Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 15 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Makram Talih
Abstrak: Chen et al. (Am J Epidemiol. 2013;177(9):870-881) develop a simulation study for comparing various measures of socioeconomic health disparities when bias can arise from temporal changes in the bivariate distribution of education and income. In this commentary, I argue that, in relation to health, the "meaning" of education cannot be reduced to its socioeconomic value; improved health literacy, for instance, can result in important health benefits. Further, I suggest that unless there is a substantial prior understanding of the data-generating mechanism, directed acyclic graph models should be avoided because causal relationships cannot be inferred from regression. An alternative is to resort to conditional independence graphs, which use only undirected edges. Finally, although the slope index of inequality can, in some specific cases, be seen to reduce bias in temporal comparisons of socioeconomic health disparities, it was not designed for causal inference. The slope index of inequality simply describes the average change in the proportion in poor health when the population is ordered by socioeconomic status.
Read More
AJE Vol.177, No.9
Oxford : Oxford University Press, 2013
Indeks Artikel Jurnal-Majalah   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Silmy Kaaffah; Pembimbing: Tiara Amelia; Penguji: Rita Damayanti, Ida Tri Wahyuni
Abstrak: Literasi kesehatan merupakan kemampuan seseorang dalam mengakses, memahami, menilai dan menerapkan informasi kesehatan untuk membuat keputusan kesehatan dalam kehidupan sehari-hari. Literasi kesehatan memiliki hubungan terhadap bagaimana seseorang menerima informasi kesehatan sehingga berkaitan dengan status kesehatan seseorang.Untuk itu, penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran literasi kesehatan mahasiswa program sarjana reguler tingkat pertama Universitas Indonesia. Metode dalam penelitian ini adalah cross sectional. Sampel yang terkumpul adalah 373 mahasiswa Universitas Indonesia tingkat pertama pada 14 fakultas. Literasi kesehatan diukur menggunakan European Health Literacy Survey Question 16 (HLS-EU Q16) secara online. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata nilai literasi kesehatan mahasiswa UI tingkat pertama adalah 2.91 dari skala 0-4 yang jika di presentasekan mencapai 72.8%. Domain pencegahan penyakit memiliki nilai literasi terendah, sedangkan domain yang memiliki nilai literasi tinggi adalah domain pelayanan kesehatan. Fakultas dengan nilai literasi tertinggi adalah Fakultas Kesehatan Masyarakat sementara fakultas dengan nilai literasi terendah adalah Fakultas Ilmu Budaya. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka diperlukan pembuatan program intervensi peningkatan literasi kesehatan pada mahasiswa UI terutama pada domain pencegahan penyakitdan lebih dimasifkkan di fakultas non rumpun ilmu kesehatan.
Kata kunci: literasi kesehatan, mahasiswa, fakultas, Health Literacy Questionaire (HLS EU)
Read More
S-9744
Depok : FKM UI, 2018
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Dewi Ratnawati; Pembimbing: Dien Anshari; Penguji: Evi Martha, Rita Damayanti, Dwi Wahyu Balebu, Melyana
Abstrak:
Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan salah satu masalah kesehatan yang paling umum di dunia, termasuk di Indonesia. Meskipun pengobatan hipertensi tersedia, banyak penderita yang tidak sepenuhnya mematuhi pengobatan yang diberikan oleh tenaga medis. Salah satu faktor yang mempengaruhi kepatuhan pengobatan hipertensi adalah literasi kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan literasi kesehatan dalam kepatuhan pengobatan pada penderita hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Toili II. Penelitian menggunakan desain cross-sectional yang melibatkan 152 responden. Teknik pengambilan sampel menggunakan two-stage cluster sampling, dan data dikumpulkan secara primer pada bulan Mei 2025. Variabel independen adalah literasi kesehatan, variabel dependen yaitu kepatuhan pengobatan, serta variabel konfonder meliputi usia, jenis kelamin, pendidikan, dan dukungan sosial. Instrumen yang digunakan MMAS-8 untuk kepatuhan pengobatan, HLS-EU-Q16 untuk literasi kesehatan, dan DUFSSQ untuk dukungan sosial. Analisis data meliputi univariat, bivariat (menggunakan uji Pearson dan t-test independen), serta multivariat dengan regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan hubungan signifikan antara literasi kesehatan dan kepatuhan pengobatan (r= 0,156; p= 0,05). Adanya hubungan positif antara literasi kesehatan dan kepatuhan pengobatan. Artinya semakin tinggi tingkat literasi kesehatan seseorang, maka semakin besar pula kecenderungan untuk patuh dalam menjalani pengobatan hipertensi, namun literasi kesehatan bukan satu-satunya faktor penentu. Puskesmas diharapkan meningkatkan edukasi pasien dan keluarga terkait pentingnya kepatuhan pengobatan jangka panjang melalui penyuluhan yang terjadwal dan strategi komunikasi yang sesuai, terutama bagi lansia dan kelompok berpendidikan rendah. Penelitian selanjutnya disarankan menggunakan desain longitudinal atau kualitatif untuk menggali lebih dalam faktor kepatuhan pengobatan hipertensi.

Hypertension, or high blood pressure, is one of the most common health problems worldwide, including in Indonesia. Although treatment for hypertension is available, many patients do not fully adhere to the prescribed medication regimen. One of the factors influencing medication adherence in hypertensive patients is health literacy. This study aims to examine the relationship between health literacy and medication adherence among hypertensive patients in the working area of Toili II Public Health Center. This research employed a cross-sectional design involving 152 respondents. Sampling was conducted using a two-stage cluster sampling technique, and primary data were collected in May 2025. The independent variable was health literacy, the dependent variable was medication adherence, and the confounding variables included age, sex, education level, and social support. The instruments used were MMAS-8 for medication adherence, HLS-EU-Q16 for health literacy, and DUFSSQ for social support. Data analysis included univariate, bivariate (using Pearson correlation and independent t-test), and multivariate analysis with multiple linear regression. The results showed a significant relationship between health literacy and medication adherence (r = 0.156; p = 0.05). The existence of a positive relationship between health literacy and medication adherence. However, health literacy alone is not the sole determinant. Community health centers (Puskesmas) are expected to enhance patient and family education regarding the importance of long-term treatment adherence through scheduled health counseling and appropriate communication strategies, especially for the elderly and those with low educational backgrounds. Future research is recommended to employ longitudinal or qualitative designs to explore in greater depth the factors influencing hypertension treatment adherence.
Read More
T-7276
Depok : FKM-UI, 2025
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Dyah Utari Kumalaningtyas; Pembimbing: Dien Anshari; Penguji: Rita Damayanti; Ika Malika
Abstrak:
Peningkatan literasi kesehatan mental dapat membantu kemampuan seseorang untuk mengidentifikasi tanda dan gejala dari penyakit dan kesejahteraan mental serta penanganannya, termasuk pengobatan dan metode pencegahan yang mudah dijangkau. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran literasi kesehatan mental mahasiswa sarjana Universitas Indonesia ditinjau dari atribut-atribut literasi kesehatan mental oleh Jorm (1997). Sebanyak 744 responden berpartisipasi dalam penelitian ini. Sumber data primer adalah data hasil penyebaran kuesioner online. Penelitian dilakukan di lingkungan Universitas Indonesia pada bulan Oktober-Desember 2022. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 78,6% responden memiliki tingkat literasi kesehatan mental yang baik, 20,8% responden memiliki tingkat literasi kesehatan mental sedang, dan 0,5% responden memiliki tingkat literasi kesehatan mental rendah. Atribut yang menunjukkan responden dengan skor yang baik adalah atribut mengenai kemampuan untuk mengenali gangguan kesehatan mental secara spesifik dengan 93,3% dari jawaban responden adalah jawaban benar. Sebagian responden masih memberikan jawaban yang kurang positif/optimis pada kesediaan untuk beraktivitas atau berkeluarga dengan pengidap gangguan mental serta pada kesediaan untuk menemui tenaga ahli kesehatan apabila mereka mengidap gangguan kesehatan mental.. Mengurangi stigma dan mengelola pandangan yang optimis dan positif pada gangguan kesehatan mental dan pengidapnya adalah salah satu kunci yang dapat membantu dan mendorong proses pencarian bantuan dan penanganan yang sesuai.

Improving mental health literacy will help advancing one’s ability to identify signs and symptoms of ailments in mental health and wellbeing, including the available treatment and affordable prevention methods. This research aims to assess the health literacy of undergraduate students in University of Indonesia based upon the attributes of mental health literacy cited from Jorm (1997). A total of 744 respondents participated in this research. Primary data is taken by distributing online questionnaires. The data is analyzed in univariate manner. Eesearch took place in University of Indonesia on October-December 2022. Result shows 78,6% of the respondents are showing good mental health literacy, 20,8% show moderate mental health literacy, and 0,5% show inadequate mental health literacy. Attribute showing most respondents with good scores is the ability to recognize specific disorders, with 93,3% of respondents answers are correct. Most respondents submitted less than positive/optimistic answers on the willingness to work and have family with person suffering from mental health disorder and willingness to seek help immediately instead of keeping the mental disorder to themselves. Reducing stigma and maintaining positive and optimistic view on mental health disorder and its patients will help and encourage the process of help seeking and appropriate treatment.
Read More
S-11193
Depok : FKM-UI, 2023
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Dewi Ayumaruti; Pembimbing: Dien Anshari; Penguji: Dian Ayubi, Evi Martha, Yaslinda Yaunin, Eunice Margarini
Abstrak:
Literasi kesehatan mental merupakan pengetahuan serta keyakinan individu tentang masalah atau gangguan jiwa yang membantu proses pengenalan, pengelolaan, atau cara pencegahannya yang kemudian dapat digunakan untuk melakukan suatu tindakan yang bermanfaat khususnya bagi kesehatan mental individu. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran tingkat literasi kesehatan mental mahasiswa program S1 reguler di Universitas Andalas dan faktor - faktor yang mempengaruhi. Penelitian ini menggunakan data Studi Literasi Kesehatan 2019 dengan menggunakan sampel dari mahasiswa angkatan 2018 di 15 fakultas di Universitas Andalas (n=363). Instrumen yang digunakan untuk pengukuran literasi kesehatan mental adalah kuesioner Mental Health Literacy Scale (MHLS) yang telah diadaptasi kedalam konteks budaya dan Bahasa Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata skor tingkat literasi kesehatan mental yang relatif rendah yaitu 59,96 dalam skala 1-100. Hasil analisis bivariat adalah determinan yang berasosiasi signifikan dengan literasi kesehatan mental yaitu jenis kelamin, suku, status tempat tinggal, status pacaran, rumpun ilmu, dan kepemilikan asuransi kesehatan. Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa variabel yang berhubungan dengan tingkat literasi kesehatan mental adalah rumpun ilmu, kepemilikan asuransi kesehatan, dan status pasangan/pacaran. Yang merupakan variabel dominan adalah rumpun ilmu kesehatan. Diperlukan intervensi untuk meningkatkan literasi kesehatan mental yang berfokus pada topik yang terkait dengan mahasiswa laki – laki dan mahasiswa non kesehatan melalui peningkatan edukasi serta pengembangan dan pemanfaatan pusat informasi kesehatan mental di Universitas Andalas.

Mental health literacy is individual knowledge and beliefs about mental problems or disorders that help the process of recognizing, managing or preventing them which can then be used to take action that is especially beneficial for individual mental health. The purpose of this study was to describe the level of mental health literacy of regular undergraduate students at Andalas University and the influencing factors. This study used data from the 2019 Health Literacy Study using samples from class 2018 students in 15 faculties at Andalas University (n=363). The instrument used for measuring mental health literacy is the Mental Health Literacy Scale (MHLS) questionnaire which has been adapted to the cultural context and the Indonesian language. The results showed that the average score for mental health literacy was relatively low, namely 59.96 on a scale of 1-100. The results of the bivariate analysis show that there are determinants that are significantly associated with mental health literacy, namely gender, ethnicity, residence status, dating status, academic background, and health insurance ownership. The results of the multivariate analysis show that the variables associated with the level of mental health literacy are knowledge cluster/major, ownership of health insurance, and partner/dating status. Which is the dominant variable is the health science cluster/major. Interventions are needed to increase mental health literacy that focuses on topics related to male students and non-health students through increased education and the development and utilization of mental health information centers at Andalas University.
Read More
T-6779
Depok : FKM-UI, 2023
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Desy Sosanti Renata; Pembimbing: Rita Damayanti; Penguji: Dien Anshari, Wahyu Septiono, Widyawati Garini, Dhefi Retnawati
Abstrak:
Maternal Health Literacy (MHL) merupakan suatu himpunan keterampilan mengakses, memahami, mengevaluasi, dan menerapkan pengetahuan tentang kehamilan yang berkontribusi terhadap penurunan angka kematian ibu dan anak. Seiring dengan perkembangan teknologi, masyarakat termasuk kaum ibu telah mengalami pergeseran pencarian informasi kesehatan kepada informasi bersumber digital. Akun instagram @ayosehat.kemkes adalah wujud upaya menjawab tantangan di era digital yang dilakukan pemerintah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pola penggunaan media sosial dan karakteriktik pengguna @ayosehat.kemkes terhadap MHL. Sampel pada penelitian ini berjumlah 154 ibu hamil dan atau ibu balita yang merupakan pengguna @ayosehat.kmkes. Pengukuran pola penggunaan media sosial meggunakan kuesioner yang dia adaptasi dari Social Media Active Questionnaire (SMAQ) sedangkan pengukuran MHL meggunakan kuesioner yang diadaptasi dari Maternal Health Literacy Inventory in Pregnancy (MHELIP). Hasil penelitian ini menunjukkan lebih dari setengah responden berada pada kategori MHL yang rendah yakni sebesar 53,2%. Terdapat hubungan yang signifikan antara pola penggunaan media sosial dan MHL (nilai p=0,001) setelah dikontrol oleh variabel pendidikan dan pekerjaan yang merupakan variabel confounding pada hubungan tersebut. Diperlukan metode dan media edukasi yang dapat merangsang keaktifan pengguna @ayosehat.kemkes. Selain itu, kolaborasi antara tenaga kesehatan dan influencer media sosial dapat bermanfaat dalam mempromosikan informasi berbasis bukti dan mendorong perilaku kesehatan yang positif

Maternal Health Literacy (MHL) is a set of skills in accessing, understanding, evaluating, and applying knowledge about pregnancy that contributes to reducing maternal and child mortality rates. Along with the development of technology, society, including mothers, has experienced a shift in seeking health information to digital information sources. The Instagram account @ayosehat.kemkes is a form of effort to answer the challenges in the digital era carried out by the government. This study aims to determine the relationship between social media usage patterns and the characteristics of @ayosehat.kemkes users to MHL. The sample in this study was 154 pregnant women and/or mothers of toddlers who were users of @ayosehat.kmkes. The measurement of social media usage patterns used a questionnaire adapted from the Social Media Active Questionnaire (SMAQ) while the measurement of MHL used a questionnaire adapted from the Maternal Health Literacy Inventory in Pregnancy (MHELIP). The results of this study showed that more than half of the respondents were in the low MHL category, namely 53.2%. There is a significant relationship between social media usage patterns and MHL (p value = 0.001) after being controlled by education and employment variables which are confounding variables in the relationship. Educational methods and media are needed that can stimulate the activeness of @ayosehat.kemkes users. In addition, collaboration between health workers and social media influencers can be useful in promoting evidence-based information and encouraging positive health behaviors
Read More
T-7076
Depok : FKM UI, 2024
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Teza Farida; Pembimbing: Ahmad Syafiq; Penguji: Dien Anshari, Kemal Nazaruddin Siregar, Titeu Herawati, Rika Evrinarti
Abstrak:

Latar belakang: Pekerja seks perempuan (PSP) usia 19–24 tahun tergolong kelompok berisiko tinggi terhadap masalah kesehatan reproduksi, seperti infeksi menular seksual (IMS), kehamilan yang tidak diinginkan, dan kekerasan seksual. Salah satu faktor penentu penting yang dapat meningkatkan upaya pencegahan adalah literasi kesehatan reproduksi. Namun, informasi mengenai tingkat literasi kesehatan reproduksi pada kelompok ini masih terbatas, khususnya di wilayah Jakarta Timur. Tujuan: Mengetahui gambaran tingkat literasi kesehatan reproduksi dan faktor-faktor yang berhubungan pada PSP usia 19–24 tahun di Jakarta Timur. Metode: studi kuantitatif dengan desain potong lintang (cross sectional). Sampel berjumlah 192 PSP usia 19–24 diambil menggunakan teknik purposive sampling. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner literasi kesehatan reproduksi. Hasil: 78,6% responden memiliki literasi kurang dan 21,4% dalam kategori cukup. Analisis bivariat menunjukkan bahwa usia (OR = 2,98; 95% CI = 1,17–7,54;), status menikah (OR = 0,18; 95% CI = 0,08–0,39), pendapatan Kata kunci: Literasi kesehatan reproduksi, pekerja seks perempuan, Jakarta Timur


 

Background:Female sex workers (FSWs) aged 19–24 years are considered a high-risk group for reproductive health problems, including sexually transmitted infections (STIs), unintended pregnancies, and sexual violence. One of the key determinants in preventing these issues is reproductive health literacy. However, data on reproductive health literacy among this population remain limited, particularly in East Jakarta.Objective: To examine the level of reproductive health literacy and its associated factors among FSWs aged 19–24 years in East Jakarta. Methods: This study employed a quantitative cross-sectional design. A total of 192 FSWs aged 19–24 years were selected using purposive sampling. Data were collected using a reproductive health literacy questionnaire. Results:The findings showed that 78.6% of respondents had low reproductive health literacy, while 21.4% were categorized as having adequate literacy. Bivariate analysis revealed that age (OR = 2.98; 95% CI = 1.17–7.54), marital status (OR = 0.18; 95% CI = 0.08–0.39), income below minimum wage (OR = 3.97; 95% CI = 1.89–8.33), low education level (OR = 2.75; 95% CI = 1.10–6.92), work duration

Read More
T-7308
Depok : FKM UI, 2025
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Nia Istianah; Pembimbing: Rita Damayanti; Penguji: Dien Anshari, Martya Rahmaniati Makful, Yulinda Fetri Tura dan Nur Fatayani
Abstrak:
Faktor terpenting pengendalian diabetes adalah perilaku perawatan diri. Dalam melakukan perilaku perawatan diri pasien diabetes melitus tidak terlepas dari kemampuan mereka dalam mengakses, memahami, dan menilai informasi kesehatan untuk membuat keputusan tentang perawatan kesehatannya sehingga dapat menerapkan dalam kehidupan sehari-hari atau dikenal dengan literasi kesehatan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui peran literasi kesehatan terhadap perilaku perawatan diri pasien diabetes melitus di Rumah Sakit Umum Daerah H. Abdul Manap Kota Jambi Tahun 2024. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan desain penelitian cross-sectional. Penelitian ini dilakukan di ruangan/klinik rawat jalan Penyakit Dalam RSUD H. Abdul Manap Kota Jambi. Sampel penelitian yaitu pasien yang didiagnosa dengan penyakit diabetes melitus. Responden terpilih yang berada di lokasi penelitian sesuai kriteria responden dalam waktu tertentu sampai jumlah sampel terpenuhi (convenience sampling). Penelitian dilakukan pada bulan Juni 2024. Hasil penelitian diperoleh bahwa responden dengan literasi kesehatan yang rendah berisiko 6,13 kali untuk memiliki perilaku perawatan diri diabetes yang kurang baik dibandingkan pasien dengan literasi kesehatan yang tinggi setelah dikontrol oleh variabel efikasi diri. Diharapkan adanya inovasi layanan Promosi Kesehatan Rumah Sakit dengan memaksimalkan media yang ada agar pasien diabetes dapat mengakses informasi kesehatan dengan mudah setiap saat.

The essential factor in managing the diabetes is the Self-Care Behavior. In this case, the diabetes mellitus patients can't be separated from their ability to access, understand, and assess the health information to make decisions about their health care so they could adjust in their daily life called the Health Literacy. The study aims to analyze the role of health literacy in the self-care behavior of diabetes mellitus patients at the Regional Public Hospital H. Abdul Manap, Jambi City in 2024. The study's method is quantitative with a cross-sectional study design, and it is conducted in the Internal Medicine outpatient clinic of the hospital using convenience sampling. The research was conducted in June 2024. The study found that respondents with low health literacy are 6.13 times more likely to have poor self-care behavior than those with high health literacy after being controlled by the self-efficacy variable. It is expected that there will be innovation in Hospital Health Promotion services by maximizing existing media so that diabetes patients can access health information easily at any time.
Read More
T-7050
Depok : FKM UI, 2024
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Dwi Meitasari; Pembimbing: Dien Anshari; Penguji: Ella Nurlaella Hadi, Evi Martha, Christiana R. Titaley, Nur Fatayani
Abstrak:
Berbagai permasalahan kesehatan termasuk di Maluku diduga berhubungan dengan literasi kesehatan. Beberapa studi menyatakan masih terdapat tingkat literasi kesehatan yang terbatas, termasuk pada mahasiswa. Penelitian tentang literasi kesehatan pada mahasiswa khususnya di Indonesia bagian timur, masih terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat literasi kesehatan pada mahasiswa program sarjana reguler di Universitas Pattimura dan faktor-faktor yang berhubungan dengannya. Penelitian ini merupakan analisis data sekunder dari Studi Literasi Kesehatan 2019 dengan sampel mahasiswa sarjana angkatan 2018 dari 9 fakultas di Universitas Pattimura (n=356) dengan desain potong lintang. Pengukuran literasi kesehatan dilakukan menggunakan instrumen European Health Literacy Survey Question 16 (HLS-EU-Q16) yang telah diadaptasi ke dalam konteks dan Bahasa Indonesia. Hasil penelitian ini menunjukkan tingkat literasi kesehatan terbatas dengan rata-rata skor sebesar 32,94 (SD=6,81) skala 0-50. Faktor yang berhubungan dengan tingkat literasi kesehatan adalah suku orang tua (p=0,002), kepemilikan asuransi kesehatan (p=0,029), dan riwayat penyakit (p=0,001). Faktor yang paling dominan adalah riwayat penyakit. Diperlukan intervensi yang bersifat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan untuk meningkatkan literasi kesehatan pada mahasiswa.

Various health issues, notably in Maluku, are thought to be linked to health literacy. Several studies state that there is still a limited level of health literacy, including among students. Research on health literacy among students, particularly in eastern Indonesia, is still limited. This research aims to determine the level of health literacy among regular undergraduate students at Pattimura University and the factors related to it. This research is a secondary data analysis from the 2019 Health Literacy Study with a sample of 2018 undergraduate students from 9 faculties at Pattimura University (n=356) with a cross-sectional design. Health literacy was measured using the European Health Literacy Survey Question 16 (HLS-EU-Q16) instrument which has been adapted to the Indonesian context and language. The results of this study show a limited level of health literacy with an average score of 32.94 (SD=6.81) on a scale of 0-50 . Factors related to the level of health literacy were parents' ethnicity (p=0.002), health insurance ownership (p=0.029), and medical history (p=0.001). The most dominant factor is medical history. Interventions are needed that increase knowledge and skills to increase health literacy in students
Read More
T-7014
Depok : FKM UI, 2024
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Midyawati Ahmad; Pembimbing: Dien Anshari; Penguji: Dian Ayubi, Mareta Maulidiyanti, Nur Fatayani, Ali Mukodas
Abstrak:
Gaya hidup sehat merujuk pada kebiasaan individu yang dapat membantu mencegah penyakit kronis dan mendorong praktik perilaku yang mendukung kesehatan. Munculnya internet telah secara dramatis mengubah lanskap informasi kesehatan, karena itu penting untuk memeriksa bagaimana literasi kesehatan digital mempengaruhi perilaku hidup sehat dikalangan remaja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran determinan sosial siswa SMAN, literasi kesehatan digital dan gaya hidup sehat siswa SMAN di Jakarta tahun 2024. Studi ini menggunakan data primer dengan desain potong lintang. Data dikumpulkan melalui teknik acak klaster (cluster random sampling), menggunakan instrumen HPLP II (tiga puluh pertanyaan) tentang gaya hidup sehat dan eHEALS (delapan pertanyaan) tentang literasi kesehatan digital pada studi ini. Analisis menggunakan regresi linear berganda dengan gaya hidup sehat sebagai variabel dependen dan literasi kesehatan digital dan determinan sosial usia, jenis kelamin, suku, jurusan, dan uang saku sebagai variabel independen. Hasil penelitian menunjukkan gaya hidup sehat pada siswa SMA Negeri dalam kategori cukup (Me=75; SD=10,51). Hasil analisis regresi linear berganda menunjukkan variabel literasi kesehatan digital berhubungan secara signifikan dengan gaya hidup sehat setelah dikontrol oleh variabel uang saku (aOR=2.120 95%CI 1.232-3.648). Oleh karena itu, diperlukan penguatan literasi kesehatan digital dan monitoringnya dengan berbagai pihak terkait termasuk dinas Pendidikan dan tim Pembina UKS, Dinas Komunikasi dan Informatika dalam mendukung gaya hidup sehat di Sekolah

A healthy lifestyle refers to individual habits that can help prevent chronic diseases and promote behaviors that support health. The emergence of the internet has dramatically changed the landscape of health information, making it essential to examine how digital health literacy influences healthy living behaviors among adolescents. This study aims to describe the social determinants of public high school students, their digital health literacy, and their healthy lifestyle in Jakarta in 2024. The study uses primary data with a cross-sectional design. Data were collected through cluster random sampling using the HPLP II instrument (thirty questions) about healthy lifestyle and eHEALS (eight questions) about digital health literacy. The analysis was conducted using multiple linear regression with a healthy lifestyle as the dependent variable and digital health literacy and social determinants such as age, gender, ethnicity, study major, and allowance as independent variables. The results showed that the healthy lifestyle of public high school students was in the moderate category (Me=75; SD=10.51). Multiple linear regression analysis showed that digital health literacy was significantly associated with a healthy lifestyle after being controlled for the allowance variable (aOR=2.120 95% CI 1.232-3.648). Therefore, it is necessary to strengthen digital health literacy and its monitoring with various relevant parties, including the Education Department, the School Health Unit (UKS) team, and the Department of Communication and Informatics to support a healthy lifestyle in schools.
Read More
T-6924
Depok : FKM-UI, 2024
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive