Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 28084 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Nur Fitriani; Pembimbing: Rita Damayanti; Penguji: Dien Anshari, Ika Malika
Abstrak:
Ide bunuh diri menjadi salah satu komponen penting dalam memprediksi upaya bunuh diri serta diasumsikan sebagai indikator dari masalah kesehatan mental lainnya. Mahasiswa salah satu kelompok yang rentan memiliki ide bunuh diri dikarenakan adanya tekanan hidup dan sumber stres lainnya. Peranan coping styles menjadi penting bagi individu dalam menghadapi masalah dalam hidupnya. Tujuan penelitian mengetahui hubungan antara coping styles (problem-focused coping, emotion-focused coping, dan avoidant coping) dengan ide bunuh diri pada mahasiswa program sarjana di Universitas Indonesia. Desain penelitian kuantitatif Cross-Sectional dengan data primer melalui Kobo ToolBox didapatkan sejumlah 570 responden mahasiswa dari 14 fakultas. Pengumpulan data dengan metode Incidental sampling dan Quota Sampling. Alat ukur Brief COPE dipakai untuk mengukur coping styles dan Beck Scale for Suicide Ideation untuk mengukur ide bunuh diri. Dari hasil uji statistik Spearman Correlation menunjukkan ada hubungan antara problem-focused coping (r = -0,453, p<0,05), emotion-focused coping (r = -0,210, p<0,05), dan avoidant coping (r = 0,593; p<0,05) dengan ide bunuh diri pada pada mahasiswa program sarjana di Universitas Indonesia. Arah hubungan negatif pada problem-focused coping dan emotion-focused coping dengan ide bunuh diri, sedangkan avoidant coping memiliki hubungan positif. Semakin sering mahasiswa menggunakan problem-focused coping dan emotion-focsed coping akan semakin rendah ide bunuh diri yang dimiliki. Serta, semakin sering penggunaan avoidant coping akan semakin tinggi ide bunuh diri yang dimiliki. Maka itu, peneliti merekomendasikan mahasiswa untuk mengkombinasikan penggunaan problem-focused coping dan emotion-focused coping yang adaptif ketika mengatasi tekanan hidup dibandingkan avoidant coping atau penghindaran terhadap masalah.

Suicidal ideation is essential in predicting suicide attempts, also assumed to be an indicator of other mental health problems. Undergraduate students are one of the groups most vulnerable to suicidal ideation due to life pressures and other sources of stress. Coping styles is a crucial role for individuals in dealing with life problems. The aim of this study is to examine the relationship between coping styles (problem-focused coping, emotion-focused coping, and avoidant coping) with suicidal ideation on undergraduate students at University of Indonesia. This study using quantitative cross-sectional design with distributed online questionnaires via Kobo ToolBox to collected 570 student respondents from 14 faculties. The sampling techniques used are incidental sampling and quota sampling. The Brief COPE was used to measurement coping styles, and the Beck Scale for Suicide Ideation was used to measurement suicidal ideation. The result of study using Spearman correlation statistical tests indicated coping styles significantly correlated between problem-focused coping (r = -0.453, p<0.05), emotion-focused coping (r = -0.210, p<0.05), and avoidant coping (r = 0.593, p<0.05) with suicidal ideation on undergraduate students at University of Indonesia. Problem-focused coping and emotion-focused coping has negative correlation with suicidal ideation, inverse avoidant coping has a positive correlation. The more frequently students use problem-focused coping and emotion-focused coping, the lower their suicidal ideation. Conversely, the more frequently avoidant coping is used, the higher the suicidal ideation. Recommendation that undergraduate students to combine the use of adaptive problem-focused coping and emotion focused coping when dealing with life pressures rather than resorting to avoidant coping.
Read More
S-11635
Depok : FKM-UI, 2024
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Fitroh Nurbayani Habiebah; Pembimbing: Dien Anshari; Penguji: Caroline Endah Wuryaningsih, Ika Malika
Abstrak: tujuan penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara tingkat stres dan strategi coping pada mahasiswa program sarjana reguler Universitas Indonesia dengan menggunakan desain studi potong lintang. Pengambilan 361 sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling dengan proporsi kuota berdasarkan rumpun keilmuan yang terdapat di Universitas Indonesia. Tingkat Stres diukur menggunakan Perceived Stress Scale (PSS10) dan strategi coping diukur menggunakan Brief-COPE yang dilakukan secara daring. Penelitian ini menunjukkan bahwa rata-rata skor PSS-10 sebesar 20,76 dari skala 5-37 dengan tingkat stres mahasiswa sebagian besar mengalami stres sedang (67,9%), tingkat stres ringan (16,6%), dan tingkat stres berat (15,5%) serta strategi coping yang lebih sering digunakan oleh mahasiswa program sarjana reguler Universitas Indonesia adalah problem-focused coping dengan rata-rata skor berdasarkan subskalanya sebesar 2,7584. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat stres dengan problem-focused coping (p>0,005) dan terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat stres dengan emotion-focused coping (p<0,001). Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka diperlukan pembuatan program intervensi dan edukasi promosi kesehatan mengenai stres dan strategi coping bagi mahasiswa saat pandemi COVID-19.
Read More
S-10805
Depok : FKM UI, 2021
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Irfan Nafis Sjamsuddin; Pembimbing: Dien Anshari; Penguji: Dadan Erwandi, Wahyu Septiono, Ika Malika
Abstrak:
Saat ini, masyarakat semakin mudah mengakses informasi melalui berbagai perangkat yang terhubung dengan teknologi internet. Namun, hal tersebut menimbulkan berbagai kekhawatiran baru, salah satunya penyebaran infromasi yang salah atau tidak akurat. Untuk mengatasinya, pendekatan literasi yang lebih spesifik dibutuhkan yaitu literasi kesehatan digital. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan determinan personal terhadap literasi kesehatan digital pada mahasiswa program sarjana Universitas Indonesia. Studi ini menggunakan analisis data sekunder dengan desain potong lintang. Data dikumpulkan melalui survei yang dilakukan oleh tim peneliti dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, menggunakan instrumen eHEALS dengan delapan pertanyaan tentang literasi kesehatan digital pada studi ini. Analisis menggunakan regresi linear berganda dengan literasi kesehatan sebagai variabel dependen dan determinan sosial meliputi jenis kelamin, usia, rumpun ilmu, dan uang saku sebagai variabel independen. Hasil penelitian menunjukkan tingkat literasi kesehatan digital pada mahasiswa program sarjana dalam kategori baik (M=3,14; SD=0,501). Hasil analisis regresi linear berganda menunjukkan variabel usia saku berhubungan secara signifikan dengan literasi kesehatan digital setelah dikontrol oleh variabel usia (β=0,926; 95% CI=0,037 – 1,785). Oleh karena itu, diperlukan upaya dalam pengembangan program edukasi kesehatan yang dapat menjangkau mahasiswa dari beragam latar belakang dengan tujuan meningkatkan literasi kesehatan digital mereka.



Currently, it is easier for people to access information through various devices connected to internet technology. However, this raises various new concerns, one of which is the spread of false or inaccurate information. To overcome this, a more specific literacy approach is needed, namely digital health literacy. This study aims to determine the relationship between personal determinants of digital health literacy in undergraduate students at the University of Indonesia. This study uses secondary data analysis with a cross-sectional design. Data was collected through a survey conducted by a research team from the Faculty of Public Health, University of Indonesia, using the eHEALS instrument with eight questions about digital health literacy in this study. The analysis uses multiple linear regression with health literacy as the dependent variable and social determinants including gender, age, knowledge class, and pocket money as independent variables. The results showed that the level of digital health literacy in undergraduate students was in the good category (M=3.14; SD=0.501). The results of multiple linear regression analysis show that the pocket age variable is significantly related to digital health literacy after controlling for the age variable (β=0.926; 95% CI=0.037 – 1.785). Therefore, efforts are needed to develop health education programs that can reach students from various backgrounds with the aim of increasing their digital health literacy.
Read More
T-6709
Depok : FKM-UI, 2023
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Eka Noviana Nasriyanto; Pembimbing: Dien Anshari; Penguji: Ahmad Syafiq, Artha Prabawa; Bayu Aji
T-5323
Depok : FKM UI, 2018
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Dwi Meitasari; Pembimbing: Dien Anshari; Penguji: Ella Nurlaella Hadi, Evi Martha, Christiana R. Titaley, Nur Fatayani
Abstrak:
Berbagai permasalahan kesehatan termasuk di Maluku diduga berhubungan dengan literasi kesehatan. Beberapa studi menyatakan masih terdapat tingkat literasi kesehatan yang terbatas, termasuk pada mahasiswa. Penelitian tentang literasi kesehatan pada mahasiswa khususnya di Indonesia bagian timur, masih terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat literasi kesehatan pada mahasiswa program sarjana reguler di Universitas Pattimura dan faktor-faktor yang berhubungan dengannya. Penelitian ini merupakan analisis data sekunder dari Studi Literasi Kesehatan 2019 dengan sampel mahasiswa sarjana angkatan 2018 dari 9 fakultas di Universitas Pattimura (n=356) dengan desain potong lintang. Pengukuran literasi kesehatan dilakukan menggunakan instrumen European Health Literacy Survey Question 16 (HLS-EU-Q16) yang telah diadaptasi ke dalam konteks dan Bahasa Indonesia. Hasil penelitian ini menunjukkan tingkat literasi kesehatan terbatas dengan rata-rata skor sebesar 32,94 (SD=6,81) skala 0-50. Faktor yang berhubungan dengan tingkat literasi kesehatan adalah suku orang tua (p=0,002), kepemilikan asuransi kesehatan (p=0,029), dan riwayat penyakit (p=0,001). Faktor yang paling dominan adalah riwayat penyakit. Diperlukan intervensi yang bersifat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan untuk meningkatkan literasi kesehatan pada mahasiswa.

Various health issues, notably in Maluku, are thought to be linked to health literacy. Several studies state that there is still a limited level of health literacy, including among students. Research on health literacy among students, particularly in eastern Indonesia, is still limited. This research aims to determine the level of health literacy among regular undergraduate students at Pattimura University and the factors related to it. This research is a secondary data analysis from the 2019 Health Literacy Study with a sample of 2018 undergraduate students from 9 faculties at Pattimura University (n=356) with a cross-sectional design. Health literacy was measured using the European Health Literacy Survey Question 16 (HLS-EU-Q16) instrument which has been adapted to the Indonesian context and language. The results of this study show a limited level of health literacy with an average score of 32.94 (SD=6.81) on a scale of 0-50 . Factors related to the level of health literacy were parents' ethnicity (p=0.002), health insurance ownership (p=0.029), and medical history (p=0.001). The most dominant factor is medical history. Interventions are needed that increase knowledge and skills to increase health literacy in students
Read More
T-7014
Depok : FKM UI, 2024
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Editha Aldillasari Rodianto; Pembimbing: Dien Anshari; Penguji: Dian Ayubi, Evi Martha, Ruslan Majid, Dwi Adi Maryadi
Abstrak:
Literasi kesehatan merupakan salah satu upaya promosi kesehatan dalam mencegah dan menurunkan perilaku berisiko penyakit tidak menular yang kini banyak menyerang usia remaja akhir dan dewasa muda. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat literasi kesehatan pada mahasiswa program sarjana di Universitas Halu Oleo (UHO) dan faktor-faktor yang berhubungan dengannya. Penelitian ini merupakan penelitian dengan menggunakan data sekunder dari Studi Literasi Kesehatan 2019 (n=341). Desain penelitian yang digunakan merupakan penelitian potong lintang (cross-sectional). Pengukuran literasi kesehatan menggunakan Health Literacy Scale European Union (HLS-EU-Q16) berisikan 16 pertanyaan yang telah diadaptasi. Analisis menggunakan regresi linier berganda dengan literasi kesehatan sebagai variabel terikat dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, seperti jenis kelamin, status tempat tinggal, suku, uang saku, akses informasi kesehatan, dan kepemilikan asuransi kesehatan sebagai variabel bebas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat literasi kesehatan mahasiswa UHO tergolong cukup baik (M= 46,55; SD=7,376). Hasil regresi linier berganda menunjukkan hubungan yang signifikan antara akses informasi kesehatan (β=0.17, p=0.001) dan kepemilikan asuransi kesehatan (β=0.12, p=0.017) dengan status tempat tinggal sebagai variabel perancu. Koefisien determinasi pada penelitian ini sebesar 5% menandakan hubungan yang lemah antara literasi kesehatan dan faktor-faktor yang berhubungan. Diperlukan upaya pengembangan program edukasi terkait literasi kesehatan interaktif dan kritikal dalam meningkatkan literasi kesehatan pada mahasiswa UHO.

Health literacy is one of the health promotion efforts in preventing and reducing the risk behavior of non-communicable diseases that nowadays attack late adolescents and young adults. This study aims to determine the level of health literacy among undergraduate students at Halu Oleo University (UHO) and the factors related to it. This research is a cross-sectional study and uses secondary data from Health Literacy Study 2019 (n=341). Health literacy measurement uses the European Union's Health Literacy Scale (HLS-EU-Q16) contains 16 questions that have been adapted. The analysis uses multiple linear regression with health literacy as the dependent variable and the factors that influence it, such as gender, residence status, ethnicity, pocket money, access to health information, and ownership of health insurance as independent variables. The results showed that the health literacy level of UHO students was quite good (M=46.55; SD=7.376). The results of multiple linear regression showed a significant relationship between access to health information (β=0.17, p=0.001) and ownership of health insurance (β=0.12, p=0.017) with residence status as a confounding variable. The coefficient of determination in this study was obtained at 5% which means a weak relationship between health literacy and related factors. Efforts are needed to develop educational programs related to interactive and critical health literacy in improving health literacy in UHO students.
Read More
T-6688
Depok : FKM-UI, 2023
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Tasyafiki Azraliani; Pembimbing: Dien Anshari; Penguji: Ahmad Syafiq, Ella Nurlaella Hadi, Shanti Riskiyani, Eka Rosiyati
Abstrak:
Literasi gizi fungsional merupakan bagian dari literasi kesehatan yang berfokus pada kemampuan dalam memahami informasi gizi dasar yang dilihat sebagai prasyarat untuk keterampilan literasi makanan (food literacy) sederhana. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran literasi gizi fungsional dan hubungannya dengan determinan sosial pada mahasiswa sarjana Universitas Hasanuddin tahun angkatan 2018/2019. Penelitian ini merupakan analisis lanjut Studi Literasi Kesehatan Tahun 2019 di Universitas Hasanuddin, Provinsi Sulawesi Selatan yang menggunakan desain cross sectional (n=372). Pengukuran literasi gizi fungsional dilakukan menggunakan instrumen The Newest Vital Sign (NVS) berisi 6 pertanyaan mengenai label gizi yang telah diadaptasi. Data dianalisis secara univariat, bivariat (Chi Square) dan multivariat (regresi logistik ganda) dengan literasi gizi fungsional sebagai variabel dependen dan determinan sosial seperti jenis kelamin, suku orang tua, uang saku, rumpun keilmuan dan akses layanan kesehatan sebagai variabel independen. Hasil penelitian menunjukkan literasi gizi fungsional mahasiswa tidak adekuat sebanyak 71,2%. Pada variabel mahasiswa dengan suku orang tua sama (p=0,027) dan rumpun keilmuan mahasiswa kesehatan (p=0,023) berhubungan signifikan dengan literasi gizi fungsional. Determinan sosial yang paling dominan berhubungan dengan literasi gizi fungsional yaitu mahasiswa dengan suku orang tua sama yang berpeluang 1,91 kali lebih tinggi untuk memiliki literasi gizi fungsional adekuat dibandingkan mahasiswa dengan suku orang tua berbeda setelah dikontrol oleh variabel rumpun keilmuan (aOR=1,91; 95% CI 1,055-3,465). Berdasarkan hasil penelitian ini diperlukan upaya pengembangan edukasi terkait label gizi guna membantu mahasiswa dalam meningkatkan literasi gizi fungsional pada populasi berpendidikan.

Functional nutrition literacy is a subset of health literacy that focuses on the ability to understand basic nutritional information which is seen as a prerequisite for simple food literacy skills. This study aims to describe functional nutrition literacy and its relationship with social determinants of undergraduate students of Universitas Hasanuddin class 2018/2019. This is an advanced analysis of Health Literacy Study 2019 at Universitas Hasanuddin, South Sulawesi, which used a cross-sectional design (n=372). Measurement of functional nutrition literacy was carried out using The Newest Vital Sign (NVS) containing 6 questions of nutritional labels. Data were analyzed using univariate, bivariate (Chi Square) and multivariate (multiple logistic regression) with functional nutrition literacy as the dependent variable and social determinants such as gender, parental ethnicity, pocket money, academic background and access to health services as independent variables. The results showed that the functional nutrition literacy of students was inadequate (71.2%). Variables of students with the same parental ethnicity (p = 0.027) and the academic background of health (p = 0.023) significantly related to functional nutrition literacy. The most dominant social determinant related to functional nutrition literacy is that students with the same parental ethnicity have a 1.91 times higher chance of having adequate functional nutrition literacy than students with different parental ethnicity after controlling for academic background variables (aOR=1.91; 95 % CI 1.055-3.465). Based on the results of this study, it is necessary to develop education related to nutrition labels to assist students in increasing functional nutrition literacy of educated populations.
Read More
T-6644
Depok : FKM-UI, 2023
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Riski Agussalim Siregar; Pembimbing: Dien Anshari; Penguji: Evi Martha, Tiara Amelia, Theresia Rhabina Noviandari, Deksa Presiana
Abstrak:

Literasi gizi fungsional menjadi keterampilan dasar dan penting yang dibutuhkan seseorang dan promosi kesehatan di era penyakit akibat masalah gizi semakin meningkat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran determinan sosial dan literasi gizi serta hubungan keduanya pada mahasiswa sarjana Universitas Indonesia tahun angkatan 2018/2019. Desain penelitian menggunakan desain cross sectional, penelitian ini mengambil data dari Studi Literasi Kesehatan 2019 di Universitas Indonesia (n=373). Pengukuran literasi gizi dilakukan menggunakan instrumen The Newest Vital Sign (NVS) berisi 6 pertanyaan mengenai label gizi yang telah diadaptasi. Analisis menggunakan regresi linier berganda dengan literasi gizi fungsional sebagai variabel dependen dan determinan sosial seperti usia, jenis kelamin, suku, uang saku, rumpun keilmuan dan tempat tinggal sebagai variabel independen. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara rumpun keilmuan (p=0,041) dan tempat tinggal (p =0,033) dengan tingkat literasi gizi fungsional mahasiswa Universitas Indonesia, sedangkan usia (p= 0,321), jenis kelamin (p=0,968), suku (p=0,606) dan uang saku (p=0,805) tidak berhubungan dengan tingkat literasi gizi fungsional mahasiswa Universitas Indonesia. Hasil analisis regresi linear berganda menunjukkan hubungan signifikan antara literasi gizi fungsional dengan determinan sosial tempat tinggal (p=0,010) dan Rumpun Ilmu (p-0,038). Hasil ini mengindikasikan hubungan yang lemah antara determinan sosial dan literasi gizi fungsional pada mahasiswa. Dan diperlukan upaya pengembangan edukasi terkait label gizi guna membantu mahasiswa dalam meningkatkan literasi gizi fungsional.


 

Functional nutrition literacy is a basic and important skill needed by a person and health promotion in an era of increasing diseases due to nutritional problems. This study aims to determine the description of social determinants and nutritional literacy and the relationship between the two in undergraduate students at the University of Indonesia class of 2018/2019. The research design used a cross sectional design, this study took data from the 2019 Health Literacy Study at the University of Indonesia (n = 373). Measurement of nutritional literacy was carried out using The Newest Vital Sign (NVS) instrument containing 6 questions regarding adapted nutrition labels. Analysis used multiple linear regression with functional nutrition literacy as the dependent variable and social determinants such as age, gender, ethnicity, pocket money, scientific clump and place of residence as independent variables. The results showed that there was an association between scientific group (p=0.012) and residence (p=0.041) with the level of functional nutrition literacy of Universitas Indonesia students, while age (p=0.321), gender (p=0.968), ethnicity (p=0.606) and pocket money (p=0.805) were not associated with the level of functional nutrition literacy of Universitas Indonesia students. The results of multiple linear regression analysis showed a significant relationship between functional nutrition literacy and social determinants of residence (p=0.010) and Science Group (p-0.038). These results indicate a weak relationship between social determinants and functional nutrition literacy in university students. Efforts are needed to develop education related to nutrition labeling to help students improve functional nutrition literacy.

Read More
T-7203
Depok : FKM UI, 2025
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Angela Karenina Sastroamidjoyo; Pembimbing: Dien Anshari; Penguji: Evi Martha, Rita Damayanti, Christiana R. Titaley dan Dina Agoes Soelistijani
Abstrak:
Kesehatan mental adalah komponen integral dari kesejahteraan yang mempengaruhi kemampuan individu dalam pengambilan keputusan, membangun hubungan, dan membentuk dunia sekitar mereka. Gangguan kesehatan mental mencakup disabilitas psikososial dan kondisi lain yang terkait dengan stres serta risiko melukai diri sendiri. Salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku tersebut adalah literasi kesehatan mental. Penelitian ini bertujuan mengetahui asosiasi determinan sosial kesehatan dengan literasi kesehatan mental pada mahasiswa program sarjana angkatan 2018 Universitas Pattimura dan mengevaluasi karakteristik individu dan determinan yang mempengaruhi literasi tersebut. Hasil penelitian menunjukkan gambaran literasi kesehatan mental pada mahasiswa universitas Pattimura adalah 55,meskipun hubungan karakteristik individu seperti usia dan jenis kelamin dengan literasi kesehatan mental tidak signifikan secara statistik, ditemukan bahwa usia ≥ 19 tahun dan perempuan cenderung memiliki literasi yang lebih tinggi. Analisis determinan sosial kesehatan juga menunjukkan bahwa ada asosiasi signifikan antara suku kedua orang tua dengan literasi kesehatan mental. Hasil multivariabel menunjukkan bahwa suku kedua orang tua merupakan faktor dominan yang mempengaruhi skor literasi kesehatan mental, sedangkan status pasangan/pacar merupakan faktor confounding. Penelitian ini menekankan pentingnya peningkatan literasi kesehatan mental melalui pendidikan dan intervensi yang tepat untuk meningkatkan perilaku mencari bantuan pada mahasiswa.

Mental health is an integral component of well-being that influences an individual's ability to make decisions, build relationships, and shape the world around them. Mental health disorders include psychosocial disabilities and other conditions related to stress and risk of self-harm. One factor that influences this behavior is mental health literacy. This research aims to determine the association of social determinants of health with mental health literacy in undergraduate students class of 2018 at Pattimura University and evaluate individual characteristics and determinants that influence this literacy. The results showed that although the relationship between individual characteristics such as age and gender and mental health literacy was not statistically significant, it was found that those aged ≥ 19 years and women tended to have higher literacy. Analysis of social determinants of health also shows that there is a significant association between the ethnicity of both parents and mental health literacy. Multivariable results show that the ethnicity of both parents is the dominant factor influencing mental health literacy scores, while partner/boyfriend status is a confounding factor. This research emphasizes the importance of increasing mental health literacy through appropriate education and intervention to increase help-seeking behavior in college students.
Read More
T-6959
Depok : FKM UI, 2024
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Oryza Yanuaristi; Pembimbing: Rita Damayanti; Penguji: Dian Ayubi, Dwi Adi Maryandi
Abstrak: Data Kementrian Kesehatan (2012) dan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
 
(2012) menunjukkan bahwa infeksi menular seksual dan angka kehamilan tidak diinginkan
 
terbesar dialami oleh golongan remaja dan dewasa muda. Hal ini merupakan dampak dari perilaku
 
seksual pranikah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran dan faktor-faktor
 
yang mempengaruhi perilaku seksual mahasiswa Universitas Indonesia. Penelitian ini
 
menggunakan data sekunder Survei Perilaku Sehat Mahasiswa Universitas Indonesia Tahun 2010.
 
Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian
 
adalah mahasiswa yang mewakili 12 fakultas dengan rentang umur remaja akhir (18-24 tahun)
 
yang berjumlah 1819 responden. Proporsi perilaku seksual berisiko tinggi pranikah adalah 137
 
(7,5%). Hasil analisis menunjukkan bahwa umur mempengaruhi perilaku seksual mahasiswa, lakilaki
 
lebih beresiko (OR=2,39) dibanding perempuan, rumpun fakultas yang memiliki resiko paling
 
besar adalah Rumpun Ilmu Sosial dan Humaniora (OR=15,46), mahasiswa yang pernah
 
berpacaran memilki resiko lebih besar (OR=2,31) daripada mahasiswa yang belum pernah
 
berpacaran
 

 
Data from the Ministry of Health (2012) and the National Population and Family Planning (2012) showed that sexually transmitted infections and unwanted pregnancies most common in adolescents and young adults group. This is the impact of premarital sexual behavior. The purpose of this research is to reveal premarital sexual behavior and factors that influence the students at the University of Indonesia. This study uses secondary data survey of health behavior 2010. The type of this research is quantitative with cross sectional approach. The study population was all students who represent 12 faculties with a lifespan 'late teens' (18-24 years) which amounted to 1819 respondents. The proportion of high-risk sexual behavior before marriage is the 137 (7,5%). The analysis showed that age affects the sexual behavior of college students, men are more at risk (OR = 2.39) than women, clumps of faculty who have the greatest risk is Clumps Social Sciences and Humanities (OR = 15.46), a student who was dating have the greater risk (OR = 2.31) than students who have not been dating.
Read More
S-8436
Depok : FKM-UI, 2014
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive