Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 10 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Muhammad Faqih Hartono; Pembimbing: Fatma Lestari; Penguji: Dadan Erwandi, Estu Subagyo
Abstrak: PT X Unit Citeureup merupakan pabrik industri manufaktur semen terbesar di dunia. Proses industri di dalamnya melibatkan berbagai proses, bahan, serta pekerjaan berbahaya. Sehingga dengan demikian proses kerja di dalamnya banyak menyebabkan risiko keselamatan dan kesehatan kerja. Selain itu, pada saat ini PT X Unit Citeureup juga menghadapi tantangan pandemi COVID-19 sama seperti industri lainnya. Hal ini dapat berdampak negatif baik kepada pekerja ataupun manajemen PT X Unit Citeureup. Berdasarkan hal tersebut, terbentuknya keselamatan di tempat kerja merupakan hal yang harus diupayakan dan lebih dimaksimalkan. Penelitian ini mencoba untuk mengevaluasi faktor-faktor yang membentuk keselamatan di tempat kerja dengan upaya pencegahan COVID-19 dan dimensi-dimensi kerentanan K3. Dimensi-dimensi tersebut dapat digunakan sebagai dasar studi elemen psikologi organisasi dan iklim keselamatan yang mampu memprediksi keselamatan di tempat kerja. Penelitian dilakukan melalui pendekatan kuantitatif dengan desain studi cross-sectional. Pengumpulan data dilakukan secara daring melalui google form untuk mengetahui bagaimana persepsi pekerja terkait variabel-variabel yang diteliti. Pengumpulan data dilakukan pada bulan Mei dengan besar sampel yang terkumpul adalah 126 responden dari 19 divisi. Data berikutnya dianalisis dengan PLS-SEM (Partial Least Square Structural Equation Modeling). Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa faktor-faktor kerentanan K3 seperti kesadaran K3 dan partisipasi K3, serta upaya pencegahan COVID-19 berhubungan secara signifikan terhadap keselamatan di tempat kerja. Hasil ini menunjukkan bahwa intervensi terhadap peningkatan kesadaran K3, partisipasi K3, dan upaya pencegahan COVID-19 di tempat kerja dapat meningkatkan keselamatan di tempat kerja pada masa pandemi COVID-19.
PT X Unit Citeureup is the largest cement manufacturing industrial plant in the world. The industrial processes in it involve a variety of processes, materials, and hazardous works. Thus, the work process in it causes a lot of occupational safety and health risks. In addition, at this time PT X Unit Citeureup is also facing the challenges of the COVID-19 pandemic just like other industries. This situation can have a negative impact on both employees and management of PT X Unit Citeureup. Based on this situation, the establishment of safety in the workplace is something that must be pursued and maximized. This study attempts to evaluate the factors that shape workplace safety with COVID-19 prevention measures and the dimensions of occupational health and safety (OHS) vulnerability. These dimensions can be used as the basis for the study of elements of organizational psychology and safety climate that are able to predict safety in the workplace. This research was conducted through a quantitative approach with a cross-sectional study design. Data collection is done online via google form to find out how workers perceive related to the variables studied. Data collection was carried out in May with a large sample of 126 respondents from 19 divisions. The next data were analyzed by PLS-SEM (Partial Least Square Structural Equation Modeling). The results of this study indicate that OHS vulnerability factors such as OHS awareness and OHS participation as well as COVID-19 prevention measures are significantly related to safety in the workplace. These results indicate that interventions to increase OHS awareness, OHS participation, and COVID-19 prevention measures in the workplace can improve workplace safety during the COVID-19 pandemic.
Read More
S-10978
Depok : FKMUI, 2022
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Mustofa Abduh; Pembimbing: L. Meily Kurniawidjaja; Penguji: Indri Hapsari Susilowati, Azri Dwi Mahfudzi
Abstrak: Perkembangan sektor industri menyebabkan persaingan untuk meningkatkan produktivitas. Meskipun sudah berkembang pesat, selalu ada kebutuhan akan tenaga manusia, salah sataunya pada kegiatan angkat-angkut. Pekerjaan angakat-angkut merupakan salah satu pekerjaan yang berisko gangguan otot dan tulang rangka akibat kerja (GOTRAK). Penelitian ini menganalisis faktor risiko GOTRAK pada pekerja pengepakan di PT. X agar dapat dilakukan pengendalian yang tepat sasaran, menggunakan metode NIOSH Lifting Equation (NLE) untuk mengetahui faktor pekerjaan, kuesoner individu, dan Nordic Musculoskeletal Questionnaire (NMQ) untuk mengetahui keluhan. Desain penelitian observasional ini adalah cross-sectional, melibatkan 43 pekerja pengepakan di PT.X. Hasil penelitian mendapatkan 55.8% pekerja memiliki keluhan GOTRAK pada 12 bulan terakhir. Uji statistik menunjukan faktor pekerjaan/lifitng index (p value=0.027) dan masa kerja (p value=0.024) berhubungan dengan keluhan GOTRAK pada 12 bulan terakhir. Jadi, diperlukan pengendalian dengan mengubah desain kerja dan/atau mengatur ulang petunjuk kerja. Selain itu, juga perlu dilakukan pengendalian kebiasaan merokok dan kebiasaan berolahraga.
The development of the industrial sector causes competition to increase productivity. Even though it has developed rapidly, there is always a need for human labor, one of which is in lifting and lowering activities. Lifting and lowering work are one of the jobs that have a risk of Work-Related Musculoskeletal Disorders symptoms (WMSDs This study analyzes the risk factors of WMSDs in stacking workers at PT. X to appropriate control can be carried out, using the NIOSH Lifting Equation (NLE) method to determine occupational factors, individual questionnaires, and Nordic Musculoskeletal Questionnaire (NMQ) to determine the complaint. The design of this observational study was cross-sectional, that involves 43 packing workers at PT.X. The results showed that 55.8% had WMSDs complaints in the last 12 months and 44.2% had no complaints. The statistical test showed that the factor of work/lifting index (p value=0.027) and years of service (p value=0.024) were associated with WMSDs complaints in the last 12 months. So, control is necessary by changing the work design or rearranging work instructions. Furthermore, it is also necessary to control smoking habits and exercise habits.
Read More
S-10993
Depok : FKMUI, 2022
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Aldy Dharma; Pembimbing: Doni Hikmat Ramdhan; Penguji: Mila Temajaya, Hery Aswan Putra
S-8521
Depok : FKM UI, 2014
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Nurul Fajri; Pembimbing: L. Meily Kurniawidjaja; Penguji: Angga Hadi Nugraha, Indri Hapsari Susilowati
Abstrak: Skripsi ini membahas tentang faktor risiko keluhan gangguan otot dan tulang rangka (Gotrak) akibat kerja di industri manufaktur PT Croda Indonesia tahun 2022. Penelitian bertujuan untuk menganalisis hubungan antara faktor individu, faktor pekerjaan, dan keluhan Gotrak, dilakukan pada buan Februari ? Mei 2022 dengan menggunakan kuesioner SNI 9901;2011, RULA, REBA, dan data sekunder yang diperoleh dari penelitian sebelumnya. Desain studi cross-sectional dengan melibatkan seluruh pekerja sebanyak 58 orang. Analisis data menggunakan uji chi-square. Hasil penelitian mendapatkan 41% pekerja memiliki tingkat risiko Gotrak sedang, dengan keluhan paling banyak dirasakan berturut-turut pada bagian leher (52%), punggung bawah (45%), dan punggung atas (43%). Terdapat hubungan antara faktor individu yaitu indeks massa tubuh, faktor kerja yaitu postur kerja, gerakan berulang, dan kejadian Gotrak. Pola hidup sehat utamanya menerapkan pola makan sehat, gizi seimbang dan menu bijak sesuai kondisi kesehatan dan pola kerja sehat utamanya postur tubuh tidak menyimpang dari garis tubuh, perlu ditingkatkan untuk meminimalisir keluhan Gotrak.
Population issues are still very complex. One of the real problems faced is population growth which is still relatively high. One part of population growth can not be separated from the number of children ever born. One of the factors thought to be related to the number of children ever born is economic status. This study was conducted to examine the relationship between economic status and the number of live births in women aged less than 45 years who are married whose reproductive period is still running and those aged 45-49 years who are married who have entered the end of their reproductive period. This research was conducted using a cross-sectional study design using data from the Indonesian Demographic Health Survey (IDHS) in 2017. This study found that in both age groups it was known that there was a significant relationship between economic status and the number of children ever born. It was also found that greater odds were found for very poor, poor, middle, and rich economic status compared to women whose economic status was very rich. Furthermore, it was found that in women aged less than 45 years, it was found that the variables of education, employment status, age at first marriage, contraceptive use, and preference for number of children were confounders between economic status and the number of children ever born. Meanwhile, for women aged 45-49 years, the variables of area of residence, employment status at the age of first marriage, contraceptive use, and preference for number of children become confounders between economic status and number of children ever born.
Read More
S-11109
Depok : FKM-UI, 2022
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Cahyo Khoirul Ardli; Pembimbing: Robiana Modjo; Penguji: Dadan Erwandi, Indri Hapsari Susilowati, Heny Mayawat, Rio Martino Rusliputra
Abstrak: Pada Desember 2019 telah menyebar virus baru yang dinamakan Virus Corona (COVID-19). Menurut WHO, pandemi adalah penyebaran penyakit baru ke seluruh dunia. Pada 11 Maret 2020, WHO menetapkan COVID-19 masuk ke dalam kategori pandemi. COVID-19 adalah jenis baru yang ditemukan pada tahun 2019 dan belum pernah diidentifikasi pada manusia. Virus ini masuk ke dalam kategori penyakit menular dan baru ditemukan pada Desember 2019. Akibat dari pandemi COVID-19, secara cepat atau lambat akan mempengaruhi proses yang berjalan di PT.X. Sehingga PT.X telah mengambil langkah kesiapsiagaan darurat agar meminamilisir dampak dari COVID-19. Adanya langkah kesiapsiagaan darurat yang dilakukan PT.X, dibuat agar perusahaan tetap terus berjalan di tengah pandemi COVID-19. Kesiapsiagaan darurat yang dilakukan sejalan dengan Teori Green, di mana perilaku terbentuk dari 3 faktor yang di antaranya: Faktor predisposisi, faktor enabling, dan faktor reinforcing. Berdasarkan data yang diperoleh, masih ditemukan pekerja yang belum menerapkan adaptasi kebiasaan baru (AKB) di tempat kerja khususnya terkait dengan 3 M (memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak). Dengan menggunakan Teori Green, penelitian ini ingin mengetahui keefektifan penerapan adapatasi kebiasaan baru PT. X terkait COVID-19.
According to WHO, a pandemic is the spread of a new disease around the world. On March 11, 2020, WHO declared COVID-19 to be a pandemic. COVID-19 is a new strain that was discovered in 2019 and has never been identified in humans. This virus is included in the infectious disease category and was only discovered in December 2019. As a result of the COVID-19 pandemic, sooner or later it will affect the processes running at PT.X. So that PT.X has taken emergency preparedness steps to minimize the impact of COVID-19. There are emergency preparedness steps taken by PT. X, made so that the company continues to run amid the COVID-19 pandemic. Emergency preparedness is in line with Green Theory, in which behavior is formed from 3 factors which include: predisposing factors, enabling factors, and reinforcing factors. Based on the data obtained, there are still workers who have not implemented Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) in the workplace, especially related to 3 M (wearing masks, washing hands, and maintaining distance). By using Green Theory, this research wants to know the effectiveness of implementing PT. X regarding COVID-19.
Read More
T-6839
Depok : FKM-UI, 2023
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Anggi Fadhilah Putri; Pembimbing: Zulkifli Djunaidi; Penguji: Mufti Wirawan, Siti Fitriyani
Abstrak: Penelitian ini membahas tentang analisis implementasi manajemen keselamatan dan kesehatan kerja selama pandemi COVID-19 di PT XYZ yang merupakan salah satu industri manufaktur di Indonesia. Desain penelitian yang digunakan merupakan studi deskriptif analitik dengan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data didapatkan melalui wawancara dan telaah dokumen. Analisis data dilakukan dengan melihat gambaran dari impelmentasi SMK3 menurut elemen yang diusulkan oleh Clare Gallagher dan standar ISO 45001:2018. Dilakukan pula analisis mengenai upaya pengendalian serta implementasi kebijakan K3 terkait pademi COVID-19 berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan No. HK.01.07/MENKES/328/2020 tentang Panduan Pencegahan dan Pengendalian COVID-19 di tempat kerja perkantoran dan industri dalam mendukung keberlangsungan usaha pada situasi pandemi dan Keputusan Menteri Kesehatan No. HK.01.07/MENKES/413/2020 tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian COVID-19.
Read More
S-10748
Depok : FKM-UI, 2021
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Qonita Hanifa; Pembimbing: Baiduri Widanarko; Penguji: Fatma Lestari, Khaerani Suci Lestari
Abstrak:

Kebisingan merupakan salah satu bahaya fisik di tempat kerja yang berpotensi
menimbulkan gangguan auditori ataupun nonauditori. Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis hubungan antara pajanan kebisingan, karakteristik pekerja (usia, lama kerja,
status merokok, status penggunaan alat pelindung telinga, dan kebiasaan penggunaan
perangkat audio), dan gangguan auditori – nonaudtiroi di pabrik X tahun 2025. Penelitian
ini menggunakan desain cross-sectional dengan pendekatan kuantitatif. Data
dikumpulkan melalui kuesioner dan data sekunder dari perusahaan. Data diolah
menggunakan uji chi-square dengan software SPSS 22.0 untuk melihat adanya hubungan
signifikan secara statistik antara variabel independen dan variabel dependen. Hasil
penelitian mendapatkan prevalensi gangguan auditori sebesar 6%; gangguan komunikasi
68%; gangguan psikologis 59%; dan gangguan fisiologis 24%. Tidak ada variabel
independen yang berhubungan dengan gangguan auditori. Hubungan signifikan secara
statistik hanya ditemukan antara variabel intensitas kebisingan dengan gangguan
komunikasi (p= <0,001); gangguan psikologis (p=0,004); dan gangguan fisiologis (p=
<0,001) serta variabel durasi pajanan (p=0,036); usia (p=0,019); dan lama kerja (p=0,035)
dengan gangguan fisiologis. Temuan ini menegaskan pentingnya pengendalian
kebisingan dan peningkatan kepatuhan terhadap penggunaan alat pelindung telinga di
area kerja. Perusahaan juga disarankan untuk memperkuat program konservasi
pendengaran serta meningkatkan edukasi tentang bahaya kebisingan guna melindungi
kesehatan pendengaran pekerjanya.

Occupational noise is a common physical hazard that may lead to both auditory and non auditory health effects. This study aimed to examine the relationship between noise  exposure, worker characteristics (age, length of service, smoking status, use of hearing  protection devices, and audio device usage), and the occurrence of auditory and non auditory disorders among workers at Factory X in 2025. A quantitative cross-sectional  design was employed. Data were collected through structured questionnaires and  company records. Statistical analysis was conducted using chi-square tests via SPSS  version 22.0 to assess associations between independent and dependent variables. The  findings revealed a prevalence of 6% for auditory disorders, 68% for communication  disorders, 59% for psychological disorders, and 24% for physiological disorders. No  independent variables were significantly associated with auditory disorders. However,  significant relationships were found between noise intensity and communication  (p<0.001), psychological (p=0.004), and physiological disorders (p<0.001). Additionally,  exposure duration (p=0.036), age (p=0.019), and length of service (p=0.035) were  significantly associated with physiological disorders. These findings underscore the  importance of effective noise control and improving worker compliance in using hearing  protection. The company is encouraged to enhance its hearing conservation program and  noise hazard education efforts to protect worker’s auditory health.

 

Read More
S-12017
Depok : FKM UI, 2025
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Rahmat Satria Dewangga; Pembimbing: Fatma Lestari; Penguji: Abdul Kadir, Dadan Erwandi
Abstrak:
Keselamatan dan kesehatan kerja memiliki peran integral dalam memastikan kesejahteraan dan produktivitas pekerja di lingkungan industri modern. Dalam konteks ini, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh gaya kepemimpinan supervisor terhadap dimensi iklim keselamatan, yang meliputi komunikasi keselamatan, pembelajaran, kepercayaan pada kompetensi rekan kerja, dan kepercayaan terhadap efikasi sistem keselamatan di perusahaan manufaktur keramik. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kuantitatif menggunakan kuesioner sebagai instrumen pengumpulan data. Responden adalah para supervisor di beberapa perusahaan manufaktur keramik. Data dianalisis menggunakan teknik statistik deskriptif dan analisis regresi untuk mengidentifikasi hubungan antara gaya kepemimpinan dan dimensi iklim keselamatan. Hasil analisis menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap komunikasi keselamatan, pembelajaran, dan kepercayaan pada kompetensi rekan kerja. Namun, pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kepercayaan terhadap efikasi sistem keselamatan tidak terbukti signifikan. Hal ini mengindikasikan bahwa gaya kepemimpinan supervisor dapat memainkan peran penting dalam membentuk beberapa aspek iklim keselamatan di lingkungan kerja. Temuan penelitian ini menggarisbawahi pentingnya peran gaya kepemimpinan dalam membentuk iklim keselamatan di lingkungan kerja. Dengan memperkuat komunikasi keselamatan dan memfasilitasi pembelajaran yang berfokus pada keselamatan, supervisor dapat meningkatkan kepercayaan rekan kerja terhadap kompetensi keselamatan, yang pada gilirannya dapat meningkatkan kesadaran kolektif akan pentingnya praktik keselamatan. Hasil penelitian ini memberikan kontribusi bagi pemahaman tentang bagaimana gaya kepemimpinan supervisor dapat membentuk iklim keselamatan di lingkungan kerja. Implikasi praktis dari penelitian ini menekankan perlunya pengembangan kompetensi kepemimpinan yang mengedepankan komunikasi dan pembelajaran terkait keselamatan, sehingga dapat meningkatkan efektivitas program keselamatan di berbagai sektor industri.

Workplace safety and health play an integral role in ensuring the well-being and productivity of employees in the modern industrial environment. In this context, the present study aims to analyze the influence of supervisor leadership styles on safety climate dimensions, encompassing safety communication, learning, trust in coworker competence, and confidence in the efficacy of safety systems within ceramic manufacturing companies. Employing a quantitative approach, this study employed questionnaires as data collection instruments. The respondents consisted of supervisors from various ceramic manufacturing companies. Data were subjected to descriptive statistical techniques and regression analysis to identify the relationship between leadership styles and safety climate dimensions. The analysis results indicate that leadership styles significantly impact safety communication, learning, and trust in coworker competence. However, the influence of leadership styles on confidence in the efficacy of safety systems did not demonstrate statistical significance. This suggests that supervisor leadership styles play a pivotal role in shaping several aspects of the safety climate in the workplace. These findings underscore the importance of leadership styles in shaping the safety climate within the work environment. By enhancing safety communication and facilitating safety-focused learning, supervisors can enhance coworkers' trust in safety competence, thereby fostering collective awareness of the importance of safety practices. The outcomes of this research contribute to understanding how supervisor leadership styles can shape the safety climate in the workplace. The practical implications of this study emphasize the need for leadership competency development that prioritizes safety-related communication and learning, ultimately enhancing the effectiveness of safety programs across diverse industrial sectors.
Read More
T-6805
Depok : FKM-UI, 2023
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Clara Nisa Fanegi; Pembimbing: Hendra; Penguji: Abdul Kadir, Mufti Wirawan, Izzatu Milla, Tubagus Dwika Yuantoko
Abstrak:
Industri manufaktur kimia merupakan salah satu sektor industri yang memiliki potensi bahaya tinggi dan kompleksitas proses kerja yang menuntut implementasi sistem keselamatan kerja yang kuat. Salah satu aspek yang perlu dikaji secara mendalam adalah tingkat kematangan budaya keselamatan (safety culture maturity) yang dimiliki oleh perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat kematangan budaya keselamatan di PT. XYZ serta mengidentifikasi perbedaan persepsi dan keterlibatan karyawan. Pengukuran dilakukan dengan instrument kuesioner yang terdiri dari berbagai dimensi dan elemen budaya keselamatan, serta didukung dengan data wawancara , diskusi kelompok dan tinjauan dokumen. Berdasarkan hasil analisis, diperoleh bahwa tingkat kematangan budaya keselamatan PT. XYZ berada pada level 3 atau Calculative. Hasil ini menunjukkan bahwa Perusahaan telah memiliki sistem K3 yang terstruktur dan terdokumentasi, namun nilai – nilai keselamatan belum sepenuhnya diinternalisasi dalam perilaku kerja sehari – hari. Selain itu, ditemukan adanya perbedaan persepsi antar jabatan dan unit kerja, di mana keterlibatan pekerja lapangan dalam evaluasi dan pembelajaran keselamatan masih terbatas. Beberapa hal yang perlu ditingkatkan antara lain efektivitas komunikasi keselamatan, partisipasi pekerja dalam analisis insiden kecelakaan, serta konsistensi pelaksanaan tindak lanjut dari temuan dan evaluasi risiko. 
The chemical manufacturing industry is one of the industrial sectors with high hazard potential and complex work processes, requiring the implementation of a strong occupational safety system. One critical aspect that must be explored in depth is the level of safety culture maturity within a company. This study aims to analyze the maturity level of safety culture at PT. XYZ and identify the differences in perception and engagement among employees. The assessment was conducted using a questionnaire instrument consisting of various safety culture dimensions and elements, supported by data from interviews, focus group discussions, and document reviews. Based on the analysis results, the overall safety culture maturity level at PT. XYZ was found to be at level 3 or Calculative. This indicates that while the company has a structured and well-documented safety management system, safety values have not yet been fully internalized into daily work behaviors. In addition, the study found significant differences in perceptions across job levels and departments, where workers in operational roles had limited involvement in safety evaluation and organizational learning. Areas that require improvement include safety communication effectiveness, employee participation in incident analysis, and consistency in follow-up actions from findings and risk evaluations.
Read More
B-2546
Depok : FKM UI, 2025
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Zahratunnisa; Pembimbing: Baiduri Widanarko; Penguji: Fatma Lestari, Rezki Kurnianto
Abstrak:
Stres kerja merupakan respons fisik dan emosional yang merugikan akibat ketidakseimbangan antara tuntutan pekerjaan yang dirasakan dengan sumber daya, kemampuan, serta kebutuhan individu dalam mengatasinya. Berdasarkan penelitian terdahulu, stres kerja merupakan permasalahan global dengan prevalensi tinggi di berbagai sektor dan profesi. Risiko serupa juga dialami oleh pekerja kantoran yang menghadapi tekanan dari beban kerja kompleks, tuntutan tinggi, serta jam kerja fleksibel. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan faktor psikososial dan faktor individu terhadap kejadian stres kerja pada karyawan PT X, sebuah perusahaan manufaktur di DKI Jakarta. Faktor yang diteliti adalah faktor individu, faktor konteks kerja, dan faktor konten kerja. Penelitian menggunakan desain cross-sectional dengan pengumpulan data melalui kuesioner. Analisis data meliputi uji chi-square untuk hubungan bivariat dan regresi logistik untuk variabel dengan kategori >2 menggunakan SPSS 22.0 guna mengidentifikasi pengaruh faktor independen terhadap stres kerja. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa prevalensi stres kerja sedang di PT X adalah sebesar 8,7%. Hubungan signifikan (p-value<0,05) ditemukan pada 8 faktor, yaitu jenis kelamin, status pernikahan saat ini, status kepegawaian, pengembangan karier, home-work interface, lingkungan dan peralatan kerja, beban/kecepatan kerja, serta jadwal kerja. Oleh karena itu, diperlukan penerapan manajemen stres kerja yang holistik, terutama pada faktor yang berhubungan dengan stres kerja, untuk mencegah kejadian stres kerja yang lebih besar serta meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan pekerja.

Work related stress is a harmful physical and emotional response resulting from an imbalance between perceived job demands and available resources, individual capabilities, and coping needs. Previous research shows it’s a prevalent global issue across professions and sector, including office workers facing complex workloads, high demands, and flexible schedules. This cross-sectional study examined psychosocial (work context and content) and individual factos influencing work related stress among employees at PT X, located in DKI Jakarta, that is a manufacturing company, using questionnaire data analyzed with chi-square test and logistic regression (SPSS 22.0). Results indicated an 8,7% moderate stress prevalence, with significant associations (p<0,05) found for gender, marital status, employment type, career development, work-home interface, work environment, workload, and work schedules. These findings support the need for holistic stress management interventions targeting these factors to improve employee welbeing and productivity.
Read More
S-11979
Depok : FKM-UI, 2025
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive