Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 11 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Fijra Tamriz Syamlan; Pembimbing: Puput Oktamianti; Penguji: Dumilah Ayuningtyas, Deksa Presiana
Abstrak: Tingginya beban ekonomi yang harus ditanggung negara akibat membiayai pengobatan penyakit tidak menular menyebabkan suatu negara harus bertindak tegas. Salah satu pemicu penyakit tidak menular yang popular di berbagai belahan dunia adalah konsumsi gula berlebih yang berujung pada kelebihan berat badan dan obesitas. Meskipun sudah ada beberapa upaya yang mengatur pembatasan konsumsi gula, namun, konsumsi gula masih tinggi. Maka, diperlukan instrumen yang lebih kuat untuk mengatur konsumsi masyarakat, yakni melalui cukai. Di Asia Tenggara, beberapa negara sudah menerapkan kebijakan ini, namun, sejauh ini Indonesia masih dalam tahap pembahasan. Penelitian ini bertujuan unruk mendapatkan gambaran dampak penerapan kebijakan cukai pada produk SSB di negara-negara di Asia Tenggara yang sudah menerapkan kebijakan ini sehingga dapat diketahui bagaimana justifikasi dan mekanisme kebijakan ini dapat diterapkan di Indonesia apabila ingin diterapkan. Penelitian ini merupakan studi kualitatif dengan menggunakan metode scoping review dengan basis data PubMed, PMC, dan Google Scholar. Pendekatan Input Process Output (IPO) juga dilakukan agar penelitian yang dilakukan terarah. Hasil pencarian hanya menunjukkan data dari Filipina. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kenaikan harga sebesar 6 PHP atau 13,3% per liter pada minuman kola reguler, didapatkan penurunan konsumsi sampai dengan 18,75% pada masyarakat Filipina. Penurunan konsumsi terbesar terjadi pada tiga kuintil terbawah, yakni mereka yang berpendapatan rendah. Dari hasil yang didapat, dibuat sebuah model simulasi pengenaan cukai terhadap produk Sugar Sweetened Beverages (SSB) di Indonesia dan melihat dampak positif kesehatan yang terjadi seperti penghematan pengeluaran masyarakat untuk biaya out-of-pocket atas penyakit yang diderita dan pengeluaran belanja kesehatan dari pemerintah dalam menanggung beban penyakit, adapun dampak negatif yang terjadi adalah pada bidang industri dimana terjadi kerugian ekonomi pada para pelaku usaha secara jangka pendek sampai menengah. Peneliti menyimpulkan bahwa kebijakan ini dapat diterapkan di Indonesia dan bahwa dampak positif yang terjadi lebih besar dibandingkan dampak negatif yang dihasilkan. Beberapa hal yang diusulkan dari penelitian ini antara lain ialah mengadopsi kebijakan yang diusulkan dengan memperhatikan beberapa poin tertentu agar tidak merugikan pelaku usaha menengah kebawah serta mengoptimalisasi regulasi yang telah ada.
Read More
S-10117
Depok : FKM-UI, 2019
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Ainy Suchianti; Pembimbing: Fatmah; Penguji: Kusharisupeni Djokosujono, Deksa Presiana
Abstrak: Penelitian ini merupakan studi ekperimental yang bertujuan untuk melihat pengaruh pencantuman desain label gizi Front-Of-Package Traffic Light FOP-TL terhadap daya terima dan pemahaman. Data yang dikumpulkan meliputi data karakteristik subjek umur, pendidikan, pendapatan, berat badan, tinggi badan, IMT, dan tekanan darah, pengetahuan gizi dan kesehatan, perilaku membaca label informasi nilai gizi, serta pemahaman label gizi dan daya tarik. Desain penelitian yang digunakan adalah quasi ekperimen dengan waktu 3 minggu. Sample dipilih dengan menggunakan purposive sampling, dimana kelompok kontrol n = 11 diberikan label informasi nilai gizi dan kelompok intervensi n = 10 diberikan label FOP-TL. Pada minggu pertama subjek diberikan pre-test mengenai label gizi dengan bantuan dummy untuk mengetahui pemahaman label informasi nilai gizi. Pada minggu kedua diberikan edukasi berupa booklet dan dummy yang berbeda sesuai dengan kelompok, kemudian pada minggu ketiga diberikan post-test dan diukur daya terima label gizi pada kedua kelompok. Hasil dari penelitian ini menunjukan terdapat perbedaan signifikan pada peningkatan pemahaman antara kelompok kontrol dan intervensi.
 

This research is an experimental study which aims to identify the effect of inclusioning the nutrition labelling Front Of Package Traffic Light FOP TLs design towards acceptability and understanding. Collected data includes subject characteristics data age, education, income, weight, height, BMI, and blood pressure, knowledge of health and nutrition, and behavior of reading nutrition fact labels, also understanding towards nutrition label and acceptability. This research uses quasi experiment design which held for 3 weeks. Samples of this experiment are choosen by purposive sampling in which the control group n 11 were given nutrition fact label and the intervension group n 10 were given FOP TL. On the first week of intervension, understanding of nutrition fact label were assessed with the help of dummy. On the second week subjects were given booklet and dummy which dependened on the group to educate them. On the last week subjects were given post test and measured acceptance of nutrition label on both group. The result of this research showed that there was a significant difference on both group in the improvement of understanding.
Read More
S-9728
Depok : FKM-UI, 2018
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Noti Sudahono; pembimbing: Yvonne M. Indrawani; Penguji: Trini Sudiarti, Deksa Presiana
S-8272
Depok : FKM-UI, 2014
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Santosa Aji Nurcahya; Pembimbing: Yvonne M Indrawani; Penguji: Fatmah, Deksa Presiana
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara keterpaparan informasi mengenai iklan pangan, persepsi terhadap produk pangan terkemas,sikap terhadap kesehatan dan label pangan dengan kebiasaan membaca labelpangan pada remaja, jenis kelamin, kemampuan membaca label informasi nilaigizi, pengetahuan tentang gizi dan label pangan dengan kebiasaan membaca labelpangan. Penelitian menggunakan desain studi cross sectional. Sampel diambilsecara proporsional acak sederhana dengan jumlah 137 orang. Penelitian ini dilakukan pada bulan April-Mei 2014 di SMK Ekonomika Depok. Pengumpulan data dilakukan dengan cara pengisian kuesioner mandiri (self administeredquestionnaire). Analisis data yang digunakan adalah univariat dan bivariat dengan menggunakan uji Chi-Square. Hasil analisis univariat menunjukkan tingkat kebiasaan baik dalam membaca label pangan sebanyak 46,7% responden. Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara persepsi terhadap produk pangan terkemas, sikap terhadap kesehatan dan label pangan, keterpaparan informasi mengenai iklan pangan, kemampuan membacalabel informasi nilai gizi dengan kebiasaan membaca label pangan pada remaja. Kata Kunci: Label pangan, Iklan pangan, Remaja, Informasi Nilai Gizi.
Read More
S-8363
Depok : FKM-UI, 2014
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Shaina Nabila; Pembimbing: Siti Arifah Pudjonarti; Penguji: Nurul Dina Rahmawati, Deksa Presiana
Abstrak: Dengan meningkatnya konsumsi SSBs pada remaja di Indonesia termasuk Jakarta, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan konsumsi SSBs pada remaja di Jakarta. Variabel independen yang diteliti meliputi jenis kelamin, aktivitas fisik, pengetahuan tentang SSBs, screen time, uang saku, frekuensi online food ordering, dan status sosioekonomi serta menentukan faktor dominan dari variabel independen. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional. Pengambilan data dilaksanakan pada bulan April 2021 dengan jumlah siswa kelas 10 dan 11 SMAN 99 Jakarta sebanyak 206 siswa. Data dikumpulkan dengan responden mengisi kuesioner online secara mandiri. Data dianalisis secara univariat, bivariat menggunakan analisis chi-square, dan multivariat menggunakan analisis regresi logistik ganda.
Read More
S-10657
Depok : FKM UI, 2021
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Ida Farida; Pembimbing: Dumilah Ayuningtyas; Penguji: Anhari Achadi, Vetty Yulianty, Deksa Presiana
Abstrak: Label pangan memiliki peranan yang penting dalam memengaruhi keputusan konsumen untuk membeli produk pangan. Pemerintah telah menetapkan berbagai kebijakan sebagai upaya menjamin keamanan pangan melalui pencantuman informasi yang benar dan jelas pada label pangan antara lain Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan, Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1999 tentang Label dan Iklan Pangan, dan Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 27 Tahun 2017 tentang Pendaftaran Pangan Olahan. Namun, implementasi kebijakan tersebut belum berjalan optimal dan masih banyak ditemukan pelanggaran label khususnya produk yang dihasilkan oleh Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) pangan. Penelitian ini bertujuan menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi implementasi kebijakan label pangan pada UMKM pangan di Jakarta dan Semarang. Penelitan ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif untuk menggali pandangan stakeholder melalui wawancara mendalam serta fokus grup diskusi (FGD). Dilakukan content analysis untuk menyimpulkan fenomena tematik yang dilengkapi dengan observasi terhadap 12 produk UMKM di Jakarta dan 7 produk UMKM di Semarang sebagai bentuk triangulasi untuk menjaga validitas data. Analisis diperdalam dengan framework implementasi kebijakan Edward III meliputi empat variabel yang mempengaruhi implementasi kebijakan yaitu komunikasi, sumber daya, disposisi, dan struktur birokrasi. Hasil observasi terhadap label UMKM pangan mendapatkan produk yang Tidak Memenuhi Ketentuan (TMK) di Jakarta (91,6%) dan Semarang (85,7%) dengan pelanggaran tertinggi adalah tidak tercantumnya keterangan kode produksi. Rendahnya penerapan kebijakan label pangan antara lain disebabkan kurangnya dukungan pemerintah sehingga membatasi frekuensi sosialisasi, alokasi sumber daya, monitoring dan evaluasi juga memengaruhi koordinasi lintas sektor yang menyebabkan rendahnya keberhasilan program pengawasan dan pembinaan UMKM pangan. Penerapan kebijakan label pangan pada UMKM pangan di Jakarta dan Semarang belum berjalan optimal yang dibuktikan dengan masih tingginya pelanggaran terhadap pencantuman keterangan pada label. Untuk itu, pemerintah diharapkan dapat memperkuat frekuensi komunikasi, alokasi sumber daya, monitoring dan evaluasi serta koordinasi lintas sektor agar proses implementasi kebijakan oleh UMKM pangan baik di Jakarta maupun Semarang dapat berjalan optimal
Read More
T-5485
Depok : FKM UI, 2019
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Maitri Prasetyo; Pembimbing: Fatmah; Penguji: Ratu Ayu Dewi Sartika, Deksa Presiana
S-9673
Depok : FKM-UI, 2018
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Latifah; Pembimbing: Endang Laksminingsih; Penguji: Diah Mulyawati Utari, Triytanti, Deksa Presiana, Cendekia Sri Murwani
Abstrak: Asupan makanan yang tidak mencukupi merupakan salah satu penyebab terjadinya kekurangan gizi pada anak. Penggunaan formula pertumbuhan menjadi salah satu upaya yang dilakukan oleh orangtua untuk membantu mencukupi kebutuhan gizi anak usia 1-3 tahun. Tesis ini mengkaji mengenai kesesuaian kandungan zat gizi pada informasi nilai gizi, kontribusi kecukupan gizi, pelabelan,serta klaim gizi dan kesehatan formula pertumbuhan terhadap peraturan. Penelitian dilakukan dengan desain studi deskriptif. Hasil kajian kesesuaian kandungan energi dan zat gizi makro menunjukkan tingkat kesesuaian tertinggi untuk karbohidrat, sukrosa, dan asam lemak trans (100%), sedangkan terendah asam α-linolenat (60%). Tingkat kesesuaian tertinggi untuk kandungan vitamin adalah vitamin D, E, B2, niasin, dan vitamin B12 (100%), sedangkan paling rendah vitamin K (58%). Tingkat kesesuaian tertinggi untuk kandungan mineral yaitu natrium (100%), sedangkan paling rendah tembaga (68%). Untuk kesesuaian kandungan bahan lain, tingkat kesesuaian tertinggi yaitu karnitin (100%),sedangkan paling rendah DHA (44%). Hasil kajian kontribusi terhadap kecukupan gizi anak menunjukkan rata-rata persentase angka kecukupan gizi (AKG) kandungan zat gizi formula pertumbuhan sebesar 8-75% per saji atau 24-229%per hari. Serat memiliki kontribusi AKG terendah sedangkan kontribusi tertinggi diperoleh dari biotin. Hasil kajian kesesuaian pelabelan menunjukkan tingkat kesesuaian sebesar 100% pada pencantuman tanggal kedaluwarsa, cara penyiapan, dan pernyataan produk tidak cocok untuk bayi. Sedangkan tingkat kesesuaian terendah adalah untuk pencantuman peringatan bahaya yaitu sebesar 2%. Hasil kajian kesesuaian klaim menunjukkan tingkat kesesuaian klaim kandungan zatgizi sebesar 99,5%, klaim perbandingan zat gizi sebesar 100%, dan klaim fungsi zat gizi 62%. Kata kunci:Anak usia 1-3 tahun, formula pertumbuhan, peraturan.
Read More
T-4166
Depok : FKM-UI, 2014
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Hidayati Hasanah; Wachyu Sulistiadi; Penguji: Anhari Achadi, Dumilah Ayuningtyas, Deksa Presiana, Hanes Bertega
Abstrak: Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang paling utama. Aduan konsumen terhadap produk pangan menempati urutan teratas dengan proporsi 44,9%. Sarana ritel yang diperiksa (32.74%) belum menerapkan Cara Ritel Pangan yang Baik (CRPB). Pasar tradisional mempunyai peran strategis dalam pemenuhan pangan segar maupun pangan olahan. Namun kondisi pasar yang tidak terjaga hygiene dan sanitasinya dapat memberi celah terjadinya kontaminasi saat produk dijual oleh pedagang tidak sesuai ketentuan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kinerja implementasi Peraturan Kepala BPOM Nomor 5 Tahun 2015 tentang cara ritel pangan yang baik di pasar tradisional Jakarta, khususnya pada daging dan daging olahan dari aspek penyimpanan dan penyajian/pemajangan. Penelitian dilakukan secara kualitatif, melalui wawancara mendalam, observasi dan telaah dokumen. Kerangka konsep mengacu pada teori Van Metter Van Horn. Ada 10 pasar tradisional di 5 wilayah kotamadya provinsi DKI Jakarta yang menjadi lokasi penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja implementasi kebijakan cara ritel pangan yang baik di pasar tradisional Jakarta pada tahun 2019 belum optimal. Daging dan daging olahan yang dijual oleh pedagang pada tahap penyimpanan dan pemajangan/penyajiannya masih banyak yang belum dilakukan sesuai dengan Peraturan Kepala Badan POM tahun 2015 tentang Pedoman Cara Ritel Pangan yang Baik di Pasar Tradisional. Monitoring dan evaluasi belum optimal, Komunikasi belum optimal, banyak pedagang dan pengelola pasar belum mendapatkan sosialisasi kebijakan ritel pangan. Ukuran dan tujuan kebijakan belum jelas diketahui oleh pedagang ataupun pengelola pasar, sehingga menimbulkan perbedaan persepsi di lapangan. Disposisi pelaksana masih belum optimal (pemahaman,arah penerimaan dan intensitas) karena kurangnya sosialisasi. Karakteristik badan pelaksana belum optimal, masih mengalami kendala dalam fragmentasi tanggung jawab. Anggaran yang tidak dialokasikan khusus, fasilitas kurang, SDM terbatas menyebabkan sumber daya kurang optimal dalam implementasi kebijakan. Lingkungan sosial, ekonomi dan politik juga belum optimal dalam mendukung kebijakan. Harapan kedepannya agar kebijakan disosialisasikan lebih sering, secara berkala. Ketersediaan sumber daya dialokasikan untuk kebijakan ini.
Read More
T-5723
Depok : FKM-UI, 2019
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Riski Agussalim Siregar; Pembimbing: Dien Anshari; Penguji: Evi Martha, Tiara Amelia, Theresia Rhabina Noviandari, Deksa Presiana
Abstrak:

Literasi gizi fungsional menjadi keterampilan dasar dan penting yang dibutuhkan seseorang dan promosi kesehatan di era penyakit akibat masalah gizi semakin meningkat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran determinan sosial dan literasi gizi serta hubungan keduanya pada mahasiswa sarjana Universitas Indonesia tahun angkatan 2018/2019. Desain penelitian menggunakan desain cross sectional, penelitian ini mengambil data dari Studi Literasi Kesehatan 2019 di Universitas Indonesia (n=373). Pengukuran literasi gizi dilakukan menggunakan instrumen The Newest Vital Sign (NVS) berisi 6 pertanyaan mengenai label gizi yang telah diadaptasi. Analisis menggunakan regresi linier berganda dengan literasi gizi fungsional sebagai variabel dependen dan determinan sosial seperti usia, jenis kelamin, suku, uang saku, rumpun keilmuan dan tempat tinggal sebagai variabel independen. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara rumpun keilmuan (p=0,041) dan tempat tinggal (p =0,033) dengan tingkat literasi gizi fungsional mahasiswa Universitas Indonesia, sedangkan usia (p= 0,321), jenis kelamin (p=0,968), suku (p=0,606) dan uang saku (p=0,805) tidak berhubungan dengan tingkat literasi gizi fungsional mahasiswa Universitas Indonesia. Hasil analisis regresi linear berganda menunjukkan hubungan signifikan antara literasi gizi fungsional dengan determinan sosial tempat tinggal (p=0,010) dan Rumpun Ilmu (p-0,038). Hasil ini mengindikasikan hubungan yang lemah antara determinan sosial dan literasi gizi fungsional pada mahasiswa. Dan diperlukan upaya pengembangan edukasi terkait label gizi guna membantu mahasiswa dalam meningkatkan literasi gizi fungsional.


 

Functional nutrition literacy is a basic and important skill needed by a person and health promotion in an era of increasing diseases due to nutritional problems. This study aims to determine the description of social determinants and nutritional literacy and the relationship between the two in undergraduate students at the University of Indonesia class of 2018/2019. The research design used a cross sectional design, this study took data from the 2019 Health Literacy Study at the University of Indonesia (n = 373). Measurement of nutritional literacy was carried out using The Newest Vital Sign (NVS) instrument containing 6 questions regarding adapted nutrition labels. Analysis used multiple linear regression with functional nutrition literacy as the dependent variable and social determinants such as age, gender, ethnicity, pocket money, scientific clump and place of residence as independent variables. The results showed that there was an association between scientific group (p=0.012) and residence (p=0.041) with the level of functional nutrition literacy of Universitas Indonesia students, while age (p=0.321), gender (p=0.968), ethnicity (p=0.606) and pocket money (p=0.805) were not associated with the level of functional nutrition literacy of Universitas Indonesia students. The results of multiple linear regression analysis showed a significant relationship between functional nutrition literacy and social determinants of residence (p=0.010) and Science Group (p-0.038). These results indicate a weak relationship between social determinants and functional nutrition literacy in university students. Efforts are needed to develop education related to nutrition labeling to help students improve functional nutrition literacy.

Read More
T-7203
Depok : FKM UI, 2025
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive