Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 25866 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Ariadna Chitrarasmi Maharani; Pembimbing: Pujiyanto; Penguji: Vetty Yulianty, Purnawan Junadi
Abstrak: Penyakit pernapasan kronis menjadi salah satu penyakit tidak menular yang paling umum di seluruh dunia. Asma merupakan salah satu penyakit pernapasan kronis yang banyak diderita oleh masyarakat. Penyakit ini seringkali dikaitkan dengan beban yang besar. Asma yang tidak terkontrol berhubungan dengan peningkatan pengeluaran, peningkatan utilisasi pelayanan kesehatan dan penurunan produktivitas. Kondisi penyakit asma yang kronis memerlukan peranan pasien dalam pengendalian penyakit. Hal tersebut dapat dimungkinkan melalui adanya self-management. Perkembangan teknologi di masa kini dapat dimanfaatkan melalui penggunaan mHealth untuk mendukung penerapan self-management asma. Penelitian ini menggunakan metode literature review. Pencarian studi dilakukan dengan menggunakan online database yaitu PMC, ScienceDirect, dan LinkSpringer. Terdapat 13 studi yang termasuk ke dalam penelitian ini. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebanyak 11 studi menghasilkan perubahan positif yang signifikan dalam pengendalian asma yang dapat diketahui melalui asthma control, kualitas hidup, penggunaan SABA, symptom free days, dan CACG symptom benchmark. Selain itu, terdapat 4 studi yang menghasilkan perubahan positif dalam meningkatkan kepatuhan mengonsumsi obat. Sehingga, dapat dikatakan bahwa penggunaan mHealth efektif dalam penerapan self-management asma.
Chronic respiratory diseases are becoming one of the most common non-communicable diseases worldwide. Asthma is one of the chronic respiratory diseases that many people suffer from. This disease is often associated with a large burden. Uncontrolled asthma is associated with increased spending, increased utilization of health services and decreased productivity. Chronic asthma conditions require the patient's role in Disease Control. This can possible through self-management. Technological developments in the present can be utilized through the use of mHealth to support the implementation of asthma self-management. This study uses the literature review method. Study searches were conducted using online databases namely PMC, ScienceDirect, and LinkSpringer. There are 13 studies included in this study. The results of this study showed that a total of 11 studies resulted in significant positive changes in asthma control that can be known through asthma control, quality of life, use of SABA, symptom free days, and CACG symptom benchmark. In addition, there are 4 studies that produce positive changes in improving adherence to asthma medication. Thus, it can be said that the use of mHealth is effective in the application of asthma self-management.
Read More
S-11045
Depok : FKMUI, 2022
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Anggun Nanda Kharin; Pembimbing: Pujiyanto; Penguji: Kurnia Sari, Muhammad Ridha Akbar
Abstrak: penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas mHealth dalam self-management hipertensi. Penelitian ini menggunakan metode literature review. Pencarian studi dilakukan dengan menggunakan online database yaitu PubMed, ScienceDirect, dan ProQuest. Terdapat 16 studi yang termasuk ke dalam penelitian ini. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebanyak 9 studi menghasilkan penurunan tekanan darah yang dinilai signifikan dan terdapat sebanyak 8 studi yang menunjukkan adanya perubahan positif pada pola hidup pasien.
Read More
S-10573
Depok : FKM-UI, 2021
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Rika Risalam Mahdur; Pembimbing: Puput Oktamianti; Penguji: Prastuti C. Soewondo, E. Dyah Noviani
Abstrak: Berkembangnya penggunaan telepon seluler di era saat ini mendorong potensi melakukan self-management dengan mobile health (mHealth). Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran umum pengaruh penggunaa mHealth dalam self-management pada diabetes mellitus tipe 2 di Asia Tenggara. Penelitian ini menggunakan metode literature review dengan basis data Pubmed, PMC, dan Science Direct pada tahun 2017 hingga 2021. Hasil pencarian yang memenuhi kriteria inklusi adalah Indonesia, Singapura, dan Thailand. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh penggunaan mHealth dalam self-management diabetes tipe 2 terhadap hasil klinis penurunan kadar HbA1c pada penderita diabetes mellitus tipe 2 sebesar 0,5% hingga 1,3% maupun perubahan perilaku seperti peningkatan efikasi diri, peningkatan pemantauan glukosa darah, perubahan pola makan, peningkatan aktivitas fisik, kepatuhan minum obat, perbaikan kualitas dan jam tidur, serta peningkatan frekuensi perawatan kaki.
Read More
S-10744
Depok : FKM UI, 2021
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Friska Edlina; Pembimbing: Vetty Yulianty Permanasari; Penguji: Helen Andriani, Agus Rahmanto
S-10391
Depok : FKM-UI, 2020
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Nabella; Pembimbuing: Pujiyanto; Penguji: Vetty Yulianty Permanasari, Dian Fitri A
Abstrak:
Tuberkulosis (TB) masih menjadi salah satu tantangan kesehatan global, dalam penanganannya memerlukan pendekatan yang inovatif dan efektif dalam manajemen penyakitnya. Dalam era teknologi informasi modern, pemanfaatan Mobile Health (mHealth) sebagai alat dalam manajemen diri pasien menjadi semakin menonjol dan banyak digunakan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan Self-Management pada pasien tuberkulosis dengan penggunaan mHealth. Penelitian ini dilakukan dengan desain literature review. Pencarian sumber informasi dilakukan menggunakan search engine yang memberikan akses terhadap berbagai penelitian, yaitu Science Direct, ProQuest, dan PubMed dengan memasukkan kata kunci yang berkaitan dengan topik penelitian. Terdapat 4 studi yang masuk dalam penelitian ini. Hasil penelitian ditemukan sebanyak 4 studi tersebut menyebutkan bahwa Self-Management tuberkulosis (TB) melalui teknologi kesehatan seluler (mHealth) menghasilkan peningkatan kesadaran diri dalam proses penyembuhan TB, seperti mengurangi kejadian lupa minum obat dan putusnya pengobatan. Temuan ini berpotensi mendorong perilaku patuh terhadap pengobatan serta meningkatkan kualitas upaya pencegahan dan pengendalian penyakit TB. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penerapan Self-Management pada pasien tuberkulosis dengan memanfaatkan mHealth terbukti berhasil atau efektif.

Tuberculosis (TB) remains a global health challenge, requiring innovative and effective approaches in its management. In the modern era of information technology, the utilization of Mobile Health (mHealth) as a tool in patient self-management has become increasingly prominent and widely adopted. This research aims to explore the implementation of self-management in tuberculosis patients using mHealth. The study employs a literature review design, conducting information source searches through search engines that provide access to various studies, such as Science Direct, ProQuest, and PubMed, by entering keywords related to the research topic. Four studies were included in this research. The findings of these studies indicate that self-management of tuberculosis (TB) through mobile health technology (mHealth) leads to increased self-awareness in the TB healing process, such as reducing instances of missed medication and treatment interruptions. These results have the potential to encourage treatment compliance behavior and enhance the quality of efforts in TB prevention and control. Therefore, it can be concluded that the implementation of self-management in tuberculosis patients using mHealth has proven to be successful or effective.
Read More
S-11508
Depok : FKM-UI, 2024
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Zhafirah Salsabila; Pembimbing: Amal Chalik Sjaaf; Penguji: Ascobat Gani, Ede Surya Darmawan, Em Yunir, Novita Dwi Istanti
Abstrak:
Diabetes menempati posisi ke-4 penyebab kematian global dengan total 1,5 juta kematian (2019). Total penderita DM dunia tahun 2021 mencapai 537 juta jiwa yang diprediksi akan terus meningkat hingga tahun 2045 sebanyak 784 juta jiwa. Indonesia dalam wilayah Western Pacific menempati urutan kedua prevalensi tertinggi, dengan total 19,47 juta jiwa pengidap DM (2021). Komplikasi DM menyebabkan mikro-makrovaskular, gagal ginjal hingga kematian, terlebih komorbid DM akan berisiko memperburuk keadaan COVID-19. Upaya pengontrolan risiko perburukan diabetes dapat dilakukan melalui diabetes self-management (DSM), manajemen mandiri penderita DM untuk mengontrol pola hidup demi mencegah risiko komplikasi diabetes. Penelitian ini bertujuan untuk melihat faktor determinan penerapan DSM, dan efektivitas klinis dan non klinis yang dilakukan secara systematic review dan meta-analysis, menggunakan database Medline (via PubMed), dan Embase. Hasil menunjukan penerapan DSM memberikan efektivitas klinis berupa penurunan tekanan darah, HbA1c, glukosa darah puasa, serta efektivitas non klinis pada kepatuhan diet, medikasi, perawatan luka kaki, PGDM, dan mencegah gangguan depresi. Faktor determinan penerapan DSM diantaranya sosio-demografi, tingkat pengetahuan, lama mengidap DM, akses layanan, dan dukungan untuk penderita DM. DSM akan maksimal melalui pemberian DSME dan health coaching serta penggunaan telemonitoring dan telekonsultasi untuk mengontrol kadar glikemik, serum lipid, dan kepatuhan dalam menerapkan DSM

Diabetes is the 4th leading cause of death worldwide, accounting for 1.5 million deaths in 2019. The total number of diabetics worldwide in 2021 will be 537 million, with the number expected to rise to 784 million by 2045. Indonesia in the Western Pacific region ranks 2nd in the highest prevalence, with a total of 19.47 million people with DM (2021). Diabetes complications cause micro-macrovascular and kidney failure and also worsen COVID-19 conditions. Diabetes self-management (DSM), the self-management of DM sufferers to control their lifestyle to prevent the risk of diabetes complications, can help to control the risk of worsening diabetes. This study aims to look at the determinants of DSM implementation, and clinical and non-clinical effectiveness by means of a systematic review and meta-analysis, using database from Medline (via PubMed), and Embase. The results show that the DSM implementation provides clinical effectiveness in the form of reducing blood pressure, HbA1c, and fasting blood glucose, non-clinical effectiveness in dietary compliance, medication, foot wound care, PGDM, and preventing depressive disorders. The determinants of DSM implementation include socio-demographics, level of knowledge, length of time with DM, access to services, and support for DM sufferers. DSM will be maximized through the provision of DSME and health coaching, using telemonitoring and teleconsultation to control glycemic and serum lipid levels and patient compliance in carrying out DSM activities
Read More
T-6510
Depok : FKM UI, 2023
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Nadia Putri Salsabila; Pembimbing: Adang Bachtiar; Penguji: Septiara Putri, Agus Rahmanto
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas telemedis dalam untuk perawatan paliatif bagi pasien kanker selama pandemi COVID-19. Penelitian ini menggunakan metode literature review.
Read More
S-10853
Depok : FKMUI, 2022
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Claudya Veronica Febriana Najoan; Pembimbing: Puput Oktamianti; Penguji: Purnawan Junadi, Vetty Yulianty
Abstrak: Teknologi dalam bidang kesehatan sudah ada sejak lama. Salah satu pemanfaatannya yaitu telemedicine atau pengobatan jarak jauh. Terjadi peningkatan penggunaan telemedicine di negara maju maupun negara berkembang saat pandemi COVID-19 karena mengharuskan masyarakat untuk dibatasi secara social. Peningkatan penggunaan telemedicine ini, berjalan beriringan dengan tantangan-tantangan di dalamnya, khususnya pada negara berkembang, yang belum terbiasa dengan pelayanan ini. Untuk dapat mengatasi tantangan tersebut, maka diperlukan peningkatan kualitas pelayanan. Salah satunya dengan cara menilai aspek-aspek kepuasan pasien pengguna telemedicine dan mencari tahu faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan pasien. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran nilai kepuasan pasien pengguna telemedicine saat masa pandemi COVID-19 dan faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan pasien di beberapa negara berkembang. Informasi penelitian ini diperoleh berdasarkan hasil penelusuran website dan jurnal yang telah di publikasikan dengan bantuan akses online database seperti ScienceDirect, SAGE Journals, ProQuest, dan PubMed. Terdapat 10 studi yang termasuk dalam penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas pasien dari berbagai negara berkembang dengan deskripsi klinik yang berbeda memiliki tingkat kepuasan yang tinggi terhadap telemedicine secara keseluruhan dengan aspek penilaian berdasarkan TAM dan teori kepuasan pasien. Pada negara berkembang aspek yang paling berpengaruh yaitu usefulness, privacy, waktu dan biaya, dan willingness to use again. Sedangkan, pada aspek trust, klinik kesehatan mental dari negara berbeda, sama-sama memiliki tingkat kepuasan yang rendah. Faktor gender, usia, dan edukasi tidak terlalu mempengaruhi kepuasan pasien. Akan tetapi, faktor-faktor tersebut tidak bisa diabaikan supaya penyedia layanan dapat menyesuaikan kebutuhan pasien sesuai dengn faktor-faktor tersebut atau memberikan pelayanan patient centered. Selain itu, diperlukan edukasi kepada masyarakat tentang telemedicine supaya teknologi ini bisa tepat guna. Rekomendasi lainnya untuk negara berkembang yaitu melaksanakan survei kepuasan bukan hanya di beberapa klinik penyedia layanan tetapi lebih luas lagi, supaya dapat menghasilkan hasil evaluasi yang mewakili seluruh pengguna telemedicine di negara tersebut.
Technology in the health sector has existed for a long time. One of its uses is telemedicine or distance medicine. increasing use of telemedicine in developed and developing countries during the COVID-19 pandemic because people must be socially restricted. This increase in the use of telemedicine goes hand in hand with challenges in it, especially in developing countries, which are not yet familiar with this service. To be able to overcome these challenges, it is necessary to improve the quality of service. One of them is by assessing aspects of patient satisfaction using telemedicine and finding out the factors that influence patient satisfaction. The purpose of this study was to determine the description of patient satisfaction using telemedicine during the COVID-19 pandemic and the factors that affect patient satisfaction in several developing countries. This research information was obtained based on the results of searching websites and journals that have been published with the help of online database access such as ScienceDirect, SAGE Journals, ProQuest, and PubMed. There are 10 studies included in this study. The results showed that the majority of patients from various backgrounds developed with clinical descriptions that had a high level of satisfaction with telemedicine as a whole with aspects based on TAM and patient satisfaction theory. In developing countries the most influential aspects are usability, privacy, time and cost, and willingness to reuse. Meanwhile, on the aspect of trust, mental health clinics from different countries both have low levels of satisfaction. Gender, age, and education factors did not significantly affect patient satisfaction. However, these factors cannot be ignored so that service providers can adjust patient needs according to these factors or provide patient-centred services. In addition, it is necessary to educate the public about telemedicine so that this technology can be effective. Another recommendation for developing countries is to carry out a satisfaction survey not only in a number of service provider clinics but more broadly, so that it can produce evaluation results that are representative of all telemedicine users in the country.
Read More
S-10989
Depok : FKMUI, 2022
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Ester Oktaviani Angelica; Pembimbing: Puput Oktamianti; Penguji: Purnawan Junadi, Helen Andriani
Abstrak: Dalam menghadapi pandemi COVID-19, penggunaan masker menjadi salah satu langkah preventif yang direkomendasikan oleh WHO dan terbukti efektif dalam mencegah penyebaran infeksi COVID-19. Namun terdapat perbedaan implementasi kebijakan penggunaan masker di berbagai negara. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran kebijakan penggunaan masker di berbagai negara serta faktor-faktor yang mempengaruhi adanya perbedaan kebijakan di berbagai negara tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah literature review dengan menggunakan empat online database yaitu PubMed, ProQuest, ScienceDirect dan Scopus. Kriteria insklusi yang diterapkan dalam penelitian ini antara lain: tersedia dalam Bahasa Indonesia maupun Bahasa inggris, merupakan literatur yang dipublikasi tahun 2020 sampai 2022, artikel tersedia dalam bentuk full-text dan fokus membahas perbedaan kebijakan penggunaan masker selama pandemi COVID-19 di berbagai negara. Penelitian ini menggunakan 10 studi literatur terpilih yang menunjukkan bahwa terdapat 5 kategori kebijakan penggunaan masker di berbagai negara yaitu; no policy, recommended, required in some public spaces, required in all public spaces, dan required outside-the-home at all time. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan penggunaan masker di berbagai negara antara lain: perbedaan instrumen epidemiologi COVID-19, politik, policy demands, budaya, dan angka capaian vaksinasi. Ditemukan juga bahwa kebijakan penggunaan masker selama pandemi COVID-19 bersifat time dependent.
In the face of the COVID-19 pandemic, the use of face masks is one of the preventive measures recommended by WHO and has proven effective in preventing the spread of COVID-19 infection. However, there are differences in the implementation of policies on the use of masks in various countries. Therefore, this study was conducted to determine the description of face masks policy in various countries and the factors that influence the differences in policies in these countries. The method used in this research is a literature review using four online databases, namely PubMed, ProQuest, ScienceDirect and Scopus. The inclusion criteria applied in this study include: available in both Indonesian and English, literature published from 2020 to 2022, articles available in full-text form and focus on discussing differences in policies on the use of masks during the COVID-19 pandemic in various countries. This study uses 10 selected literature studies which show that there are 5 categories of face mask policies in various countries, namely; no policy, recommended, required in some public spaces, required in all public spaces, and required outdoors at all times. This study also found that the factors that influence the policy on the use of masks in various countries include COVID-19 epidemiological instruments differences, politics, policy demands, culture, and the level of vaccination achievement. In addition, it was also found that the policy on the use of masks during the COVID-19 pandemic is time dependent.
Read More
S-10990
Depok : FKMUI, 2022
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Bima Mediristanto; Pembimbing: Atik Nurwahyuni; Penguji: Septiara Putri, Wilda Alvernia
Abstrak: Penulisan literature review ini bertujuan untuk menganalisis kegunaan telehealth dan telemedicine untuk pelayanan rawat jalan penyakit kronis. Hasil penelitian mengatakan telehealth dan telemedicine dapat meningkatkan kualitas hidup pasien maupun petugas kesehatan dengan menggunakan media, seperti telepon, pesan teks, ataupun panggilan video melalui sistem yang tidak rumit, penggunaan kata-kata yang mudah dimengerti baik lisan maupun tulisan, serta penggunaannya yang fleksibel.
Read More
S-10818
Depok : FKM-UI, 2020
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive