Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 22295 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Febrianti, Rini; Promotor: Sandra Fikawati; Korpomotor: Dwiana Ocviyanti, Idral Puirnakarya; Penguji: Ahmad Syafiq, Anies Irawati, Hera Nurlita, Indra Supradewi, Neomi esthernita F.
Abstrak:

Prevalensi pemberian ASI eksklusif di Indonesia masih rendah sebesar 55,5%. Kurangnya informasi mengenai ASI eksklusif dari tenaga kesehatan dan persepsi ibu mengenai kurangnya ASI menjadi penyebab rendahnya praktik pemberian ASI eksklusif. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dasar – dasar materi yang diperlukan dalam menyusun modul yang dapat meningkatkan kompetensi tenaga kesehatan sebagai pendamping ibu hamil dalam upaya meningkatkan keberhasilan menyusui. Penelitian ini menggunakan mixed method study dengan eksploratori sekuensial. Penelitian kualitatif dilakukan untuk menyusun materi pendampingan dan materi modul pelatihan. Penelitian kuantitatif menggunakan desain kuasi eksperimental dengan pretest – posttest design. Empat puskesmas di Kota Padang dengan cakupan ASI eksklusif <60% dipilih sebagai lokasi penelitian. Penelitian dimulai pada bulan Oktober 2022 sampai April 2024. Pelatihan terhadap 10 orang tenaga kesehatan yang terdiri dari sembilan orang bidan dan satu orang dokter. Pendampingan dilakukan oleh delapan tenaga kesehatan terhadap 37 orang ibu mulai dari trimester pertama kehamilan sampai satu bulan perawatan post partum. Analisis data kualitatif dengan menggunakan pengkategorian dan analisis data kuantitatif menggunakan uji wilcoxon. Berdasarkan penelitian kualitatif, materi dasar untuk modul pendampingan adalah manfaat ASI, IMD, upaya menyusui, pelekatan dan posisi, masalah ibu nifas, masalah pada payudara, persiapan ibu bekerja, dukungan keluarga dan KB pasca salin. Secara statistik, kompetensi tenaga kesehatan meningkat seiring dengan peningkatan pengetahuan (p value = 0,005). Pengetahuan dan sikap ibu juga berbeda secara signifikan setelah diberikan pendampingan (p value = 0,001; p value = 0,001). Sebanyak 54,0% ibu menyatakan pendampingan sangat baik, 51,4% ibu mendapat dukungan keluarga yang tinggi, dan 73,0% ibu mendapat dukungan teman. Modul pelatihan tenaga kesehatan pendamping ibu hamil efisien dan efektif dalam meningkatkan pengetahuan tenaga kesehatan, pengetahuan ibu, dan sikap ibu. Disarankan untuk melakukan penelitian pada populasi yang lebih besar, dengan waktu yang lebih panjang, diuji coba pada dua kelompok (intervensi dan kontrol) sehingga keberhasilan menyusui dapat dilihat dari status gizi ibu dan bayi, dan dilakukan di daerah yang berbeda untuk melihat keefektifan penggunaan modul. Kata kunci: keberhasilan menyusui, modul pelatihan tenaga kesehatan, pendamping ibu hamil. 


ABSTRACT The Training Module of Health Workers for Pregnant Womens Companion in an Effort to Increase The Successful Breastfeeding The prevalence of exclusive breastfeeding in Indonesia remains low at 55.5%. The lack of information about exclusive breastfeeding from health workers and the perception of mothers about “less breast milk” are the causes of low exclusive breastfeeding practices. The purpose of this study is to find out the basics of the material needed in compiling modules that can improve the competence of health workers as companions for pregnant women in an effort to increase breastfeeding success. This study used a mixed method study with sequential exploratory. Qualitative research conducted to compile companion materials and training module materials. Quantitative research uses a quasi – experimental design with a pretest – posttest design. Four public health centers in Padang City with exclusive breastfeeding coverage less than 60% were selected as research locations. The research began from October 2022 to April 2024. Training of 10 health workers consisting of nine midwives and one doctor. The companion was provided by eight health workers towards 37 mothers from the first trimester of pregnancy to one month of postpartum care. Qualitative data analysis used categorization and quantitative data analysis used the Wilcoxon test. Based on qualitative research, the basic material for the companion module is the benefits of breastfeeding, early initiation of breastfeeding, breastfeeding efforts, attachment and position, postpartum mother issue, breast problems, preparation for working mothers, family support and postpartum family planning. Statistically, the competence of health workers increased along with the increase in knowledge (p value = 0.005). Mothers' knowledge and attitudes also differed significantly after the companion of health worker (p value = 0.001 and p value = 0.001). A total of 54.0% of mothers stated that the companion was very good, 51.4% of mothers received high family support, and 73.0% of mothers received the support of friends. The training module of health workers for pregnant women – companion is efficient and effective in improving the knowledge of health workers, mother’s knowledge, and mother’s attitudes. It is recommended to conduct a study in a larger population, with a longer duration, to be piloted in two groups (intervention and control) so that breastfeeding success can be seen in terms of maternal and infant nutritional status, and carried out in different areas to see the effectiveness of the module. Keywords: pregnant mother’s companion, successfull breastfeeding, training modul of health worker
Read More
D-534
Depok : FKM UI, 2024
S3 - Disertasi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Lastri Mei Winarni; Promotor: Rita Damayanti; Kopromotor: Sabarinah, Yati Afiyanti; Penguji: Ahmad Syafiq, Elizabeth Kristi Poerwandari, Jubaedah, Fidiansyah, Risatianti Kolopaking
Abstrak:
Kesejahteraan psikologis merupakan komponen penting untuk menunjang status kesehatan mental ibu hamil pada tingkat yang baik. Ibu hamil yang memiliki kesejahteraan psikologis yang baik akan memiliki sikap dan emosi positif. Hal ini akan mendorong peningkatan pengetahuan, sikap, dan perilaku ibu mengenai perawatan kesehatan selama kehamilannya. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui efikasi penerapan intervensi psikoedukasi untuk meningkatkan kesejahteraan psikologis ibu hamil. Metode penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dan kuantitatif. Pada penelitian kualitatif menggunakan desain deskriptif, sedangkan pada penelitian kuantitatif menggunakan desain kuasi eksperimental. Penelitian ini menerapkan sebuah intervensi psikoedukasi yang dikembangkan dengan kerangka Behavior Centered Design (BCD). Penelitian ini dilaksanakan dalam lima tahapan, yaitu Asses, Build, Create, Deliver dan Evaluation. Lokasi penelitian ini adalah di Kota Tangerang, dengan melibatkan 23 Puskesmas. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh ibu hamil dengan usia kehamilan 0-34 minggu di Kota Tangerang, dengan sampel 196 responden yang dibagi menjadi dua kelompok, 96 responden masuk ke dalam kelompok intervensi dan 100 responden masuk ke dalam kelompok kontrol. Teknik pengambilan sampel menggunakan Clustered random sampling. Instrumen pengumpulan data menggunakan psychological wellbeing scale, prenatal distress scale dan dikembangkan untuk mengukur variabel kovariat. Analisis data yang akan dilakukan adalah univariat, uji T-Test berpasangan, Mann Whitney dan difference in difference untuk melihat perbedaan skor kesejahteraan psikologis dan efikasi intervensi. Hasil penelitian ini adalah terbentuklah intervensi psikoedukasi bernama Kelas Ibu Hamil Terintegrasi yang diaplikasikan dalam kelompok intervensi. Efek intervensi sebesar 3,184 dalam skor kesejahteraan psikologis lebih tinggi pada kelompok intervensi dibandingkan kelompok kontrol (p value 0,0001 < 0,05) dan R-square 60%. Terdapat peningkatan rata-rata pada variabel pengetahuan (mean: 1,91; R2 45%), sikap (mean: 6,29; R2 33%) dan perilaku ibu (mean: 1,39; R2 45%) mengenai perawatan kehamilan antara sebelum dan setelah intervensi psikoedukasi. Implikasi intervensi Kelas Ibu Hamil Terintegrasi ini memperkuat program edukasi Kelas Ibu Hamil yang telah ada dengan memperhatikan struktur kegiatan kelas yang baru, serta menambah kegiatan pembelajaran yang membuat kejutan, reevaluasi, dan peningkatan kinerja dengan permainan yang menyentuh emosi dan penugasan sederhana.

Psychological well-being is an important component to support the mental health status of pregnant women at a good level. Pregnant women who have good psychological well-being will have positive attitudes and emotions. This will encourage increased knowledge, attitudes and behavior of mothers regarding health care during pregnancy. The purpose of this study was to determine the efficacy of implementing psychoeducational interventions to improve the psychological well-being of pregnant women. This research method uses qualitative and quantitative research. The qualitative research used a descriptive design, while the quantitative research used a quasi-experimental design. This study applies a psychoeducational intervention developed within the Behavior Centered Design (BCD) framework. This research was carried out in five stages, namely Assess, Build, Create, Deliver and Evaluation. The location of this research is in the City of Tangerang, involving 23 Community Health Centers. The population in this study were all pregnant women with a gestational age of 0-34 weeks in Tangerang City, with a sample of 196 respondents who were divided into two groups, 96 respondents entered the intervention group and 100 respondents entered the control group. The sampling technique used Clustered random sampling. Data collection instruments used the psychological wellbeing scale, prenatal distress scale and were developed to measure covariate variables. The data analysis that will be carried out is univariate, paired T-test, Mann Whitney and difference in difference to see differences in scores of psychological well-being and intervention efficacy. The results of this study is the formation of a psychoeducational intervention called the Integrated Antenatal Class which was applied in the intervention group. The intervention effect of 3.184 in the psychological well-being score was higher in the intervention group than the control group (p value 0.0001 <0.05) and R-square 60%. There was an average increase in the variables of knowledge (mean: 1,91; R2 45%), attitudes (mean: 6,29; R2 33%) and behavior (mean: 1,39; R2 45%) of mothers regarding pregnancy care between before and after the psychoeducation intervention. The implications of this Integrated Maternity Class intervention strengthen the existing Maternity Class education program by taking into account the new class activity structure, as well as adding learning activities that surprise, re-evaluate, and improve performance with games that touch emotions and simple assignments.
Read More
D-489
Depok : FKM-UI, 2023
S3 - Disertasi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Muri Maftuchan; Promotor: Indang Trihandini; Kopromotor: Nuryahati Adnan, Ella Nurlaella Hadi; Penguji: Hadi Pratomo, Anton Rahardjo, Tri Erri Astoeti, Magdarina D. Agtini, Indirawati Tjahja
Abstrak:
Sebagian besar anak Indonesia masih belum menggosok gigi sebelum tidur dan sesudah sarapan. Edukasi model peer grup terbukti mampu meningkatkan kebersihan gigi pada anak sekolah. Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui perubahan skor pengetahuan, sikap dan kebersihan gigi mulut pada anak usia 8 - 11 tahun pada kelompok yang diberikan edukasi oleh dokter kecil di Tangerang Selatan. Desain yang diginakan dalam penelitian ini adalah kuasi eksperimen pada 143 responden anak dari kelas 3,4 dan 5 di dua sekolah dasar pemerintah. Pada kelompok intervensi 15 anak dipilih sebagai dokter kecil dan ditugaskan memberikan edukasi sedangkan kelompok kontrol tidak . Data pengetahuan dan sikap diambil dikumpulkan menggunakan kuesioner yang diisi oleh sendiri oleh responden sedangkan data kebersihan gigi berupa OHIS dan PHP dikumpulkan melalui pemeriksaan intraoral oleh examiner. Data Diolah dengan t test dependen dan independen Hasil: Terdapat peningkatan pada skor pengetahuan, sikap, OHIS dan PHP pada kelompok intervensi setelah diberikan edukasi (p=0,005) dan perbedaan signifikan antar kelompok yang diberikan edukasi dengan tanpa perlakuan(p<0,05). Saran Edukasi kesehatan gigi mulut dengan menggerakkan anak sebagai dokter kecil khusus kesehatan gigi perlu dlaksanakan disekolah namun pelaksanaannya tetap perlu didampingi oleh tenaga kesehatan dan dukungan oleh Sekolah
Read More
D-428
Depok : FKM-UI, 2020
S3 - Disertasi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Malahayati Rusli Bintang; Promotor: Adang Bachtiar; Kopromotor: Fachmi Idris; Penguji: Kemal Nazaruddin Siregar, Mardiati Nadjib, Pujiyanto, Ali Ghufron Mukti, Rizanda Mahmud, Achmad Farich
Abstrak:
Diabetes Melitus (DM) meningkatkan risiko terkena TB paru, terutama pada kelompok berisiko tinggi. Meskipun penemuan kasus secara aktif dan peningkatan pelaporan di fasilitas kesehatan sangat penting, namun keterlibatan sektor swasta dalam pengendalian TB masih rendah karena adanya fragmentasi dan dana yang tidak memadai. Sistem Informasi Tuberkulosis (SITB) adalah perangkat lunak utama untuk mencatat dan melaporkan kasus TB, namun aksesnya terbatas dan sistemnya tidak terintegrasi dengan baik. Untuk mengatasi tantangan ini, diperlukan e-screening tool untuk mengintegrasikan skrining TB ke dalam skrining diabetes yang ada saat ini secara efisien sehingga notifikasi TB di FKTP swasta dapat meningkat. Penelitian ini menggunakan pendekatan mixed exploratory sequential, yang menggabungkan metode kuantitatif dan kualitatif secara bertahap. Penelitian ini terdiri dari 3 tahap, yaitu tahap pertama menggunakan pendekatan kuantitatif dan tahap kedua dan ketiga menggunakan pendekatan kualitatif. Ditahap pertama, dilakukan analisis faktor determinan TB pada pasien DM menggunakan data Riskesdas 2013 dan 2018. Lalu tahap 2 dilakukan analisis/evaluasi mengenai implementasi proses notifikasi TB pada FKTP swasta dan pada tahap 3 dilakukan proses diseminasi kebijakan rancangan model skrining TB pada pasien DM dengan menggunakan pendekatan Policy Cycle. Hasil penelitian di tahap 1 menunjukkan bahwa variabel diagnosa penyakit kanker, riwayat merokok, ketersediaan rumah sakit swasta dan ketersediaan praktik dokter/klinik secara statistik memiliki hubungan yang signifikan terhadap kejadian TB pada pasien DM. lalu dari hasil uji multivariat diperoleh hasil bahwa kanker merupakan faktor prediktif pada kejadian penyakit TB paru pada penderita DM. hasil penelitian tahap 2 menunjukkan bahwa belum semua FKTP swasta memiliki SITB mandiri yang menyebabkan pencatatan dan pelaporan kasus TB menjadi temuan milik puskesmas dimana hal ini berdampak pada rendahnya notifikasi TB di FKTP swasta. Hasil penelitian tahap 3 menunjukkan bahwa untuk meningkatkan notifikasi TB di FKTP swasta dapat dilakukan dengan merancang e-screening tool TB dengan pendekatan kaskade TB 6T. Dengan mengintegrasikan JKN Mobile, E-RM, P-Care dan SITB dalam bentuk partner satu sehat, serta didukung dengan SDM, sarana prasarana dan pembiayaan yang cukup diharapkan dapat meningkatkan notifikasi TB di FKTP swasta sehingga dapat menurunkan angka kematian atau angka kesakitan akibat TB pada pasien DM.

Diabetes Mellitus (DM) increases the risk of developing pulmonary TB, especially in high-risk groups. While active case finding and improved reporting at health facilities are critical, private sector involvement in TB control remains low due to fragmentation and inadequate funding. The Tuberculosis Information System (TBIS) is the primary software for recording and reporting TB cases, but access is limited and the system is not well integrated. To overcome these challenges, an e-screening tool is necessary to efficiently integrate TB screening into existing diabetes screening so that TB notifications at private primary care facilities can increase. This study used a mixed exploratory sequential approach, which combines quantitative and qualitative methods in its stages. The study consisted of 3 stages, with the first stage using a quantitative approach and the second and third stages using a qualitative approach. In the first stage, the determinants of TB in patients with DM were analyzed using 2013 and 2018 Riskesdas data. Then in stage 2, an analysis/evaluation of the implementation of the TB notification process at private primary care facilities was carried out and in stage 3, the policy dissemination process of the TB screening model design in DM patients was carried out using the Policy Cycle approach. The results of stage 1 of the study showed that the variables of cancer diagnosis, smoking history, availability of private hospitals and availability of TB screening in DM patients were significantly associated with TB screening in DM patients. The results of the multivariate test showed that cancer was a predictive factor in the incidence of pulmonary TB disease in patients with DM. The results of phase 2 of the study showed that not all private primary health care facilities have independent SITB, which causes the recording and reporting of TB cases to be the findings of the puskesmas, thus has an impact on the low notification of TB in private primary health care facilities. The results of phase 3, showed that improving TB notification at private primary care facilities can be done by designing a TB e-screening tool with a 6T TB cascade approach. By integrating JKN Mobile, E-RM, P-care and SITB in the form of the intergrated system of Satu Sehat, and supported by sufficient human resources, infrastructure and financing, these allow room for a better national TB control management. In this light, TB notification rate has a good potential for improvements at private primary care facilities, and thus eventually contributing to a reduction of mortality or morbidity due to TB in DM patients.
 
 
Read More
D-509
Depok : FKM-UI, 2024
S3 - Disertasi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Eny Kusmiran; Promotor: Hadi Pratomo; Kopromotor: Agustin Kusumayati; Penguji: Budi Anna Keliat; Anggota: Sabarinah B Prasetyo, Dumilah Ayuningtyas, Wachyu Sulistiadi, Asep Supena, Fitri Haryanti
D-353
Depok : FKM-UI, 2016
S3 - Disertasi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Evi Martha; Promotor: Hadi Pratom; KoPromotor: Kemal Nazaruddin Siregar, Meutia F. Swasono; Sudarti Kresno, Rulina Suradi, Anna Alisyahbana, Dwi Susilowati, Endang L. Achadi, Agustin Kusumayati
D-258
Depok : FKM-UI, 2012
S3 - Disertasi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Dewa Ayu Putu Mariana Kencanawati; Promotor: Evi Martha; Kopromotor: Sabarinah, Ermi Ndoen; Penguji: Dewi Susanna, Purwadi Soeriadiredja, Lukman Hakim, Indra Supradewi, Bringiwatty Batbual
Abstrak:
Pencegahan malaria dalam kehamilan dilakukan melalui penggunaan kelambu berinsektisda sepanjang kehamilan yaang diperoleh melalui layanan ANC terpadu dengan pelayanan malaria. Faktor sosial budaya menjadi penentu ibu hamil untuk mengakses layanan ANC dan mendapatkan kelambu berinsektisida. Kecamatan Kodi Utara merupakan salah satu daerah endemis malaria di Pulau Sumba. Ibu hamil yang tinggal di wilayah ini beresiko tinggi terinfeksi malaria namun akses ibu hamil terhadap kelambu dan pemanfaatannya masih rendah. Penelitian ini bertujuan untuk menyusun sebuh model pemberdayaan masyarakat berbasis sosial budaya untuk dapat meningkatkan penggunaan kelambu berinsektisida di Kecamatan Kodi Utara.  Desain pada penelitian ini menggunakan mix method dengan desain exploratory sequensial dengan subjek penelitian adalah ibu hamil. Jumlah sampel pada penelitian sebesar 144 ibu hamil yaitu  71 ibu hamil pada kelompok kontrol dan 73 ibu hamil pada kelompok intervensi. Efek intervensi diketahui dengan menggunakan analisis  diference in difference. Setelah dilakukan identifikasi  sosial budaya dan bentuk partisipasi masyarakat terkait penggunaan kelambu berinsektisida, kemudian disusun model pemberdayaan masyarakat berdasarkan hasil identifikasi tersebut dan kemudian intervensi dilakukan selama 2 bulan pada kelompok intervensi terdapat peningkatan pengetahuan ibu sebesar 21,13% dan praktik penggunaan kelambu yang benar  sebesar  20,83% lebih baik daripada kelompok kontrol. Peneliti menyarankan agar dalam menyusun sebuah strategi pencegahan malaria dalam kehamilan dengan mempertimbangkan faktor sosial budaya dan melibatkan secara aktif setiap komponen masyarakat. selain itu secara regulasi perlu untuk membuat aturan turunan mengenai edukasi penggunaan kelambu berinsektisida kepada ibu hamil yang dilakukan saat pembagian kelambu ru tin pada layanan malaria terinterasi KIA di Kabupaten Sumba Barat Daya 

Malaria prevention during pregnancy is achieved through the use of insecticide-treated mosquito nets, which can be obtained through integrated ANC services that include malaria services. Socio-cultural factors are determinants of pregnant women's access to ANC services and obtaining insecticide-treated mosquito nets. Kodi Utara District is one of the malaria-endemic areas on Sumba Island. Pregnant women who live in this area are at high risk of being infected with malaria, but pregnant women's access to mosquito nets and their utilization are still low. This study aims to develop a model of community empowerment based on socio-culture to increase the use of insecticide-treated mosquito nets in the Kodi Utara District. The design in this study used a mixed-methods method with an exploratory sequential design with pregnant women as the research subjects. The number of samples in the study was 144 pregnant women, namely 71 pregnant women in the control group and 73 pregnant women in the intervention group. The effect of the intervention was known using difference-in-difference analysis. After the identification of socio-cultural and forms of community participation related to the use of insecticide-treated mosquito nets, a community empowerment model was then prepared based on the results of the identification and then the intervention was carried out for 2 months in the intervention group there was an increase in maternal knowledge by 21.13% and the practice of using mosquito nets correctly by 20.83% better than the control group. The researcher suggests that in developing a malaria prevention strategy in pregnancy, consideration should be given to socio-cultural factors and actively involving every component of society. In addition, in terms of regulation, it is necessary to make derivative rules regarding education on the use of insecticide-treated mosquito nets for pregnant women, which is carried out during routine mosquito net distribution at integrated malaria services for KIA in West Sumba Regency
Read More
D-583
Depok : FKM-UI, 2025
S3 - Disertasi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Chandra Rudyanto; Promotor: Purnawan Junadi; Kopromotor: Rita Damayanti; Penguji: Anhari Achadi, Besral, Evi Martha, Ermita Isfandiary Ibrahim Ilyas, Rustika, Nana Mulyana
Abstrak: Kondisi kesehatan yang memadai sangat dibutuhkan oleh jemaah haji karena prosesibadah haji melibatkan aktivitas fisik yang sangat berat. Jemaah haji yang bugar adalahjemaah haji yang memenuhi istifa'ah kesehatan. Untuk menjadi bugar dan istifa'ah,jemaah haji harus diberdayakan dan diberi pembinaan, sehingga memiliki kemampuan diri melakukan latihan fisik secara teratur. Partisipasi jemaah haji dalam program peningkatan kebugaran, baik secara perorangan maupun kelompok, dapat diupayakan melalui pembinaan latihan fisik dengan melibatkan peran kader kesehatan olahraga (kesorga).
 
Studi ini bertujuan untuk mengetahui: (i) peran kader kesorga dalam mendukungkeberhasilan latihan fisik jemaah haji di Kabupaten Lumajang, Provinsi Jawa Timur; (ii) hubungan variabel komposisional level individu dengan latihan fisik; (iii) diketahuinya hubungan variabel kontekstual level desa dan level Puskesmas dengan latihan fisik. Penelitian ini menggunakan mixed method yaitu metode kuantitatif dan kualitatif, dengan desain studi potong lintang cross sectional. Variabel yang diukur ada 3 level yaitu: (i) level individu meliputi karakteristik demografik dan penerapan konsep HBM pada 178 jemaah haji; (ii) level desa terdiri atas karakteristik demografik kader, motivasi dan keaktifan 61 kader serta dukungan 61 kepala desa; (iii) level Puskesmas mencakupdukungan 22 Puskesmas dan 19 KUA. Analisis data menggunakan uji statistik multilevel regresi logistik berganda untuk membuktikan hipotesis penelitian.
 
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan konsep HBM terbukti memilikihubungan yang signifikan dengan partisipasi jemaah haji dalam melakukan latihan fisik.Fakta ini menerangkan bahwa berolahraga secara teratur bukanlah hambatan bagi jemaahhaji. Selanjutnya jemaah haji juga meyakini mampu melakukan latihan fisik secara teraturdan cenderung menjadikannya sebagai kebiasaan hidup. Ditemukan pula bahwa kaderkesorga terbukti berperan dan memiliki hubungan yang signifikan dengan tingkat latihanfisik jemaah haji.
 
Studi ini menemukan ada variasi atau perbedaan peran kader kesorga menurut penerapaan konsep HBM dalam kaitannya dengan tingkat latihan fisik jemaah haji. Disarankan agar setiap Puskesmas dapat mengembangkan pola alternatif pembinaaan kader kesorga dan calon jemaah haji dengan melibatkan klub olahraga, kelompok jemaah haji, kepala desa dan KBIH. Program latihan fisik jemaah haji dengan melibatkan peran kader kesorga perlu diadopsi oleh Kementerian Kesehatan RI dan selanjutnya direplikasikan ke daerah lain.
 

 
Adequate health condition urgently required by pilgrims because the process ofpilgrimage involves a very heavy physical activity. Hajj pilgrims with good physical fitnessclassified as pilgrims who fulfill health isti'ah. In order to become fit and isti'ah,pilgrims should be empowered and provided such a coaching, so they will have the abilityto execute physical exercise in a regular basis. Participation of pilgrims in a fitness improvement program, either individually or in groups, could be pursued through physical exercise coaching by involving the role of sport health cadres.
 
The main purpose of this study was to find out: (i) the role of sport health cadres inorder to support the success of pilgrims physical exercise in Lumajang District, East Java Province; (ii) examine the association of compositional variables individual level with physical exercise; (iii) examine the association of contextual variables village and Puskesmas levels with physical exercise.
 
This research was conducted using a mixed method quantitative and qualitative methods with cross sectional study design. The measured variables consisted of 3 levels: (i) individual level included demographic data and the application of HBM concept to 178 pilgrims; (ii) village level consisted of cadre demographic characteristics, cadres motivationand cadres; activeness of 61 cadres and the support of 61 village heads; iii Puskesmaslevel included the support of 22 Puskesmas and 19 KUAs. Data analysis was performedusing multilevel statistical test of multiple logistic regression to prove a research hypothesis.
 
The application of the HBM concept proved to have a significant relationship withparticipation of pilgrims in physical exercise. The findings of the study explain that regularphysical exercise is not an obstacle for pilgrims. Furthermore, pilgrims also convince thatthey are able to maintain physical exercise regularly and tend to make it as a habit of life. Another result of study indicates the cadres proved to have a significant relationship withthe level of pilgrims; physical exercise.
 
Finally, in conclusion this study found that there was a variation or differencebetween the application of the HBM concept and the role of cadres with the level ofpilgrims; physical exercise. It was suggested that each Puskesmas should develop variousalternative coaching patterns for cadres and pilgrims by involving sports clubs, hajj groups, village heads and KBIH. Hajj pilgrims; physical exercise program involving the role ofcadres required to be adopted into the Ministry of Health program and then replicated toother provinces.
Read More
D-386
Depok : FKM-UI, 2018
S3 - Disertasi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Dhian Probhoyekti Dipo; : Budi Utomo; Kopromotor: Endang L Achadi, Elvina Karyadi; Penguji: Ratna Djuwita, Tris Eryando, Minarto, Anies Irawati, Toto Sudargo
D-339
Depok : FKM-UI, 2016
S3 - Disertasi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Lisa Trina Arlym; Promotor: Endang L. Achadi; Kopromotor: Dwiana Ocviyanti, Yekti Widodo; Penguji: Besral, Kusharisupeni, Evi Martha, Anies Irawati, Indra Supradewi
Abstrak: Berat dan panjang badan lahir mencerminkan pertumbuhan janin. ANC yang berkualitas dan frekuensi kunjungan ANC yang memadai merupakan salah satu cara untuk mendeteksi dan intervensi gangguan pertumbuhan janin. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh kepatuhan bidan dan ibu hamil dalam program ANC terhadap berat dan panjang badan lahir. Metode penelitian adalah mixed method dengan pendekatan potong lintang. Tahap kuantitatif menggunakan data sekunder dari studi kohor tumbuh kembang anak tahun 2012-2018 di Kota Bogor. Tahap kualitatif menggunakan metode wawancara mendalam. Hasil penelitian menunjukkan kepatuhan bidan melakukan standar 5T (timbang berat badan, ukur tekanan darah, ukur tinggi fundus uteri, pemeriksaan Hb dan pemberian tablet tambah darah) sebesar 76,3% pada semua kunjungan dan 72,1% sesuai program (K1-K4). Kepatuhan bidan berpengaruh terhadap panjang badan lahir (p=0,04) dengan RR 1,5 dan kepatuhan ibu hamil berpengaruh terhadap berat badan lahir (p=0,047) dengan RR 1,6. Bidan dan ibu hamil patuh menghasilkan berat badan lahir lebih berat 93,51 gram (p=0,045) dan panjang badan lahir lebih panjang 0,46 cm (p=0,007) dibandingkan salah satu saja yang patuh. Bidan dan ibu patuh menghasilkan berat badan lahir lebih berat 166,1 gram (p=0,006) dan panjang badan lahir lebih panjang 0,54 cm (p=0,064) dibandingkan keduanya tidak patuh. Sebaiknya kepatuhan tidak hanya dari pihak ibu hamil tetapi juga dari bidan
Read More
D-454
Depok : FKM-UI, 2022
S3 - Disertasi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive