Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 36557 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Amalia Indah Puspitasari; Pembimbing: Sudarto Ronoatmodjo; Penguji: Hadi Pratomo, Sandra Fikawati, Sri Durjati, Rusmiyati
Abstrak: Pemerintah Indonesia telah menargetkan cakupan ASI eksklusif sebesar 80%,namun hasil data dari Kementrian Kesehatan RI tahun 2017 cakupan ASI eksklusifsemakin menurun menjadi 30% pada tahun 2016, dengan berbagai alasan salah satunyaibu bekerja. Pemerintah juga telah menetapkan peraturan bagi setiap perusahaan untukwajib menyediakan ruang laktasi bagi ibu bekerja. Penelitian ini bertujuan untukmengetahui hubungan pemanfaatan fasilitas ruang laktasi dengan pemberian ASIeksklusif 6 bulan pada ibu bekerja di perusahaan BUMN Jakarta. Penelitian inimenggunakan dua macam jenis penelitian, kuantitatif dengan studi cross-sectional dankualitatif untuk mengetahui kebijakan perusahaan dalam mendukung pemberianASIeksklusif yang dilaksanakan pada Mei-Juni 2018. Jumlah sampel kuantitatif sebanyak147 ibu bekerja dengan metode simpel random sampling dan kualitatif dilakukan padaibu bekerja ASI eksklusif dan tidak ASI eksklusif, penanggungjawab ruang laktasi, sertaperwakilan pimpinan perusahaan dengan metode wawancara mendalam. Hasilpenelitian menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara pemanfaatan fasilitasruang laktasi dengan pemberian ASI eksklusif 6 bulan dengan nilai p value (0.002) danOR 3.692 yang berarti bahwa ibu bekerja yang memanfaatkan fasilitas ruang laktasimemiliki peluang 4 kali memberikan ASI esklusif 6 bulan dibandingkan yang tidakmemanfaatkan. Hasil wawancara membuktikan bahwa ibu bekerja yang memanfaatkanruanglaktasi dan berhasil ASI eksklusif mendapatkan dukungan dari perusahaan dalambentuk menyediakan ruang laktasi yang nyaman dan sesuai kebutuhan, mengijinkanuntuk memerah ASI diruang laktasi meskipun saat jam kerja. Pada ibu yang tidak ASIeksklusif mendapatkan dukungan yang sama namun ASI yang sedikit dan polamanagement waktu yang kurang baik untuk memerah ASI memutuskan untuk tidakeksklusif.Kata kunci :ASI Eksklusif, Ibu Bekerja, Kebijakan Perusahaan BUMN
The government has targeted exclusive breastfeeding of 80%, but data from theMinistry of Health of the Republic of Indonesia in 2017 saw exclusive breastfeeding to30% by 2016, for various reasons one of the mothers worked. The government has alsoestablished a regulation for every company to be obliged to provide lactation room forworking mothers. This study aims to determine the relationship of utilization oflactation room facility with exclusive breastfeeding in working mother in a state-ownedcompany Jakarta. This research uses two kinds of research, quantitative with cross-sectional and qualitative study to know company policy in support of exclusive givingconducted on May-June 2018. Quantitative number of samples of 147 working motherswith a simple random sampling and qualitative methods performed on exclusivebreastfeeding mother and not exclusive breastfeeding, person in charge of lactationroom, and representatives of corporate leaders with in-depth interview method. Theresults showed that there was a significant correlation between utilization of lactationroom with exclusive breastfeeding 6 month with p value (0.002) and OR 3,692 whichmeans that working mothers utilizing lactation room facilities have 4 times more chanceof exclusive breastfeeding 6 month than those who did not. The results of the interviewsprove that working mothers who utilize lactation room and succeed exclusivelybreastfed get support from the company in the form of providing a convenient andappropriate space for treatment, allowing to pump in the lactation room even duringworking hours. In non exclusive breastfed mothers get the same support but littlebreastfeeding and poor time-management patterns for breastfeeding pumps decide not tobe exclusive.Key word :Exclusive Breast Milk, Working Mother, State Owned Enterprise In Company Policy.
Read More
T-5413
Depok : FKM-UI, 2018
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Ayu Sekarini; Pembimbing: Ahmad Syafiq; Penguji: Sandra Fikawati, Zaterti
S-9609
Depok : FKM UI, 2018
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Mia Puspita Putri; Pembimbing: Ahmad Syafiq; Penguji: Sandra Fikawati, Asih Setiarini, Tria Astika Endah, Fajrinayanti
Abstrak: Data Badan Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) tahun 2016 menunjukkan rata-rata angka pemberian ASI Eksklusif di dunia baru berkisar 38 persen. Secara nasional, cakupan bayi mendapat ASI Eksklusif tahun 2019 yaitu sebesar 67,74 persen. Rendahnya cakupan ASI Eksklusif tentu berdampak pada kesehatan ibu dan bayi. Pemberian ASI Eksklusif dapat menekan angka kematian pada bayi. Penelitian ini bertujuan untuk melihat faktor-faktor yang berhubungan dengan pemberian ASI Eksklusif pada ibu usia remaja. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional dengan sumber data SDKI 2017. Sampel dari penelitian ini adalah ibu dengan usia 15-19 tahun yang sudah memiliki anak minimal 1 dengan usia anak minimal 6 bulan dengan jumlah responden 268. Hasil penelitian dianalisis menggunakan complex sample analysis dengan tiga tahap yaitu univariat, bivariat dan multivariat. Hasil analisis statistik menunjukan bahwa faktor yang berhubungan dengan pemberian ASI eksklusif pada ibu usia remaja adalah faktor pendidikan ibu, usia ibu, dan jenis persalinan. Faktor jenis persalinan merupakan faktor yang paling dominan terhadap pemberian ASI Eksklusif pada ibu usia remaja di Indonesia. Diperlukannya dukungan dukungan pemberian ASI eksklusif pada ibu post partum khususnya ibu dengan usia remaja dengan senantiasa memberikan informasi manajemen laktasi agar ibu dapat menyusui bayi dengan benar dan konsisten dalam memberikan ASI Eksklusif selama 6 bulan.
Read More
T-6345
Depok : FKM-UI, 2021
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Fitri Latipatul Anshor; Pembimbing: Sandra Fikawati; Penguji: Ahmad Syafiq, Evi Martha, Eko Prihastono, Popy Irawati
Abstrak: ASI merupakan gizi terbaik untuk mengoptimalkan tumbuh kembang bayi dan sistem kekebalan tubuh bayi. WHO menganjurkan untuk memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan. IMD merupakan kunci keberhasilan pemberian ASI eksklusif. Tujuan penelitian mengetahui hubungan antara pelaksanaan IMD dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi usia 0-5 bulan di Indonesia menurut SDKI 2017. Penelitian ini merupakan penelitian cross-sectional dengan menggunakan SDKI 2017. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh Wanita Usia Subur (WUS) 15-49 tahun di Indonesia, sampel sebanyak 1243 WUS dengan anak usia 0-5 bulan dan masih menyusui serta memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah ASI eksklusif, variabel independen utama yaitu Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan variabel kovariat umur, paritas, pendidikan, status pekerjaan, status ekonomi, daerah tempat tinggal, frekuensi kunjungan ANC, tempat persalinan, metode persalinan dan penolong persalinan. Analisis yang dilakukan yaitu analisis univariat, bivariate dengan chi square dan analisis multivariate dengan regresi logistic ganda model faktor resiko. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase ASI eksklusif pada bayi usia 0-5 bulan di Indonesia yaitu sebesar 37,5%, dan IMD (39,5%). Hasil analisis multivariate menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara IMD dengan pemberian ASI eksklusif setelah dikontrol oleh variabel kovariat dengan (p=0,001 dan OR=2,537) artinya ibu yang melaksanakan IMD memiliki peluang 2,537 untuk memberikan ASI eksklusif. Pada penelitian ini tidak ada variabel konfounding dalam hubungan IMD dengan pemberian ASI eksklusif. Berbagai upaya perlu dilakukan untuk meningkatan capaian pemberian ASI eksklusif yaitu optimalisasi proses KIE terkait IMD dan ASI eksklusif, memfasilitasi ibu untuk melakukan IMD sesuai prosedur, pelatihan pelaksanaan IMD untuk setiap tenaga kesehatan yang menjadi penolong persalinan dan adanya kebijakan yang terintegrasi di setiap fasilitas kesehatan dari pusat ke daerah terkait pelaksanaan IMD sesuai flowchart.
Breast milk is the best nutrition to optimize baby growth and development and the baby's immune system. WHO recommends exclusive breastfeeding for 6 months. Early initiation of breastfeeding (EIBF) is the key of exclusive breastfeeding?s success. The purpose of the study was to determine the relationship between EIBF and exclusive breastfeeding for infants 0-5 months in Indonesia according to the 2017 IDHS. This research was a cross-sectional study using the 2017 IDHS. The population of this study were all of fertile women 15- 49 years old in Indonesia, a sample of 1243 women on fertile age who have the children 0-5 months and still breastfeeding and met the inclusion and exclusion criteria. The dependent variable in this study was exclusive breastfeeding, the main independent variable EIBF and the covariates were age, parity, education, employment status, economic status, area of residence, frequency of ANC visits, place of delivery, delivery method and birth attendant. The analysis for this research is univariate analysis, bivariate with chi square and multivariate analysis with logistic regression. The results showed that the percentage of exclusive breastfeeding for infants 0-5 months in Indonesia (37,5%) and EIBF (39,5%). The results of the multivariate analysis showed that there was a significant relationship between early initiation of breastfeeding and exclusive breastfeeding after being controlled by covariate variables with (p=0.001 and OR=2.537) meaning that mothers who carried out early initiation of breastfeeding had a 2.537 chance of exclusive breastfeeding. In this study, there were no confounding variables between early initiation of breastfeeding and exclusive breastfeeding. Various efforts need to be done to increase the achievement of exclusive breastfeeding with optimizing the IEC process related to EIBF and exclusive breastfeeding, facilitating mothers to carry out EIBF according to procedures, training in the implementation of EIBF for every health worker who assists childbirth and the existence of integrated policies in every health facility from the center to areas related to the implementation of EIBF according to the flowchart.
Read More
T-6474
Depok : FKM-UI, 2022
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Dini Agustini; Pembimbing: Rita Damayanti; Penguji: Martya Rahmaniati M., Sandra Fikawati, Anies Irawati, Hikmah Kurniasari
Abstrak:
ASI adalah makanan terbaik bagi bayi. WHO menganjurkan untuk memberikan ASI eksklusif. Ibu dengan kehamilan yang tidak diinginkan berisiko untuk tidak memberikan ASI eksklusif atau bahkan tidak menyusui sama sekali. Tujuan penelitian mengetahui hubungan antara kehamilan tidak diinginkan dengan pemberian ASI eksklusif di Indonesia menurut SDKI 2017. Penelitian ini merupakan penelitian cross-sectional dengan menggunakan data SDKI 2017. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh Wanita Usia Subur (WUS) 15-49 tahun di Indonesia, sampel penelitian 1.244 WUS dengan anak usia 0-5 bulan yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah pemberian ASI eksklusif, variabel independen adalah kehamilan tidak diinginkan dan variabel kovariat yaitu usia, pendidikan, paritas, status ekonomi, pekerjaan, status pernikahan, IMD, kunjungan ANC, dan wilayah tempat tinggal. Analisis yang dilakukan yaitu analisis univariat, bivariate dan multivariate dengan uji regresi logistic ganda model faktor risiko. Hasil penelitian menunjukkan persentase ASI eksklusif di Indonesia yaitu sebesar 59,4% dan persentase kehamilan tidak diinginkan di Indonesia sebesar 19,5%. Hasil analisis multivariat menunjukkan tidak terdapat hubungan antara status kehamilan tidak diinginkan dengan pemberian ASI eksklusif setelah dikontrol oleh variabel kovariat (p=0,064), namun ditemukan interaksi variabel kehamilan tidak diinginkan dan paritas dengan OR primipara 2,78, artinya ibu primipara dengan kehamilan tidak diinginkan berisiko 2,78 kali lebih tinggi untuk tidak memberikan ASI Eksklusif dibandingkan ibu dengan kehamilan diinginkan setelah dikontrol status ekonomi. Perlu dilakukan upaya untuk meningkatkan capaian pemberian ASI eksklusif yaitu pelatihan tenaga konselor, peningkatan KIE terkait pemberian ASI eksklusif khususnya pada ibu dengan KTD dan optimalisasi penyediaan ruangan dan fasilitas yang mendukung ibu bekerja untuk tetap melanjutkan pemberian ASI eksklusif.

Breast milk is the best food for babies. WHO recommends exclusive breastfeeding. Mothers with unwanted pregnancies are at risk for not giving exclusive breastfeeding or not even breastfeeding at all. The research objective was to determine the relationship between unwanted pregnancies and exclusive breastfeeding in Indonesia according to the 2017 IDHS. This research was a cross-sectional study using data from the 2017 IDHS. The population of this study was all Women of Reproductive Age (WUS) 15-49 years in Indonesia, the study sample was 1,244 WUS with children aged 0-5 months who met the inclusion and exclusion criteria. The dependent variable in this study was exclusive breastfeeding, the independent variable was unwanted pregnancy and the covariate variables were age, education, parity, economic status, employment, marital status, IMD, ANC visits, and area of residence. The analyzes performed were univariate, bivariate and multivariate analysis with multiple logistic regression tests of the risk factor model. The results showed that the percentage of exclusive breastfeeding in Indonesia was 59.4% and the percentage of unwanted pregnancies in Indonesia was 19.5%. The results of the multivariate analysis showed that there was no relationship between adverse event status and exclusive breastfeeding after being controlled by the covariate variable (p=0.064), however, there was an interaction between the unwanted pregnancies and parity variables with OR primipara 2.78 meaning that primiparous mothers with unwanted pregnancies are at risk of 2.78 times higher for not giving exclusive breastfeeding compared to mothers with wanted pregnancies after controlling for economic status. Efforts need to be made to improve the ability of exclusive breastfeeding, namely counselors, increasing IEC related to exclusive breastfeeding, especially for mothers with unwanted pregnancies and optimizing the provision of rooms and facilities that support working mothers to continue to provide exclusive breastfeeding.
Read More
T-6681
Depok : FKM-UI, 2023
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Enka Nur Ishmatika; Pembimbing: Tris Eryando; Penguji: Milla Herdayati, Triyanti, Irma Nurbaeti, Nina Herlina
Abstrak:
Menyusui eksklusif merupakan hal paling essensial bagi awal kehidupan bayi. Berbagai faktor mempengaruhi ibu dalam keputusan dan perilaku inisiasi menyusui. Termasuk kesehatan mental ibu yaitu depresi postpartum terhadap pemberian ASI eksklusif pada bayi usia 0-5 bulan di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan depresi postpartum dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi (0-5 bulan) di Indonesia. Penelitian ini bersifat kuantitatif menggunakan data sekunder dari Riset Kesehatan Nasional (Riskesdas) dengan metode penelitian potong lintang (cross sectional). Penelitian ini mencakup seluruh provinsi dan kabupaten/kota di Indonesia dan data sekunder diproses pada tahun 2020. Sampel penelitian ini adalah wanita usia 15-49 tahun dengan bayi berusia 0-5 bulan di Indonesia yang berjumlah sebanyak 2332 orang. Hasil dari uji bivariat didapatkan hubungan depresi postpartum dengan pemberian ASI eksklusif tidak signifikan dengan nilai p 0,911 (OR 0,946, 95%CI : 0,355-2,522). Sedangkan hasil uji multivariat didapatkan empat variabel konfonding yaitu umur ibu, status bekerja, tempat tinggal dan status IMD (nilai p<0,05) dengan masing-masing OR secara berurutan yaitu 0,770 (95% CI 0,588-1,008), 0,766 (95% CI 0,602-0,976), 0,671 (95% CI 0,537-0,837), dan 0,568 (95% CI 0,443-0,728). Penelitian ini menyimpulkan bahwa perlu adanya evaluasi mengenai program IMD dan ASI eksklusif berkelanjutan serta skrining masalah kesehatan mental ibu pada periode postpartum

Exclusive breastfeeding is the most essential period for the early life of an infant. Various factors influence the mother’s initiation and behavior of breastfeeding. Including postpartum depression as maternal mental health issue. This study aims to analyze the relationship of postpartum depression with exclusively breastfeeding in infants (0-5 months) in Indonesia. Method : This research is quantitative using secondary data from the National Health Research (Riskesdas) with cross sectional research methods and were processed in 2020. The sample of this study was women aged 15-49 years with infants aged 0-5 months in Indonesia, totaling 2332 people. Result : Bivariate analysis with Chi Square test was found that the relationship of postpartum depression towards exclusive breastfeeding was not significant with p value 0.911 (OR 0.946, 95% CI : 0.355-2.522). While the multivariate test results obtained maternal age, work status, residence and early initiation breastfeeding status (p value <0.05) with each OR respectively 0.770 (95% CI 0.588-1.008), 0.766 (95% CI 0.602-0.976), 0.671 (95% CI 0.537-0.837), and 0.568 (95% CI 0.443-0.728) as the confounding variables. This study concludes that a need to evaluate the EIBF and exclusive breastfeeding program and maternal mental health problems screening during the postpartum period.

Read More
T-6010
Depok : FKM-UI, 2020
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Ika Sabtini Putri; Pembimbing: Sandra Fikawati; Penguji: Ahmad Syafiq, Lilysiana
Abstrak: Asupan energi ibu merupakan salahsatu faktor yang mempengaruhi keberhasilan menyusui. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah asupan energi ibu menyusui pada bulan pertama dan pada bulan ke enam serta faktor yang berhubungan dengan pemberian air susu ibu (ASI) . Penelitian ini desain crossectional. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei–Juni 2018 pada ibu yang memiliki bayi usia 6-12 bulan yang terdaftar di Posyandu yang berada di wilayah kerja Puskesmas Merdeka. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara langsung menggunakan kuesioner. Data asupan energi ibu diperoleh dengan mengisi lembar food frequency Questionaire (FFQ). Tehnik pengolahan data dilakukan secara analisis univariat,  bivariat dan  multivariate . Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 50,9% responden memberikan ASI predominan. Rata-rata asupan energi ibu pada bulan pertama sebanyak 2291,6  kkal sedangkan pada bulan ke enam sebanyak 1982,31, terjadi penurunan asupan energi sebesar 309,29 kkal. Konsumsi energi pada bulan ke enam menjadi faktor yang paling dominan terhadap pemberian ASI predominan. Selama 6 bulan dengan nilai OR: 3,4(95% CI:1,254-9,258) setelah dikontrol dengan variabel lain. Artinya ibu dengan asupan energi yang cukup berpeluang 3,4 kali untuk memberikan ASI predominan selama 6 bulan dibanding ibu dengan asupan energi kurang. Berdasarkan penelitian ini perlu dilakukan peningkatan pengetahuan dengan konseling informasi dan edukasi (KIE) terkait permberian ASI serta asupan makan dan gizi pada ibu menyusui
 

Mother’s energy intake is one of the factors that influence the success of breastfeeding. This study aims to determine the amount of energy intake in the first month and in the sixth month of lactating mothers as well as factors related to 6 months of breastfeeding. This study uses quantitative approach with crossectional design. This study was conducted on May-June 2018 to mothers with babies 6 to 12 months old and enrolled in Posyandu which located in the working area of community health care Merdeka. Data collection was done by direct interview using questionnaire. The data of mother’s energy intake was obtained by filling the Food Frequency Questionaire (FFQ). Data processing by univariate, bivariate and multivariate analysis (logistic regression analysis). The results showed that 50.9% of respondents gave predominant breastfeeding. The average mother's energy intake in the first month was 2291.6 kcal while in the sixth month was 1982.31 kcal , there was a decrease of energy intake 309,29 kcal. Energy consumption in the sixth month is the most dominant factor in predominant breastfeeding. For 6 months with OR value: 3.4 (95% CI: 1,254-9,258) after being controlled with other variables. This means that the mother with a sufficient energy intake 3.4 times likely to give predominant breastfeeding for 6 months compared to mothers with less energy intake. Based on this study, it is necessary to increase the knowledge with information and education counseling (IEC) related to breastfeeding as well as food and nutrition intake of breastfeeding mothers.
Read More
S-9649
Depok : FKM-UI, 2018
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Frisky Valentina Hutagalung; Pembimbing: Kemal N. Siregar; Penguji: Luknis Sabri, Sumartini
Abstrak: Pemberian ASI eksklusif adalah pemberian ASI saja tanpa cairan atau makanan padat apapun kecuali vitamin, mineral atau obat sampai dengan usia 6 bulan. Cakupan ASI eksklusif di Puskesmas Kecamatan Setiabudi tahun 2016 adalah 43,5%. Kondisi ini belum mencapai target nasional sebesar 80%. Penelitian ini mengukur proporsi pemberian ASI eksklusif dan mempelajari faktor yang berhubungan pada bayi usia 0-6 bulan di Puskesmas Kecamatan Setiabudi dengan desain cross sectional.

Penelitian menemukan bahwa proporsi pemberian ASI eksklusif untuk tahun 2017 sebesar 56,8% (95%CI: 54%-66%), hal ini mengindikasikan adanya perbaikan kondisi pemberian ASI eksklusif di Puskesmas Kecamatan Setiabudi. Temuan lain adalah ada hubungan antara dukungan tenaga kesehatan dengan perilaku pemberian ASI eksklusif. Hal ini menunjukkan bahwa peran tenaga kesehatan sangatlah penting terhadap keberhasilan dalam ASI eksklusif. Bidan dan kader perlu berperan lebih besar dalam pemantauan pemberian ASI eksklusif.

Kata kunci: ASI eksklusif, Dukungan tenaga kesehatan, Puskesmas Kecamatan Setiabudi

Exclusive breastfeeding is breastfeeding alone without any fluids or solids except vitamins, minerals or medicines up to 6 months of age. The exclusive breastfeeding coverage at Health Center of Setiabudi Subdistrict in 2016 was 43.5%. This condition has not reached the national target of 80%. This study among measured the proportion of exclusive breastfeeding and studied factors related to breastfeeding infants aged 0-6 months in Health Center of Setiabudi Subdistrict with cross sectional design.

The study found that the proportion of exclusive breastfeeding for 2017 was 56.8% (95%CI: 54%-66%), indicating improvement in exclusive breastfeeding conditions in Health Center of Setiabudi Subdistrict. Another finding is that there is a relation between support of health workers and exclusive breastfeeding behaviors. This suggests that the role of health workers is crucial to success in exclusive breastfeeding, especially midwives and cadre roles in exclusive breastfeeding monitoring.

Keywords: Exclusive breastfeeding, Support of health workers, Health Center of Setiabudi Subdistrict
Read More
S-9391
Depok : FKM UI, 2017
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Frinsevae; Pembimbing: Ella Nurlaella Hadi; Penguji: Luknis Sabri, Agustin Kusumayati, Emi Nurjasmi, Indra Supradewi
T-3027
Depok : FKM UI, 2008
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Nadia Terry Tiara; Pembimbing: Mieke Savitri; Penguji: Dadan Erwandi, Rizka Ayu Intany
Abstrak: Skripsi ini membahas mengenai analisis kegagalan praktik pemberian ASI Eksklusif diWilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Penelitiandilaksanakan pada bulan Juni-Juli tahun 2018. Penelitian ini adalah penelitian kualitatifdengan 10 informan yaitu ibu yang memiliki bayi berusia 6-24 bulan yang dibagiberdasarkan kegagalan praktik pemberian ASI Eksklusifnya. Data dikumpulkan melaluiwawancara mendalam (Indepth Interview) dan dilakukan triangulasi sumber data yangmencakup bidan puskesmas dan keluarga informan. Hasil penelitian menunjukkanadanya kecenderungan hubungan antara faktor pendorong, faktor pemungkin dan faktorpenguat dengan kegagalan praktik pemberian ASI Eksklusif. Adapun faktor pendorongadalah pendidikan, pekerjaan, pengetahuan dan sikap, sedangkan faktor pemungkinadalah akses media massa (sumber informasi). Dari segi faktor penguat, dukungankeluarga dan dukungan tenaga kesehatan paling kuat pengaruhnya terhadap kegagalanpraktik pemberian ASI Eksklusif. Hasil penelitian menyarankan agar dinas kesehatanmelakukan upaya peningkatan pengetahuan masyarakat tentang pentingnya ASIEksklusif melalui media massa, petugas kesehatan melakukan penyuluhan dan konselingtentang ASI Eksklusif dengan media edukasi yang lebih menarik serta melakukankoordinasi dengan lintas sector seperti bidan praktik swasta dan rumah sakit terkaitpemberian ASI Eksklusif.Kata Kunci : Kegagalan ASI Eksklusif, Pengetahuan, Sikap, Dukungan Keluarga.
Read More
S-9700
Depok : FKM-UI, 2018
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive