Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 25085 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Ahmad Najmuddin Mabruri; Pembimbing: L. Meily Kurniawidjaja; Penguji: Robiana Modjo, Hendra, Rusmiyati, Ali Syahrul Chairuman
T-6257
Depok : FKM UI, 2021
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Alfita Ayu Wirasati; Pembimbing: L. Meily Kurniawidjaja; Penguji: Chandra Satrya, Robiana Modjo, Feronica Yula Wardhani, Nila Pratiwi Ichsan
Abstrak:
Penerapan perilaku kepatuhan pada protokol kesehatan COVID-19 seyogyanya dapat menurunkan penyebaran COVID-19, namun saat ini masih terjadi kasus di PT X. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis berbagai faktor yang berhubungan dengan perilaku kepatuhan protokol kesehatan COVID-19 pada Pekerja Perkantoran di PT X tahun 2022. Desain penelitian adalah cross sectional dengan pendekatan kuantitatif. Jumlah responden sebanyak 76 orang diambil secara acak sederhana. Data primer didapat dari kuesioner yang disebarkan dengan aplikasi googleform, dilengkapi dengan data observasi dan telaah dokumen. Hasil telitian menunjukkan tingkat kepatuhan protokol kesehatan COVID-19 sebesar 82,9%. Hasil analisis menunjukkan pada pria 5 kali lebih beresiko tidak patuh di banding Perempuan (OR 5,677), pada pekerja yang merasakan manfaat rendah 4 kali lebih beresiko tidak patuh (OR 4,329) dibanding yang merasakan manfaat tinggi, pada pekerja yang efikasi diri rendah 4 kali lebih beresiko tidak patuh (OR 4,329) dibandingkan yang efikasinya tinggi. Di samping itu, pada pekerja yang tidak mendapat dukungan lingkungan kerjanya 5 kali lebih berisiko tidak patuh (OR 5, 417) dibanding dengan pekerja yang mendapat dukungan lingkungan kerjanya, pekerja yang tidak mendapat dukungan keluarga 9 kali lebih beresiko tidak patuh (OR 9,02) dibanding dengan pekerja yang mendapat dukungan keluarga, begitu pula bagi pekerja yang merasakan tidak memadainya penghargaan dan sanksi 5 kali lebih beresiko tidak patuh (OR 5,211) dibanding pekerja yang merasakan penghargaan dan sanksi memadai. Penelitian ini mendapatkan tidak ada hubungan antara umur, status pernikahan, pengalaman, pengetahuan, ketersediaan instruksi, kerentanan yang dirasakan, keparahan yang dirasakan, hambatan yang dirasakan, isyarat untuk bertindak (faktor predisposisi), ketersediaan fasilitas dan sarana serta pelatihan dan promosi kesehatan (faktor pemungkin), dan tim inspektur (faktor penguat) dan perilaku kepatuhan prototol kesehatan COVID-19. Pandemi COVID-19 masih berlangsung hingga saat ini, maka Perusahaan masih perlu melakukan upaya pencegahan terhadap COVID-19 yaitu dengan meningkatkan program promosi kesehatan serta implementasi penghargaan dan sanksi. Promosi kesehatan disusun dengan melibatkan seluruh pekerja secara bottom up. Selain itu, mengikutsertakan keluarga pada program promosi kesehatan metode lebih interaktif dan dapat menjangkau seluruh usia. Penyusunan kriteria penghargaan dan sanksi dengan melibatkan pekerja dan diimplementasikans secara konsisten. Pekerja juga perlu untuk berkontribusi dengan saling mengingatkan untuk mematuhi protokol kesehatan COVID-19 dengan dukungan dari manajemen dan berperan aktif dalam penyusunan program promosi kesehatan dan kriteria penghargaan dan sanksi. Dan bagi peneliti selanjutnya dapat mengembangkan penelitian dengan menambah variabel, memperluas sasaran penelitian dan melanjutkan analisis multivariate.

Implementation of compliance behavior with the COVID-19 health protocol should reduce the spread of COVID-19, but currently there are still cases at PT X. The purpose of this study was to analyze various factors related to establishing COVID-19 health protocol compliance behavior in office workers at PT. X year 2022. The research design was cross sectional with a quantitative approach. The number of respondents as many as 76 people were taken at simple random. Primary data were obtained from questionnaires distributed using the googleform application, completed with observation data and document review. The results showed that the level of compliance with the COVID-19 health protocol was 82.9%. The results of the analysis show that men are 5 times more at risk of non-compliance than women (OR 5,677), workers who feel low benefits are 4 times more at risk of non-compliance (OR 4,329) than those who feel high benefits, workers with low self-efficacy are 4 times were more at risk of non-compliance (OR 4,329) than those with high efficacy. In addition, workers who do not receive support from their work environment are 5 times more to be non-compliance (OR 5,417) compared to workers who do not receive support from their work environment, workers who do not receive family support are 9 times more likely to be non-compliance ( OR 9.02) compared to workers who received family support, as well as workers who felt inadequate rewards and sanctions were 5 times more likely to be non-compliance (OR 5,211) than workers who felt adequate rewards and sanctions. This study found that there was no relationship between age, marital status, experience, knowledge, availability of instructions, perceived susceptibility, perceived severity, perceived barriers, cues to action (predisposing factors), availability of facilities and facilities as well as training and health promotion (enabling factors), and a team of inspectors (reinforcing factors) and COVID-19 health protocol compliance behavior. The COVID-19 pandemic is still ongoing, so the Company still needs to take preventive measures against COVID-19, namely by increasing health promotion programs and implementing awards and sanctions. Health promotion is developed by involving all employees on a bottom-up basis. In addition, involving families in health promotion programs is more interactive and can reach all ages. Compilation of reward and sanction criteria by involving workers and implemented consistently. Workers also need to contribute by reminding each other to comply with the COVID-19 health protocol with support from management and take on the active role in the development of health promotion programs and award and sanction criteria. And for further researchers, they can develop research by adding variables, expanding research targets and continuing into multivariate analysis.
Read More
T-6563
Depok : FKM-UI, 2022
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Ida Fauziah; Pembimbing: Tri Krianto; Penguji: Sutanto Priyo Hastono, Rita Damayanti, Saleh Budi Santoso, Nathanael
Abstrak:
Latar Belakang : Kabupaten Karawang adalah salah satu daerah dengan kawasan industri terbesar di Indonesia. Tingginya jumlah pekerja di industri tersebut membuat klaster industri menjadi penyumbang kasus Covid-19 di wilayah Kab.Karawang. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara faktor individu, faktor specific health belief, dan faktor lingkungan dengan perilaku penerapan protokol kesehatan (3M) pencegahan Covid-19 pada pekerja industri manufaktur. Metode : Desain studi yang digunakan adalah cross sectional. Data dikumpulkan pada bulan Agustus ? September 2022 melalui survei online secara non-probablity sampling dengan sampel 454 pekerja. Hasil : Sebagian besar responden pekerja industri manufaktur memiliki perilaku yang baik (50.2%) dalam perilaku penerapan protokol kesehatan (3M). Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa variabel yang memiliki hubungan bermakna dengan perilaku penerapan protokol kesehatan (3M) pencegahan Covid-19 adalah pengetahuan (p value = 0.038, OR=1.66), dukungan keluarga (p value = 0.001, OR=2.23), & penerapan kebijakan pencegahan Covid-19 di tempat kerja (p value = 0.034, OR=1.66). Pekerja dengan dukungan keluarga yang rendah berpeluang 2.2 kali lebih tinggi memiliki perilaku penerapan protokol kesehatan (3M) yang kurang dibandingkan pekerja dengan dukungan keluarga inti yang tinggi setelah dikontrol variabel pengetahuan, penerapan kebijakan pencegahan Covid-19, sikap, persepsi kerentanan, persepsi manfaat, dukungan rekan kerja, & dukungan tenaga kesehatan. Kesimpulan : Untuk meningkatkan perilaku penerapan pencegahan Covid-19 pekerja tetap perlu diberikan edukasi yang rutin oleh tenaga kesehatan dengan melibatkan keluarga pekerja serta didukung dengan pengawasan dari penerapan kebijakan pencegahan Covid-19 dari manajemen perusahaan.

Background: Karawang Regency is one of the areas with the largest industrial estate in Indonesia. The high number of workers in the industry makes the industrial cluster a contributor to Covid-19 cases in the Karawang Regency area. Objective: This study aims to determine the relationship between individual factors, specific health belief factors, and environmental factors with the behavior of implementing health protocols (3M) to prevent Covid-19 in manufacturing industry workers. Methods: The study design used was cross sectional. Data were collected in August - September 2022 through an online survey by non-probability sampling with a sample of 454 workers. Results: Most respondents of manufacturing industry workers have good behavior (50.2%) in the behavior of implementing health protocols (3M). The results of multivariate analysis show that the variables that have a significant relationship with the behavior of implementing health protocols (3M) for Covid-19 prevention are knowledge (p value = 0.038, OR = 1.66), family support (p value = 0.001, OR = 2.23), & implementation of Covid-19 prevention policies in the workplace (p value = 0.034, OR = 1.66). Workers with low family support were 2.2 times more likely to have poor health protocol implementation behavior than workers with high nuclear family support after controlling for variables of knowledge, implementation of Covid-19 prevention policies, attitudes, perceived vulnerability, perceived benefits, coworker support, & health worker support. Conclusion: To improve the behavior of implementing Covid-19 prevention, workers still need to be given routine education by health workers by involving workers' families and supported by supervision of the implementation of the Covid-19 prevention policy from company management.
Read More
T-6525
Depok : FKM-UI, 2023
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Hendar Sunandar; Pembimbing: Doni Hikmat Ramdhan; Penguji: Mila Tejamaya, Dadan Erwandi, Ahmad Jais, Enos Parubak
Abstrak: COVID-19 merupakan penyakit yang mudah menular disebabkan oleh SARS-CoV-2, ditetapkan sebagai pandemi oleh WHO pada 11 Maret 2021 dengan kasus pertama di Indonesia pada 3 Maret 2021. Diperlukan protokol kesehatan untuk menekan laju penyebaran COVID-19 di tempat kerja dengan menjalankan protokol 5M (memakai masker, rajin mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumuman, dan membatasi mobilisasi). Ketidakpatuhan pekerja terhadap protokol kesehatan diduga menjadi salah satu penyebab terjadinya lonjakan kasus COVID-19 di PT. X. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi perilaku kepatuhan pekerja pada protokol kesehatan pencegahan COVID-19 di PT. X. Desain penelitian ini adalah potong lintang dengan pendekaan deskriptif kuantitatif dan teknik PLS-SEM. Pengambilan sampel melalui non-probability sampling pada pekerja waktu tidak tertentu (PWTT) dan Mitra Kerja. Hasil penelitian menunjukan bahwa pekerja sudah mempunyai pengetahuan yang baik mengenai COVID-19. Norma subyektif, sikap, niat, perilaku adaptasi, perilaku nyata dan persepsi perilaku kepatuan responden sudah bagu, sementara persepsi kontrol perilaku, persepsi kerentanan, persepsi bahaya/ancaman/keparahan adalah cukup. Tidak ada capaian responden yang menunjukan negatif atau tidak baik. Analisis multivariat melalui PLS-SEM menunjukan pengetahuan berpengaruh langsung terhadap persepsi kerentanan dan persepsi bahaya/ancaman/keparahan. Niat sebagai prediktor utama dalam berperilaku dipengaruhi langsung oleh norma subyektif, persepsi bahaya/ancaman/keparahan, dan sikap. Niat berpengaruh langsung terhadap perilaku adaptif dan perilaku nyata pekerja sebagai gambaran kepatuhan terhadap setiap protokol kesehatan pencegahan COVID-19 di tempat kerja. Perilaku adaptif dan perilaku nyata kemudian berpengaruh langsung terhadap bagaimana pekerja mempersepsikan perilaku kepatuhan rekan kerjanya. Perusahaan disarankan untuk mempertahankan dan meningkatkan komunikasi, infomasi dan edukasi (KIE) pencegahan COVID-19, melakukan kampanye hidup sehat (healthy lifestyle), mengajak para pengawas pekerja dan manajemen menjadi role model, dan melibatkan pekerja serta serikat pekerja dalam pengawasan berkesinambungan pelaksanakan protokol kesehatan.
Read More
T-6253
Depok : FKM-UI, 2021
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Fatimah Alanza Salsabila; Pembimbing: L. Meily Kurniawidjaja; Penguji: Dadan Erwandi, Astuti
Abstrak: Perkantoran merupakan salah satu tempat yang berisiko terjadinya penularan COVID-19. Beberapa kasus COVID-19 di DKI Jakarta didominasi dari klaster perkantoran. Untuk mengatasi hal tersebut, penerapan perilaku pencegahan yang baik menjadi kunci utama dalam memutus rantai penyebaran virus. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor determinan perilaku pencegahan penularan COVID-19 pada pekerja perkantoran di DKI Jakarta. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional. Pengambilan data dilakukan secara daring menggunakan kuesioner. Sebanyak 152 pekerja perkantoran di Jakarta berpartisipasi dalam penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku pencegahan responden terhadap COVID-19 sudah cukup baik. Sebesar 61,2% Responden berperilaku baik, dan 38,8% berperilaku kurang baik. Uji statistik menunjukkan bahwa persepsi risiko (p= 0.013), persepsi hambatan (p= 0.001), sarana prasarana (0.002), dan dukungan manajemen (p= 0.001) berhubungan dengan perilaku pencegahan COVID-19. Maka dari itu diperlukan edukasi efektif, penyediaan sarana prasarana yang memadai, serta dukungan manajemen yang mendukung untuk meningkatkan perilaku pekerja dalam mencegah COVID-19
Office is one of the places at risk of transmission of COVID-19. Several cases of COVID-19 in DKI Jakarta are dominated by office clusters. To overcome this, the implementation of good preventive behavior is the main key in breaking the chain of virus spread. The study aims to analyze the determinants of behavior to prevent transmission of COVID-19 in office workers in DKI Jakarta. This research is a quantitative research with a cross sectional design. Data was collected online using questionnaire. A total of 152 office workers in Jakarta participated in this study. The results showed that the respondent's preventive behavior against COVID-19 is quite good. 61.2% of respondents had good behavior, and 38.8% had poor behavior. Statistical tests showed that perceived risk (p= 0.013), perceived barriers (p= 0.001), availability of facilities (0.002), and management support (p= 0.001) were associated with COVID-19 prevention behavior. Therefore, effective education is needed, the provision of adequate infrastructure, and supportive management support to improve worker behavior in preventing COVID-19.
Read More
S-10999
Depok : FKMUI, 2022
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Puspita Tri Utami; Pembimbing: L. Meily Kurniawidjaja; Penguji: Robiana Modjo, Hendra, Astuti, Ali Syahrul Chairuman
Abstrak: Corona Virus Disease 19 atau dikenal Covid-19 ditetapkan sebagai pandemic dan bencana nasional pada awal Maret 2020. Berkembangnya mutase virus dengan penularannya cepat meningkatkan kasus terkonfirmasi Covid-19. Peningkatan kasus ini juga terjadi di cluster perkantoran termasuk Kementerian Kesehatan. Sebagai regulator permasalahan kesehatan termasuk dalam pencegahan dan pengendalian Covid-19 ternyata perkantoran Kemententerian Kesehatan kasus terkonfirmasi positif Covid-19 meningkat dari peringkat 4 meningkat menjadi peringkat 1 cluster perkantoran di DKI Jakarta padahal tersedia anggaran, kebijakan dan komite K3L (Keselamatan dan Kesehatan kerja serta Lingkungan) dalam pencegahan dan pengendalian Covid-19. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa penerapan komunikasi kebijakan Covid-19 dan Pengetahuan tentang Kebijakan Covid-19 pada karyawan di Perkantoran Kementerian Kesehatan Tahun 2021. Metodologi yang digunakan pada penelitian adalah observational analitik dengan studi potong lintang sebanyak 440 karyawan sejak Januari 2021 hingga Juli 2021. Hasil penelitian menunjukkan jabatan, pendidikan dan pesan berhubungan dengan pengetahuan kebijakan Covid-19. Penerapan komunikasi yang efektif diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan karyawan perkantoran Kementerian Kesehatan tentang kebijakan Covid-19
Corona Virus Disease 19 or known as Covid-19 was declared a pandemic and a national disaster in early March 2020. The development of virus mutations with rapid transmission has increased confirmed cases of Covid-19. This increase in cases also occurred in office clusters, including the Ministry of Health. As a regulator of health problems, including in the prevention and control of Covid-19, it turns out that the office of the Ministry of Health of the positive confirmed cases of Covid-19 increased from rank 4 to rank 1 in the office cluster in DKI Jakarta even though the budget, policies and K3L committee (Occupational Safety and Health and Environment) are available. ) in the prevention and control of Covid-19. This study aims to analyze the application of Covid-19 policy communication and knowledge about Covid-19 policies to employees at the Ministry of Health Offices in 2021. The methodology used in this study is analytical observational with a cross sectional design of 440 employees from January 2021 to July 2021. Results Research shows positions, education and Covid-19 policy messages are related to Covid-19 policy knowledge. The application of effective communication is expected to increase the knowledge of the Ministry of Health office employees about the Covid-19 policy
Read More
T-6278
Depok : FKM UI, 2021
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Asmida Mariani; Pembimbing: L. Meily Kurniawidjaja; Penguji: Indri Hapsari Susilowati, Robiana Modjo, Kartini Rustandi, Fify Mulyani
Abstrak: COVID-19 merupakan penyakit infeksi virus yang menular sangat cepat dan menyebar melalui droplet, aerosol, atau kontak dengan permukaan benda yang terkontaminasi. Langkah pencegahan dan pengendalian COVID-19 perlu memperhatikan faktor risiko di tempat kerja. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganaIisis faktor risiko karakteristik pekerja, perilaku dan lingkungan tempat kerja, serta pengorganisasian pekerjaan dan budaya kerja pada kejadian COVID-19 perkantoran di Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta. Desain penelitian cross sectional dengan pendekatan kuantitatif, jumlah responden sebanyak 127 orang diambil secara acak sederhana. Kuesioner menggunakan google-form, data sekunder dari penilaian penerapan protokol kesehatan pencegahan COVID-19 dan penerapan K3 perkantoran di Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta. Analisis data menggunakan uji statistik regresi logistik. Hasil telitian mendapatkan kejadian COVID-19 perkantoran sebanyak 50,4%, 10,9% di antaranya reinfeksi. Ditemukan faktor risiko dominan kejadian COVID-19 perkantoran adalah kegemukan, kondisi kesehatan, komorbid, dan pengaturan waktu kerja (p<0,05). Strategi promosi kesehatan yang tepat, pengorganisasian pekerjaan dan budaya kerja yang mendukung keselamatan dan kesehatan kerja diperlukan untuk mengendalikan faktor risiko kejadian COVID-19 di perkantoran.
Covid-19 is a viral infectious disease that spreads very quickly and spreads through droplets aerosol, or contact with contaminated surfaces. Measures in preventing and controlling the COVID-19 spread has to pay attention to risk factors in the workplace. The purpose of this study is to analyze the risk factors characteristics for workers, workplace environment and behaviors, as well as working organization and culture in the office incidences of COVID-19 at the Jakarta Provincial Health Bureau Office. The research design is cross sectional with a quantitative approach, the number of respondents is 127 people taken by simple random. The research instrument used was a questionnaire using a google-form and secondary data from the assessment of the implementation of the COVID-19 prevention health protocol and the application of K3 offices at the Jakarta Provincial Health Bureau Office. The data was analyzed using logistic regression statistical test. The results of the analysis showed that there were 50.4% of positive cases of COVID-19 in offices, with 10.9% of them being re-infected. The dominant risk factors for the incidence of COVID-19 in the office were obesity, health conditions, comorbidities, and working time arrangements (p<0.05). Appropriate health promotion strategies, work organization and work culture that supports occupational safety and health are needed to control risk factors for the occurrence of COVID-19 in the office.
Read More
T-6455
Depok : FKM-UI, 2023
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Tri Adi Sugiarto; Pembimbing: Mila Tejamaya; Penguji: Hendra, Fariz Zuvil Argnanata, Emyliana Manurung
Abstrak:
Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2) yang menyerang sistem pernafasan dan dapat ditularkan baik secara langsung maupun tidak langsung. Covid-19 telah dinyatakan sebagai bencana non-alam berupa wabah atau pandemik sehingga perlu dilakukan upaya penanggulangan termasuk penguatan fungsi laboratorium yang berfungsi melakukan pemeriksaan spesimen, untuk menjamin kesinambungan pemeriksaan screening spesimen Coronavirus Disease 2019, sehingga diperlukan jejaring laboratorium pemeriksaan COVID-19. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis implementasi hierarki pengendalian risiko dalam pencegahan penularan Covid-19 pada pekerja di Laboratorium Biomolekular PT X. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif . Pengumpulan data dilakukan melalui data sekunder, wawancara dan observasi. Penelitian dilakukan dari November 2021-Juli 2022. Hasil penelitian menunjukkan proses kerja di PT. X terdiri dari: (1) Pengambilan dan pengumpulan sampel dari pasien, (2) Penerimaan dan penilaian sampel, (3) Pengujian Sampel, (4) QA dan QC hasil analisa, (5) Pencatatan hasil dan data manajemen, (6) Pelaporan ke instansi terkait, (7) Pelaporan ke pasien. Masing-masing proses memiliki risiko masing-masing dalam pekerjaannya, dimana risiko tertinggi pada petugas pengambilan sampel. Pengetahuan dan perilaku pekerja terhadap hirarki pengendalian risiko dapat dikatakan sangat baik. Perilaku pencegahan Covid-19 yang dilakukan oleh pekerja di PT. X sudah ada upayanya, seperti mereka paham pentingnya bekerja dengan SOP dan menggunakan alat pelindung diri. Namun terkadang ada kecenderungan mereka lelah menggunakan Alat Pelindung Diri yang dirasa tidak nyaman oleh pekerja. PT.X telah mengimplementasikan hirarki pengendalian risiko meliputi pengendalian teknis seperti memberi pembatas dan pengaturan ventilasi, pengendalian administrasi seperti pembuatan SOP dan pengaturan shift kerja, dan penggunaan alat pelindung diri seperti masker, baju gown, sarung tangan, dsb. Terkait implementasi pengendalian risiko pada Laboratorium ada dua hal yang belum terpenuhi yaitu tidak adanya pengelolaan limbah padat B3 dan tidak ada manajemen biosecurity secara mandiri. Adapun saran yang dapat direkomendasikan adalah perlu memberikan edukasi, sosialisasi, maupun pelatihan secara berkala terkait manajemen pengendalian risiko pada khususnya dan manajemen K3 secara umum agar pekerja selalu ingat untuk menerapkan budaya K3 di tempat kerja. Dan melakukan upaya pengelolaan limbah B3 sendiri mengacu pada peraturan kementerian kesehatan untuk keamanaan baik para pekerja dan pelanggan yang berkunjung ke PT.X.

Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) is an infectious disease caused by Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2) which attacks the respiratory system and can be transmitted either directly or indirectly. Covid-19 has been declared a non-natural disaster in the form of an epidemic or pandemic, so it is necessary to carry out mitigation efforts including strengthening the laboratory function that functions to examine specimens, to ensure the continuity of the 2019 Coronavirus Disease specimen screening examination, so that a network of COVID-19 examination laboratories is needed. This study aims to analyze the implementation of the risk control hierarchy in preventing the transmission of Covid-19 to workers at the Biomolecular Laboratory of PT X. This study uses qualitative research methods. Data was collected through secondary data, interviews and observations. The study was conducted from January to July 2022. The results showed that the work process at PT. X consists of (1) Taking and collecting samples from patients;(2) Sample acceptance and assessment; (3) Sample Testing; (4). QA and QC analysis results;(5) Recording of results and management data;(6) Reporting to related agencies; (7) Reporting to patients. Each process has its own risks in its work, where the risk is highest for the sampling officer. Knowledge and behavior of workers on the hierarchy of risk control can be said to be very good. Covid-19 prevention behavior carried out by workers at PT. X has made an effort, as they understand the importance of working with SOPs and using personal protective equipment. However, sometimes there is a tendency for them to get tired of using Personal Protective Equipment which is felt uncomfortable by workers. PT.X has implemented a risk control hierarchy including technical controls such as providing barriers and ventilation settings, administrative controls such as making SOPs and setting work shifts, and the use of personal protective equipment such as masks, gown clothes, gloves, etc. Regarding the implementation of risk control in the laboratory, there are two things that have not been fulfilled, namely the absence of B3 solid waste management and no biosecurity management. The suggestions that can be recommended are that it is necessary to provide education, socialization, and periodic training related to risk control management in particular and K3 management in general so that workers always remember to apply OHS culture in the workplace. And make efforts to manage B3 waste referring to the regulations of the ministry of health for the safety of both workers and customers who visit PT.X. Keyword: Risk Control Hierarchy, Biomolecular Laboratory, Covid-19.
Read More
T-6483
Depok : FKM-UI, 2022
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Neni Julyatri Sagala; Pembimbing: Sjahrul M. Nasri; Penguji: Mufti Wirawan, Dadan Erwandi, Erdiana Muliawaty, Dina Ramadhani
Abstrak: Covid-19 merupakan penyakit infeksius dengan tingkat penularan yang tinggi dan sebagian besarnya menyerang sistem organ pernapasan. Pemerintah Indonesia menghimbau pekerja untuk bekerja dari rumah dan pembatasan ketat aktivitas perkantoran sebagai salah satu upaya dalam rangka pengendalian Covid-19. Sebelumnya, sistem kerja work from home atau telework belum diadopsi secara luas di Indonesia. Perubahan sistem kerja ini berdampak pada perubahan konteks pekerjaan yang menyebabkan bahaya psikososial. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor psikososial (karakteristik individu, content of work, dan context to work) dan stres kerja di masa pandemi Covid-19 pada pekerja perkantoran di Jakarta. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain studi potong lintang. Penelitian dilakukan pada pekerja perkantoran yang bekerja dengan sistem telework di Provinsi DKI Jakarta pada bulan Desember 2020 sampai Februari 2021. Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 110 responden yang diambil dengan teknik pengambilan snowball sampling. Pengumpulan data dilakukan secara daring. Kuesioner yang digunakan pada penelitian ini adalah Copenhagen Psychosocial Questionnaire versi III. Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji statistik chi square .Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara faktor psikososial context to work konflik peran (nilai p 0,014; OR 2,095), job insecurity (nilai p 0,023; OR 2,714), dan work life balance (nilai p 0,003; OR 3,715). Tidak ada hubungan yang signifikan antara karakteristik individu (umur dan jenis kelamin), content of work (beban kerja, durasi kerja WFH, Pola WFH), dan context to work (ketidakjelasan peran) dengan stres kerja
Covid-19 is an infectious disease with high transmission rate and mostly attacks the respiratory organ system. Indonesian government urges people to work from home and and strict restrictions on office activities an effort to control Covid-19. Previously, the work from home or telework system had not been widely adopted in Indonesia. This change of work system has an impact on transformation of work context that cause psychosocial hazards. This study aims to analyze psychosocial factors (individual characteristics, content of work, and context to work) and work related stress during Covid-19 pandemic among office workers in Jakarta. This research is quantitative research with cross-sectional design. The study was conducted on office workers who work with the telework system in DKI Jakarta Province from December 2020 to February 2021. The number of samples in this study was 110 respondents taken by snowball sampling technique. Data collection is done by online. The questionnaire used in this study was Copenhagen Psychosocial Questionnaire version III. Data analysis was carried out using the chi square statistical test. The results showed that there was a significant relationship between psychosocial factors in the work context of role conflict (p-value 0.014; OR 2.095), job insecurity (p-value 0.023; OR 2.714), and work life balance. (p value 0.003; OR 3.715). There was no significant relationship between individual characteristics (age and gender), content of work (workload, WFH work duration, WFH pattern), and context to work (unclear role) with work related stress.
Read More
T-6199
Depok : FKM-UI, 2021
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Qanita Fauzia; Pembimbing: Fatma Lestari; Penguji: Sjahrul M. Nasri, Dadan Erwandi, Yuni Kusminanti, Ike Pujiriani
Abstrak: Pandemi COVID-19 berdampak pada seluruh aktivitas kehidupan termasuk bidang pendidikan. Seluruh praktik di perguruan tinggi termasuk pembelajaran ditiadakan diganti dengan pembelajaran jarak jauh atau daring. Pegawai perguruan tinggi juga merasakan adanya peningkatan beban kerja dan perubahan kondisi kerja. Pandemi ini mengubah mekanisme kerja seperti implementasi kebijakan baru, aturan pembatasan kontak fisik yang kemudian memungkinkan adanya konflik antara pekerjaan dengan gaya hidup yang dijalankan. Salah satu gaya hidup baru yang perlu diadopsi yaitu perilaku pencegahan COVID-19. Selama pandemi COVID-19, perguruan tinggi tetap memberlakukan work from office bagi pegawai sehingga risiko terjadinya penularan COVID-19 di lingkungan kerja tetap ada. Tentunya perilaku pencegahan COVID-19 menjadi aspek penting yang perlu menjadi perhatian karena merupakan cara terbaik berperang melawan COVID-19. Dalam teori health belief model disebutkan bahwa praktik perilaku kesehatan bergantung pada keyakinan yang dianut individu yaitu perceived susceptibility, perceived severity, perceived benefit, perceived barrier, selfefficacy dan cues to action. Tujuan dari penelitian ini ialah menganalisis hubungan faktor perilaku pencegahan dengan perilaku personal higiene pegawai perguruan tinggi. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional dengan penyebaran kuesioner pada 179 pegawai perguruan tinggi. Pengumpulan data dilakukan pada bulan April 2022. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perceived barrier, self-efficacy, dan cues to action merupakan tiga komponen prediktor perilaku personal higiene pegawai. Beberapa rekomendasi dari hasil penelitian di antaranya menggencarkan sosialisasi kebijakan serta protokol kesehatan dengan konten yang dapat memotivasi self-efficacy serta menurunkan persepsi hambatan pegawai terhadap perilaku personal higiene positif, menyebarkan infografis dan media promosi yang menarik, memastikan ketersediaan sarana dan prasarana pendukung (fasilitas cuci tangan, hand sanitizer, masker, sarung tangan, cairan disinfektan maupun APD lainnya), serta menunjuk duta prokes di kalangan pegawai untuk kemudian memberlakukan mekanisme pemberian apresiasi bagi pegawai yang telah rajin mempraktikkan perilaku personal higiene positif.
Read More
T-6367
Depok : FKM-UI, 2022
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive