Ditemukan 12080 dokumen yang sesuai dengan query :: Simpan CSV
Reynata Yohana Purba; Pembimbing: Ririn Arminsih Wulandari; Penguji: Laila Fitria, Yulia Fitria Ningrum
Abstrak:
Keracunan makanan menjadi salah satu masalah kesehatan terbesar di Indonesia. Salah satu penyebab kejadian luar biasa keracunan makanan terjadi karena mengkonsumsi makanan olahan katering. Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran higiene dan sanitasi pada proses pengolahan makanan dengan menggunakan pendekatan HACCP. Penelitian dilakukan dengan disain penelitian deskriptif untuk melihat proses pengolahan makanan di Katering “C” dan meneliti kualitas bakteri E. coli pada tiga jenis makanan. Hasil dari penelitian dengan pendekatan HACCP menunjukkan bahwa proses pengolahan makanan masih belum memenuhi standar. Ditemukan juga bakteri E. coli pada jenis makanan ayam balado dan rendang sapi dikarenakan praktik higiene sanitasi makanan yang kurang.
Food poisoning is becoming one of the biggest health problems in Indonesia. One cause of outbreaks of food poisoning occur due to eating processed food catering. This study aims to look at the overview of hygiene and sanitation in food processing by using the HACCP approach. The study was conducted with descriptive research design to see the processing of food in catering "C" and to examine the quality of E. coli bacteria in three types of food. The results of the research show that the HACCP approach to food processing is still not meet the standards. It was also found E. coli bacteria in ayam balado and rendang sapi because of hygiene and sanitation practices due to lack of food.
Read More
Food poisoning is becoming one of the biggest health problems in Indonesia. One cause of outbreaks of food poisoning occur due to eating processed food catering. This study aims to look at the overview of hygiene and sanitation in food processing by using the HACCP approach. The study was conducted with descriptive research design to see the processing of food in catering "C" and to examine the quality of E. coli bacteria in three types of food. The results of the research show that the HACCP approach to food processing is still not meet the standards. It was also found E. coli bacteria in ayam balado and rendang sapi because of hygiene and sanitation practices due to lack of food.
S-9108
Depok : FKM-UI, 2016
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Sischa Andriani Alimin Sihe; Pembmimbing: Umar Fahmi Achmadi; Penguji: Budi Hartono, Laila Fitria, Sofwan, Didi Purnama
Abstrak:
Penelitian ini membahas mengenai analisis kebijakan berbasis fakta lingkungan (suhu, curah hujan, rumah sehat, transportasi/kemacetan, dan kepadatan penduduk) terhadap kasus pneumonia pada balita di Kota Bekasi tahun 2016. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan desain studi ekologi dan menggunakan analisis spasial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kasus pneumonia yang tertinggi berada di Kecamatan Bekasi Utara, Bekasi Barat, dan Jati Asih, suhu rata-rata yang tertinggi berada di bulan oktober yaitu 330C, curah hujan yang paling sering terjadi berada di bulan desember yaitu 3.484mm, cakupan rumah sehat yang tinggi berada di kecamatan Bekasi Utara, Bekasi Barat, Bekasi Timur, Bekasi Selatan, Rawa Lumbu, Jati Asih, dan Pondok Gede, wilayah kecamatan yang dikategorikan tidak macet adalah Jati Asih, Mustika Jaya, dan Bantar Gebang, dan kepadatan penduduk di Kota Bekasi semuanya masuk dalam kategori padat yaitu >200 jiwa/km2. Kebijakan pengendalian pneumonia pada balita di Kota Bekasi dilakukan melalui pendekatan kesehatan masyarakat. Pelaksanaan program dimulai dengan mendefinisikan sasaran masyarakat yang beresiko,beroriantasi pencegahan tanpa melupakan pengobatan, ada unsur keterlibatan masyarakat menyebabkan kerja sama lintas sektor serta pengorganisasian kegiatan Kata kunci: Analisis Spsial, Faktor Lingkungan, Pneumonia Balita, dan Kebijakan Berbasis Fakta Lingkungan Kota Bekasi This study discusses the impact of changes in pneumonia conditions in toddlers in the city of Bekasi in 2016. This research is a descriptive study with ecological study design and using spatial analysis. The results showed that the highest cases of pneumonia were in Bekasi Utara, West Bekasi, and Jati Asih sub-districts, the highest average temperature was in October at 330C, the most frequent rainfall was in December of 3,484mm, healthy people are located in Bekasi Utara, West Bekasi, Bekasi Selatan, Rawa Lumbu, Jati Asih, and Pondok Gede subdistricts which are categorized as nonjammed are Jati Asih, Mustika Jaya, and Bantar Gebang, and population density in Kota Bekasi all fall into the solid category that is> 200 soul / km2. The policy of controlling pneumonia in toddlers in Kota Bekasi is done through a public health approach. Implementation of the program begins by defining the target community at risk, beroriantasi prevention without forgetting treatment, there is an element of community involvement led to cross-sector cooperation and organizing activities Key words: Spatial Analysis, Environmental Factors, Toddler Pneumonia, and Environment-Based Policy Bekasi City
Read More
T-5108
Depok : FKM-UI, 2018
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Hardito Nugroho; Pembimbing: Ririn Arminsih Wulandari; Penguji: Ema Hermawati, Yulia Fitria Nungrum
Abstrak:
Sampah masih menjadi sumber masalah kesehatan dan lingkungan di Indonesia,meskipun sudah dikelola di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST). Salahsatunya masalah penyakit kulit yang banyak diderita oleh pemulung. Pemulungmerupakan salah satu pekerjaan yang berisiko terkena gangguan kulit akibatkontak langsung dengan kondisi lingkungan yang tidak sehat. Data PuskesmasKecamatan Bantargebang tahun 2014 menunjukan bahwa terdapat 1.961kunjungan ke puskesmas dengan keluhan penyakit kulit diantaranya pemulungTPST Bantargebang. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif denganpendekatan cross sectional yang dilakukan dari bulan Februari sampai Juli 2016.Sampel penelitian yang digunakan sebanyak 300 responden. Tujuannya adalahmenganalisis hubungan personal hygiene dan karakteristik individu dengankejadian penyakit kulit. Metode dalam pengambilan data menggunakan kuesionerdan lembar observasi. Data yang diperoleh kemudian dilakukan uji statistikdengan rumus chi square dan t independent. Hasil penelitian menunjukan bahwa62,3% pemulung menderita sakit kulit dan 37,7% pemulung tidak sakit kulit.Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian penyakit kulit pada penelitianini adalah waktu kerja (9,98;4,374-22,774), kebersihan pakaian (9,49;4,693-19,205), dan penggunaan alat pelindung diri (4,32;2,248-8,284). Disarankankepada pemulung TPST Bantargebang untuk menghindari intensitas waktu kerjapada siang hari, lebih memperhatikan perilaku hidup bersih, serta menggunakanalat pelindung diri sesuai standar. Pihak pengelola TPTS Bantargebang yangbekerja sama dengan Puskesmas Kecamatan Bantargebang harus lebihmeningkatkan pengawasan dan penyuluhan tentang kesehatan kulit kepadapemulung.
Waste is still a source of health and environmental problems in Indonesiaalthough they have been managed in the Integrated Waste Management (TPST).One of them is dermal illness effecting many scavengers. Scavenger is one of jobswhich is at risk of skin irritation from direct contact with unhealthy environmentalconditions. Data from Public Health Centre of Bantargebang subdistrict in 2014showed that there were 1,961 visits to the clinics with complaints of skin diseases,among them are scavengers in TPST Bantargebang. This research is a quantitativeresearch with cross sectional approach conducted from February to July 2016.There are research sample of 300 respondents. The goal is to analyze therelationship of personal hygiene and individual characteristics with the incidenceof skin diseases. The method in collecting data is by using questionnaires andobservation sheets. The data obtained was then performed statistical tests by usingformula of chi square and t independent. The results show that 62.3% ofscavengers were suffering dermal illness while the other 37.7% were not. Factorsassociated with the incidence of dermal illness in this research are working time(9.98; 4.374 to 22.774), cleanliness of clothing (9.49; 4.693 to 19.205), and theuse of personal protective equipment (4.32; 2.248 to 8.284). Furthermore, It issuggested to scavengers in TPST Bantargebang to avoid the intensity of workingtime during the midday, give more attention to hygienic behavior, as well as touse appropriate personal protective equipment standards. The management ofTPTS Bantargebang in collaboration with Public Health Centre of Bantargebangsubdistrict should further improve the supervision and counseling about the healthof the skin to the scavengers.Key words : Waste, Dermal Ilness, Personal Hygiene, Individual Characteristics.
Read More
Waste is still a source of health and environmental problems in Indonesiaalthough they have been managed in the Integrated Waste Management (TPST).One of them is dermal illness effecting many scavengers. Scavenger is one of jobswhich is at risk of skin irritation from direct contact with unhealthy environmentalconditions. Data from Public Health Centre of Bantargebang subdistrict in 2014showed that there were 1,961 visits to the clinics with complaints of skin diseases,among them are scavengers in TPST Bantargebang. This research is a quantitativeresearch with cross sectional approach conducted from February to July 2016.There are research sample of 300 respondents. The goal is to analyze therelationship of personal hygiene and individual characteristics with the incidenceof skin diseases. The method in collecting data is by using questionnaires andobservation sheets. The data obtained was then performed statistical tests by usingformula of chi square and t independent. The results show that 62.3% ofscavengers were suffering dermal illness while the other 37.7% were not. Factorsassociated with the incidence of dermal illness in this research are working time(9.98; 4.374 to 22.774), cleanliness of clothing (9.49; 4.693 to 19.205), and theuse of personal protective equipment (4.32; 2.248 to 8.284). Furthermore, It issuggested to scavengers in TPST Bantargebang to avoid the intensity of workingtime during the midday, give more attention to hygienic behavior, as well as touse appropriate personal protective equipment standards. The management ofTPTS Bantargebang in collaboration with Public Health Centre of Bantargebangsubdistrict should further improve the supervision and counseling about the healthof the skin to the scavengers.Key words : Waste, Dermal Ilness, Personal Hygiene, Individual Characteristics.
S-9092
Depok : FKM-UI, 2016
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Mochamad Febriansyah Akbar Ali; Pembimbing: Budi Hidayat; Penguji: Pujiyanto, Mardiati Nadjib, Solehudin, Lili Masliyah
Abstrak:
Dalam era globalisasis saat ini, pertumbuhan rumah sakit di kota besarmenyebabkan terjadinya kompetisi yang tinggi dalam sektor kesehatan sehinggapersaingan rumah sakit menjadi semakin keras segingga dibutuhkan peranan pembiayaanrumah sakit dalam menyediakan pelayanan yang optimal menjadi sangat penting agarrumah sakit dapat tetap bertahan. Penelitian ini betujuan untuk melakuakan analisisi biayasatuan dan biaya total pelayanan rawat inap sakura berdasarkan metode simpledistribution di RS X Kota Bekasi Tahun 2016. Penelitian ini merupakan analisisdeskriptif, bertujuan untuk menganalisis biaya satuan di rawat inap sakura yang dilakukanselama satu tahun dengan menggunakan perspektif dari rumah sakit dan biaya yangdihitung adalah biaya yang terkait pada pemakaian tempat tidur atau biaya akomodasipasien saja. Berdasarkan perhitungan dengan metode simple distribution, studimenghasilkan informasi biaya pada kamar rawat inap sakura RS X berupa biaya satuanpada kamar VVIP sebesar Rp 982.374, VIP sebesar 904.215, Kelas 1 sebesar Rp 549.480,Kelas 2 sebesar Rp 502.368. Kelas 3 sebesar Rp 436.181 dan Isolasi sebesar Rp 744.699dan biaya tidak langsung yang dihitung menggunakan metode Full Time Equivalent FTE berupa biaya gaji direksi direksi dan staf RS X perhari sebesar Rp 36.001.
Kata Kunci : rumah sakit, metode simple distribution, rawat inap sakura
Read More
Kata Kunci : rumah sakit, metode simple distribution, rawat inap sakura
T-5484
Depok : FKM UI, 2019
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Febrina Roulita Siregar; Pembimbing: Puput Oktamianti; Penguji: Wachyu Sulistiadi, Adang Bachtiar, Dezi Syukrawati, Ernawati
Abstrak:
Penelitian ini membahas kinerja puskesmas akreditasi yaitu Puskesmas Karang Kitri dan puskesmas yang belum terakreditasi yaitu Puskesmas Perumnas II di kota Bekasi, dengan menggunakan pendekatan Malcolm Baldrige. Kriteria Baldrige dapat digunakan untuk mengkaji efektifitas mutu yang diterapkan oleh kedua puskesmas ini dengan pendekatan tujuh kriteria, yaitu kepemimpinan, perencanaan strategis, fokus pada pelanggan, pengukuran, analisis dan manajemen pengetahuan, fokus pada tim, fokus pada proses dan hasil kinerja puskesmas. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dan kualitatif dengan desain cross sectional. Sampel penelitian ini adalah seluruh karyawan puskesmas sebanyak 34 responden di Puskesmas Karang Kitri dan 27 responden di Puskesmas Perumnas II. Penelitian Kualitatif dilakukan observasi dan wawancara mendalam, dengan informan sebanyak tiga informan pada Puskesmas Karang Kitri dan tiga informan Puskesmas Perumnas II. Hasil penelitian ini menggambarkan bahwa kinerja kedua puskesmas ini kategori baik, dan tidak ada perbedaan yang signifikan akan tetapi kinerja yang baik mengharuskan tercapainya hasil-hasil terbaik bagi pasien, karyawan maupun organisasi puskesmas itu sendiri, sehingga disarankan untuk menambah kelengkapan alat-alat dan sumber daya manusia baik dalam pelayanan maupun administrasi. Terlebih pada Puskesmas Perumnas II tidak terlayani pelayanan laboratorium disebabkan karena tidak adanya tenaga analis laboratorium. Kata kunci: kinerja puskesmas, akreditasi, Malcolm Baldrige This study discusses the performance of puskesmas accredited that is Puskesmas Karang Kitri and puskesmas which not yet accredited is Puskesmas Perumnas II, using Malcolm Baldrige approach. The Baldrige criteria can be used to assess the effectiveness of the quality applied by both public health centers with seven criteria approaches: leadership, strategic planning, customer focus, measurement, analysis and knowledge management, workforce focus, operations focus and outcomes of puskesmas performance. This study with cross sectional design. The sample was conducted to all puskesmas employees as many as 34 respondents in Puskesmas Karang Kitri and 27 respondents in Puskesmas Perumnas II. Qualitative research was conducted by observation and in-depth interviews, with three informants at Puskesmas Karang Kitri and three informants of Puskesmas Perumnas II. The results illustrate that the performance of both puskesmas is good category, and there is no significant difference, but good performance requires the achievement of the best results for patients, employees and organizations puskesmas itself, so it is advisable to increase the completeness of tools and human resources both in service and administration. Especially in Puskesmas Perumnas II not served by laboratory service caused by lack of laboratory analyst. Keywords: Performance of puskesmas, accreditation, Malcolm Baldrige
Read More
T-4998
Depok : FKM-UI, 2017
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Kartika Lesmana; Pembimbing: Robiana Modjo; Penguji: Baiduri, Trisnajaya, Adenan
Abstrak:
Pekerjaan pengelasan memiliki berbagai bahaya yang kompleks, termasukbahaya sinar ultraviolet B. Dampak bahaya adalah Merusak mata dan kulitpada tubuh pekerja, (Winiarto et al. 2013). Menurut American WeldingSociety, efek akut dari paparan ultraviolet (UV) cahaya meliputiphotokeratitis. Penelitian ini pada 52 Operator las bengkel resmi disepanjang Jalan Raya Setu Bantar Gebang, Mustika Jaya Kota Bekasi,menemukan 39 operator dengan kasus photokeratitis (75% dari populasi).Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metoda survei dan datadikumpulkan secara cross sectional. Survei dilakukan dengan menggunakankuesioner, observasi dan wawancara serta pemeriksaan visual yangdilakukan seorang dokter untuk mengetahui responden mengalamiphotokeratitis. Pengukuran radiasi menggunakan UV Light Meter UV-Bdilakukan untuk mengetahui tingkat sinar UV-B yang memajan operatorpengelasan. Salah satu faktor yang kuat terkait dengan kasus ini intensitastinggi UV-B radiasi dengan rata-rata 99,2 μW/cm2. Faktor-faktor lainseperti umur, tahun bekerja, waktu paparan dan jarak ke sumber pengelasantelah menunjukkan hubungan yang signifikan juga, namun penggunaanAPD tidak memiliki hubungan yang signifikan untuk kasus photokeratitis.
Kata kunci : Photokeratitis, radiasi Ultraviolet-B, pengelasan.
Welding work has a complex variety of hazards, including the dangers ofultraviolet rays B. Impact of danger is damaging to eyes and skin on thebody of workers, (Winiarto et al. 2013). According to the AmericanWelding Society, the acute effects of exposure to ultraviolet (UV) lightcovers photokeratitis. This research on welding operator 52 authorizedworkshops along Jalan Raya Setu Bantar Gebang, Mustika Jaya Bekasi,found the 39 carriers with photokeratitis cases (75% of the population). Thisresearch was conducted using the method of survey and data collected bycross sectional. The survey was conducted using questionnaires, observationand interviews and conducted a visual inspection to determine therespondent experienced photokeratitis. UV radiation measurements usingUV-B Light Meter conducted to determine the level of UV-B rays whichexposes the welding operator. One factor that is strongly linked to the caseof high-intensity UV-B radiation with an average of 99.2 μW / cm2. Otherfactors such as age, years of work, the exposure time and distance to thesource of welding have shown a significant relationship as well, but the useof PPE does not have a significant relationship to the case photokeratitis.
Key Words : Photocheratities, Ultraviolet-B radiation, Welding.
Read More
Kata kunci : Photokeratitis, radiasi Ultraviolet-B, pengelasan.
Welding work has a complex variety of hazards, including the dangers ofultraviolet rays B. Impact of danger is damaging to eyes and skin on thebody of workers, (Winiarto et al. 2013). According to the AmericanWelding Society, the acute effects of exposure to ultraviolet (UV) lightcovers photokeratitis. This research on welding operator 52 authorizedworkshops along Jalan Raya Setu Bantar Gebang, Mustika Jaya Bekasi,found the 39 carriers with photokeratitis cases (75% of the population). Thisresearch was conducted using the method of survey and data collected bycross sectional. The survey was conducted using questionnaires, observationand interviews and conducted a visual inspection to determine therespondent experienced photokeratitis. UV radiation measurements usingUV-B Light Meter conducted to determine the level of UV-B rays whichexposes the welding operator. One factor that is strongly linked to the caseof high-intensity UV-B radiation with an average of 99.2 μW / cm2. Otherfactors such as age, years of work, the exposure time and distance to thesource of welding have shown a significant relationship as well, but the useof PPE does not have a significant relationship to the case photokeratitis.
Key Words : Photocheratities, Ultraviolet-B radiation, Welding.
T-4642
Depok : FKM UI, 2016
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Fitria Kusumawati Wulandari; Pembimbing: Anhari Achadi; Penguji: Wachyu Sulistiadi, Vetty Yulianty Permanasari, Purwati, Dewi Trisia Putri
Abstrak:
Konsep pelayanan kesehatan primer pada era Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)dikembangkan dengan penguatan pelayanan primer, salah satunya denganoptimalisasi peran pelayanan primer sebagai gatekeeper dengan konsep managedcare. Pada konsep managed care, suksesnya sistem gatekeeper salah satunyadinilai dari angka kunjungan dan angka rujukan ke Fasilitas Kesehatan TingkatLanjutan (FKTL). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik danpersepsi pengguna pelayanan terhadap pemanfaatan Puskesmas sebagaigatekeeper di dua Puskesmas Kota Bekasi. Penelitian menggunakan desain crosssectional dan pengumpulan data melalui pengisian 208 kuesioner pada pasienpeserta JKN di Dua Puskesmas Kota Bekasi dengan metode pengambilan sampelsecara stratified purposive sampling dimana sampel diambil dari Puskesmasdengan nilai rujukan tertinggi dan Puskesmas dengan nilai rujukan terendah diKota Bekasi dengan jumlah sampel dibagi sama besar. Hasil penelitianmenunjukkan rata-rata skor pemanfaatan Puskesmas sebagai gatekeeper adalah52.25 (SD 4.87, 95% CI 51.58-52.92), namun angka rujukan masih tinggi di atas15%. Pekerjaan, persepsi terhadap sikap petugas kesehatan, dan lama berobatberhubungan dengan pemanfaatan Puskesmas sebagai gatekeeper. Persepsiterhadap sikap petugas kesehatan merupakan faktor dominan yang mempengaruhipemanfaatan Puskesmas sebagai gatekeeper. Sikap petugas kesehatanmempengaruhi pemanfaatan kembali layanan di Puskesmas dan mempengaruhipemanfaatan Puskesmas sebagai gatekeeper khususnya terkait continuity care.Penerapan konsep gatekeeper dengan baik dapat meningkatkan pemanfaatanPuskesmas dan menekan angka rujukan ke FKTL.Kata Kunci : Pemanfaatan Puskesmas, Gatekeeper, Persepsi terhadap petugaskesehatan.
Read More
T-4753
Depok : FKM-UI, 2016
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Ovy Olivia Dewi; Pembimbing: Anwar Hassan; Penguji: Besral, Ella N. Hadi, Ramadanura, Widya A. Munggaran
Abstrak:
Peranan orang tua terutama ibu sangat penting untuk memotivasi dan membawaanaknya berkunjung ke pelayanan kesehatan gigi dan mulut secara rutin agar dapatmendeteksi lebih dini kerusakan atau kelainan pada gigi anak sehingga dapatmencegah kerusakan lebih lanjut pada gigi anak. Penelitian ini bertujuan untukmengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku ibu dalam pemanfaatanpelayanan kesehatan gigi dan mulut di SD/MI Kelurahan Margajaya Kota Bekasi.Penelitian ini menggunakan desain cross sectional, pengumpulan data melaluipengisian kuesioner pada 150 responden ibu siswa di SD/MI kelurahan Margajaya,diambil dengan acak sederhana secara proporsional sesuai dengan jumlah SD dikelurahan Margajaya. Hasil penelitian menunjukkan kebutuhan perawatan gigi danmulut anak merupakan variabel yang signifikan dengan p value < 0.05, dengannilai OR=2.771, ibu yang membutuhkan perawatan pada gigi anaknya berpeluangmemanfaatkan pelayanan kesehatan gigi 2.771 kali lebih tinggi daripada ibu yangtidak membutuhkan perawatan gigi anaknya.
Kata Kunci:Perilaku ibu, Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Gigi, Anak SekolahDasarDaftar Pustaka : 70 ( 1978-2015)
The role of parents, especially the mother is essential to motivate and bring herchild visit to dental and oral health services on a regular basis in order to detectearly damage or abnormalities in the child's teeth so as to prevent further damageto the teeth of children. This study aims to determine the factors associated withmother's behavior in the utilization of dental and oral health services in SD / MIMargajaya Village Bekasi City. This study used cross sectional design, datacollection through questionnaires on 150 respondents mothers of students in SD /MI Margajaya Village, taken with simple random proportionally according to thenumber of elementary schools in Margajaya Village. The results showed dentaland oral care needs of children are significant variables with p value < 0.05, withOR = 2,771, mothers who need dental care in children potentially take advantageof dental health services 2,771 times higher than women who do not need theirchildren dental care.
Keywords: Mother Behavior, Dental Health Care Utilization, Student ElementarySchool.Reference : 70 ( 1978-2015).
Read More
Kata Kunci:Perilaku ibu, Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Gigi, Anak SekolahDasarDaftar Pustaka : 70 ( 1978-2015)
The role of parents, especially the mother is essential to motivate and bring herchild visit to dental and oral health services on a regular basis in order to detectearly damage or abnormalities in the child's teeth so as to prevent further damageto the teeth of children. This study aims to determine the factors associated withmother's behavior in the utilization of dental and oral health services in SD / MIMargajaya Village Bekasi City. This study used cross sectional design, datacollection through questionnaires on 150 respondents mothers of students in SD /MI Margajaya Village, taken with simple random proportionally according to thenumber of elementary schools in Margajaya Village. The results showed dentaland oral care needs of children are significant variables with p value < 0.05, withOR = 2,771, mothers who need dental care in children potentially take advantageof dental health services 2,771 times higher than women who do not need theirchildren dental care.
Keywords: Mother Behavior, Dental Health Care Utilization, Student ElementarySchool.Reference : 70 ( 1978-2015).
T-4651
Depok : FKM UI, 2016
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Irmalia Afrianty; Pembimbing: Fatmah; Penguji: Ahmad Syafiq, Hartono
Abstrak:
Citra tubuh adalah pandangan subjektif penampilan fisik seseorangberdasarkan pengamatan diri dalam kaitannya dengan kepuasan ukuran tubuh.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dan faktordominan terhadap citra tubuh pada remaja. Penelitian ini menggunakan desain studicross sectional. Data dikumpulkan dari 120 siswa-siswi di SMAI Al-Azhar 4 Bekasidengan menyebarkan self-administered questionnaire dan pengukuran antropometri.Analisis data menggunakan uji chi square dan uji regresi logistik ganda modelprediksi. Hasil penelitian menunjukkan 73,3% responden memiliki ketidakpuasancitra tubuh. Terdapat hubungan yang bermakna antara citra tubuh dengan kelompokresponden berdasarkan jenis kelamin, distorsi, status gizi, riwayat diet, pengaruhteman dan pengaruh media. Sedangkan tidak ditemukan hubungan yang bermaknaantara citra tubuh dengan kelompok responden berdasarkan aktivitas fisik,pengetahuan gizi, kepercayaan diri, dan pengaruh orang tua. Hasil analisis multivariatmenunjukkan faktor dominan terhadap ketidakpuasan citra tubuh adalah status gizi.
Kata kunci : citra tubuh; distorsi; remaja; riwayat diet; status gizi
Body image is subjective view of one's physical appearance based on observations inrelation to body size satisfaction. This study aims to determine factors associated anddominant factor to body image among students. This study used cross sectional designstudy. Data was completed by 120 students in SMAI Al-Azhar 4 Bekasi using self-administered questionnaire and anthropometric measurement. Analysis data used chisquare test and logistic regression test with prediction model. The results showed that73,3% respondents have body image dissastisfaction. There are significant relationshipof body image and respondents group according to gender, distortion, nutritionalstatus, diet history, friends influence, and media influence. Whereas, there are nosignificant relationship of body image and respondents group according to physicalactivity, nutritional knowledge, self esteem, and parental influence. Multivariateanalysis showed that the dominant factor of dissatisfaction body image is nutritionalstatus.
Keywords : body image; distortion; adolescent; diet history; nutritional status
Read More
Kata kunci : citra tubuh; distorsi; remaja; riwayat diet; status gizi
Body image is subjective view of one's physical appearance based on observations inrelation to body size satisfaction. This study aims to determine factors associated anddominant factor to body image among students. This study used cross sectional designstudy. Data was completed by 120 students in SMAI Al-Azhar 4 Bekasi using self-administered questionnaire and anthropometric measurement. Analysis data used chisquare test and logistic regression test with prediction model. The results showed that73,3% respondents have body image dissastisfaction. There are significant relationshipof body image and respondents group according to gender, distortion, nutritionalstatus, diet history, friends influence, and media influence. Whereas, there are nosignificant relationship of body image and respondents group according to physicalactivity, nutritional knowledge, self esteem, and parental influence. Multivariateanalysis showed that the dominant factor of dissatisfaction body image is nutritionalstatus.
Keywords : body image; distortion; adolescent; diet history; nutritional status
S-9149
Depok : FKM UI, 2016
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Venna Rahmawati Fatimah; Pembimbing: Fatmah; Penguji: Ahmad Syafiq, Hartono
Abstrak:
Gangguan perilaku makan yang didefinisikan sebagai perilaku makan yang tidak normal seperti praktik dari penggunaan obat pencahar, bingeing, membatasi asupan makan dan metode tidak memadai lainnya untuk menurunkan atau mengontrol berat badan dengan frekuensi terjadinya kurang dari yang dibutuhkan untuk memenuhi kriteria penuh untuk didiagnosis sebagai perilaku makan menyimpang menjadi semakin umum dilakukan oleh remaja SMA. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan gangguan perilaku makan pada siswi di SMAI Al-Azhar 4 Kemang Pratama Kota Bekasi Tahun 2016. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif observasional dengan desain studi cross sectional. Responden (n=150) diminta untuk mengisi kuesioner terkait gangguan perilaku makan, citra tubuh, riwayat diet, rasa percaya diri, peran orang tua, pengaruh teman dan pengaruh tokoh di media massa. Selain itu, dilakukan juga pengukuran antropometri yang meliputi penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan untuk melihat Indeks Massa Tubuh (IMT) responden. Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 32,7% responden mengalami gangguan perilaku makan. Selain itu, terdapat hubungan yang bermakna antara citra tubuh, riwayat diet, pengaruh orang tua, pengaruh teman dan pengaruh tokoh di media massa terhadap gangguan perilaku makan. Oleh karena itu perlu dilakukan upaya edukasi gizi untuk meningkatkan pengetahuan gizi dan kewaspadaan terhadap gangguan perilaku makan. Kata kunci: citra tubuh, gangguan perilaku makan, riwayat diet, peran orang tua, pengaruh teman, pengaruh tokoh di media massa, remaja putri
Read More
S-9160
Depok : FKM-UI, 2016
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
