variable, several tools do not yet exist, causing a slight delay in the implementation of Prolanis. Finally, in the authority sub-variable, several informants complained about the overlap of the tasks given. Furthermore, in the Disposition process, the delivery of information, especially the Prolanis policy, is still poorly coordinated. The bureaucratic structure variable, cross-program collaboration has not fully worked out which has resulted in the Prolanis participant data being very much lower than the number of DM and HT sufferers at the Krui Health Center. In addition, the Krui Health Center does not have an SOP as a reference for implementing Prolanis.
T-6739
Depok : FKM-UI, 2023
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Tibia Kesuma Putri; Pembimbing: Prastuti Soewondo; Penguji: Pujianto, Samsul Bahri
S-9368
Depok : FKM UI, 2017
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Pertiwi Puji Lestari; Pembimbing: Jaslis Ilyas; Penguji: Kurnia Sari, Anggi Afifi
S-10141
Depok : FKM-UI, 2019
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Astriani Rakhamadina Nurhapsari; Pembimbing: Budi Hidayat; Penguji: Vetty Yulianty Permanasari, Andi Wiradarma
Abstrak:
Skripsi ini membahas status kesehatan pasien prolanis di wilayah kerja BPJS Jakarta Timur pada Laboratorium Klinik Kimia Farma Duren Sawit. penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain kohort. Melihat terjadinya penurunan dan peningkatan terhadap hasil tahun 2017 dan 2018. Hasil penelitian menunjukan hasil HbA1c pasien mengalami penurunan. Hasil pemeriksaan kolesterol total terjadi peningkatan. Hasil pemeriksaan kolesterol HDL terjadi penurunan. Hasil pemeriksaan kolesterol LDL terjadi peningkatan. Hasil trigliserida menunjukan terjadi penurunan. Hasil ureum menunjukan peningkatan. Kreatinin menunjukan penurunan. Dan mikroalbumin urin menunjukan penurunan. Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat diajadikan acuan untuk penelitian selanjutkan sebagai pengukur status kesehatan peserta prolanis
Read More
S-10065
Depok : FKM UI, 2019
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Suci Kurniawati; Pembimbing: Atik Nurwahyuni; Penguji: Pujiyanto, Reza Rahman
Abstrak:
Skripsi ini membahas hubungan antara pemanfaatan Program Pengendalian Penyakit Kronis (PROLANIS) sebagai salah satu upaya untuk mencapai kualitas hidup yang setinggi-tingginya bagi peserta BPJS Kesehatan yang terdiagnosa DM Tipe 2 dan Hipertensi. Pemanfaatan PROLANIS ini dikaitkan dengan utilisasi Rawat Jalan Tingkat Pertama (RJTP) dan Rujukan DM Tipe 2 dan Hipertensi. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis kelamin (p=0.012), jenis kepesertaan (p=0.000), diagnosa medis (p=0.000), keikutsertaan prolanis (p=0.000), pelayanan Homevisit (p=0.041), jenis FKTP pengelola (p=0.000), ketersediaan SDM (p=0.000), ketersediaan sarana prasarana (p=0.005), ketersediaan alat medis dan obat (p=0.000), lingkup pelayanan (p=0.000), dan lingkup kegiatan prolanis (p=0.038) berhubungan dengan RJTP.
Faktor paling dominan yang mempengaruhi RJTP adalah ketersediaan SDM (OR=16.369). Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa jenis kelamin (p=0.001), jenis kepesertaan (p=0.000), diagnosa medis (p=0.000), keikutsertaan prolanis (p=0.000), lama bergabung prolanis (p=0.000), kekatifan kegiatan aktivitas klub (p=0.003), keaktifan kegiatan edukasi (p=0.015), jenis FKTP pengelola (p=0.000), ketersediaan SDM (p=0.000), ketersediaan sarana prasarana (p=0.005), ketersediaan alat medis dan obat (p=0.000), dan lingkup pelayanan (p=0.000) berhubungan dengan Rujukan. Faktor paling dominan yang mempengaruhi Rujukan adalah ketersediaan alat medis dan obat (OR=14.901). Penulis menyarankan dilakukannya promosi kesehatan terkait prolanis, peningkatan kualitas FKTP, dan optimalisasi kegiatan prolanis. Kata kunci: PROLANIS, Diabetes Mellitus, Hipertensi, Rawat Jalan, Rujukan
Read More
Faktor paling dominan yang mempengaruhi RJTP adalah ketersediaan SDM (OR=16.369). Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa jenis kelamin (p=0.001), jenis kepesertaan (p=0.000), diagnosa medis (p=0.000), keikutsertaan prolanis (p=0.000), lama bergabung prolanis (p=0.000), kekatifan kegiatan aktivitas klub (p=0.003), keaktifan kegiatan edukasi (p=0.015), jenis FKTP pengelola (p=0.000), ketersediaan SDM (p=0.000), ketersediaan sarana prasarana (p=0.005), ketersediaan alat medis dan obat (p=0.000), dan lingkup pelayanan (p=0.000) berhubungan dengan Rujukan. Faktor paling dominan yang mempengaruhi Rujukan adalah ketersediaan alat medis dan obat (OR=14.901). Penulis menyarankan dilakukannya promosi kesehatan terkait prolanis, peningkatan kualitas FKTP, dan optimalisasi kegiatan prolanis. Kata kunci: PROLANIS, Diabetes Mellitus, Hipertensi, Rawat Jalan, Rujukan
S-10040
Depok : FKM UI, 2019
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Hendriyanto; Promotor: Meiwita P. Budiharsana; Ko Promotor: Mardiati Nadjib; Penguji: Pujiyanto; Julianty Pradono, Rita Damayanti, Dumilah Ayuningtyas, Besral, Trihono
Abstrak:
Program pengendalian penyakit kronis (Prolanis) dan Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan dua program yang berupaya untuk mengendalikan hipertensi di kalangan masyarakat Indonesia. Dalam implementasinya kedua program ini terlihat tidak saling terkoordinasi antara satu dan lainnya, baik BPJS Kesehatan dan Kementerian Kesehatan RI. Penelitian ini bertujuan untuk melihat keterkaitan prolanis dan Posbindu PTM terhadap hipertensi terkontrol di Provinsi Jambi. Hasil penelitian memperlihatkan proporsi hipertensi terkontrol pada kedua kelompok ini masih tergolong rendah yaitu 18% pada prolanis dan 10 % pada kelompom posbindu PTM , sedangkan control hanya 9%. Kondisi tersebut dimungkinkan berkontribusi terhadap turunnya kinerja program PTM menurut Indeks Pembangunan Kesehatan Masyarakat (IPKM). Dari hasil analisis multilevel terbukti bahwa level individu lebih dominan mempengaruhi tekanan darah yang terkontrol dibandingkan level kelompok. Keunggulan prolanis terlihat pada variabel yang bersifat individu, artinya individu yang ada di kelompok prolanis lebih efektif dibandingkan posbindu PTM. Sedangkan posbindu PTM memiliki pengaruh lebih besar secara statistik pada level kelompok dibandingkan prolanis. Kondisi ini memberi peluang besar untuk melakukan integrasi program prolanis dan posbindu PTM agar lebih efektif dan efisien.
Read More
D-441
Depok : FKM-UI, 2021
S3 - Disertasi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Ledy Visna Asfiani; Pembimbing: Jaslis Ilyas; Penguji: Anhari Achadi, Vetty Yuianty Permanasari, Purwati, Harnoto
Abstrak:
Kontinuitas peserta untuk mengikuti Prolanis merupakan salah satu indikatorkomitmen pelayanan di FKTP, sehingga mengetahui tingkat kepatuhan dan faktoryang mempengaruhinya menjadi hal yang penting. Tujuan dari penelitian iniadalah untuk mengetahui tingkat kepatuhan mengikuti Prolanis dandeterminannya pada peserta dengan DM tipe 2 di lima FKTP BPJS Bekasi.Penelitian ini menggunakan disain cross sectional, pengumpulan data melaluipengisian kuesioner pada 228 peserta Prolanis dengan DM tipe 2 di lima FKTPBPJS Bekasi dan diambil dengan acak sederhana secara proporsional sesuaidengan jumlah peserta di tiap FKTP.
Hasil penelitian menunjukkan tingkatkepatuhan peserta Prolanis dengan DM tipe 2 di lima FKTP tersebut adalah 3.59.Lama menderita sakit, persepsi manfaat, persepsi penghalang dan pelaksanaanpedoman program berhubungan dengan tingkat kepatuhan peserta. Persepsipenghalang merupakan merupakan faktor dominan yang berhubungan dengantingkat kepatuhan peserta. Faktor pada individu dan provider tersebut dapatdijadikan sebagai bahan telaah bagi FKTP dalam memfasilitasi kebutuhan pesertasehingga dapat meningkatkan tingkat kepatuhan untuk mengikuti Prolanis.Kata Kunci: Tingkat kepatuhan, peserta Prolanis, DM tipe 2, determinan.Daftar Pustaka: 83 (1985-2015).
Read More
Hasil penelitian menunjukkan tingkatkepatuhan peserta Prolanis dengan DM tipe 2 di lima FKTP tersebut adalah 3.59.Lama menderita sakit, persepsi manfaat, persepsi penghalang dan pelaksanaanpedoman program berhubungan dengan tingkat kepatuhan peserta. Persepsipenghalang merupakan merupakan faktor dominan yang berhubungan dengantingkat kepatuhan peserta. Faktor pada individu dan provider tersebut dapatdijadikan sebagai bahan telaah bagi FKTP dalam memfasilitasi kebutuhan pesertasehingga dapat meningkatkan tingkat kepatuhan untuk mengikuti Prolanis.Kata Kunci: Tingkat kepatuhan, peserta Prolanis, DM tipe 2, determinan.Daftar Pustaka: 83 (1985-2015).
T-4592
Depok : FKM UI, 2016
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Reza Elanda Sitompul; Pembimbing: Amal Chalik Sjaaf; Penguji: Vetty Yulianty Permanasari, Purwati
S-9017
Depok : FKM UI, 2016
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
