Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 29 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Fauzan Budi Prasetya; Pembimbing: Putri Bungsu; Penguji: Ratna Djuwita Hatma, Uswatun Hasanah
Abstrak: Diabetes adalah salah satu penyebab kematian tertinggi di dunia. Indonesia merupakansalah satu negara dengan angka diabetes tertinggi. Aktivitas fisik merupakan salah satufaktor risiko penyakit diabetes yang dapat dimodifikasi. Penelitian ini bertujuan untukmengetahui kuatnya hubungan aktivitas fisik pada berbagai tingkat dengan penyakitdiabetes setelah dikontrol oleh variabel confounding. Penelitian ini merupakan analisislanjut Indonesian Family Life Survey Tahun 2014 (IFLS 2014). Metodologi penelitianyang digunakan dalam penelitian ini adalah cross-sectional dengan uji multivariat.Setelah dikontrol oleh variabel tempat tinggal, aktivitas fisik sedang (OR = 1,62 CI 95%:1,21 - 2,18) dan aktivitas fisik rendah (OR = 1,94 CI 95% = 1,47 - 2,56) lebih berisikodibandingkan aktivitas fisik tinggi untuk penyakit diabetes. Intervensi yang dapatdilakukan antara lain sinergitas antar lembaga seperti kementerian dan lembagapemerintah, lembaga swasta, non-profit, dan BPJS Kesehatan untuk program optimalisasiprogram aktivitas fisik yang sesuai dengan gaya hidup masyarakat urban sertameningkatkan fasilitas pendukung yang memadai untuk beraktivitas fisik tingkat sedanghingga berat di area perkotaan.Kata kunci:Diabetes, aktivitas fisik, IFLS 2014, cross-sectional
Diabetes is one of the leading death causes in the world. Indonesia is one of the highestrates of death caused by diabetes. Physical activity is one of the modifiable diabetes riskfactors. This study focuses on understanding association of physical activity in differencelevels and diabetes after being controlled by confounding variables. This study is ananalysis of Indonesian Family Life Survey Tahun 2014 (IFLS 2014). Researchmethodology in this study is cross-sectional with multivariate analysis. After beingcontrolled by residential area variable, moderate physical activity (OR = 1,62 CI 95%1,21 - 2,18) and low physical activity (OR = 1,94 CI 95% = 1,47 - 2,56) have higher riskcompared to high physical activity for diabetes. Health interventions that are feasible tobe executed are synergy between all departments and government bodies, the privatesector, non-profit, and BPJS Kesehatan (National Health Insurance) for optimization ofphysical activity program that is suitable for urban lifestyle and encouraging adequateinfrastructures and facilities for people in urban areas to be able to do moderate until highphysical activity.Key words:Diabetes, physical acitivity, IFLS 2014, cross-sectiona.
Read More
S-10232
Depok : FKM UI, 2019
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Rizqy Fauzia Ahsani; Pembimbing: Putri Bungsu; Penguji: Helda, Rofingatul Mubasyiroh
Abstrak: Tumor secara umum berarti benjolan yang disebabkan pertumbuhan sel abnormal dalam tubuh. Tumor payudara dapat menjadi faktor risiko kanker payudara yang merupakan kanker yang tersering terjadi pada perempuan. Kejadian tumor payudara meningkat setiap tahunnya di Indonesia. Saat ini, tumor payudara tidak hanya menyerang pada usia lanjut, namun juga usia muda. Beberapa penelitian menunjukkan faktor reproduksi berhubungan dengan tumor payudara. Maka dari itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan riwayat reproduksi dengan kejadian tumor payudara pada perempuan usia muda di Indonesia tahun 2016. Penelitian ini menggunakan desain studi cross setional menggunakan data sekunder dari Riset PTM 2016. Sampel penelitian berjumlah 14.891 responden usia di bawah 40 tahun dalam Riset PTM yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Variabel yang diteliti dalam penelitian ini yaitu variabel independen yang terdiri dari usia menarche, usia pertama melahirkan, status kawin, riwayat menyusui, riwayat penggunaan kontrasepsi hormonal; dan variabel dependen yaitu kejadian tumor payudara. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan usia menarche (OR=1,294), status perkawinan (OR=1,568), usia pertama melahirkan (OR=1,570), riwayat menyusui (OR=1,422), dan riwayat kontrasepsi (OR=0,721) dengan kejadian tumor payudara pada perempuan usia muda di Indonesia. Hal tersebut dapat dipengaruhi karena peranan hormon reproduksi estrogen dan progesteron. Perlu dilakuakn pencegahan pada riwayar reproduksi untuk mencegah tumor payudara.
Kata kunci: tumor payudara, riwayat reproduksi, hormonal, estrogen, cross-sectional

Neoplasm or tumor generally means an abnormal cell growth in the body. Breast tumors can be a risk factor for breast cancer which is the most common cancer in women. The incindence increases every year in Indonesia. At present, breast tumors do not only attack the elderly, but also at young age. Some studies show factors associated with breast tumors. Therefore, this study aimed to study the association of the reproductive history with tumor incidence in young women in Indonesia in 2016. This study used a crosssectional study design using secondary data from the Riset PTM 2016 (Noncommunicable Disease Research 2016). The sample was 14,891 respondents aged under 40 years who meet the inclusion and exclusion criteria. The variables used in this study were independent variables consisting of age of menarche, age of first birth, marital status, breasfeeding history, the use of hormonal contraception; and the dependent variable is the incidence of breast tumors. The results showed an association between menarche age (OR = 1,294), marital status (OR = 1,568), age of first birth (OR = 1,570), breasteeding history (OR = 1,422), and the use of hormonal contraception (OR = 0,721) with breast tumors in young women in Indonesia This can be caused by the role of estrogen and progesterone reproductive hormones that result excessive proliferation.
Keywords: breast tumors, reproductive history, hormones, estrogen, cross-sectional
Read More
S-9900
Depok : FKM UI, 2019
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Septiana Lazasniti; Pembimbing: Putri Bungsu; Penguji: Soedarto Ronoatmodjo, Muhamad Yusuf
Abstrak: Persentase persalinan bedah sesar di Indonesia mengalami peningkatan pada tahun 2012-2017 dari 12% menjadi 17%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tren jumlah fasilitas pelayanan kesehatan, tenaga kesehatan, dan persalinan bedah sesar di Indonesia tahun 2007-2017 serta faktor yang memengaruhi persalinan bedah sesar di Indonesia tahun 2017. Penelitian dilakukan dengan desain cross sectional menggunakan data sekunder Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) dan Profil Kesehatan Indonesia tahun 2007, 2012, dan 2017. Analisis data yang digunakan adalah univariat, bivariat, dan multivariat menggunakan uji Chi-Square dan Regresi Logistik Sederhana. Hasil penelitian menunjukkan tren jumlah fasilitas pelayanan kesehatan, tenaga kesehatan, dan persalinan bedah sesar di Indonesia pada tahun 2007-2017 mengalami peningkatan. Hasil analisis didapatkan faktor confounding yaitu paritas dan jarak kelahiran. Kekuatan hubungan faktor yang memengaruhi persalinan bedah sesar di Indonesia pada tahun 2017 yaitu penolong persalinan adalah tenaga kesehatan spesialis (OR= 8,54), kehamilan kembar (OR= 2,48), kunjungan ANC ≥4 kali (OR= 1,51), indeks kepemilikan tinggi atau kuintil 4 dan 5 (OR= 1,20), tempat tinggal di perkotaan (OR= 1,13), indeks kepemilikan rendah atau kuintil 1 dan 2 (OR= 0,80), tempat persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan swasta (OR= 0,79), dan pemeriksa ANC oleh bukan tenaga kesehatan (OR= 0,37). Pilihan persalinan melalui bedah sesar perlu dipertimbangkan lagi berdasarkan faktor risikonya.
Read More
S-9950
Depok : FKM UI, 2019
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Lia Hapsari Andayani; Pembimbing: Putri Bungsu; Penguji: Nurhayati Adnan, Renti Mahkota, Abdul Gani Soulissa, Nikson Sitorus
Abstrak:

ABSTRAK Nama : Lia Hapsari Andayani NPM : 1506784984 Program Studi : Epidemiologi Komunitas Judul : Determinan Kejadian Penyakit Periodontal Pada Masa Kehamilan di Indonesia Tahun 2013 (Analisis Data Riskesdas 2013) Perubahan hormonal yang terjadi pada seorang wanita pada masa kehamilan dapat mempengaruhi kesehatan jaringan periodontal. Peningkatan kadar estrogen dan progesteron mengubah komposisi bakteri, permeabilitas pembuluh darah, dan kondisi fisiologi jaringan periodontal, sehingga wanita hamil rentan mengalami penyakit periodontal. Penyakit periodontal dapat menyebabkan tanggalnya gigi, komplikasi kehamilan, dan peningkatan risiko penyakit sistemik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan faktor sosial demografi, faktor kehamilan, faktor perilaku kesehatan gigi dan mulut, serta faktor lokal terhadap kejadian penyakit periodontal pada masa kehamilan di Indonesia tahun 2013. Desain penelitian yang digunakan adalah potong lintang. Sebanyak 1733 wanita hamil diambil sebagai sampel dari data Riskesdas tahun 2013. Uji statistik menggunakan regresi logistik ganda. Prevalensi penyakit periodontal pada masa kehamilan di Indonesia sebesar 4,4%. Faktor lokal yang mempengaruhi terjadinya penyakit periodontal pada masa kehamilan adalah karang gigi (POR 4,297; 95%CI : 2,047 – 9,023) dan gigi berjejal (POR 2,126 ; 95%CI :1,232 – 3,669). Faktor perilaku kesehatan gigi dan mulut yang mempengaruhi terjadinya penyakit periodontal pada masa kehamilan adalah frekuensi menyikat gigi (POR 2,543; 95%CI : 1,041 – 6,210). Tenaga medis harus berkerja sama dan merumuskan kebijakan mengenai perawatan kesehatan gigi dan mulut selama masa kehamilan. Penyuluhan tentang konsep menyikat gigi yang baik, serta keamanan tindakan pembersihan karang gigi selama masa kehamilan sangat diperlukan. Kata kunci : penyakit periodontal, kehamilan, karang gigi


ABSTRACT Name : Lia Hapsari Andayani Student Num : 1506784984 Program : Epidemiology Tittle : Determinants For Peridontal Disease in Pregnancy in Indonesia 2013 (Riskesdas 2013 Data Analysis) Hormonal changes that occur in a woman during pregnancy can affect the health of periodontal tissue. Elevated levels of estrogen and progesterone alter bacterial composition, permeability of blood vessels, and periodontal tissue’s condition so that pregnant women are susceptible to periodontal disease. Periodontal disease may cause tooth loss, adverse pregnancy outcomes, and increased risk of systemic disease. This study aims to determine the relationship of socio-demographic, pregnancy, oral health behavior and local factors with periodontal disease during pregnancy in Indonesia in 2013. This is a cross-sectional study involved 1733 pregnant women that was retrieved from Riskesdas 2013 data. Statistical test using multiple logistic regression. Periodontal disease was present in 4,4% pregnant women. Local factors that affect the occurrence of periodontal disease during pregnancy are calculus (POR 4,297; 95%CI : 2,047 – 9,023) and tooth crowding (POR 2,126 ; 95%CI :1,232 – 3,669). Dental and oral health behavior factor that affect the occurrence of periodontal disease during pregnancy is toothbrushing frequency (POR 2,543; 95%CI : 1,041 – 6,210). It is necessary to build good cooperation between medical professionals and dentists to provide oral health service during ante natal care. Introducing the right toothbrushing concept and the safety of calculus removal during pregnancy is recomended. Keyword :  periodontal disease, pregnancy, calculus

Read More
T-4892
Depok : FKM-UI, 2017
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Rosa Nora Lina; Pembimbing: Putri Bungsu; Penguji:Tri Yunis Miko Wahyono, Renti Mahkota, Karina Widowati, Savaaart Hutagalung
Abstrak: WHO melaporkan bahwa setiap hari lebih dari 7.200 bayi lahir mati dan memperkirakan lebih dari 9 juta bayi meninggal sebelum lahir atau pada minggu pertama kehidupannya (periode perinatal). Kematian perinatal adalah kematian bayi pada usia kehamilan 28 minggu atau lebih ditambah dengan kematian bayi usia 0-7 hari (neonatal dini). Penurunan angka kematian perinatal sangat ditentukan oleh penatalaksanaan kesehatan ibu pada saat kehamilan, menjelang persalinan dan setelah persalinan. Salah satu upaya dalam menurunkan angka kematian perinatal adalah dengan upaya menurunkan angka komplikasi kehamilan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara komplikasi kehamilan dengan kematian perinatal di Indonesia tahun 2007-2014 berdasarkan data IFLS V 2014 dan desain studi dalam penelitian ini menggunakan cross sectional. Populasi pada penelitian ini bayi yang lahir hidup dan bayi yang mengalami kematian selama periode perinatal yang merupakan anak terakhir pada persalinan tunggal total 2.245 responden. Hasil analisis multivariat dengan regresi logistik, setelah dikontrol oleh variabel tinggi badan, riwayat kematian perinatal, riwayat kunjungan ANC, kebiasaan merokok, usia lahir serta dikontrol pula oleh interaksi riwayat kematian perinatal dengan komplikasi kehamilan, bahwa ibu dengan komplikasi kehamilan dan memiliki riwayat kematian perinatal didapatkan nilai OR 7,85, ibu dengan tidak komplikasi kehamilan dan memiliki riwayat kematian perinatal berisiko mengalami kematian perinatal didapatkan nilai OR 10,66. Pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa riwayat kematian perinatal mempunyai peranan yang sangat besar pada kematian perinatal. Diharapkan pemerintah dalam penguatan buku kesehatan ibu dan anak (Buku KIA). Kata kunci: Komplikasi Kehamilan, Kematian Perinatal, IFLS 5 WHO reported that everyday more than 7,200 babies are stillbirth and estimated more than 9 million die before birth or in the first week of life (perinatal period). Perinatal mortality is infant mortality at 28 weeks or more of gestation added with the infant mortality at the age of 0-7 days (early neonatal). Decrease in perinatal mortality is largely determined by the management of maternal health at the time of pregnancy, before labor and after delivery. One effort to reduce perinatal mortality is by reducing the rate of pregnancy complications. This study aims to determine the relationship of pregnancy complications with perinatal mortality in Indonesia in 2007-1014 using IFLS V 2014 secondary data. The study design in this study used cross sectional. Population in this study was live-birth infants; infants who died during the perinatal period and who are also the last child from the single labor with total 2,245 respondents. The results using multivariate analysis with logistic regression and controlled by height variable, perinatal death history, history of ANC visit, smoking habit, birth age and interaction history of perinatal death with pregnancy complication showed that mother with pregnancy complication and history of perinatal death has OR 7.85. While mothers with no complication of pregnancy and had a history of perinatal death at risk of perinatal mortality has OR 10.66. This study showed that the history of perinatal death has an important role in perinatal death. The government is expected to strengthen the application of maternal and child health book (KIA Book). Key words: Pregnancy Complications, Perinatal Mortality, IFLS 5
Read More
T-5078
Depok : FKM-UI, 2017
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Rizka Lidya Savitri; Pembimbing: Putri Bungsu; Penguji: Helda, Rohmawati
S-9602
Depok : FKM UI, 2018
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Yosephine Emilia Regina; Pembimbing: Putri Bungsu; Penguji: Trisari Anggondowati, Gertrudis Tandy
Abstrak: Latar belakang: Pneumonia adalah salah satu penyebab terbesar kematian balita di Indonesia dengan angka kematian 2.200 balita tiap harinya. Imunisasi Pneumococcal Conjugate Vaccine (PCV) merupakan upaya pencegahan paling efektif terhadap pneumonia pada anak. Sejak diperkenalkan pada 2017 di Lombok dan 2019 di Bangka Belitung, imunisasi PCV telah diperluas secara bertahap ke beberapa provinsi dan resmi dimasukkan ke program imunisasi rutin nasional pada September 2022. Akan tetapi, hingga akhir 2023, cakupan imunisasi PCV lengkap pada anak di Indonesia baru mencapai 62,7%, jauh di bawah target nasional (100%). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara faktor pendukung, pendorong, dan pemungkin dengan status kelengkapan imunisasi PCV pada anak usia 12-23 bulan di Indonesia. Metode: Studi ini menggunakan desain cross-sectional dengan total sampling diperoleh 9.675 anak usia 12–23 bulan yang menjadi responden SKI 2023. Analisis dilakukan secara univariat dan bivariat menggunakan uji Chi-square dan regresi logistik sederhana. Hasil: Cakupan imunisasi PCV lengkap nasional pada anak usia 12-23 bulan adalah 32,1%. Faktor yang signifikan berasosiasi dengan kelengkapan imunisasi PCV meliputi memiliki akses ke fasilitas kesehatan yang mudah (OR = 7,71; 95% CI = 5,54-10,73), berstatus imunisasi dasar lengkap (OR = 5,87; 95% CI = 5,29-6,51), tinggal di Kep. Sunda Kecil (OR = 2,69; 95% CI = 2,03-3,56), lahir ditolong oleh tenaga kesehatan (OR = 2,62; 95% CI = 1,23-5,58), memiliki catatan imunisasi (OR = 2,18; 95% CI = 1,92-2,47), dan dilahirkan di fasilitas kesehatan (OR = 2,13; 95% CI: 1,76–2,60). Kesimpulan: Besarnya nilai odds pada anak yang memiliki akses ke fasilitas kesehatan yang mudah menyiratkan bahwa pemerintah masing-masing daerah perlu mengurangi kesenjangan akses ke layanan kesehatan seperti menambah infrastruktur kesehatan di daerah dengan akses sulit dan menyediakan subsidi transportasi atau layanan imunisasi keliling bagi masyarakat dari daerah yang sulit dijangkau.
Background: Pneumonia is one of the biggest causes of under-five deaths in Indonesia with 2,200 under-five deaths per day. Pneumococcal Conjugate Vaccine (PCV) immunization is the most effective preventive measure against childhood pneumonia. Since its introduction in 2017 in Lombok and 2019 in Bangka Belitung, PCV immunization has been gradually expanded to several provinces and was officially included in the national routine immunization program in September 2022. However, by the end of 2023, complete PCV immunization coverage among children in Indonesia will only reach 62.7%, far below the national target (100%). This study aimed to analyze the association between predisposing, reinforcing, and enabling factors with PCV immunization completeness among children aged 12-23 months in Indonesia. Methods: This study used a cross-sectional design with total sampling obtained 9,675 children aged 12-23 months who were respondents of SKI 2023. Univariate and bivariate analyses were conducted using the Chi-square test and simple logistic regression. Results: The national complete PCV immunization coverage in children aged 12-23 months was 32.1%. Factors significantly associated with PCV immunization completeness are having easy access to health facilities (OR = 7.71; 95% CI = 5.54-10.73), having complete basic immunization status (OR = 5.87; 95% CI = 5.29-6.51), living in Lesser Sunda Island (OR = 2.69; 95% CI = 2.03-3.56), was born assisted by a health worker (OR = 2.62; 95% CI = 1.23-5.58), had an immunization record (OR = 2.18; 95% CI = 1.92-2.47), and was born in a health facility (OR = 2.13; 95% CI: 1.76-2.60). Conclusion: The large odds ratio for children with easy access to health facilities implies that each local government needs to reduce disparities in access to health services such as adding health infrastructure in areas with difficult access and providing transportation subsidies or mobile immunization services for people from hard-to-reach areas.
Read More
S-11824
Depok : FKM UI, 2025
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Asmanadia Hidayat; Pembimbing: Putri Bungsu; Penguji: Mondastri Korib Sudaryo, Sarikasih Harefa
Abstrak: Wanita Pekerja Seksual Langsung (WPSL) merupakan salah satu kelompok populasi kunci yang paling berisiko untuk tertular dan menularkan virus HIV. Prevalensi HIV pada WPSL meningkat pada tahun 2015 dibandingkan dengan tahun 2013. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan status HIV pada WPSL di 16 Kabupaten/Kota di Indonesia tahun 2015. Desain penelitian ini adalah Cross Sectional. Penelitian ini menggunakan data sekunder dari Survey Terpadu Biologis dan Perilaku (STBP) tahun 2015. Sampel penelitian ini merupakan Wanita Pekerja Seksual (WPSL) berumur 15 tahun atau lebih yang telah berhubungan seksual komersial dengan paling tidak 1 pelanggan dalam 1 bulan terakhir. Hasil penelitian diperoleh WPSL dengan status HIV (+) sebesar 8,6 %. Variabel yang berhubungan secara statistik yaitu riwayat riwayat penggunaan napza suntik (OR 5,449, 95% CI 1,624 - 18,285) dan riwayat gejala IMS (OR 1,579, 95% CI 1,148 - 2,172). Oleh karena itu, program pencegahan HIV AIDS perlu terus ditingkatkan bagi kelompok wanita pekerja seksual untuk mencegah penularan virus HIV melalui penggunaan jarum suntik dan transmisi seksual. Kata kunci: Wanita Pekerja Seksual Langsung (WPSL), status HIV, faktor risiko
Read More
S-10007
Depok : FKM-UI, 2019
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Tiffany Nurachmania; Pembimbing: Putri Bungsu; Penguji: Rizka Maulida, Sri Idaiani
Abstrak: Depresi postpartum merupakan kondisi gangguan kecemasan yang terjadi pada 25% hingga 80% ibu sehingga mampu melumpuhkan kemampuan ibu dalam merawat anak pasca melahirkan tetapi, salah satu kasus yang paling umum terjadi pada ibu melahirkan ini sebenarnya dapat dicegah. Masalah gangguan kejiwaan ini terjadi setelah 4 minggu postpartum dan ditandai dengan gejala kondisi mood atau perasaan sedih yang diikuti dengan kehilangan minat terhadap aktivitas, insomnia, penurunan berat badan, retardasi psikomotor, kehilangan tenaga, perasaan bersalah yang mendalam hingga pikiran tentang kematian. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi gambaran kejadian depresi postpartum pada ibu dalam forum ibu dan anak di Jakarta. Jenis penelitian ini adalah penelitian deksriptif dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilaksanakan di Kota DKI Jakarta dengan memanfaatkan forum ibu dan anak online yang berisi ibu dengan keingintahuan dan pengalaman terkait depresi postpartum yang dialaminya. Responden dalam penelitian ini sebanyak 73 ibu dengan kriteria masa pasca persalinan 4 minggu (1 bulan) hingga 12 bulan. Hasil analisis menunjukan kasus depresi postpartum sebesar 67,1% dan tidak depresi sebesar 32,9% dengan karakteristik usia risiko rendah, pendidikan tinggi, status paritas primpara, berlokasi tempat tinggal khususnya di Jakarta Timur, berstatus ekonomi tinggi, bekerja sebelum melahirkan dan setelah melahirkan, tidak memiliki jaminan kesehatan, tingkat dukungan sosial rendah, menjalani 2 kali kehamilan, memiliki status kehamilan yang tidak diinginkan atau tidak direncanakan, riwayat kunjungan Antenatal Care (K1-K4) lengkap, tidak pernah mengikuti kelas ibu hamil, mengalami komplikasi kehamilan, metode melahirkan caesar atau dengan bantuan alat, status anak terakhir adalah anak ketiga, berat badan bayi lahir rendah <2500gr, tidak melakukan Insiasi Menyusui Dini (IMD) dan metode pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara tidak langsung. Kata Kunci : Depresi Postpartum, Gambaran Kejadian, Forum ibu dan anak; EPDS; DKI Jakarta.
Read More
S-10043
Depok : FKM-UI, 2019
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Prillia Syafira Liani; Pembimbing: Putri Bungsu; Penguji: Helda, Edi Supriyatna
S-9960
Depok : FKM-UI, 2019
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive