Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 18 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Taufan Patrianto; Pembimbing: Mila Patrianto; Penguji: Hendra, Indri Hapsari, Yuni Kkusminanti, Muhammad Maududy
Abstrak: Kegiatan berolahraga di Unit Kegiatan Mahasiswa bidang olahraga Universitas Indonesia (UKOR UI) memiliki risiko terhadap keselamatan dan kesehatan anggotanya. Penelitian ini untuk menggambaran kasus cedera olahraga dan persepsi anggota UKOR UI terhadap faktor risiko cedera olahraga yang terjadi di UKOR UI tahun 2019. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan disain penelitian cross sectional. Pengambilan datanya menggunakan kuesioner dengan teknik accidental sampling. Penelitian ini diikuti oleh 87 responden dari populasi yang terdiri dari 448 orang di 17 cabang olahraga. Rata-rata usia mereka adalah 21,38 tahun. Usia minimumnya 18 tahun dan maksimumnya 30 tahun dan terbanyak adalah laki-laki (74%). 64,4% responden memiliki BMI normal. 58,6% responden memiliki riwayat cedera. Tingkat keparahan cedera sebagian besar pada tingkat ringan dan sedang (78,4%). Lokasi cedera yang paling banyak terjadi pada ekstrimitas bawah (64,8%) yaitu pada engkel (31,4%), paha (15,7%) dan lutut (13,7%). Sedangkan menurut kondisi medisnya cedera yang paling besar mengenai ligamen/keseleo sebanyak 64% dan cedera otot (tendon) sebesar 24%. Persepsi responden cenderung setuju bahwa kebugaran tubuh (80%), kurang pemanasan (84%) dan kurang latihan (65%) dan kondisi lapangan (65%) sebagai faktor penyebab terjadinya cedera olahraga di UKOR UI. Hasil penelitian ini menyarankan bahwa pemangku kepentingan olahraga di UI untuk mengkaji risiko cedera olahraga dan mengembangkan SOP aktifitas olahraga di setiap UKOR dan mempromosikan kegiatan olahraga yang bebas cedera kepada mahasiswa UI seperti melakukan latihan olahraga secara rutin dan terjadwal, melakukan pemanasan yang cukup sebelum berolahraga, menjaga kebugaran fisik, dan menggunakan alat pelindung olahraga yang disyaratkan.
Read More
T-5559
Depok : FKM-UI, 2019
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Khairun Nisa`il Hulwah; Pembimbing: Budi Hidayat; Penguji: Pujiyanto, Kurnia Sari, Andi Sari Bunga, Wahyu Pudji Nugraheni
Abstrak: Pendahuluan: Kejadian cedera yang mengakibatkan kegiatan sehari-hari terganggu cendrung meningkat dari tahun 2007 hingga 2018 yaitu 7,5% menjadi 9,2%. Sementara, proporsi cedera disebabkan kecelakaan lalu lintas di Indonesia yaitu 2,2% dan paling tinggi pada usia 15-24 tahun sebesar 4,9%. Total konsumsi alkohol per kapita diperkirakan akan meningkat di Indonesia pada tahun 2025. Perilaku mengonsumsi minuman beralkohol meningkatkan risiko kecelakaan lalu lintas.
Metode: Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menggunakan desain studi cross sectional. Analisis penelitian menggunakan analisis univariat, analisis bivariat dengan Chi-Square dan regresi logistik, dan analisis multivariat dengan metode regresi logistik ganda.
Hasil: kejadian cedera disebabkan kecelakaan lalu lintas adalah 76,5% dari total kejadian cedera pada responden dan persentase penyebab kecelakaan lalu lintas terbesar adalah mengendarai sepeda motor sebesar 72,7%. Tingkat kejadian cedera disebabkan kecelakaan lalu lintas di Indonesia tinggi pada responden yang mengonsumsi alkohol, kelompok dewasa, jenis kelamin laki-laki, memiliki tingkat pendidikan tinggi, responden yang bekerja, tinggal di wilayah perkotaan dan domisili di Pulau Sulawesi.
Kesimpulan: Semua variabel, baik konsumsi alkohol dan sosial demografi (umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, wilayah tempat tinggal, pulau domisili), mempunyai dampak yang signifikan terhadap kejadian cedera disebabkan kecelakaan lalu lintas. Hubungan konsumsi alkohol dengan cedera disebabkan kecelakaan lalu lintas pada responden usia > 10 tahun adalah signifikan setelah dikontrol variabel konfounder (umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, wilayah tempat tinggal dan pulau domisili) dengan risiko orang yang mengonsumsi alkohol sebesar 2,436 kali dibandingkan orang yang tidak mengonsumsi alkohol.
Read More
T-5959
Depok : FKM-UI, 2020
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Farid Yudoyono; Pembimbing : Ratna Djuwita; Penguji : Bambang Sutrisna, Asri C. Adisasmita, M.Zafirullah Arifin
Abstrak: Latar Belakang: Cedera otak traumatika akibat kecelakaan lalu lintas masih merupakan salah satu penyebab kematian dan kecacatan utama pada kelompok usia produktif. Cedera otak sekunder dideskripsikan sebagai konsekuensi gangguan fisiologis, seperti iskemia, reperfusi, dan hipoksia pada area otak yang beresiko, beberapa saat setelah terjadinya cedera awal (cedera otak primer). Cedera otak sekunder sensitif terhadap terapi dan proses terjadinya dapat dicegah dan dimodifikasi. Metode: Penelitian kohort retrospektif dengan data primer rekam medis. Data yang terdiri dari beberapa variabel yang dikumpulkan secara retrospektif dari catatan medis pasien. RS. Hasan Sadikin, Bandung Jawa Barat, Indonesia. Pengambilan data dilakukan pada 2011-2014. Jumlah sampel yang diambil sebanyak 647 pasien. Analisis yang dilakukan meliputi analisis univariat, bivariat, dan analisis multivariate cox proportional hazard dengan model matematis yang selanjutnya akan dibuat model skoring. Analisis roctab digunakan untuk menentukan nilai cut-off setiap variabel numerik. Hasil: Variabel perdarahan otak, tingkat kesadaran, dan edema serebri merupakan faktor resiko outcome, sedangkan variabel peningkatan tekanan intrakranial, kadar elektrolit natrium dan klorida, serta terapi diuretik merupakan faktor resiko untuk terjadinya outcome kematian pada pasien ensefalitis anak. Berdasarkan hasil analisis multivariat skoring didapatkan urutan faktor prognostik yang dominan menyebabkan kematian, yaitu Variabel usia memilik HR sebesar 1,00, natrium mempunyai HR 0,8, Perdarahan otak pada CT Scan kepala mempunyai HR sebesar 1,73, edema serebri mempunyai HR 2,53, hipoksia mempunyai HR sebesar 2,13, farktur maksillofascial mempunyai HR sebesar 0,6, hipotensi memiliki HR 0,7 dan pembedahan/trepanasi mempunyai HR 0,388 Berdasarkan analisis tersebut maka natrium, GCS, hipotensi, pembedahan dan MFS fraktur merupakan faktor proteksi outcome sedangkan usia, perdarahan otak pada CT Scan, edema serebri, hipoksia merupakan faktor resiko terjadinya outcome kematian pada pasien cedera kepala berat. Dari hasil mulitvariat yang telah dilakukan sebelumnya apabila skor -69 s/d -47 mengalami resiko rendah untuk mengalami kematian, skor -46 s/d -20 mengalami resiko sedang untuk terjadinya kematian dan skor >-19 akan mengalami resiko tinggi terjadinya kematian. Kesimpulan: Model skoring prognosis yang telah terbentuk ini mampu memprediksi sebesar 84,75 % faktor faktor yang berhubungan dengan prognosis cedera otak traumatika berat. Apabila ada 100 pasien cedera kepala berat dengan adanya semua variabel maka 76 pasien akan meninggal dan bila 100 pasien cedera kepala berat tanpa adanya semua variabel maka 25 pasien akan meninggal. Kata Kunci : Skoring, Model Prognosis, Cedera Otak Traumatika Berat
Read More
T-4523
Depok : FKM-UI, 2015
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Nathania Andine Nariswari; Pembimbing: Chandra Satrya; Penguji: Zulkifli Djunaidi, Mohammad Adiwirabrata
Abstrak:
Sektor konstruksi yang memiliki proses dan tahapan kerja yang kompleks membuat tempat kerjanya berisiko tinggi mengalami berbagai jenis kecelakaan kerja, tidak terkecuali cedera tangan dan jari. Cedera tangan dan jari, mulai dari luka sayat hingga cacat permanen pada tangan dan jari dapat mempengaruhi produktivitas bahkan dapat mengakhiri karir seseorang. PT X merupakan perusahaan sektor konstruksi dengan persentase cedera tangan dan jari yang mendominasi selama beberapa tahun terakhir. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran risiko terkait cedera tangan pada sektor konstruksi, lebih tepatnya pada proses pemasangan dan pembongkaran aluminium formwork di Jobsite Y PT X. Penelitian menggunakan desain studi deskriptif dengan metode campuran, yaitu metode kualitatif dengan observasi lapangan dan konsultasi, serta metode semi kuantitatif untuk analisis risiko. Analisis risiko dilakukan secara mendalam mulai dari mengidentifikasi bahaya mekanik dan kejadian tak terduga, menganalisis tingkat kemungkinan, pajanan, dan konsekuensi, serta menghitung penurunan risiko dari upaya pengendalian yang telah dilakukan oleh PT X. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat risiko tertinggi terkait cedera tangan dan jari memiliki dampak tangan atau jari terputus, serta terendah dengan dampak cedera ringan akibat terkilir. Terdapat rata-rata penurunan risiko sebesar 37,53% dari upaya pengendalian yang telah dilakukan Jobsite Y PT X terkait cedera tangan dan jari.

The construction sector, which has complex work processes and stages, puts workplaces at high risk of experiencing various types of work accidents, including hand and finger injuries. Hand and finger injuries, ranging from cuts to permanent defects in the hands and fingers, can affect productivity and can even end a person's career. PT X is a construction sector company with a dominant percentage of hand and finger injuries over the last few years. This research aims to provide an overview of the risks related to hand injuries in the construction sector, more precisely in the process of installing and dismantling aluminum formwork at Jobsite Y PT X. The research uses a descriptive study design with mixed methods, namely qualitative methods with field observations and consultations, as well as semi-quantitative methods for risk analysis. Risk analysis is carried out in depth starting from identifying mechanical hazards and unexpected events, analyzing the level of probability, exposure and consequences, as well as calculating risk reduction from control efforts that have been carried out by PT X. The results of the study showed that the highest level of risk related to hand and finger injuries was due to a severed hand or finger, and the lowest was due to minor injuries due to sprains. There is an average risk reduction of 37.53% from the control efforts that have been carried out by Jobsite Y PT X regarding hand and finger injuries.
Read More
S-11669
Depok : FKM-UI, 2024
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Gde Yulian Yogadhita; Pembimbing: Nurhayati Adnan; Penguji: Tri Yunis Miko Wahyono, Renti Mahkota, Rita Djupri, Ugi Sugiri
Abstrak:

Abstrak Penulis : Gde Yulian Yogadhita Judul : Determinan Kejadian Cedera Berat pada Kecelakaan Lalu Lintas yang Ditangani oleh IGD RSUP Fatmawati Jakarta pada Periode Maret – Juli 2016 Cedera kecelakaan lalu lintas merupakan salah satu tipe cedera tak disengaja yang berkontribusi sebagai penyebab kematian terbesar ke-tiga di Indonesia, menurut laporan status keselamatan Jalan dunia yang diterbitkan WHO pada 2013 berdasarkan data Kepolisian Republik Indonesi, diestimasikan sebanyak 37 000 – 47 000 korban meninggal dunia setiap tahunnya dan 46 000 mengalami cedera berat. Pilot project surveilans cedera kementerian Kesehatan Republik Indonesia di IGD RSUP Fatmawati mencoba menggambarkan besaran magnitude cedera beserta komponen dan factor risikonya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko terjadinya cedera berat pada kejadian kecelakaan lalu lintas yang terdokumentasikan oleh form surveilans cedera di IGD RSUP Fatmawati pada periode Maret – Juli 2016. Desain penelitian yang digunakan adalah potong lintang dengan jumlah sampel sebesar 600 cedera yang diakibatkan oleh kecelakaan lalu lintas. Hasil analisis karakteristik dan faktor risiko sebagai prediktor yang mempengaruhi terjadinya cedera berat akibat kecelakaan lalu lintas adalah jenis kelamin laki-laki dengan OR 2.03 (95% CI 1.37-3.02); usia di atas 30 tahun dengan OR 1.57 (95% CI 1.11 – 2.22); tingkat pendidikan rendah (tidak bersekolah hingga lulusan SMA) dengan OR 1.59 (95% CI 1.12-2.25); hari kejadian akhir pekan dengan OR 1.53 (95% CI 1.08 – 2.17) dan tipe pengguna jalan pesepeda dengan OR 4.84 (95% CI 0.87-29.0). Berdasar pada penelitian ini, Kementerian Kesehatan RI untuk terus melakukan advokasi penggunaan form surveilans cedera di instalasi gawat darurat di rumah sakit agar dapat memberikan gambaran yang lebih lengkap lagi mengenai karakteristik dan faktor risiko cedera dan memberi edukasi dan melakukan komunikasi risiko terkait cedera kecelakaan lalu lintas kepada masyarakat. Kata kunci : cedera, kecelakaan lalu lintas, surveilans cedera


Abstract Penulis : Gde Yulian Yogadhita Judul : Determinan Kejadian Cedera Berat pada Kecelakaan Lalu Lintas yang Ditangani oleh IGD RSUP Fatmawati Jakarta pada Periode Maret – Juli 2016 A traffic accident injury is one type of unintentional injury that contributes to the third leading cause of death in Indonesia, according to the WHO 2013 Global Road Safety Report based on Indonesian Police, estimated at 37 000 - 47 000 fatalities annually and 46 000 experience severe injuries. Injury surveillance pilot project by the Ministry of Health Republic of Indonesia in Fatmawati Hospital Emergency Departement is trying to describe magnitude of injury along with its components and risk factors. This study aims to determine the risk factors of severe road traffic injury documented by injury surveillance form in Fatmawati Hospital Emergency Departement in March to July 2016. The research design used was cross sectional with the number of samples of 600 road traffic injury cases. The results of characteristic analysis and risk factors that contributed as predictor for severe road traffic injury are male gender with OR 2.03 (95% CI 1.37-3.02); age group above 30 years with OR 1.57 (95% CI 1.11 - 2.22); low education group (not attending school until high school graduate) with OR 1.59 (95% CI 1.12-2.25); working days with OR 1.53 (95% CI 1.08 – 2.17)  and cyclists with OR 4.84 (95% CI 0.87-29.0). Based on this research, the Ministry of Health of the Republic of Indonesia need to continue advocating the use of injury surveillance forms at hospital emergency department to provide complete picture of injury characteristics and risk factors, and to educate and develop road traffic injury prevention and risk communication for community. Keywords : injury prevention, road traffic injury, injury surveillance

Read More
T-5024
Depok : FKM-UI, 2017
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Alifah Nur Fadhilah; Pembimbing: Masyitoh; Penguji: Adik Wibowo, Ali Syachrul Chairuman
Abstrak: Needle Stick Injury (NSI) merupakan kecelakaan kerja yang sering dialami olehtenaga kesehatan di seluruh dunia. Setiap tahunnya, diperkirakan terdapat ratusan jutatenaga kesehatan terkena NSI yang mengarah pada penyakit blood borne pathogen, diantaranya HIV/AIDS, Hepatitis B dan Hepatitis C. Di negara berkembang, frekuensiNSI masih lebih tinggi dari pada di negara maju. Padahal kejadian NSI dapat dicegahdengan menggunakan serangkaian strategi pencegahan, seperti penggunaan SafetyNeedle Device (SND) bersama dengan pelatihan, pendidikan dan kontrol praktik kerja.Tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan hasil analisis strategi pencegahankejadian needle stick injury pada negara lain dan menganalisis strategi yang palingrelevan untuk di implementasikan di Indonesia. Penelitian ini merupakan studiliterature review melalui delapan database, yaitu Pubmed, ProQuest, Ebsco, SpringerLink, Scopus, Science Direct, JSTOR dan Google Scholar. Terdapat 20 artikel terinklusidari 15.840 artikel yang diidentifikasi dari kedelapan database. Hasil dari penelitian inimenunjukkan bahwa strategi pencegahan NSI di berbagai negara sangat beragamdengan rekomendasi terbanyak adalah penggunaan SND. Kebijakan terkait pencegahanNSI sudah diterapkan di banyak negara maju dan beberapa negara berkembang, namundi Indonesia belum ada peraturan yang spesifik membahas pencegahan NSI. Maka dariitu diperlukan sebuah pedoman penyusunan pencegahan NSI di Indonesia, khususnya diarea rumah sakit.
Kata kunci:Cedera tertusuk jarum, kecelakaan kerja, literature review, pencegahan
Needle Stick Injury (NSI) is a work accident that is often experienced by healthworkers throughout the world. Every year, it is estimated there are hundreds of millionshealth workers affected by NSI that lead to blood borne pathogen diseases, includingHIV / AIDS, Hepatitis B and Hepatitis C. In developing countries, the frequency of NSIis still higher than in developed countries. Whereas NSI incidents can be prevented byusing a series of prevention strategies, such as the use of Safety Needle Device (SND)along with training, education and work practice control. The purpose of this study is toobtain an analysis strategy of preventing needle stick injuries in other countries and toanalyze the strategies that are most relevant for the implementation in Indonesia. Thisresearch is a literature review study through eight databases, namely Pubmed, ProQuest,Ebsco, Springer Link, Scopus, Science Direct, JSTOR and Google Scholar. There were20 articles included from the 15.840 articles identified from the eight databases. Theresults of this study indicate that NSI prevention strategies in various countries are verydiverse with the most recommendations being the use of SND. Policies related to NSIprevention have been implemented in many developed countries and some developingcountries, but in Indonesia there are no specific regulations discussing about NSIprevention. Therefore, we need a guideline for the preparation of NSI prevention inIndonesia, especially in the hospital setting.
Key words:Literature review, Needle Stick Injury (NSI), prevention, work accident.
Read More
S-10429
Depok : FKM UI, 2020
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Syamsul Arifin; Pembimbing: Hendra; Penguji: Chandra Satrya, Mila Tejamaya, Arief Yunan, Roslinormansyah
Abstrak: Porsi terbesar kecelakaan kerja di pengeboran, workover, dan wellservice berdasarkan bagian tubuh terjadi pada jari dan tangan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui karakteristik pekerjaan, faktor manusia, pekerjaan, dan organisasi yang berkontribusi pada kejadian cedera tangan. Penelitian ini mempergunakan disain studi kuantitatif dengan pendekatan cross-sectional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik pekerjaan yang terdapat kasus cedera tangan memberikan porsi yang hampir sama namun dengan konsekuensi cedera yang berbeda. Faktor manusia yang berkontribusi pada kejadian cedera tangan yaitu: mistake/mental slip, prosedur tidak dilakukan, analisa bahaya tidak dipergunakan, dan penggunaan alat yang tidak benar. Faktor pekerjaan yang berkontribusi yaitu: desain tidak memadai dan tidak tersedia peralatan standar. Faktor organisasi yang berkontribusi yaitu: analisa bahaya tidak memadai/bahaya tidak teridentifikasi, prosedur tidak memadai, prosedur tidak ada, tidak ada analisa resiko, tidak dilatih, dan arahan kerja tidak memadai. Kata kunci: kecelakaan, kerja, cedera, tangan, manusia, pekerjaan, organisasi, pengeboran, workover, wellservice.
Read More
T-4443
Depok : FKM-UI, 2015
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Muhadi; Pembimbing: Nurhayati Adnan; Penguji: Mondastri Korib Sudaryo, Ika Prasetya Wijaya, Juferdy Kurniawan
Abstrak:

ABSTRAK Nama : Muhadi Program Studi : Epidemiologi Judul : Cedera Hati Hipoksik Prediktor Komplikasi Akut Utama Pasien Infark Miokard Di Unit Rawat Intensif Koroner Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Tahun 2006-2016 Latar Belakang: Infark miokard salah satu penyebab kematian terbanyak di dunia. MACE (Major Adverse Cardiac Event) adalah komplikasi akut utama yang terjadi pada pasien infark miokard, meliputi gagal jantung akut, syok kardiogenik dan aritmia fatal. Diperlukan biomarker yang akurat, mudah dilakukan dan costeffective untuk memprediksi MACE dan kematian. Cedera hati hipoksik atau HLI (hypoxic liver injury) adalah salah satu biomarker potensial menggunakan kadar enzim hati transaminase (aspartate transaminase) sebagai parameter. Penelitian ini bertujuan mengetahui peran HLI sebagai prediktor MACE pada pasien infark miokard tanpa gambaran EKG elevasi segmen ST (NSTEMI). Metode: Penelitian ini merupakan penelitian potong lintang dengan keluaran berupa MACE dan kohort retrospektif dengan keluaran kematian selama masa perawatan. Populasi penelitian adalah semua pasien NSTEMI yang menjalani perawatan di ICCU RSCM. Sampel penelitian adalah pasien NSTEMI yang menjalani perawatan di ICCU RSCM pada tahun 2006-2016 dan memenuhi kriteria penelitian sebanyak 277 subyek. Penentuan titik potong HLI berdasarkan kadar aspartate transaminase (AST) yang dapat memprediksi MACE dan kematian dihitung dengan kurva ROC. Analisis multivariat dilakukan menggunakan regresi logistik untuk mendapatkan POR terhadap MACE dengan memasukkan kovariat. Analisis bivariat mengenai sintasan pasien terhadap kematian dilakukan dengan menggunakan kurva Kaplan-Meier dan diuji dengan Log-rank. Hasil: MACE pada penelitian ini adalah 51,3% (gagal jantung akut 48,4%, aritmia fatal 6,5%, syok kardiogenik 7,2%) dan angka kematian sebesar 6,13%. Median nilai AST adalah 35 U/L pada seluruh subyek, 40 (8-2062) U/L pada subyek dengan MACE dan 31 (6-1642) U/L dengan subyek tanpa MACE (p 0,003). Nilai titik potong yang diambil untuk memprediksi MACE adalah 101,0 U/L (sensitivitas  21,8%, spesifisitas 89,6%, POR 2,727 (IK 95% 1,306-5,696), p 0,006). Pada analisis multivariat tidak didapatkan hubungan yang bermakna antara HLI dengan MACE. Nilai titik potong untuk memprediksi kesintasan terhadap kematian adalah 99,0 U/L (sensitivitas 23,5%, spesifisitas 83,8%, likelihood ratio + 1,46). Tidak didapatkan perbedaan kesintasan yang bermakna antara subyek dengan nilai HLI di bawah dan di atas titik potong kadar AST. Kesimpulan: Terdapat perbedaan median nilai AST yang bermakna pada pasien NSTEMI dengan dan tanpa MACE. Titik potong kadar AST untuk memprediksi MACE adalah 101,0 U/L. Titik potong kadar AST untuk memprediksi kesintasan adalah 99 mg/dl. Tidak terdapat perbedaan kesintasan pada pasien dengan nilai HLI di bawah dan di atas titik potong kadar AST. Kata Kunci: Infark miokard; NSTEMI; AST; Cedera hati hipoksik; MACE; Kesintasan


ABSTRACT Name : Muhadi Study Program : Epidemiology Title : Hypoxic Liver Injury as Predictor of Major Adverse Cardiac Events in Acute Myocardial Infarction patients admitted to Intensive Coroner Care Unit of Cipto Mangunkusumo National General Hospital, 2006-2016 Background: Myocard infarction (MI) is the leading cause of death around the world. Major Adverse Cardiac Events (MACE) complicating MI are acute heart failure, cardiogenic shock and fatal arrhytmia. An accurate, easy and costeffective biomarker is needed to predict MACE and mortality in patients with MI. Hypoxic liver injury (HLI) is a potential biomarker using aspartate transaminase (AST) level as the parameter. This study is aimed to discover HLI’s role in predicting MACE in Non ST Elevation Myocard Infarct (NSTEMI). Method : This study is designed as cross sectional to predict MACE and prospective cohort for survival analysis. Study population is all NSTEMI patients admitted to ICCU of Cipto Mangunkusumo Hospital and study sample are NSTEMI patients admitted to ICCU of Cipto Mangunkusumo Hospital that meets all criteria during 2006-2016 (277 subjects). Cut-off level of AST for HLI to predict MACE and mortality is analyzed using ROC curve and AUC. Survival analysis is done using Kaplan Meier curve and the difference is tested with LogRank. Result: Incidence of MACE in this study is 51.3% (acute heart failure 48.4%, fatal arrhytmia 6.5%, cardiogenic shock 7.2%) and mortality rate is 6.13%. The median of AST level on all subject is 35 U/L, 40 (8-2062) U/L in subjects with MACE and 31 (6-1642) U/L in subjects without MACE (p 0.003). Cut-off level for AST used to predict MACE is 101 U/L (sensitivity  21.8%, specificity 89.6%, POR 2.727 (CI 95% 1.306-5.696), p 0.006). In multivariate analysis, HLI is insignificantly related to MACE. Cut-off level for AST used to predict survival is 99 U/L (sensitivity  23.5%, specificity 83.8%, likelihood ratio + 1.46). There are no significant difference of survival between groups with HLI level below and above the cut-off AST level. Conclusion: There is significant differences of median AST level between NSTEMI patients with and without MACE.  Cut-off level for AST used to predict MACE is 101 U/L. Cut-off level for AST used to predict survival is 99 U/L. There are no significant difference of survival between groups with AST level below and above the cut-off AST level. Keywords:  Myocard Infarct; NSTEMI; AST; Hypoxic Liver Injury; MACE; Survival.

Read More
T-5444
Depok : FKM-UI, 2018
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Allif Fahriyani Masiha; Pembimbing: Indri Hapsari Susilowati; Penguji: Chandra Satrya, Hendra, Taufik Akbar Dermawan, Irma Lestari
Abstrak:
Dewasa ini industri minyak dan gas bumi mengalami peningkatan kejadian insiden. Data IOGP (2022) menyebutkan bahwa, total keseluruhan tingkat cedera yang tercatat adalah 0,77, 10% lebih tinggi dari tahun 2020 yaitu 0,70. Peningkatan ini menunjukkan bahwa industri hulu migas masih menghadapi berbagai tantangan dalam meningkatkan kinerja keselamatannya. Salah satu insiden yang sering terjadi adalah cedera tangan dan jari. Hal ini sejalan dengan data di PT. XYZ yang bergerak di industri eksplorasi dan eksploitasi minyak dan gas bumi. Terjadinya kenaikan insiden cedera tangan dan jari pada PT. XYZ di tahun 2021-2022, dikhawatirkan dapat mengganggu produktivitas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis insiden cedera tangan dan jari yang terjadi di PT. XYZ pada tahun 2021-2022, dengan menggunakan metode Human Factors Analysis and Classification System (HFACS). Desain penelitian yang digunakan adalah pengkajian mendalam bersifat deskriptif analitik untuk mendapatkan gambaran mengenai insiden, dilaksanakan pada Maret – Juni 2023. Pengumpulan data dilakukan dengan telaah dokumen dari data sekunder PT. XYZ. Hasil penelitian menunjukkan bahwa PT. XYZ mengalami lima kasus cedera tangan dan jari dengan penyebab yang berbeda-beda. Dari hasil analisis investigasi insiden menggunakan HFACS diketahui bahwa faktor yang paling mempengaruhi terjadinya insiden adalah unsafe act sebesar 34%. Dapat dikatakan bahwa unsafe act menjadi active failure yang paling dominan sebagai penyebab terjadinya insiden cedera tangan dan jari. Namun hal ini juga dipengaruhi oleh kondisi laten pada lapisan lainnya dalam kerangka HFACS. Disarankan kepada PT. XYZ untuk melakukan pencegahan insiden dengan pendekatan yang holistik, melibatkan perubahan di berbagai tingkatan, dari individu hingga tingkat organisasi. Melalui pemahaman yang mendalam tentang semua lapisan ini, langkah-langkah pencegahan yang efektif dapat diambil untuk mengurangi insiden cedera pada tangan dan jari, serta menciptakan lingkungan kerja yang lebih aman secara keseluruhan.

In recent times, the oil and gas industry has experienced an escalation in incident occurrences. According to IOGP data (2022), the overall recorded injury rate is 0.77, which is 10% higher than the rate of 0.70 in 2020. This increase signifies that the upstream oil and gas industry still faces various challenges in enhancing its safety performance. One of the frequently occurring incidents is hand and finger injuries. This aligns with the data at PT. XYZ, which operates in the oil and gas exploration and exploitation sector. The rise in hand and finger injury incidents at PT. XYZ in 2021-2022 is concerning as it can potentially disrupt productivity. This study aims to analyze hand and finger injury incidents that occurred at PT. XYZ in 2021-2022 using the Human Factors Analysis and Classification System (HFACS) method. The research design is an analytical descriptive in-depth assessment. The study was conducted from March to June 2023. Data collection was performed through document review of secondary data from PT. XYZ. The results of the study reveal that PT. XYZ encountered five cases of hand and finger injuries with varying causes. From the analysis of incident investigations using HFACS, it is evident that the most influential factor in incident occurrence is unsafe acts, accounting for 34%. Unsafe acts can be considered the most dominant active failure leading to hand and finger injury incidents. However, this is also influenced by latent conditions in other layers within the HFACS framework. It is recommended that PT. XYZ undertakes incident prevention with a holistic approach, involving changes at various levels, from individual to organizational levels. Through an in-depth understanding of all these layers, effective preventive measures can be implemented to reduce hand and finger injury incidents and create an overall safer working environment.
Read More
T-6826
Depok : FKM-UI, 2023
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Rumanta Novalina Damanik; Pembimbing: Sandi Iljanto, Purnawan Junadi; Penguji: Vetty Yulianty Permanasari, Rosmaitaliza, Eka Syarifah Dewi
Abstrak: Kejadian Nyaris Cedera (KNC) merupakan bagian dari insiden keselamatan pasien. KNC lebih sering terjadi dibandingkan dengan KTD. Frekuensi kejadian ini tujuh sampai seratus kali lebih sering. Contohnya di Pennsylvania, lebih dari 200.000 laporan keselamatan pertahun, 97% merupakan KNC (AHRQ, 2011). Dilaporkan juga bahwa KNC jarang terdokumentasikan bahkan terkadang tidak diketahui terjadi pada praktik klinis sehari-hari(Jeffs, 2012). Inti tugas keperawatan adalah menjaga keselamatan pasien (Gaffney, et al 2016). Penelitian ini untuk menganalisis potensi kejadian nyaris cedera oleh perawat di RSUD Karawang Tahun 2017. Penelitian ini merupakan studi deskriptif kualitatif dengan melakukan observasi, wawancara mendalam dan penelusuran dokumen. Penelitian dilakukan pada bulan April - May 2017, berlokasi di RSUD Karawang dengan Hasil penelitian terdapat potensi KNC pada penerapan identifikasi pasien dengan 6 frekuensi, pengurangan resiko infeksi terkait pelayanan kesehatan 22 frekuensi dan 1 frekuensi untuk pengurangan risiko pasien jatuh. Penerapan kebijakan sasaran keselamatan pasien rumah sakit di RSUD Karawang sudah diterapkan. Namun penerapannya belum optimal. Sasaran keselamatan pasien yang berpotensi KNC oleh perawat adalah ketepatan identifikasi pasien, pengurangan risiko infeksi dan pengurangan risiko jatuh. Kata kunci: Potensi Kejadian Nyaris Cedera, Perawat, RS Near Misses or close calls is part of the patient's safety incident. Near Miss is more common than adverse event. The frequency of these occurrences is seven to one hundred times more frequent. For example in Pennsylvania, over 200,000 safety reports per year, 97% are Near Miss (AHRQ, 2011). It is also reported that Near Miss is rarely documented and sometimes not known to occur in day-to-day clinical practice (Jeffs, 2012). The core task of nursing is to maintain patient safety (Gaffney, et al 2016). This research is to analyze the potential of almost injured event by a nurse in RSUD Karawang Year 2017. This research is a qualitative descriptive study with observation, in-depth interview and document searching. The study was conducted in April - May 2017, located in RSUD Karawang with the result of research there are potential of Near Miss on the application of patient identification with 6 frequency, risk reduction of infection related to health service 22 frequency and 1 frequency for patient risk reduction fall. Patient safety already applied at RSUD Karawang. But its application is not yet optimal. Potential patient safety goals of Near Misses by nurses are the accuracy of patient identification, infection risk reduction and risk reduction fall. Keywords: Potential Near Miss, Nurses, Hospital
Read More
T-5000
Depok : FKM-UI, 2017
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive