Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 37885 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Maulidya Sekar Aulia; Pembimbing: Mondastri Korib Sudaryo; Penguji: Yovsyah; Jamaludin
Abstrak: Latar Belakang: Penyakit kardiovaskular, termasuk stroke merupakan masalah kesehatan utama yang terjadi di Dunia. Setiap tahunnya, terdapat lebih dari 13,7 juta kasus baru dan 5,5 juta kematian akibat stroke yang terjadi secara global. Berdasarkan data Riskesdas tahun 2018 prevalensi stroke di Indonesia mencapai 10,9 per mil. Pada Provinsi DKI Jakarta, prevalensi stroke berdasarkan diagnosis dokter meningkat dari 9,7 per mil (2013) menjadi 12,2 per mil (2018). Berdasarkan data IDF tahun 2019, prevalensi diabetes di Indonesia mencapai 10.7 juta kasus dan menjadikan Indonesia sebagai Negara dengan kasus terbanyak ketujuh secara global. Selain itu, menurut Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan, dana yang digunakan untuk pelayanan stroke terus meningkat yaitu 1,43 Trilyun (2016), 2,18 Trilyun (2017) dan 2,56 Trilyun (2018) dan menurun menjadi 2,1 Trilyun (2020). Meskipun terdapat penurunan di tahun 2020, stroke masih menjadi peringkat ke tiga sebagai penyeap dana jaminan sosial BPJS. Diabetes melitus yang merupakan faktor risiko stroke mengalami peningkatan prevalensi di Provinsi DKI Jakarta dari tahun 2,5% (2013) menjadi 3,4% (2018).Tujuan: mengetahui hubungan diabetes melitus tipe 2 dengan kejadian penyakit stroke pada penduduk berusia ≥18 tahun Di Provinsi DKI Jakarta tahun 2018. Metode: Penelitian dilakukan dengan metode kuantitatif dan menggunakan studi cross-sectional analitik. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder Riskesdas 2018. Terdapat 1.537 sampel yang dianalisis sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Hasil: Berdasarkan hasil analisis didapatkan prevalensi stroke sebesar 1,6% dan diabetes melitus tipe 2 sebesar 7,7%. Terdapat hubungan yang signifikan antara variabel diabetes melitus tipe 2 dengan kejadian penyakit stroke. Selain itu, variabel kovariat seperti usia (POR=5,26; 95%CI: 2,28-12,12), pekerjaan (POR=2,63; 95%CI: 1,12-6,19), hipertensi (POR=9,52; 95%CI: 2,83-32,06), dan penyakit jantung (POR=5,30; 95%CI: 1,75-16,04) juga berhubungan secara signifikan dengan kejadian stroke. Berdasarkan analisis stratifikasi didapatkan bahwa variabel yang menjadi efek interaksi (modifikasi) adalah pendidikan, hipertensi, dan penyakit jantung. Sedangkan variabel yang termasuk variabel perancu adalah usia, pendidikan, hipertensi, dan penyakit jantung. Kesimpulan: Diabetes melitus tipe 2 merupakan faktor risiko yang penting untuk diperhatikan dalam pencegahan dan pengendalian stroke di Indonesia.
Bankground: Cardiovascular disease, including stroke, is a major health problem in the world. Every year, there are more than 13.7 million new cases and 5.5 million deaths from stroke that occur globally. Based on Riskesdas data in 2018, the prevalence of stroke in Indonesia reached 10.9 per mile. In DKI Jakarta Province, the prevalence of stroke based on doctor's diagnosis increased from 9.7 per mile (2013) to 12.2 per mile (2018). Based on IDF data in 2019, the prevalence of diabetes in Indonesia reached 10.7 million cases and made Indonesia the country with the seventh most cases globally. In addition, according to the Health Social Security Administration (BPJS), the funds used for stroke services continued to increase, namely 1.43 trillion (2016), 2.18 trillion (2017) and 2.56 trillion (2018) and decreased to 2. 1 Trillion (2020). Although there is a decline in 2020, stroke is still ranked third as a provider of BPJS social security funds. Diabetes mellitus which is a risk factor for stroke has increased prevalence in DKI Jakarta Province from 2.5% (2013) to 3.4% (2018). Objective: To determine the relationship between type 2 diabetes mellitus and the incidence of stroke in the population aged 18 years. In DKI Jakarta Province in 2018. Methods: The study was conducted with quantitative methods and used an analytical cross-sectional study. The data source used in this study is secondary data from Riskesdas 2018. There are 1,537 samples analyzed according to the inclusion and exclusion criteria. Results: Based on the results of the analysis, the prevalence of stroke was 1.6% and type 2 diabetes mellitus was 7.7%. There is a significant relationship between the variables of type 2 diabetes mellitus and the incidence of stroke. In addition, covariate variables such as age (POR=5.26; 95%CI: 2.28-12.12), occupation (POR=2.63; 95%CI: 1.12-6.19), hypertension ( POR=9.52; 95%CI: 2.83-32.06), and heart disease (POR=5.30; 95%CI: 1.75-16.04) were also significantly associated with the incidence of stroke. Based on the stratification analysis, it was found that the variables that became the interaction effect (modification) were education, hypertension, and heart disease. Meanwhile, the confounding variables were age, education, hypertension, and heart disease. Conclusion: Type 2 diabetes mellitus is an important risk factor to consider in the prevention and control of stroke in Indonesia.
Read More
S-11019
Depok : FKMUI, 2022
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Rizka Ramadhanti; Pembimbing: Helda; Penguji: Mondastri Korib Sudaryo, Muhammad Ikhsan Mokoagow
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan hipertensi dengan kejadian PGK pada penduduk berusia ≥ 18 tahun di Provinsi DKI Jakarta. Penelitian dilakukan dengan metode kuantitatif dan menggunakan desain studi cross-sectional analitik. Sumber data yang digunakan adalah data sekunder dari Riskesdas 2018. Terdapat sebanyak 7.141 sampel yang sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Berdasarkan hasil analisis didapatkan proporsi kejadian PGK sebesar 0,5% dan proporsi kejadian hipertensi sebesar 40,6%. Terdapat hubungan yang signifikan antara hipertensi dengan kejadian PGK dengan nilai prevalence odds ratio sebesar 2,490 (95% CI: 1,143-5,426) setelah dikontrol oleh variabel usia. Selain itu beberapa karakteristik lain seperti usia (POR=3,912; 95% CI: 1,932-7,918), diabetes melitus (POR=3,412; 95% CI: 1,405-8,285), penyakit jantung (POR=7,323; 95% CI: 3,158-16,982), dan aktivitas fisik (POR=2,324; 95% CI: 1,148-4,703) juga berhubungan secara signifikan dengan kejadian PGK. Penting untuk diselenggarakan berbagai program promosi kesehatan dengan memperbanyak kegiatan sosialisasi dan KIE terkait PGK dan PTM lainnya pada berbagai kelompok masyarakat dari usia muda hingga lanjut usia, sehingga dapat meningkatkan kesadaran pencegahan PGK.
Read More
S-10762
Depok : FKM-UI, 2021
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Rachel Inekeputri Sirait; Pembimbing: Sudarto Ronoatmodjo; Penguji:Ratna Djuwita, Soewarta Kosen
Abstrak:
Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan suatu keadaan ketika tekanan darah seseorang melebihi batas normal. Menurut data Riskesdas pada tahun 2018, prevalensi hipertensi di Indonesia mencapai 34,1%. Angka ini meningkat dari tahun sebelumnya, yakni 25,8%. Pola konsumsi makan berisiko seperti konsumsi natrium berlebih menjadi salah faktor risiko dari kejadian Hipertensi. Salah satu sumber natrium berasal dari makanan instan. Penelitian ini bertujuan untuk hubungan frekuensi konsumsi makanan instan dengan kejadian hipertensi pada penduduk berusia ≥ 18 tahun di Indonesia. Penelitian ini menggunakan desain studi potong lintang. Sumber data yang digunakan yaitu data sekunder Riskesdas 2018. Responden penelitian adalah penduduk di Indonesia yang berusia ≥18 tahun. Terdapat 384.556 responden yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Berdasarkan hasil analisis, didapatkan prevalensi hipertensi sebesar 29.8%. dan proporsi frekuensi konsumsi makanan instan sebesar 22.1%. Terdapat hubungan yang signifikan antara frekuensi konsumsi makanan instan dengan hipertensi. Kelompok yang memiliki frekuensi sering dalam mengonsumsi makanan instan 0,78 kali (PR=0,785; 95%CI=0,773—0,797) lebih mungkin untuk mengalami hipertensi dibanding dengan kelompok memiliki frekuensi jarang. Disimpulkan bahwa terdapat hubungan frekuensi konsumsi makanan instan dengan kejadian hipertensi pada penduduk berusia ≥ 18 tahun di Indonesia.
Hypertension or high blood pressure is a condition when a person's blood pressure exceeds normal limits. According to Riskesdas’s data in 2018, the prevalence of hypertension in Indonesia reached 34.1%. This figure increased from the previous year, which was 25.8%. Consumption patterns of risky foods such as excess sodium consumption are risk factors for hypertension. One source of sodium comes from instant food. This study aims to determine the relationship between the frequency of instant food consumption and the incidence of hypertension in people aged ≥ 18 years in Indonesia. This study used a cross-sectional study design. The data source used is the 2018 Riskesdas’s secondary data. The research respondents were residents in Indonesia aged ≥18 years. There were 384,556 respondents who met the inclusion and exclusion criteria. Based on the results of the analysis, the prevalence of hypertension was 29.8%. and the proportion of frequency of instant food consumption is 22.1%. There is a significant relationship between the frequency of instant food consumption and hypertension. The group that has a frequent frequency of consuming instant food is 0.78 times (PR=0.785; 95%CI=0.773—0.797) more likely to experience hypertension than the group that has a rare frequency. It was concluded that there is a relationship between the frequency of instant food consumption and the incidence of hypertension in people aged ≥ 18 years in Indonesia.

Read More
S-11227
Depok : FKM-UI, 2023
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Retia Rismawati; Pembimbing: Yovsyah; Penguji: Tri Yunis Miko Wahyono, Esti Widiastuti
Abstrak: Latar belakang: Diabetes melitus tipe 2 merupakan penyakit yang menjadi masalah kesehatan masyarakat tidak hanya di Indonesia, namun juga di dunia karena prevalensinya yang terus meningkat. Hipertensi yang juga merupakan faktor risiko diabetes melitus tipe 2 memiliki prevalensi yang sangat tinggi di Indonesia. Tidak hanya itu, prevalensi kedua penyakit tersebut meningkat seiring bertambahnya usia, dimulai dari usia ≥40 tahun. ujuan: Untuk mengetahui hubungan hipertensi dengan kejadian diabetes melitus tipe 2 pada populasi berusia ≥40 tahun di Indonesia. Metode: Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain studi cross sectional. Sumber data yang digunakan berasal dari hasil Riskesdas 2018. Terdapat sebanyak 15.026 partisipan berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi penelitian. Hasil: Prevalensi diabetes melitus tipe 2 dan hipertensi pada populasi berusia ≥40 tahun di Indonesia masing-masing sebesar 21,3% dan 51,8%. Terdapat hubungan yang signifikan secara statistik antara hipertensi dengan diabetes melitus tipe 2 pada populasi berusia ≥40 tahun di Indonesia. fek gabungan antara hipertensi dengan obesitas sentral memiliki risiko sebesar 2,07 kali lebih besar terhadap kejadian diabetes melitus tipe 2 setelah dikontrol oleh jenis kelamin dan obesitas. Kesimpulan: Terdapat hubungan antara hipertensi dengan kejadian diabetes melitus tipe 2 pada populasi berusia ≥40 tahun di Indonesia. Risiko diabetes melitus tipe 2 yang lebih tinggi terjadi pada orang yang mengalami hipertensi dan obesitas sentral. Saran: Perlu dilakukan deteksi dini diabetes melitus tipe 2 dan hipertensi sedini mungkin, terutama bagi penduduk yang berusia ≥40 tahun dan mengalami obesitas sentral
Read More
S-10936
Depok : FKMUI, 2022
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Fadia Isnaini; Pembimbing: Yovsyah; Penguji: Tri Yunis Miko Wahyono, Dewi Kristanti
Abstrak:
Penyakit ginjal kronis (PGK) merupakan masalah kesehatan yang cukup serius sebab kasusnya terus meningkat dari tahun ke tahun. PGK berada pada peringkat ke-10 penyebab kematian global. Selain itu, pengobatan PGK juga membutuhkan biaya yang besar dan jangka waktu yang panjang. Diabetes mellitus yang merupakan faktor risiko utama terjadinya PGK juga mengalami peningkatan prevalensi dari tahun ke tahun di Provinsi DKI Jakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara diabetes mellitus dengan kejadian penyakit ginjal kronis pada penduduk usia ≥ 15 tahun di Provinsi DKI Jakarta tahun 2018. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain studi cross-sectional dan data sekunder dari Riskesdas 2018. Setelah menyesuaikan dengan kriteria inklusi dan eksklusi didapatkan sampel penelitian sebanyak 7.427 orang. Hasil penelitian menunjukan bahwa prevalensi PGK pada penduduk berusia ≥ 15 tahun di Provinsi DKI Jakarta sebesar 0,5% dan prevalensi diabetes mellitus sebesar 5,7%. Hasil analisis statistik menunjukan terdapat hubungan antara diabetes mellitus dengan PGK dengan Prevalence Odds Ratio (POR) sebesar 3,549 (95% CI=1,461-8,617). Setelah dilakukan stratifikasi diketahui bahwa usia berpotensi menjadi confounding dengan nilai POR sebesar 2,69 (95% CI=1,04-6,93). Oleh karena itu, promosi kesehatan dan deteksi dini diabetes mellitus perlu digencarkan sebagai upaya pencegahan PGK.

Chronic kidney disease (CKD) is serious health problem because the prevalence continues to increase from year to year. Based on WHO data in 2019, CKD was the 10th most common cause of death globally. In addition, CKD treatment also requires a lot of money and a long period of time. Diabetes mellitus as a major risk of CKD also experienced an increase in prevalence from year to year in DKI Jakarta Province. This study aimed to determine the association between diabetes mellitus and chronic kidney disease in population aged ≥15 years in DKI Jakarta Province in 2018. This study used quantitative method with a cross-sectional study design and secondary data obtained from Basic Health Research (Riskesdas) 2018). After adjusting the inclusion and exclusion criteria, a sample of 7,427 people was obtained. The result showed that the prevalence of CKD in population aged ≥15 years in DKI Jakarta Province was 0,5% and the prevalence of diabetes mellitus was 5,7%. Based on the statistical analysis showed that there was a relationship between diabetes mellitus and CKD with Prevalence Odds Ratio (POR) of 3,549 (95% CI=1,461-8,617). After stratification, it was found that age had the potential to be confounding with a POR value of 2.69 (95% CI=1.04-6.93). Therefore, health promotion and early detection of diabetes mellitus need to be intensified as an effort to prevent CKD.
Read More
S-11230
Depok : FKM-UI, 2023
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Mazaya Shafa Ainan Dini; Pembimbing: Mondastri Korib Sudaryo; Penguji: Yovsyah; Rindu Rachmiaty
Abstrak: Latar Belakang: Hipertensi merupakan penyebab utama dari penyakit kardiovaskular dan kematian dini di dunia yang kini kian meningkat tiap tahunnya, serta secara signifikan dapat meningkatkan risiko penyakit hati, otak, ginjal, dan penyakit serius lainnya. Terdapat banyak faktor risiko yang menyebabkan hipertensi, salah satunya obesitas. Penelitian sebelumnya menemukan bahwa pengukuran lingkar perut merupakan prediktor yang lebih baik daripada indeks massa tubuh (IMT) untuk mengetahui risiko kesehatan terkait obesitas terutama hipertensi baik pada laki-laki maupun perempuan. Prevalensi obesitas sentral kini meningkat secara global Tujuan: Mengetahui hubungan obesitas sentral dengan kejadian hipertensi pada penduduk usia ≥ 18 tahun di Indonesia. Metode: Penelitian dilakukan dengan metode kuantitatif dan menggunakan desain studi cross-sectional analitik. Sumber data yang digunakan adalah data sekunder dari Riskesdas 2018. Terdapat sebanyak 366.351 sampel yang sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Berdasarkan analisis stratifikasi, diperoleh bahwa variabel yang menjadi efek modifikasi yaitu usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, status pekerjaan, perilaku merokok, konsumsi alkohol, aktivitas fisik, konsumsi makanan berlemak, IMT, dan gangguan mental emosional, sedangkan variabel yang memiliki potensi bias confounding yaitu IMT. Kesimpulan: Obesitas sentral merupakan faktor risiko yang penting untuk diperhatikan dalam upaya pencegahan dan pengendalian hipertensi di Indonesia.
Read More
S-11002
Depok : FKMUI, 2022
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Mutia Nafisah Zahra; Pembimbing: Helda; Penguji: Tri Yunis Miko Wahyono, Telly Purnamasari Agus
Abstrak: Prevalensi diabetes melitus (DM) di Indonesia mengalami peningkatan baik berdasarkan diagnosis dokter ataupun pemeriksaan kadar glukosa darah. Selain itu, DM menyumbang tingkat kematian yang tinggi, morbiditas di semua kelompok umur, serta memberikan pembebanan pada biaya kesehatan. Asma merupakan penyakit pernapasan kronis yang menjadi faktor risiko potensial DM mengalami peningkatan jumlah penderita, penyebab morbiditas orang dewasa, peningkatan angka kematian serta tingginya beban kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan asma dengan kejadian DM tipe 2 pada penduduk usia ≥ 15 tahun di Indonesia. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional dengan sumber data sekunder Riskesdas 2018. Terdapat 23.119 sampel yang sesuai dengan kriteria studi. Proporsi kejadian DM tipe 2 sebesar 14,8% dan proporsi kejadian asma sebesar 3,1%. Proporsi DM tipe 2 lebih besar pada penderita asma (16,7%) dibanding dengan bukan penderita asma (14,7%). Jenis kelamin, perilaku merokok, konsumsi alkohol, dan kadar trigliserida memiliki efek modifikasi dengan asma terhadap hubungannya dengan DM tipe 2. Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa asma tetap tidak berhubungan signifikan dengan kejadian DM tipe 2 setelah dikontrol semua variabel kovariat (PR=1,138; 95% CI: 0,94-1,36; p=0,162). Penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk studi mendatang dalam menganalisis hubungan kedua penyakit ini lebih lanjut
Read More
S-10899
Depok : FKMUI, 2022
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Firda Mawaddah Aulia; Pembimbing: Syahrizal; Penguji: Yovsyah, Melyana
Abstrak: Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui determinan kejadian Diabetes Melitus Tipe 2 pada penduduk pralansia di DKI Jakarta berdasarkan data Riskesdas 2018. Metode: Sampel penelitian ini penduduk usia 45-59 tahun sebanyak 2.958 orang. Penelitian ini menggunakan desain studi cross-sectional dengan analisis univariat dan bivariat. Hasil: Hasil analisis univariat menunjukkan prevalensi Diabetes Melitus Tipe 2 pada pralansia di DKI Jakarta sebesar 8,0%. Hasil analisis bivariat menunjukkan terdapat hubungan signfikan antara status merokok (OR=1,760 95%CI 1,241-2,496; p=0,002), obesitas sentral (OR=1,912 95%CI 1,432-2,554; p<0,001), dan hipertensi (OR=1,338 95%CI 1,025-1,747; p=0,038) dengan DM Tipe 2.
Read More
S-10683
Depok : FKM UI, 2021
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Lila Andari Hidayat; Pembimbing: Mondastri Korib Sudaryo; Penguji: Yovsyah, Theresia Sandra Diah Ratih
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian prehipertensi pada penduduk usia ≥18 tahun di Indonesia. Penelitian ini menggunakan desain studi cross-sectional dengan analisis bivariat dan data sekunder dari Riset Kesehatan Dasar 2018 dengan total sampel sebesar 34.040 orang dewasa usia ≥18 tahun.
Read More
S-10724
Depok : FKM UI, 2021
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Tri Damayanti Simanjuntak; Pembimbing: Tri Yunis Miko Wahyono; Penguji: Helda, Esti Widiastuti, Eva Sulistiowati
Abstrak:
Prevalensi diabetes meningkat pesat terutama di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah, salah satunya Indonesia. Berdasarkan Riskesdas tahun 2018, prevalensi diabetes melitus berdasarkan diagnosis dokter pada penduduk semua umur menurut provinsi mencapai 1,5%. Tingkat kejadian penyakit ginjal pada populasi diabetes tidak menurun. Beberapa penelitian cross-sectional besar di dunia mengungkapkan bahwa prevalensi penyakit ginjal kronis pada penderita diabetes tipe 2 bahkan mencapai 50%. Lama menderita diabetes merupakan salah satu faktor risiko penyakit ginjal kronis yang perlu dipertimbangkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan lama menderita diabetes dengan penyakit ginjal kronis pada penderita diabetes melitus tipe 2 di Indonesia. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif, dengan desain cross sectional study. Penelitian ini menggunakan data sekunder dari survei Riskesdas tahun 2018. Jumlah sampel 639 orang, yaitu memenuhi kriterian inklusi dan eksklusi dalam penelitian ini. Analisis yang digunakan cox regression. Prevalensi penyakit ginjal kronis pada penderita diabetes melitus tipe 2 di Indonesia sebesar 17,68%. Terdapat hubungan lama menderita diabetes dengan penyakit ginjal kronis pada penderita diabetes melitus tipe 2 di Indonesia yang bermakna signifikan secara statistik dengan p=0,0000. Perlu dilakukan deteksi diabetes melitus tipe 2 sedini mungkin dan skrining fungsi ginjal secara rutin sejak didiagnosa diabetes melitus tipe 2 oleh dokter.

Prevalence diabetes is increasing rapidly especially in low and middle- income countries, one of which is Indonesia. Based on Riskesdas in 2018, the prevalence of diabetes mellitus based on the diagnosis of doctors in the population of all ages by province reaches 1,5%. The incidence rate of kidney disease in the diabetic population does not decrease. Some large cross-sectional studies in the world reveal that the prevalence of chronic kidney disease in people with type 2 diabetes even reaches 50%. Duration suffering diabetes is a risk factor for chronic kidney disease that needs to be considered. This study aims to determine the relationship duration suffering from diabetes with chronic kidney disease in patients with type 2 diabetes mellitus in Indonesia. This type of research is quantitative, with cross-sectional study design. This study uses secondary data from the 2018 Riskesdas survey. The number of samples was 639 people, who met the inclusion and exclusion criteria in this study. The analysis used cox regression The prevalence of chronic kidney disease in patients with type 2 diabetes mellitus in Indonesia is 17.68%. There was a relationship duration suffering diabetes with chronic kidney disease in patient type 2 diabetes mellitus in Indonesia which is statistically significant with p = 0.0000. So, important to screening mass type 2 diabetes mellitus as early as possible and routine screening kidney function since type 2 diabetes mellitus diagnose by a doctor.

Read More
T-5840
Depok : FKM-UI, 2020
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive