Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 18 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Nabila Marsya Syaihu Putri; Pembimbing: Diah Mulyawati Utari; Penguji: Triyanti, Salimar
Abstrak: Sering mengonsumsi fast food dapat berdampak pada kenaikan berat badandan munculnya penyakit degeneratif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuifaktor dominan frekuensi konsumsi fast food pada Mahasiswa FISIP UI Tahun 2016.Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan desain studi crosssectional. Data karakteristik personal, lingkungan, aksesibilitas, dan paparan mediadiperoleh dari kuesioner, data frekuensi konsumsi fast food dan besar porsi fast fooddiperoleh dari semi-quantitative FFQ, serta data konsumsi harian didapat dari 2x24-hours food recall. Kuesioner dibagikan kepada 127 responden yang dipilih dengansystem random sampling, setelah mengisi kuesioner, responden diwawancara denganFFQ dan food recall. Hasil penelitian ini menunjukkan sebanyak 48% respondenmengonsumsi fast food dengan frekuensi sering. Selain itu, terdapat perbedaanproporsi pada pengetahuan gizi dan fast food (p=0,001), preferensi fast food(p=0,001), pengaruh peer group (p=0,008), jarak restoran fast food (p=0,001), uangsaku (p=0,001), katerpaparan iklan (p=0,017), dan keterpaparan promosi (p=0,000).Berdasarkan hasil analisis regresi logistik ganda, pengaruh keterpaparan promosimerupakan faktor dominan dalam menentukan frekuensi konsumsi fast food(p=0,000). Mahasiswa dengan pengaruh keterpaparan promosi yang kuat memilikipeluang 10,5 kali lebih sering mengonsumsi fast food dibandingkan mahasiswadengan pengaruh lemah setelah dikontrol pengetahuan gizi, preferensi fast food,jarak restoran fast food, dan keterpaparan iklan.Kata Kunci: Fast food, promosi fast food, remaja.
Read More
S-9230
Depok : FKM-UI, 2016
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Novia Dila Rohimah; Pembimbing: Trini Sudiarti; Penguji: Triyanti, Nurfi Afriansyah
Abstrak: Fast food atau makanan cepat saji mengandung tinggi lemak, natrium, indeks glikemik, dan padat energi, namun rendah akan serat, vitamin, dan mineral lain. Mengonsumsi fast food secara terus-menerus tanpa diimbangi dengan olahraga dan konsumsi buah serta sayuran yang adekuat pada masa remaja akan berdampak pada tekanan darah tinggi saat dewasa.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan asupan energi fast food pada remaja. Desain penelitian yang digunakan adalahcross sectional. Pengumpulan data dilakukan dengan pengisian kuesioner dan wawancara FFQ (Food Frequency Quantitative) semi kuantitatif pada bulan April 2016. Penelitian ini melibatkan144 siswa SMP Islam PB Soedirman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa median asupan energi fast food siswa adalah sebesar 372 kkal/hari atau setara 15% AKG remaja laki-laki dan 17,5% AKG remaja perempuan. Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara asupan energi fast food dengan jenis kelamin (p=0,001), uang saku (p=0,003), kebiasaan sarapan (p=0,0001), preferensi fast food(p=0,027), dan frekuensi konsumsi fast food orang tua (p=0,0001). Siswa disarankan untuk mengurangi konsumsi fast food terutama sebagai camilan, tidak melewatkan sarapan, dan memilih jajanan yang sehat. Kata kunci Asupan energi fast food,fast food,remaja
Read More
S-9065
Depok : FKM-UI, 2016
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Nur Putri Erdianti; Pembimbing: Asih Setiarini; Penguji: Wahyu Kurnia, Diah Mulyawati Utari, Adhi Dharmawan Tato, Eti Rohati
Abstrak: Konsumsi fast food yang berlebihan dapat meningkatkan kejadian obesitas dan masalah kesehatan lainnya pada remaja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor dominan frekuensi konsumsi fast food modern pada mahasiswa Universitas Gunadarma Depok tahun 2017. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan desain studi cross-sectional yang dilakukan kepada 148 mahasiswa Universitas Gunadarma Depok yang dipilih dengan systematic random sampling. Data karakteristik individu, karakteristik makanan, dan karakteristik lingkungan diperoleh dari kuesioner, sedangkan data frekuensi konsumsi fast food diperoleh dari FFQ. Selain itu, digunakan pula perangkat lunak Google Maps Geo- Coding Javascript API versi 3.0 untuk mengukur jarak restoran fast food terhadap kampus. Hasil penelitian ini menunjukkan sebanyak 51,4% responden mengonsumsi fast food dengan frekuensi sering (≥3x/minggu). Terdapat perbedaan proporsi pada pengaruh teman (p=0,001), besar uang saku (p=0,050), dan pengaruh media promosi (p=0,005) dalam menentukan frekuensi konsumsi fast food. Berdasarkan hasil analisis regresi logistik ganda, pengaruh teman merupakan faktor dominan dalam menentukan frekuensi konsumsi fast food. Mahasiswa dengan pengaruh teman yang kuat berpeluang 2,9 kali lebih sering mengonsumsi fast food dibandingkan mahasiswa dengan pengaruh teman lemah setelah dikontrol variabel uang saku, harga dan pengaruh media promosi. Diperlukan edukasi pada mahasiswa mengenai dampak mengonsumsi fast food berlebihan agar lebih bijaksana dalam mengikuti ajakan teman untuk mengonsumsi fast food. Walaupun pertemanan itu penting, tetapi kesehatan diri sendiri juga lebih penting. Kata Kunci: fast food, pengaruh teman, mahasiswa Excessive consumption of fast food can increase the incidence of obesity and other health problems in adolescents. This study aims to determine the dominant factor of the frequency of modern fast food consumption among students Gunadarma University Depok in 2017. The research method used is quantitative with crosssectional study design conducted to 148 students Gunadarma University Depok selected by systematic random sampling. It used questionnaire about individual characteristics, food characteristics, and environmental characteristics, while data of frequency fast food consumption from FFQ. In addition, this study also used software Google Maps Geo-Coding Javascript API versi 3.0 to determine the proximity between campus and fast food restaurants. Result showed that 51,4% of respondents consumed fast food often (≥3x/week). Furthermore, there is a difference proportion in the influence of friends (p = 0.001), amount of pocket money (p = 0.050), and the influence of promotional media (p = 0.005) in determining the frequency of fast food consumption. Based on the result of multiple logistic regression analysis, friend influence is the dominant factor in determining the frequency of fast food consumption. Students with strong friend influences are 2.9 times more likely to eat fast food often compared to poor friend influences after control by other factors such as amount of pocket money, price and influence of promotional media. Key word: Fast food, influence of friends, adolescents
Read More
T-4971
Depok : FKM-UI, 2017
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Addini Pacaramadhani; Pembimbing: Trini Sudiarti; Penguji: Diah Mulyawati Utari, Salimar
Abstrak: Meningkatnya risiko kejadian obesitas pada remaja disebabkan oleh banyakfaktor, salah satunya adalah konsumsi fast food yang berlebihan. Penelitian inibertujuan untuk mengetahui faktor dominan frekuensi konsumsi fast food siswaSMA Islamic Village, Kabupaten Tangerang pada tahun 2014. Metode penelitianyang digunakan adalah kuantitatif dengan desain studi cross-sectional. Datakarakteristik personal, pengaruh lingkungan sosial, aksesibilitas, dan pengaruhpaparan iklan fast food diperoleh dari kuesioner, sedangkan data frekuensi konsumsidan besar porsi fast food diperoleh dari semi-quantitative FFQ. Kuesioner dan FFQtersebut diberikan kepada 205 siswa SMA Islamic Village, Kabupaten Tangerang yang dipilih dengan sistem sampling acak sederhana. Selain itu, digunakan pula perangkat lunak Google Maps Geo-Coding Javascript API versi 3.0 untuk mengukurjarak sekolah terhadap restoran fast food. Hasil penelitian ini menunjukkan sebanyak54,6% responden mengonsumsi fast food dengan frekuensi sering. Selain itu,terdapat perbedaan proporsi pada pengaruh peer group (p=0,001), besar uang saku(p=0,010), dan pengaruh paparan iklan fast food (p=0,000) dalam menentukan frekuensi konsumsi fast food. Berdasarkan hasil analisis regresi logistik ganda, pengaruh paparan iklan fast food merupakan faktor dominan dalam menentukanfrekuensi konsumsi fast food. Siswa dengan pengaruh paparan iklan fast food yangkuat berpeluang 2,6 kali lebih sering mengonsumsi fast food dibandingkan siswadengan pengaruh lemah setelah dikontrol variabel status pekerjaan ibu, uang saku,dan pengaruh peer group. Diperlukan edukasi gizi mengenai gizi seimbang, anjurankonsumsi zat gizi harian, jenis, kandungan, dan dampak konsumsi fast food agarsiswa terhindar dari konsumsi fast food yang berlebihan.Kata Kunci: Fast food, iklan fast food, konsumsi fast food, remaja.
The risk of adolescents obesity has increased by some factors, one of thethem is the excessive of fast food consumption. The aim of this study is to determinethe dominant factor in fast food consumption frequency among the students of SMAIslamic Village, Kabupaten Tangerang in 2014. This study used a quantitativemethod and cross-sectional design. It used questionnaire about personalcharacteristics, social influences, accessibility, amount of pocket money, and fastfood advertisements influences. Semi-quantitative FFQ also used to determine thefast food frequency. Those questionnaires were given to 205 SMA Islamic Villagestudents which selected by simple random sampling. Moreover, this study also usedsoftware Google Maps Geo-Coding Javascript API versi 3.0 to determine theproximity between school and fast food restaurants. Result showed that 54,6% ofrespondents consumed fast food often. Furthermore, there is a difference proportionin peer group influences (p=0,001), amount of pocket money (p=0,010), and fastfood advertisements influences (p=0,000) in determining the frequency of fast foodconsumption. Based on multiple regression analysis, fast food advertisementsinfluence is the dominant factor in determining fast food consumption frequency.Students who have strong influences from fast food advertisements has anopportunity 2,6x more often to consume fast food than students who have weakinfluences after controled by other factors, such as mother employment status,amount of pocket money, and peer group influences. Nutrition education aboutbalance diet, nutrition daily allowance, and fast food is needed to prevent thestudents consume excessive fast food. Keywords : Adolescents, fast food consumption, fast food advertisements.
Read More
S-8437
Depok : FKM-UI, 2014
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Masaruddin; Pembimbing: Tri Yunis Miko Wahyono; Penguji: Helda, I Nyoman Kandun, Ridho Ichsan Syaini
Abstrak: Hypertension or high blood pressure is a global health problem, including in Indonesia because of its high prevalence. Hypertension does not provide typical complaints and symptoms so many sufferers do not realize it. Therefore hypertension is called the silent killer, the prevalence of hypertension in Indonesia in 2013 is 25.8%, in 2015 23.8%, in 2016 30.9%. Prevalence in women is 32.9%, men 28.7%, in urban areas 31.7%, rural areas 30.2% and the number 3 cause of death in Indonesia. This study aims to determine the relationship between consumption patterns of fast food, soft drinks and meat with the incidence of hypertension in the adult population in Indonesia in 2014 using IFLS-5 data. The design of the study in this study was analytic observational with a cross-sectional study design, this study was conducted in October-November 2018 in Depok City. The results of the study were the prevalence of hypertension in the adult population (≥ 18 yrs - 101 yrs) of 18.91%, people who consumed fast food, age> 30 years, with female gender, low education and suffering from diabetes mellitus were at risk for hypertension by 1 , 47 times to experience hypertension compared to people who do not consume fast food, PRadj 1.47 (95% CI: 1.16 - 1.86) P-value 0.001. People who consume soft drinks, age> 30 years, are female, with low education and suffer from diabetes mellitus at a risk of 1.63 times compared to people who do not consume PRadj soft drinks; 1.63 (95% CI; 1.37 - 1.95) P-value 0,000. People who consume meat, age> 30 years in female sex, low education, smoke and suffer from diabetes mellitus are not associated with the incidence of hypertension PRadj 1.00 (95% CI: 0.92 - 1.09) P-value 0.885. It is recommended to the public to consume foods that contain balanced nutrition, take measurements of blood pressure at least 1 time / month, to the Health Office to conduct counseling or healthy food campaigns that contain balanced nutrition, to the Ministry of Health, promote the consumption pattern of 4 perfectly healthy 5.
Keywords: Hypertension, Fast Food, Soft Drink, Meat and IFLS-5.
Read More
T-5475
Depok : FKM UI, 2019
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Adelya Fina Kuswardani' Pembimbing: Triyanti; Penguji: Siti Arifah Pujonarti, Salimar
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan frekuensi konsumsi fast food modern pada Mahasiswa FKM UI angkatan 2021. Pada penelitian ini, variabel dependennya adalah frekuensi konsumsi fast food modern dan variabel independennya adalah tingkat stres, jenis kelamin, pengetahuan gizi, kontrol diri, uang saku, pengaruh peer group dan pengaruh media sosial. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross-sectional. Pengambilan data dilakukan pada bulan Juni 2022 kepada 145 mahasiswa FKM UI angkatan 2021 yang sesuai dengan kriteria inklusi dan kriteria eksklusi. Data dikumpulkan melalui pengisian kuesioner secara daring (online). Data yang diperoleh kemudian dianalisis secara univariat dan bivariat yang menggunakan chi-square. Hasil menunjukkan bahwa sebanyak 66,2% responden memiliki tingkat konsumsi fast food modern dengan frekuensi sering, yaitu mengonsumsi fast food modern >3 kali per minggu. Hasil juga menunjukkan bahwa tingkat stres, pengetahuan gizi, kontrol diri, uang saku, dan pengaruh media sosial berhubungan dengan konsumsi fast food modern pada remaja.
This study aims to determine the factors associated with the frequency of consumption of modern fast food in FKM UI students batch 2021. In this study, the dependent variable is the frequency of consumption of modern fast food and the independent variables are stress levels, gender, knowledge of nutrition and fast food, self control, amount of money they have, also peer group and social media influence. This study is a quantitative study with a cross-sectional design. Data collection was carried out in June 2022 to 145 FKM UI students, batch 2021, according to the inclusion criteria and exclusion criteria. Data was collected through filling out online questionnaires (online). The data obtained were analyzed by univariate and bivariate method using chi-square design. The results show that as many as 66.2% of respondents have a high level of consumption of modern fast food, based on the frequency of consuming modern fast food > 3 times per week. The results also show that stress levels, knowledge of nutrition and fast food, self-control, money, and the influence of social media are related to the consumption of modern fast food in adolescents.
Read More
S-11009
Depok : FKMUI, 2022
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Hariani Rafitha; Pembimbing: Ratna Djuwita; Penguji: Sudarto Ronoatmodjo, Ahmad Syafiq, Feri Ahmadi, Tiska Yumeida
Abstrak: Obesitas menjadi salah satu masalah kesehatan yang penting dan cepat berkembang di negara maju maupun berkembang. Obesitas pada remaja menjadi penting untuk diperhatikan karena 80% remaja yang mengalami obesitas akan memiliki peluang mengalami obesitas saat dewasa. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan antara efek gabungan pola makan fast food dan aktivitas fisik dengan obesitas remaja pada Pelajar SMP dan SMA di Indonesia Tahun 2015. Desain studi Cross-sectional dari data sekunder Global School Based Student Health Survey Indonesia 2015 dengan total sampel 9932 pelajar SMP dan SMA di Indonesia.
Hasil penelitian menunjukkan proporsi obesitas pada pelajar SMP dan SMA sebesar 14,67%. Sedangkan proporsi obesitas pada remaja dengan pola makan fast food sering dan aktivitas fisik rendah adalah 20,54%, proporsi ini lebih tinggi dari pada proporsi obesitas pada remaja dengan pola makan fast food jarang dan aktivitas fisik cukup yaitu 9%. Analisis multivariat dengan uji cox regression menunjukkan hubungan yang signifikan antara pola makan fast food dan aktivitas fisik dengan obesitas.
Kebiasaan mengkonsumsi fast food sering dan pola aktivitas fisik rendah secara bersama meningkatkan risiko obesitas dibandingkan dengan remaja yang jarang mengkonsumsi fast food dan memiliki aktivitas fisik cukup pada remaja SMP dan SMA di Indonesia tahun 2015 (PR 2,165 CI 95% 1,657-2,826), artinya remaja yang sering mengkonsumsi fast food dan memiliki aktivitas fisik rendah memiliki risiko untuk kejadian obesitas sebesar 2 kali dibandingkan remaja yang jarang mengkonsumsi fast food dan memiliki aktivitas fisik yang cukup setelah dikontrol variabel wilayah tempat tinggal, variabel konsumsi buah, konsumsi sayur dan variabel konsumsi soft drinks.
Peningkatan pencegahan obesitas berbasis program sekolah dapat dilakukan pada remaja SMP dan SMA di Indonesia dengan kegiatan mendukung perubahan perilaku (seperti penyuluhan pola makan dan aktivitas fisik yang baik), dan perbaikan lingkungan sekolah yang menunjang gaya hidup sehat (seperti penyediaan kantin yang bergizi, penyediaan fasilitas untuk olah raga yang memadai, serta meningkatkan fasilitas ekstrakurikuler di sekolah)
Read More
T-6052
Depok : FKM-UI, 2021
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Dellaneira; Pembimbing: Triyanti; Penguji: Wahyu Kurnia Yusrin Putra, Yuni Zahraini
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan frekuensi konsumsi fast food pada siswa-siswi SMAN 35 Jakarta. Pada penelitian ini, frekuensi konsumsi fast food sebagai variabel dependen dan variabel independennya adalah Online Food Ordering, jenis kelamin, pengetahuan gizi dan fast food, preferensi fast food, uang jajan, perilaku emotional eating, pengaruh peer group dan pengaruh media sosial. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain crosssectional. Pengambilan data dilakukan pada bulan April 2020 kepada 164 siswa-siswi kelas 10 dan 11 SMAN 35 Jakarta yang dipilih dengan stratified random sampling. Data dikumpulkan melalui pengisian kuesioner secara daring (online). Data yang diperoleh kemudian dianalisis secara univariat, bivariat menggunakan chi-square, dan multivariat dengan uji regresi logistik ganda. Hasil menunjukkan bahwa sebanyak 73,8% responden memiliki tingkat konsumsi fast food yang tinggi yaitu mengonsumsi fast food > 3 kali per minggu. Hasil juga menunjukkan bahwa kebiasaan Online Food Ordering, pengetahuan gizi dan fast food, perilaku emotional eating, pengaruh peer group dan pengaruh media sosial berhubungan dengan konsumsi fast food pada remaja. Analisis multivariat menunjukkan pengetahuan gizi dan fast food sebagai faktor dominan yang berhubungan dengan konsumsi fast food pada remaja. Peneliti menyarankan kepada pihak sekolah untuk bekerja sama dengan Puskesmas atau Suku Dinas Kesehatan untuk dapat memberikan program edukasi kepada siswa terkait perilaku makan yang sehat dan sesuai dengan pedoman gizi seimbang
Kata kunci: Fast Food, Remaja, Siswa SMA, Pengetahuan Gizi

This study aims to determine the factors associated with the frequency of consumption of fast food among students of SMAN 35 Jakarta. The dependent variable in this study is the frequency of fast food consumption and the independent variables are Online Food Ordering, gender, knowledge of nutrition and fast food, fast food preferences, pocket money, emotional eating behavior, peer group influence and the social media influence. This is a quantitative study with cross-sectional design. This study conducted in April 2020 at SMAN 35 Jakarta with a total of 164 respondents who selected with stratified random sampling method. Data were collected through filling out questionnaires online. The data obtained were then analyzed by univariate, bivariate analysis using chi-square, and multivariate analysis using multiple logistic regression tests. The results show that as many as 73,8% of the respondents had a high level of fast food consumption ie consuming fast food > 3 times per week. The results also showed that Online Food Ordering habits, knowledge of nutrition and fast food, emotional eating behavior, peer group influence and social media influence were related to adolescent fast food consumption. Multivariate analysis shows knowledge of nutrition and fast food as the dominant factors related to fast food consumption in adolescents. This study suggest the school to collaborate with Public Heath Center or Health Service Office to increase education to students regarding healthy eating behavior and in accordance with the guidelines for balanced nutrition.
Keywords: Fast Food, Adolescents, High School Student, Nutrition Knowled
Read More
S-10507
Depok : FKM UI, 2020
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Anggia Larasati Hapsari; Pembimbing: Kemal Nazaruddin Siregar; Penguji: Artha Prabawa, Siti Sugih Hartiningsih
Abstrak: Skripsi ini membahas tentang konsumsi fast food dan minuman berpemanis karena tingkat stres pada mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia serta dengan variabel. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain studi cross-sectional. Penelitian dilakukan pada bulan November-Desember 2020 dengan total sampel sebanyak 256 sampel. Hasil penelitian menemukan bahwa terdapat hubungan signifikan antara tingkat stres dan pengeluaran per bulan dengan konsumsi fast food, namun tidak ada hubungan yang signifikan antara tingkat stress dengan konsumsi minuman berpemanis.
Read More
S-10555
Depok : FKM-UI, 2021
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Ade Permata Surya; Pembimbing: Kusharisupeni; Penguji: Engkus Kusdinar, Nurafiah
Abstrak: Sering mengonsumsi fast food dapat berdampak pada rendahnya kualitas diet dan tingginya kejadian obesitas. Sekolah di Kecamatan Tangerang Kota, diketahui memiliki aksesibilitas yang tinggi untuk mendapatkan fast food, sehingga dikhawatirkan membuat para siswanya mengonsumsi fast food dalam frekuensi sering. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor dominan dalam menentukan frekuensi konsumsi fast food modern pada siswa-siswi SMA Negeri di Kecamatan Tangerang Kota, Kota Tangerang pada tahun 2013. Metode penelitian adalah kuantitatif dengan desain cross sectional. Data dilkumpulkan dengan menggunakan kuesioner dari 178 siswa, sedangkan jarak dan kemudahan diketahui melalui observasi lapangan dan diukur menggunakan pencitraan satelit dengan bantuan perangkat lunak Google Maps Geo-coding JavaScript API versi 2.0.
 
Hasil menunjukkan sebanyak 62% responden mengonsumsi fast food dalam frekuensi sering, terdapat perbedaan proporsi yang signifikan pada pendidikan terakhir ibu (p=0,045), status pekerjaan ibu (0,037) dan uang saku (0,003) dalam menentukan frekuensi konsumsi fast food. Setelah diuji secara multivariat, hanya uang saku yang menunjukkan p value secara signifikan (p=0,013) dengan interpretasi siswa yang memiliki uang saku besar beresiko 2,566 kali sering mengonsumsi fast food dibandingkan siswa yang memiliki uang saku kecil setelah dikontrol variabel pendidikan terakhir ibu, status pekerjaan ibu, jarak sekolah terhadap restoran fast food, dan kemudahan akses. Kesimpulan yang didapatkan adalah uang saku merupakan faktor yang paling dominan dalam menentukan frekuensi konsumsi fast food siswa-siswi SMA Negeri di Kecamatan Tangerang Kota, Kota Tangerang, tahun 2013.
 

 
Often to eat fast food can have an impact on poor quality of diet and high incidence of obesity. Schools in district of Tangerang Kota known to have high accesibility to fast food. It will give implication of higher frequency for eating fast food. Objective in this study is to determine the dominant factor in determining the frequency of fast food consumption in the state high school students in the district of Tangerang Kota at 2013. The research method is quantitative cross-sectional design. The data was collected by questionaire of 178 students. While, the distance known from direct observation and measured using satellite imaging with aid of Google Maps, Geo-coding Java Script API version 2.0.
 
Result showed that 62% of respondents had higher frequency of eating fast food. There is a significant difference in the proportion of mother's education level (p=0.045), mohter’s employment status(0.037) and daily allowance (0,003) in determining the frequency of fast food consumption. After multivariate test, only daily allowance that shows significant p value (p=0,013) with the interpretation of the students who had little pocket money after the controlled variable of mother’s education level, mother’s employment status, distance of school to fast food restaurant, and accesibility. In conclude, the amount of daily allowance is the most dominant factor in determining the frequency of fast food consumption in state high school student, district of Tangerang Kota, Tangerang.
Read More
S-7884
Depok : FKM-UI, 2013
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive