Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 50 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Rumaisha Milhan; Pembimbing: Vetty Yulianty Permanasari; Penguji: Ede Surya Darmawan, Bambang Suherman
Abstrak: Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis) bertujuan mengendalikan diabetesmellitus dan hipertensi. Prolanis diselenggarakan oleh Badan Penyelenggara JaminanSosial (BPJS) Kesehatan melalui Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP). RumahZakat Depok dan LKC (Layanan Kesehatan Cuma-Cuma) Dompet Dhuafa Ciputat jugamengadakan program sejenis Prolanis tetapi belum pernah diteliti dan belum diketahuiintegrasinya dengan Prolanis BPJS. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaranpenyelenggaraan Prolanis di kedua LSM. Penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Dataprimer dikumpulkan melalui wawancara mendalam dan focus group discussion (FGD),data sekunder melalui telaah dokumen. Hasil penelitian menunjukkan penyelenggaraanProlanis Rumah Zakat Depok adalah kegiatan berbasis program dengan mendatangipeserta, sedangkan Prolanis LKC Ciputat berbasis institusi karena benar-benarmelaksanakan Prolanis BPJS sebab LKC sendiri adalah FKTP. Dalam rentang 5 bulan,jumlah peserta Prolanis Rumah Zakat Depok yang tidak dibatasi kepesertaan BPJS naik-turun; jumlah kehadiran peserta BPJS penderita DM dan/ atau hipertensi Prolanis LKCCiputat tidak mencapai indikator 75%. SDM Prolanis, dana, dan sarana keduanya tersediadan cukup seperti khas LSM. Kondisi ini berbeda dengan penelitian-penelitian dipuskesmas. Pedoman yang digunakan Rumah Zakat Depok adalah panduan sendiri danLKC Ciputat menggunakan Panduan Prolanis BPJS. Kesimpulan penelitian inipelaksanaan Prolanis di keduanya sudah cukup baik dan hampir sesuai Panduan ProlanisBPJS.Kata kunci:Penyakit kronis, Prolanis, LSM.
Read More
S-9679
Depok : FKM-UI, 2018
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Dewi Ayu Paramita ... [et al.]
CDK Vol.37, No.6 (2010)
Jakarta : Kalbe Farma, 2010
Indeks Artikel Jurnal-Majalah   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Aulia Nur Rahmi; Pembimbing: Budi Hidayat; Penguji: Pujiyanto, Sinom Priyanti
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis) di BPJS Kesehatan Kantor Cabang Jakarta Timur tahun 2015. Penelitian ini merupakan jenis kuantitatif dengan menggunakan data primer dan desain studi cross sectional. Hasil yang didapatkan adalah sebanyak 53,4% responden memiliki tingkat pemanfaatan yang tinggi dan 46,6% memiliki tingkat pemanfaatan yang rendah. Variabel yang ditemukan memiliki hubungan yang signifikan dengan pemanfaatan Prolanis yaitu pendidikan, dukungan keluarga, dukungan dokter dan manfaat Prolanis, masing-masing dengan besar p value 0,015; 0,002; 0,025 dan 0,005. Sedangkan karakteristik umur, jenis kelamin, diagnosis medis, variabel jarak dan waktu tempuh, keseriusan, kerentanan penyakit dan hambatan Prolanis tidak ditemukan hubungan yang signifikan dengan pemanfaatan Prolanis.
Kata kunci: Program Pengelolaan Penyakit Kronis, pemanfaatan

The purpose of this research is to determine factors associated with the utilization of chronic disease management program at BPJS Kesehatan, Branch Office, East Jakarta, 2015 using cross sectional method. Data was collected primary and supported by structured questionnaire. The results shows that 53.4% of respondents have a high utilization rates and 36.6% have a low utilization rate. The variables that were found to have a significant relationship with the utilization of Prolanis are education, family support, doctor support and the benefits of Prolanis, each with p value 0,015; 0,002; 0,025 and 0,005. Characteristic, accessibility to primary health care, perceive of seriousness and vulnerability of diseases, and barriers variables have no significant relationship with the utilization of Prolanis.
Keywords: Chronic Disease Management Program, utilization, primary health care
Read More
S-8684
Depok : FKM UI, 2015
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Ni Made Dahlia; Pembimbing: Anhari Achadi; Penguji: Sandi Iljanto, Mieke Savitri, Dewi Lestarini, Nusati Ikawahju
B-1978
Depok : FKM UI, 2018
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Nadra Anniswah; Pembimbing: Besral; Milla Herdayati; Penguji: Ahmad Syafiq, Muhammad Rizal Naukoko, Nida Rohmawati
Abstrak: Latar Belakang: KEK pada ibu hamil menyebabkan mortalitas dan morbiditas bagi ibu maupun anak yang dilahirkan. Faktor-faktor yang berhubungan dengan status KEK perlu diketahui agar dapat ditentukan intervensi dalam penurunan prevalensi KEK.
Tujuan: Menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan KEK pada ibu hamil di Kabupaten Buol Tahun 2021.
Metode Penelitian ini menggunakan desain studi cross-sectional yang dilakukan di Kabupaten Buol. Jumlah sampel yang digunakan sebanyak 239 ibu hamil. Variabel terikat berupa status KEK sedangkan variabel bebas berupa karakteristik ibu, pendapatan keluarga, umur pertama menikah, jarak kehamilan, pengetahuan gizi ibu hamil, frekuensi dan asupan makanan (karbohidrat, energi, protein), akses layanan kesehatan (ANC, K1, dan PMT). Analisis yang dilakukan berupa uji univariat, bivariat dengan menggunakan uji Chi square, dan multivariat menggunakan regresi logistik.
Hasil: Prevalensi KEK dalam penelitian ini adalah sebesar 23.4%. Variabel yang berhubungan dengan status KEK (p<0.05) dalam penelitian ini adalah jarak kehamilan, umur pertama menikah, dan PMT.
Simpulan dan saran: faktor yang paling mempengaruhi KEK adalah usia pertama menikah. Diperlukan pendidikan gizi untuk meningkatkan pengetahuan ibu hamil megenai pentingnya nutrisi saat kehamilan serta terkait sumber dan cara yang tepat mengolah pangan lokal alami untuk mencukupi asupan nutrisi. Selain itu dibutuhkan edukasi untuk menunda usia pernikahan dan kehamilan agar mencapai usia ideal, serta mengatur jarak kelahiran ideal untuk meminimalisasi risiko KEK serta komplikasi kehamilan dan persalinan. Peningkatan pengetauan juga perlu didampingi dengan perubahan sikap, intensi dan ketersediaan akses untuk dapat mencapai perubahan perilaku masyarakat. Kata Kunci: Kekurangan Energi Kronis (KEK), ibu hamil
Background: Chronic energy deficiency in pregnancy can cause mortality and morbidity in both maternal and her children. Factors associated with chronic energy deficiency to be known to determine an intervention for decreasing prevalence chronic energy deficiency.
Objectives: To analyze the factors associated with chronic energy deficiency in Buol Regency.
Methods: Design study was cross-sectional conducted in Buol Regency. Total sample was 239 pregnant women. The dependent variables was chronic energy deficiency status while the independent variable were subject characteristic, family income, age of first marriage, pregnancy distance, antenatal care, supplementary feeding, maternal nutrition knowledge, eating behavior, carbohydrate, energy, and protein intake . Statistical analysis were univariate, bivariate analysis using Chi Square, and multivariate analysis using logistic regression.
Results: The prevalence of chronic energy deficiency in this study was 23.4%. Variables associated with chronic energy deficiency (p<0.05) was pregnancy distance, age of first marriage, and supplementary feeding.
Conclusions and suggestions: age of first marriage is the strongest associated factor to CED. Nutritional education is needed to increase the knowledge of pregnant women to meet the importance of nutrition during pregnancy, related sources and ways to properly process natural local food to meet nutritional intake. In addition, education is needed to delay the age of marriage and pregnancy in order to reach the ideal age, and set the ideal birth distance to minimize the risk of CED and complications of pregnancy and childbirth. Increasing knowledge also needs to be accompanied by changes in attitudes, intentions and availability of access to be able to achieve changes in people's behavior.
Read More
T-6291
Depok : FKM-UI, 2022
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Joan Puspita Tanumihardja; Pembimbing: Atik Nurwahyuni; Penguji: Amal Chalik Sjaaf, Helen Andriani, Nanin Susanti, Clara Yosefina Francis
Abstrak:
enyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) merupakan salah satu penyakit kronis yang memiliki potensi kejadian readmisi dengan beberapa determinan yang saling berkaitan. Jika determinan ini dapat dicegah maupun dikendalikan maka ada kemungkinan kejadian ulangan dapat dicegah pula. Tesis ini membahas hubungan kepatuhan penerapan clinical pathway terhadap readmisi Penyakit Paru Obstruktif Kronis di RS St Elisabeth Lela Kabupaten Sika tahun 2019. Penelitian ini menggunakan metode cross sectional dengan pendekatan kuantitarif. Terdapat 3 kelompok determinan yang berhubungan dengan readmisi pasien PPOK yaitu faktor fasilitas kesehatan rujukan (kepatuhan implementasi clinical pathway), faktor follow up pengobatan (follow up ke Instalasi Rawat Jalan dan Puskesmas), serta faktor pasien (umur, jenis kelamin, penyakit penyerta dan penyakit penyulit). Hasil penelitian mengungkap variabel dominan yang berkaitan dengan kejadian readmisi pasien PPOK di rumah sakit adalah penyakit penyulit, setelah dikontrol oleh kepatuhan implementasi clinical pathway dan kunjungan kontrol pasien ke Puskesmas. Diperlukan perbaikan implementasi clinical pathway terutama pada indikator gizi pasien serta penerapan Manajer Pelayanan Pasien (MPP) yang menjadi jembatan antar Profesional Pemberi Asuhan (PPA) sehingga pasien PPOK mendapatkan tatalaksana berkesinambungan dari fasilitas kesehatan rujukan ke fasilitas kesehatan primer maupun sebaliknya.
As one of chronic diseases, COPD patient has a potential to excacerbate and readmitted to hospital, having few relatable determinants if which avoided or controlled can give a chance of avoidable excacerbation and or readmssion.This thesis discusses how clinical pathway implementation adherence influences Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD) readmission in St Elisabeth Lela Hospital in Sikka District 2019. This research used cross sectional design with quantitative approach. Variables analyzed were within 3 determinant groups related to COPD patient readmission : referral health facilites (clinical pathway implementation adherence), treatment follow up (to policlinics or primary care health facilities) and patient (age, gender, comorbidities and complications). Research result suggest that complications dominantly related to patient readmission, controlled with clinical pathway implementation adherence and follow up visits to primary care health facility. Further improvement on clinical pathway implementation is needed especially for the nutrition indicator and also the need to put Case Manager into practice to coordinate health proffesionals surrounding and taking take of COPD patients in hospital to be able to attain continued treatment from referral to primary care health facilities and vice versa
Read More
B-2152
Depok : FKM-UI, 2020
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Tri Priyo Anggoro; Pembimbing: Atik Nurwahyuni; Penguji: R. Sutiawan, Wahyu Sulistiadi, Donni Hendrawan, I Ketut Agung Enriko
Abstrak: Pandemi Covid-19 menyebabkan terhambatnya pasien Program Rujuk Balik (PRB) untuk melakukan kunjungan ke pelayanan kesehatan. Salah satu solusi pelayanan kesehatan untuk pasien PRB dalam situasi pandemi Covid-19 adalah dengan mengadopsi layanan telemedicine. Namun, sebagian besar peserta PRB merupakan pasien berusia lanjut dan tidak terlalu mahir dalam menggunakan perangkat elektronik. Sehingga, apakah memungkinkan layanan telemedicine dapat dikembangkan untuk pasien PRB? Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memetakan permasalahan dan kebutuhan pengembangan telemedicine bagi peserta PRB dan menyusun prototype telemedicine untuk peserta PRB. Metode penelitian ini merupakan penelitian kualitatif berupa telaah regulasi dan wawancara mendalam. Penelitian ini menunjukkan bahwa telemedicine untuk pasien PRB dapat dikembangkan untuk menghindari penularan Covid-19 pada pasien kronis yang berisiko tinggi dan pelayanan telemedicine berpotensi untuk dapat terus dimanfaatkan setelah pandemi berakhir karena penggunaan telemedicine akan sangat membantu bagi pasien yang jauh dari fasilitas kesehatan atau pasien yang memiliki keterbatasan waktu untuk mengakses fasilitas kesehatan. Permasalahan utama dalam pengembangan layanan telemedicine pasien PRB yang dirasakan oleh user adalah pelaksanaan pemeriksaan fisik dan penunjang serta memastikan hasil pemeriksaan akurat, validasi data dokter dan pasien, pencatatan rekam medis secara online dan penyimpanan data yang aman, mekanisme penjelasan obat secara detail ke pasien dan mekanisme pemberian obat sehingga pasien tidak perlu datang ke faskes, monitoring kondisi pasien kronis secara berkala, pasien lansia yang tidak familiar dengan teknologi terkinidan hilangnya aspek sentuhan dan interaksi manusia dalam pelayanan telemedicine. Solusi terhadap permasalahan tersebut, menjadi dasar pengembangan desain prototype telemedicine pasien PRB, yaitu menambahkan fitur voice & video call untuk mempermudah dokter melakukan pemeriksaan fisik secara virtual disertakan dengan petunjuk pemeriksaan fisik secara virtual, proses validasi data dokter dan pasien saat mengakses layanan telemedicine dan menampilkan STR & SIP dokter dalam aplikasi telemedicine yang dilengkapi dengan link validasi data di Konsil Kedokteran Indonesia, sistem telemedicine yang berbasis pada fasilitas kesehatan, sehingga data rekam medis pasien tersimpan di faskes, resep obat dilengkapi dengan penjelasan cara penggunaan obat dan fitur pengantaran obat ke rumah dengan bekerjasama dengan jasa penagntaran, menambahkan fitur monitoring kondisi pasien secara berkala, menyederhanakan fitur telemedicine dengan langkah-langkah yang mudah dipahami dan mengadakan admin asistensi untuk mengarahkan pasien lansia., menambahkan fitur voice& video call dalam telemedicine disertai dengan SOP bagi dokter untuk memastikan aspek humanisme menjadi sentral dalam pelayanan telemedicine. Berdasarkan hasil uji kelayakan aplikasi didapatkan bahwa user pasien dan dokter menganggap bahwa desain aplikasi menarik, mudah untuk diingat, terhindar dari kesahalan dan aman digunakan, mudah untuk dioperasikan, efisien dalam memberikan dan mendapatkan pelayanan kesehatan dan user puas dengan aplikasi telemedicine
Read More
T-6098
Depok : FKM-UI, 2021
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Chintya Putri Erlianti; Pembimbing: Indang Trihandini; Penguji: Milla Herdayati, Ria Maria Theresa
S-10344
Depok : FKM UI, 2020
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Avivah Gusti Rahma; Pembimbing: Mardiati Nadjib; Penguji: Atik Nurwahyuni, Erika Verayanti
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai input, proses dan output dari program Prolanis. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dan kuantitatif deskriptif dengan menggunakan metode wawancara mendalam, observasi dan telaah dokumen. Hasil penelitian menunjukkan peserta prolanis memiliki pengetahuan dan persepsi baik mengenai Prolanis, jarak dan dukungan bukan menjadi penghambat untuk mengikuti kegiatan Prolanis. Kemudian, klinik mempunyai sumber daya manusia, sumber daya keuangan dan fasilitas yang cukup, serta memahami kebijakan yang sedang diterapkan. Namun, klinik belum memiliki SOP (Standar Operasional Prosedur) dan kegiatan edukasi dan Home Visit masih belum rutin dilaksanakan. Output pada kegiatan Prolanis menunjukkan semua peserta mengalami peningkatan pada kondisi kesehatannya, hanya saja hasil pemeriksaan peserta PPDM masih jauh dari tujuan Prolanis yaitu 75% peserta memiliki kondisi baik.
Read More
S-10110
Depok : FKM-UI, 2019
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Ni Nyoman Diah Redyardani Sutantri; Pembinbing: Dumilah Ayuningtyas; Penguji: Adang Bachtiar, Vetty Yulianty Permanasari
Abstrak:
Kesehatan merupakan hak setiap individu untuk mau dan mampu hidup sehat, serta memanfaatkan pelayanan kesehatan. Ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan tentu saja menyumbang salah satu faktor keberhasilan dalam pemerataan pelayanan kesehatan di Indonesia. Pelayanan terapi pengganti ginjal (TPG) di Indonesia juga menghadapi tantangan dari segi pemerataan pelayanan. Permintaan pelayanan dialisis meningkat seiring dengan meningkatnya kejadian Penyakit Ginjal Kronis. Pemerintah melalui Peraturan Menteri Kesehatan (PMK) No. 8 tahun 2022 mengatur agar pasien dengan penyakit ginjal kronis stadium akhir mendapat terapi pengganti ginjal yang merata. Upaya pemerataan pelayanan dialisis ini salah satunya adalah dengan mulai memanfaatkan pelayanan CAPD maka RSUD Kota Bogor perlu melakukan persiapan pelayanan CAPD di instalasi hemodialisa. . Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis kesiapan dan upaya penyelenggaraan pelayanan CAPD di RSUD Kota Bogor. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif analitik yang digunakan untuk mengkaji lebih dalam mengenai persiapan dan kesiapan RSUD Kota Bogor dalam memberikan pelayanan CAPD. Sebagian besar instrumen penilaian kesiapan pelayanan CAPD di RSUD Kota Bogor berdasarkan PMK no.8 tahun 2022 telah terpenuhi, yaitu sebesasr 81%, namun masih perlu penyiapan sarana dan prasarana serta berkas SPO yang belum terpenuhi agar pelayanan CAPD dapat berjalan. Dengan terpenuhinya persyaratan tersebut maka RSUD Kota Bogor siap memberikan pelayanan CAPD.

Health is the right of every individual to want and be able to live healthily, and utilize health services. The availability of health service facilities certainly contributes to one of the success factors in equitable distribution of health services in Indonesia. Kidney replacement therapy (TPG) services in Indonesia also face challenges in terms of equitable distribution of services. The demand for dialysis services is increasing along with the increasing incidence of Chronic Kidney Disease. The government through Minister of Health Regulation (PMK) No. 8 of 2022 stipulates that patients with end-stage chronic kidney disease receive kidney replacement therapy that is evenly distributed. One of the efforts to equalize dialysis services is by starting to utilize CAPD services, so the Bogor City Hospital needs to prepare for CAPD services at the hemodialysis installation. . The purpose of this study was to analyze the readiness and efforts to provide CAPD services at RSUD Kota Bogor. This type of research is a qualitative research with an analytic descriptive approach that is used to examine more deeply the preparation and readiness of Bogor City Hospital in providing CAPD services. Most of the CAPD service readiness assessment instruments at Bogor City Hospital based on PMK no. 8 of 2022 have been fulfilled, which is 81%, but it is still necessary to prepare facilities and infrastructure as well as SPO files that have not been fulfilled so that CAPD services can run. With the fulfillment of these requirements, Bogor City Hospital is ready to provide CAPD services.
Read More
B-2378
Depok : FKM-UI, 2023
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive