Ditemukan 35081 dokumen yang sesuai dengan query :: Simpan CSV
Suci Kurniawati; Pembimbing: Atik Nurwahyuni; Penguji: Pujiyanto, Reza Rahman
Abstrak:
Skripsi ini membahas hubungan antara pemanfaatan Program Pengendalian Penyakit Kronis (PROLANIS) sebagai salah satu upaya untuk mencapai kualitas hidup yang setinggi-tingginya bagi peserta BPJS Kesehatan yang terdiagnosa DM Tipe 2 dan Hipertensi. Pemanfaatan PROLANIS ini dikaitkan dengan utilisasi Rawat Jalan Tingkat Pertama (RJTP) dan Rujukan DM Tipe 2 dan Hipertensi. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis kelamin (p=0.012), jenis kepesertaan (p=0.000), diagnosa medis (p=0.000), keikutsertaan prolanis (p=0.000), pelayanan Homevisit (p=0.041), jenis FKTP pengelola (p=0.000), ketersediaan SDM (p=0.000), ketersediaan sarana prasarana (p=0.005), ketersediaan alat medis dan obat (p=0.000), lingkup pelayanan (p=0.000), dan lingkup kegiatan prolanis (p=0.038) berhubungan dengan RJTP.
Faktor paling dominan yang mempengaruhi RJTP adalah ketersediaan SDM (OR=16.369). Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa jenis kelamin (p=0.001), jenis kepesertaan (p=0.000), diagnosa medis (p=0.000), keikutsertaan prolanis (p=0.000), lama bergabung prolanis (p=0.000), kekatifan kegiatan aktivitas klub (p=0.003), keaktifan kegiatan edukasi (p=0.015), jenis FKTP pengelola (p=0.000), ketersediaan SDM (p=0.000), ketersediaan sarana prasarana (p=0.005), ketersediaan alat medis dan obat (p=0.000), dan lingkup pelayanan (p=0.000) berhubungan dengan Rujukan. Faktor paling dominan yang mempengaruhi Rujukan adalah ketersediaan alat medis dan obat (OR=14.901). Penulis menyarankan dilakukannya promosi kesehatan terkait prolanis, peningkatan kualitas FKTP, dan optimalisasi kegiatan prolanis. Kata kunci: PROLANIS, Diabetes Mellitus, Hipertensi, Rawat Jalan, Rujukan
Read More
Faktor paling dominan yang mempengaruhi RJTP adalah ketersediaan SDM (OR=16.369). Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa jenis kelamin (p=0.001), jenis kepesertaan (p=0.000), diagnosa medis (p=0.000), keikutsertaan prolanis (p=0.000), lama bergabung prolanis (p=0.000), kekatifan kegiatan aktivitas klub (p=0.003), keaktifan kegiatan edukasi (p=0.015), jenis FKTP pengelola (p=0.000), ketersediaan SDM (p=0.000), ketersediaan sarana prasarana (p=0.005), ketersediaan alat medis dan obat (p=0.000), dan lingkup pelayanan (p=0.000) berhubungan dengan Rujukan. Faktor paling dominan yang mempengaruhi Rujukan adalah ketersediaan alat medis dan obat (OR=14.901). Penulis menyarankan dilakukannya promosi kesehatan terkait prolanis, peningkatan kualitas FKTP, dan optimalisasi kegiatan prolanis. Kata kunci: PROLANIS, Diabetes Mellitus, Hipertensi, Rawat Jalan, Rujukan
S-10040
Depok : FKM UI, 2019
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Rika Risalam Mahdur; Pembimbing: Puput Oktamianti; Penguji: Prastuti C. Soewondo, E. Dyah Noviani
Abstrak:
Berkembangnya penggunaan telepon seluler di era saat ini mendorong potensi melakukan self-management dengan mobile health (mHealth). Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran umum pengaruh penggunaa mHealth dalam self-management pada diabetes mellitus tipe 2 di Asia Tenggara. Penelitian ini menggunakan metode literature review dengan basis data Pubmed, PMC, dan Science Direct pada tahun 2017 hingga 2021. Hasil pencarian yang memenuhi kriteria inklusi adalah Indonesia, Singapura, dan Thailand. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh penggunaan mHealth dalam self-management diabetes tipe 2 terhadap hasil klinis penurunan kadar HbA1c pada penderita diabetes mellitus tipe 2 sebesar 0,5% hingga 1,3% maupun perubahan perilaku seperti peningkatan efikasi diri, peningkatan pemantauan glukosa darah, perubahan pola makan, peningkatan aktivitas fisik, kepatuhan minum obat, perbaikan kualitas dan jam tidur, serta peningkatan frekuensi perawatan kaki.
Read More
S-10744
Depok : FKM UI, 2021
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Pertiwi Puji Lestari; Pembimbing: Jaslis Ilyas; Penguji: Kurnia Sari, Anggi Afifi
S-10141
Depok : FKM-UI, 2019
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Siti Nur Latifah; Pembimbing: Vetty Yulianty; Penguji: Anhari Achadi, Reza Rahman
Abstrak:
Skrining kesehatan merupakan salah satu program BPJS Kesehatan dalam upaya kendali biaya pelayanan kesehatan. Namun, pada tahun 2016 ketercapaian program masih mencapai 17% dari target. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi skrining kesehatan diabetes melitus tipe 2 dan hipertensi di BPJS Kesehatan Kantor Cabang Utama Jakarta Timur tahun 2017. Penelitian menggunakan metode kualitatif. Data dikumpulkan melalui observasi, telaah dokumen dan wawancara mendalam dengan informan di FKTP (Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama) dan BPJS Kesehatan. Hasil penelitian menunjukan bahwa adanya masalah dari sisi komunikasi, sumber daya, sikap implementor, struktur birokrasi dan implementasi kegiatan skrining kesehatan. Penulis menyarankan agar dilakukan upaya perbaikan pada sosialisasi skrining ke FKTP, perencanaan SDM yang matang, pembuatan SOP skrining di FKTP dan memaksimalkan pemanfaatan BPJS mobile skrining.
Kata Kunci: Implementasi, Skrining Kesehatan
Health screening is one of the BPJS Kesehatan programs in order control health care costs. However, in 2016 the achievement program only reaches 17% of the target. The purpose of this research is to perceive the implementation of health screening for type 2 Diabtes Melitus and hypertension at BPJS Kesehatan, Branch Office, East Jakarta, 2017. This study used qualitative method, in which data was obtained from observation, document review, and in-depth interview with informants at Primary Care and BPJS Kesehatan. Research result indicate that there are issues regarding communication, resources, attitude of implementor, and implementation of health screening. Author suggests that improvement efforts are to be made regarding screening socialization toward Primary Care, human resource planning, screening Standard Operation Procedure (SOP) at Primary Care, and maximize the utilization of BPJS mobile screening.
Keyword: implementation, health screening
Read More
Kata Kunci: Implementasi, Skrining Kesehatan
Health screening is one of the BPJS Kesehatan programs in order control health care costs. However, in 2016 the achievement program only reaches 17% of the target. The purpose of this research is to perceive the implementation of health screening for type 2 Diabtes Melitus and hypertension at BPJS Kesehatan, Branch Office, East Jakarta, 2017. This study used qualitative method, in which data was obtained from observation, document review, and in-depth interview with informants at Primary Care and BPJS Kesehatan. Research result indicate that there are issues regarding communication, resources, attitude of implementor, and implementation of health screening. Author suggests that improvement efforts are to be made regarding screening socialization toward Primary Care, human resource planning, screening Standard Operation Procedure (SOP) at Primary Care, and maximize the utilization of BPJS mobile screening.
Keyword: implementation, health screening
S-9363
Depok : FKM UI, 2017
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Zhafirah Salsabila; Pembimbing: Amal Chalik Sjaaf; Penguji: Ascobat Gani, Ede Surya Darmawan, Em Yunir, Novita Dwi Istanti
Abstrak:
Read More
Diabetes menempati posisi ke-4 penyebab kematian global dengan total 1,5 juta kematian (2019). Total penderita DM dunia tahun 2021 mencapai 537 juta jiwa yang diprediksi akan terus meningkat hingga tahun 2045 sebanyak 784 juta jiwa. Indonesia dalam wilayah Western Pacific menempati urutan kedua prevalensi tertinggi, dengan total 19,47 juta jiwa pengidap DM (2021). Komplikasi DM menyebabkan mikro-makrovaskular, gagal ginjal hingga kematian, terlebih komorbid DM akan berisiko memperburuk keadaan COVID-19. Upaya pengontrolan risiko perburukan diabetes dapat dilakukan melalui diabetes self-management (DSM), manajemen mandiri penderita DM untuk mengontrol pola hidup demi mencegah risiko komplikasi diabetes. Penelitian ini bertujuan untuk melihat faktor determinan penerapan DSM, dan efektivitas klinis dan non klinis yang dilakukan secara systematic review dan meta-analysis, menggunakan database Medline (via PubMed), dan Embase. Hasil menunjukan penerapan DSM memberikan efektivitas klinis berupa penurunan tekanan darah, HbA1c, glukosa darah puasa, serta efektivitas non klinis pada kepatuhan diet, medikasi, perawatan luka kaki, PGDM, dan mencegah gangguan depresi. Faktor determinan penerapan DSM diantaranya sosio-demografi, tingkat pengetahuan, lama mengidap DM, akses layanan, dan dukungan untuk penderita DM. DSM akan maksimal melalui pemberian DSME dan health coaching serta penggunaan telemonitoring dan telekonsultasi untuk mengontrol kadar glikemik, serum lipid, dan kepatuhan dalam menerapkan DSM
Diabetes is the 4th leading cause of death worldwide, accounting for 1.5 million deaths in 2019. The total number of diabetics worldwide in 2021 will be 537 million, with the number expected to rise to 784 million by 2045. Indonesia in the Western Pacific region ranks 2nd in the highest prevalence, with a total of 19.47 million people with DM (2021). Diabetes complications cause micro-macrovascular and kidney failure and also worsen COVID-19 conditions. Diabetes self-management (DSM), the self-management of DM sufferers to control their lifestyle to prevent the risk of diabetes complications, can help to control the risk of worsening diabetes. This study aims to look at the determinants of DSM implementation, and clinical and non-clinical effectiveness by means of a systematic review and meta-analysis, using database from Medline (via PubMed), and Embase. The results show that the DSM implementation provides clinical effectiveness in the form of reducing blood pressure, HbA1c, and fasting blood glucose, non-clinical effectiveness in dietary compliance, medication, foot wound care, PGDM, and preventing depressive disorders. The determinants of DSM implementation include socio-demographics, level of knowledge, length of time with DM, access to services, and support for DM sufferers. DSM will be maximized through the provision of DSME and health coaching, using telemonitoring and teleconsultation to control glycemic and serum lipid levels and patient compliance in carrying out DSM activities
T-6510
Depok : FKM UI, 2023
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Lusiani Septika Sar; Pembimbing: Mardiati Nadjib; Penguji: David W. Dunlop, Merry Natalia, Vetty Yulianti Permanasari, Kurnia Sari
T-4241
Depok : FKM-UI, 2014
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Adelia Pramesti Zahra; Pembimbing: Vetty Yulianty Permanasari; Penguji: Mardiati Nadjib, Erfan Chandra Nugraha
Abstrak:
Read More
Latar belakang: Hemofilia sebagai penyakit langka menyumbang pembiayaan katastropik tertinggi JKN, mencapai Rp1,2 triliun pada 2023. Rendahnya deteksi dan penggunaan obat memperburuk ketimpangan alokasi anggaran, sehingga menjadi tantangan besar dalam keberlanjutan pembiayaan kesehatan nasional. Tujuan: Menganalisis Cost of Illness (COI) peserta JKN dari perspektif sosial, dengan fokus pada sudut pandang BPJS sebagai pembayar dan pasien yang mengalami kehilangan produktivitas Metode: Penelitian ini menggunakan desain studi observasional dengan pendekatan cross-sectional dengan analisis univariat dan bivariat. Sampel penelitian adalah peserta JKN dengan diagnosis Hemofilia (D66, D67, D68.0, dan D68.1), menggunakan data sekunder dari BPJS Kesehatan dan data upah rata-rata per jam berdasarkan provinsi dari BPS. Hasil: Pada tahun 2022-2023, rata-rata COI per peserta berdasarkan jumlah sampel adalah Rp728.832.232 dengan total Rp34.255.114.924. Berdasarkan jumlah populasi, total COI mencapai Rp3.019.551.937.176 Kesimpulan: Variabel jenis kelamin, usia, status perkawinan, segmentasi kepesertaan, kelas rawat, jenis pelayanan, lama hari rawat, tipe FKRTL yang sering dikunjungi, tingkat keparahan, dan penggunaan special drugs berpengaruh signifikan secara statistik terhadap COI
Background: Hemophilia, as a rare disease, contributes to the highest catastrophic health expenditure in the National Health Insurance (JKN) system, reaching IDR 1.2 trillion in 2023. Low detection rates and limited drug usage exacerbate the disparity in budget allocation, posing a significant challenge to the sustainability of national healthcare financing. Objective: This study aims to analyze the Cost of Illness (COI) for JKN participants from a societal perspective, focusing on the BPJS as the payer and patients experiencing productivity loss. Methods: This observational study uses a cross-sectional design, utilizing both univariate and bivariate analyses. The sample consists of JKN participants diagnosed with Hemophilia (D66, D67, D68.0, and D68.1), using secondary data from BPJS Kesehatan and average hourly wage data by province from BPS. Results: In 2022-2023, the average COI per participant based on the sample size was IDR 728,832,232, totalling IDR 34,255,114,924. Based on the total population, the COI reached IDR 3,019,551,937,176. Conclusion: Variables such as gender, age, marital status, membership segmentation, class of care, type of service, length of stay, type of healthcare facility frequently visited, severity level, and use of special drugs have a statistically significant impact on COI.
S-11928
Depok : FKM UI, 2025
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Riska Yuniatri; Pembimbing: Vetty Yulianty Permanasari; Penguji: Pujiyanto, Rima Sahara
Abstrak:
Di era Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), kinerja Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama(FKTP) dievaluasi salah satunya melalui Rasio Rujukan FKTP. BPJS Kesehatan KotaBekasi menargetkan Rasio Rujukan Puskesmas maksimal adalah 15% dan Klinikmaksimal adalah 10%. Dokter di FKTP memiliki peran dalam hal ini merujuk pasien.Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang menggunakan pendekatan kualitatif.Rasio Rujukan Puskesmas A adalah 30,42%. Adapun yang berpotensi mempengaruhinya,yaitu pengetahuan tentang kebijakan BPJS Kesehatan, kompetensi dalam menanganidiagnosis wajib tuntas FKTP, ketersediaan dokter, ketersediaan alat kesehatan,ketersediaan obat, jarak dengan FKRTL, diagnosis pasien dan rujukan atas permintaanpasien. Rasio Rujukan Puskesmas B adalah 20,12%. Adapun yang berpotensimempengaruhinya, yaitu pengetahuan tentang kebijakan BPJS Kesehatan, kompetensidalam menangani diagnosis wajib tuntas FKTP, ketersediaan dokter, ketersediaan alatkesehatan, ketersediaan obat, jarak dengan FKRTL dan diagnosis pasien. Rasio RujukanKlinik A adalah 23,88%. Adapun yang berpotensi mempengaruhinya yaitu lama bekerjadokter, pengetahuan tentang kebijakan BPJS Kesehatan, kompetensi dalam menanganidiagnosis wajib tuntas FKTP, ketersediaan dokter, ketersediaan alat kesehatan,ketersediaan obat, jarak dengan FKRTL dan diagnosis pasien. Rasio Rujukan Klinik Badalah 2,96%. Adapun yang berpotensi mempengaruhinya yaitu lama bekerja dokter,kompetensi dalam menangani diagnosis wajib tuntas FKTP, ketersediaan dokter,ketersediaan alat kesehatan, ketersediaan obat dan diagnosis pasien.Kata kunci:Rujukan, BPJS Kesehatan, FKTP.
Read More
S-10397
Depok : FKM UI, 2020
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Romeryana Ningsih; Pembimbing: Budi Hidayat; Penguji: Pujiyanto, Yuliana F M
Abstrak:
Indonesia mereformasi sistem pembiayaan kesehatan dengan menjamin seluruh penduduk dengan Jaminan Kesehatan Nasional efektif mulai tanggal 1 Januari 2014. JKN diselenggarakan secara nasional berdasarkan prinsip asuransi sosial dan prinsip ekuitas. Skripsi ini meneliti persepsi nasabah Asuransi Kesehatan Kumpulan PT. XYZ tentang JKN, sehubungan salah satu prinsip asuransi sosial adalah kepesertaan wajib maka kedepannya nasabah asuransi PT. XYZ juga wajib menjadi peserta JKN. Sebanyak 29 responden (49%) mempunyai sikap negatif terhadap JKN dan sebyak 30 responden (51%) mempunyai sikap positif terhadap JKN. Dari seluruh variabel independen berupa karakteristik nasabah dan karakteristik perusahaan tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan sikap nasabah terhadap JKN, diduga karena kurangnya informasi yang adekuat mengenai hak dan kewajiban penduduk dalam JKN
Indonesia conducts a reformation in health care funding system by covering all citizen’s helath care with National Health Security (NHS) which takes effect on January, 1 2014. NHS is held nationally based on social insurance principals and equity principals. This studies researches the perception of PT. XYZ’s clients which represented by company’s decision maker, about the implementation of NHS. One of the social insurance’s principals is membership mandatory, thereby PT. XYZ’s clients have to obey the law to join the NHS in the future. From all the independent variables which comprise of decision maker’s characteristics and company’s characteristics, both don’t have the correlation significantly with the attitude of the clients on NHS. The respondents whom have negative attitude on NHS count of 29 (49%) and 30 respondents (51%) have positive attitude about NHS. This happens probably because of lack of proper information about the right and the duty of the citizen’s in NHS.
Read More
Indonesia conducts a reformation in health care funding system by covering all citizen’s helath care with National Health Security (NHS) which takes effect on January, 1 2014. NHS is held nationally based on social insurance principals and equity principals. This studies researches the perception of PT. XYZ’s clients which represented by company’s decision maker, about the implementation of NHS. One of the social insurance’s principals is membership mandatory, thereby PT. XYZ’s clients have to obey the law to join the NHS in the future. From all the independent variables which comprise of decision maker’s characteristics and company’s characteristics, both don’t have the correlation significantly with the attitude of the clients on NHS. The respondents whom have negative attitude on NHS count of 29 (49%) and 30 respondents (51%) have positive attitude about NHS. This happens probably because of lack of proper information about the right and the duty of the citizen’s in NHS.
S-8309
Depok : FKM-UI, 2014
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Aulia Windy Shafira; Pembimbing: Atik Nurwahyuni; Penguji: Vetty Yulianty Permanasari, Citra Jaya
Abstrak:
Penelitian ini menganalisis cost of illness dan faktor-faktor yang berhubungan dengan cost of illness Peserta JKN dengan pelayanan Hemodialisis di wilayah Provinsi Jawa Barat. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain studi observasional yang bersifat cross sectional, menggunakan Data Sampel BPJS Kesehatan tahun 2015-2016. Teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling dan sampel merupakan seluruh data Peserta JKN dengan pelayanan hemodialisis beserta komplikasinya sesuai dengan inklusi dan eksklusi yang ditetapkan di Wilayah Provinsi Jawa Barat tahun 2015-2016. Sampel yang diperoleh sebesar 137 Peserta JKN dengan Pelayanan Hemodialisis.
Read More
S-10577
Depok : FKM-UI, 2021
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
