Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 21 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Wahyu Dwi Astuti, Didik Budijanto
BPSK Vol.13, No.2
Surabaya : Balitbangkes Kemenkes RI, 2010
Indeks Artikel Jurnal-Majalah   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Aylinda Wahyuni Putri; Pembimbing: Ratu Ayu Dewi Sartika; Penguji: Diah Mulyawati Utari, Triyanti, Widjaja Lukito, Agus Triwinarto
Abstrak: Prevalensi gizi lebih (overweight dan obesitas) pada penderita hipertensi cukup tinggi di Indonesia. Penderita hipertensi yang mengalami gizi lebih dikaitkan dengan peningkatan risiko sindrom metabolik. Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui trend dan determinan gizi lebih pada penderita hipertensi usia 25-69 tahun di Kota Bogor tahun 2015-2017. Penelitian ini adalah penelitian longitudinal dengan analisis time series menggunakan data sekunder dari studi kohor faktor risiko penyakit tidak menular yang dilakukan oleh Balitbangkes Kementerian Kesehatan RI. Faktorfaktor yang diteliti mempengaruhi kejadian gizi lebih pada penderita hipertensi adalah asupan zat gizi makro (energi, karbohidrat, protein, lemak), aktifitas fisik, stres, kebiasaan merokok, usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan dan tingkat penghasilan. Prevalensi gizi lebih pada penderita hipertensi tahun 2015-2017, yaitu 69%, 66,1% dan 62,6%. Penderita hipertensi mengalami peningkatan IMT yang tidak signifikan selama tahun 2015-2017, baik pada kelompok gizi lebih maupun kelompok gizi normal. Ratarata asupan zat gizi makro (energi, karbohidrat, protein, lemak) pada kelompok gizi lebih mempunyai trend yang lebih tinggi dibandingkan kelompok gizi normal. Sedangkan aktifitas fisik pada kelompok gizi normal mempunyai trend yang lebih tinggi daripada kelompok gizi lebih. Berdasarkan hasil analisis multivariat menunjukkan determinan gizi lebih pada penderita hipertensi tahun 2015 adalah jenis kelamin setelah dikontrol dengan asupan karbohidrat, asupan protein, asupan lemak, aktifitas fisik dan tingkat penghasilan. Determinan gizi lebih pada penderita hipertensi tahun 2016 adalah asupan lemak setelah dikontrol dengan asupan karbohidrat, tingkat pendidikan dan jenis kelamin. Sedangkan pada tahun 2017, determinan gizi lebih pada penderita hipertensi adalah asupan protein dan asupan karbohidrat setelah dikontrol dengan variabel asupan lemak.
The prevalence of overnutrition (overweight and obesity) in patients with hypertension is high in Indonesia. Patients with hypertension in overweight or obese are at high risk of developing metabolic syndrome. The objective of this study was to determine trends and determinants of overnutrition in patients with hypertension age 25-69 years in Bogor City in 2015-2017. This research is a longitudinal study using secondary data from a cohort study of risk factors for non-communicable diseases conducted by the Indonesian Ministry of Health. Factors analyzed in relation to the incidence of overnutrition in hypertensive patients are intake of macro nutrients (energy, carbohydrates, protein, fat), physical activity, stress, smoking habits, age, gender, education level and income level. Patients with hypertension had an insignificant increase in BMI during 2015-2017, both in the overnutrition and normal groups. The average intake of macro nutrients (energy, carbohydrate, protein, fat) in the overnutrition group had a higher trend than in the normal group. Meanwhile, physical activity in the normal group had a higher trend than in the overnutrition group. Based on the results of multivariate analysis, the determinants of overnutrition in hypertensive patients in 2015 were gender after being controlled by carbohydrate intake, protein intake, fat intake, physical activity and income. Determinant of overnutrition in hypertensive patients in 2016 is fat intake after being controlled by carbohydrate intake, education and gender. Whereas in 2017, the determinants of overnutrition in hypertensive patients are protein intake and carbohydrate intake after being controlled by fat intake.
Read More
T-6013
Depok : FKM-UI, 2020
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Dewi Hapsari Wulandari; Pembimbing: Adang Bachtiar; Penguji: Ede Surya Darmawan, Wacyu Sulistiadi, Yahmin Setiawan
Abstrak: Tuberkulosis Paru yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium Tuberculosismasih menjadi masalah kesehatan serius yang dialami oleh beberapa negaraberkembang termasuk Indonesia.Global Report WHO 2010 mencatat Indonesiamerupakan negara penyumbang kasus TB Paru terbesar kelima di dunia setelahIndia, Cina, Afrika Selatan dan Nigeria.Kepatuhan minum obat teratur merupakan faktor pendukung dalammencapaikesembuhan.Tesis ini bertujuan untuk mengetahui Analisis Faktor-Faktor Yang BerhubunganTerhadap Kepatuhan Pasien Tuberculosis Paru Tahap Lanjutan Untuk MinumObat Di RS Rumah Sehat Terpadu Tahun 2015.Penelitian ini merupakan penelitian mix methodsecara kuantitatif dengan desaincross sectional dan kualitatif. Sampel terdiri dari 70 penderita TB Paru yangberobat di Rumah Sakit Rumah Sehat Terpadu Dompet Dhuafa, dan informanyang terdiri dari kepala pelayanan medis, Dokter spesialis Paru, Dokter Umumpenanggung jawab TB, dan perawat TB. Data dikumpulkan dengan wawancaramenggunakan kuesionerHasil penelitian menunjukkan bahwa faktor yang berhubungan dengan kepatuhanpasien TB Paru minum obat adalahadalah persepsi tentang TB (OR=37,712) danefek samping (OR= 22,339) terhadap Kepatuhan pasien TB Paru untuk minumobat di RS RST Dompet Dhuafa.Kata Kunci: Kepatuhan, Penderita Tuberkulosis Paru, Program TB DOTS
Pulmonary tuberculosis caused by the bacteria Mycobacterium Tuberculosisremains a serious public health problem experienced by several developingcountries including Indonesia. WHO Global Report 2010 noted contributor toIndonesia is the country's fifthlargest pulmonary TB cases in the world after India,China, South Africa and Nigeria.This thesis aims to determine the factors that associated compliance patien lungTuberculosis to swallowing drug at Rumah Sehat Terpadu Dompet DhuafaHospital 2015.This study used mix method approach with is quantitative analyticcross sectional design and qualitative indepth interviews. The sample consisted of70 patient lung tuberculosis who treatment at Rumah Sakit Terpadu hospital. Theresults showed that the factors associated compliance lung Tuberculosis toswallowing drug Rumah Sehat Terpadu Dompet Dhuafa Hospital is percepsionabout TB (OR = 37,712) and side effect (OR = 22,339), at Rumah Sakit TerpaduhospitalKeywords: Compliance, Patient tuberculosis, Mix method
Read More
B-1715
Depok : FKM-UI, 2015
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Kurnia Hariyani Sudarman; Pembimbing: Ratu Ayu Dewi Sartika; Penguji: Kusharisupeni Djokosujono, Trini Sudiarti, Oki Kurniawan, Armein Sjuhary Rowi
Abstrak: Sebanyak 40% kematian yang diakibatkan hipertensi tidak terkendali, salahsatunya karena ketidakpatuhan diet, Makanan yang dimakan akan berpengaruh terhadapkestabilan tekanan darah. Dietary Approach to Stop Hypertension for Indonesian(DASHI) direkomendasikan karena dapat mengendalikan tekanan darah bagi penderitahipertensi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh kepatuhan diet DASHIterhadap perbedaan tekanan darah sistolik dan diastolik pada penderita hipertensi usia 25-65 tahun. Desain penelitian ini adalah studi longitudinal yang dilakukan dari bulan Meihingga September 2017, dengan menggunakan data primer. Hasil uji Reapeted MeasureAnova menunjukan bahwa tidak terdapat pengaruh kepatuhan diet (DASHI) terhadapperbedaan tekanan darah sistolik dan diastolik pada penderita hipertensi, namunberdasarkan perbandingan pada setiap hasil pengukuran terdapat perbedaan perubahantekanan darah sistolik dan diastolik berdasarkan kepatuhan diet DASHI diantaranyaadalah pengukuran bulan pertama dibandingkan bulan ketiga, serta pengukuran bulankedua dibandingkan dengan bulan ketiga, dengan nilai p-value <0.05. Hasil uji Mancovamenunjukan terdapat pengaruh kepatuhan diet (DASHI) terhadap perbedaan tekananandarah sistolik setelah dikontrol oleh kovariat merokok dengan nilai p value <0.05 selainitu terdapat pengaruh diet (DASHI) terhadap perbedaan tekanan darah diastolik setelahdikontrol kovariat kepatuhan minum obat dan merokok dengan nilai p-value <0.05.Kata kunci:Kepatuhan DASHI, penderita hipertensi, tekanan darah
As many as 40% of deaths caused by uncontrolled hypertension, one of them dueto dietary disobedience, Food eaten will affect the stability of blood pressure. DietaryApproach to Stop Hypertension for Indonesian (DASHI) is recommended, because it cancontrol blood pressure for people with hypertension. The purpose of this study to seewhether there is influence of (DASHI) diet adherence to differences in systolic anddiastolic blood pressure changes in patients with hypertension 25-65 years old. The designof this study was a longitudinal studies conducted from May to September 2017 usingprimary data. There is no effect of dietary compliance (DASHI) on the difference ofsystolic and diastolic blood pressure in hypertensive patients, but based on the comparisonon each measurement result there is difference of systolic and diastolic blood pressurechanges based on DASHI diet compliance including first month compared to third month,and second month measurement compared with third month, with p-value <0.05.Mancova test results showed there was an effect of (DASHI) dietary compliance to thedifference in systolic blood preassure after controlled smoking habit covariate, and therewas an effect of (DASHI) dietary compliance to difference in diastolic blood pressureafter controlled medication compliance and smoking habit covariate.Key words:DASHI compliance, patients with hypertension, blood pressure.
Read More
T-5194
Depok : FKM-UI, 2018
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Asri Puspitasari; Pembimbing: Ratu Ayu Dewi Sartika; Penguji: Siti Arifah Pujonarti, Agus Triwinarto
Abstrak: Obesitas merupakan salah satu masalah gizi pada dewasa. Prevalensi obesitas pada dewasa di beberapa negara cukup tinggi, bahkan pada penderita hipertensi menunjukkan angka yang sangat tinggi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan obesitas pada penderita hipertensi. Penelitian dilakukan di Puskesmas Bojonggede, Kabupaten Bogor, Jawa Barat menggunakan desain cross sectional. Pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling. Sampel dalam penelitian ini berjumlah sebanyak 105 responden laki-laki dan perempuan umur 30-65 tahun. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 49,5 % responden mengalami obesitas. Ada hubungan signifikan antara asupan energi, asupan karbohidrat, asupan protein, asupan lemak, dan riwayat obesitas keluarga (p < 0,05) dengan kejadian obesitas. Perlunya pembatasan asupan zat gizi makro untuk mencegah terjadinya obesitas. Selain memerhatikan asupan makanan, untuk mencegah obesitas dapat dilakukan dengan mengurangi tingkat stres dan peningkatan aktivitas fisik. Kata kunci : Obesitas, penderita hipertensi Obesity is one of the nutritional problems in adults. The prevalence of obesity in adults in some countries is quite high, even in hypertension patients showed a very high number. The aim of this study is to know the factors associated with obesity in hypertension patients. This research was conducted at PHC Bojonggede, Bogor Regency, West Java using cross sectional study design. Sampling using purposive sampling method. The sample in this study amounted to as much as 105 respondents men and women aged 30-65 years. The results showed that 49,5 % of respondents experiencing obesity. There is a significant relationship between energy intake, carbohydrate intake, protein intake, fat intake and history of family obesity (p < 0,05) with obesity. The limitation of total macronutrients intake in diet need to prevent obesity. In addition to pay attention to food intake, to prevent obesity can be done by reducing levels of stress and increased physical activity. Key words : Hypertension patients, obesity
Read More
S-8669
Depok : FKM-UI, 2015
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Nunung Nurjanah; Pembimbing: Ratu Ayu Dewi Sartika; Penguji: Endang Laksminingsih, Titus Priyo Harjatmo
Abstrak: Kadar gula darah yang tidak normal menjadi masalah kesehatan yang penting, tak terkecuali pada penderita hipertensi yang mengarah pada komplikasi penyakit yang serius seperti diabetes. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kadar gula darah pada penderita hipertensi ysng dilakukan di Puskesmas Bojonggede, Kabupaten Bogor, Jawa Barat menggunakan desain studi cross sectional dan metode purposive sampling, dengan jumlah sampel sebanyak 105 orang yang terdiri dari laki-laki dan perempuan berusia 30-65 tahun yag termasuk kelompok usia dewasa dan lansia. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 30,2% responden memiliki kadar gula darah tinggi. Terdapat hubungan bermakna antara usia (OR = 3,5 95% CI 1,361-8,890), jenis kelamin (OR = 5,1 95% CI 1,655-15,570), indeks glikemik (OR = 2,587 95% CI 1,089-6,141), dan lingkar pinggang terhadap kejadian kadar gula darah. Modifikasi gaya hidup dianjurkan seperti rutin melakukan olahraga dan konsumsi makanan sesuai dengan pedoman gizi seimbang. Selain itu, konsumsi makanan dan minuman dengan IG rendah dan sedang, monitoring berat badan dan lingkar pinggang, serta pemeriksaan gula darah secara rutin sangat dianjurkan untuk mencegah peningkatan kadar gula darah.
 

Blood sugar levels are not normal become important health problem, not least in patients with hypertension leading to serious complications of the disease such as diabetes. This study aims to determine the factors associated with blood sugar levels in patients with hypertension. This research was conducted at the health center Bojonggede, Bogor, West Java using cross sectional study design and purposive sampling method with a total sample of 105 people consisting of men and women aged 30-65 years including age group adults and elderly. The results showed that 30.2% of respondents have high blood sugar levels. There is a significant relationship between age (OR = 3.5 95% CI 1.361 to 8.890), gender (OR = 5.1 95% CI 1.655 to 15.570), the glycemic index (OR = 2.587 95% CI 1.089 to 6.141), and waist circumference on the incidence of blood sugar levels. Lifestyle modification is recommended such as exercise frequently and food consumption suitable with the guidelines of balanced nutrition. In addition, the consumption of foods and beverages with low and medium GI, monitoring body weight and waist circumference, and blood sugar tests are routinely highly recommended to prevent an increase in blood sugar levels.
Read More
S-8890
Depok : FKM-UI, 2015
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Siti Hana; Pembimbing: Ratu Ayu Dewi Sartika; Penguji: Trini Sudiarti, Endang Sri Wahyuningsih, Fajrinayanti
Abstrak: Hipertensi dan hiperkolesterol merupakan penyebab terjadinya penyakit jantung koroner (PJK) sehingga adanya hiperkolesterolemia pada penderita hipertensi akan meningkatkan risiko terjadinya PJK. Obesitas sentral menggambarkan penumpukan lemak di perut yang dapat mengakibatkan adanya keabnormalan jumlah lipid dalam darah, ketika terjadi pada penderita hipertensi dapat menimbulkan progresifitas terjadinya kolesterol darah tinggi dan berisiko menyebabkan aterosklerosis dan penyakit jantung. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan lingkar pinggang dan faktor lainnya dengan kejadian hiperkolesterolemia pada penderita hipertensi. Penelitian ini adalah studi kuantitaf melalui data sekunder dengan desain Cross Sectional. Menurut hasil uji multivariat dengan regresi logistik ganda menunjukan terdapat hubungan antara lingkar pinggang, jenis kelamin dan umur setelah dikontrol oleh variabel aktifitas fisik. Jenis kelamin sebagai faktor risiko yang paling berhubungan dengan kejadian hiperkolesterolemia dengan risiko 8,5 kali lebih tinggi pada perempuan dibandingkan laki-laki. Uji stratifikasi lingkar pinggang menurut jenis kelamin pada penderita hipertensi dengan kasus obesitas sentral didapatkan hubungan yang signifikan bahwa penderita obesitas sentral perempuan memiliki risiko mengalami hiperkolesterolemia sebanyak 5,5 kali dibandingkan obesitas sentral pada laki-laki dengan nilai p < 0,05. Terdapat hubungan yang signifikan antara lingkar pinggang dengan kejadian hiperkolesterolemia, pada perempuan yang obesitas sentral lebih berisiko mengalami hiperkolesterolemia dibandingkan laki-laki yang obesitas sentral.
Kata kunci: Hiperkolesterolemia, lingkar pinggang, obesitas sentral, perempuan, penderita hipertensi

Hypertension and hypercholesterolemia are the causes of coronary heart disease (CHD) so that the presence of hypercholesterolemia in patients with hypertension will increase the risk of CHD. Central obesity describes the accumulation of fat in the stomach which can lead to abnormalities in the amount of lipids in the blood, when it occurs in patients with hypertension can lead to progression of the occurrence of high blood cholesterol and the risk of causing atherosclerosis and heart disease. The purpose of this study was to determine the relationship of waist circumference and other factors with the incidence of hypercholesterolemia in patients with hypertension. This research is a quantitative study through secondary data with Cross Sectional design. According to the results of multivariate tests with multiple logistic regression, there was a relationship between waist circumference, gender and age after being controlled by physical activity variables. Gender as a risk factor most associated with the incidence of hypercholesterolemia with a risk 8.5 times higher in women than men, then carried out waist circumference stratification test by sex in hypertensive patients with cases of central obesity found a significant relationship that central obesity patients women have a risk of experiencing hypercholesterolemia as much as 5.5 times more than central obesity in men with a value of p < 0.05. There is a significant relationship between waist circumference and the incidence of hypercholesterolemia in women who are obese obese at greater risk of hypercholesterolemia than men who are obese central.
Keywords: Hypercholesterolemia, waist circumference, central obesity, women, hipertension patient
Read More
T-5497
Depok : FKM UI, 2019
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Sahroni; Pembimbing: Dien Anshari; Penguji: Tri Krianto, Soekidjo Notoatmodjo, Hana Johan, Evelyn Yolanda
Abstrak: Studi terdahulu telah menunjukkan hubungan yang positif antara literasi kesehatan dengan status kesehatan serta pemanfaatan layanan kesehatan, namun belum banyak penelitian mengenai literasi kesehatan pada penderita hipertensi di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui determinan sosial ekonomi tingkat literasi kesehatan pada penderita hipertensi di Puskesmas se-Kota Cilegon, Banten dengan menggunakan disain potong lintang. Penelitian ini mengambil data dari penderita hipertensi di delapan puskesmas di Kota Cilegon (n=138). Pengukuran literasi kesehatan dilakukan menggunakan instrumen Health Literacy Scale European Union dengan 16 pertanyaan yang telah diadaptasi. Analisis dilakukan menggunakan model regresi linier ganda dengan literasi kesehatan sebagai variabel dependen dan sebagai variabel independen adalah usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, pendapatan dan pengetahuan hipertensi. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata skor literasi kesehatan pada penderita hipertensi adalah 58.4 (SD=14.2) dari skala 100. Hasil analisis regresi linier ganda menunjukkan hubungan yang bermakna antara skor literasi kesehatan dengan pendidikan (=10.6, SE=1.8 p<0.001), pendapatan (=6.1, SE=1.7, p<0.001) dan pengetahuan hipertensi (=14.4, SE=1.5, p<0.001). Hasil ini mengindikasikan perlunya penanganan ekstra pada penderita hipertensi yang berpendidikan kurang dari SMA, berpenghasilan di bawah upah minimum regional dan pengetahuan hipertensi yang kurang.
Read More
T-5524
Depok : FKM-UI, 2019
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Leny; Pembimbing: Nuning Maria Kiptiyah Masjkuri; Penguji: Tri Yunis Miko Wahyono, Evie Martha, Eulis Wulantari, Christina Widaningrum
Abstrak: Abstrak

Latar Belakang : Indonesia adalah negara peringkat ke-3 di dunia sebagai penyumbang penderita baru kusta terbanyak dengan jumlah penderita cacat tingkat-2 sejumlah 2.025 atau 10.11% (indikator < 5%). Kabupaten Bogor memiliki proporsi cacat kusta yang tinggi bahkan melebihi angka nasional yaitu 15.18 %. Beberapa studi menunjukkan hubungan bermakna antara perawatan diri dengan kecacatan pada penderita kusta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan perawatan diri dengan kecacatan pada penderita kusta di Kabupaten Bogor tahun 2012 setelah dinkontrol oleh faktor-faktor lainnya.

Metode : Desain penelitian kasus kontrol. Populasi dalam penelitian ini adalah penderita kusta tipe MB usia ≥ 15 tahun yang sudah menjalani minimal 8 bulan pengobatan MDT dan tercatat pada register puskesmas tahun 2012 di 10 kecamatan di Kabupaten Bogor. Kasus adalah sebagian dari populasi yang mengalami kecacatan baik tingkat-1 atau tingkat-2 pada saat penelitian dilakukan yang diambil dari puskesmas yang dipilih secara purposive sedangkan kontrol adalah sebagian dari populasi yang tidak mengalami kecacatan pada saat penelitian dilakukan yang diambil secara purposive dari puskesmas yang terpilih. Jumlah sampel 86 orang terdiri dari 43 kasus dan 43 kontrol. Analisis data dilakukan secara bivariat dan multivariat.

Hasil : Terdapat variabel interaksi antara perawatan diri dengan faktor lama sakit sehingga pada analisis multivariat diketahui bahwa penderita kusta yang melakukan perawatan diri dengan baik dan lama sakitnya < 2 tahun diperoleh OR=0.68 (95% CI: 0.12 ? 3.72). Penelitian ini memberikan hasil bahwa perawatan diri tidak berdiri sendiri dalam mempengaruhi kecacatan penderita kusta melainkan ada interaksi bersama antara perawatan diri dengan faktor lama sakit. Bahwa risiko kecacatan semakin besar pada penderita kusta yang kurang baik dalam merawat diri dan lama sakitnya ≥ 2 tahun dengan OR=10.6 (95% CI: 1.03 ? 109.86).


Background : Indonesia is ranked 3rd in the world as a contributor to the new leprosy patients with the highest number of people with disabilities level-2 or 2.025 (10.11%). Bogor district has a high proportion of deformed leprosy even exceed the national rate is 15.18%. Some studies show a significant relationship between self-care disability in patients with leprosy. This study aims to determine the relationship of self-care with a disability in leprosy patients in Bogor Regency in 2012 after control by other factors.

Methode : Case-control study design. Population in this research is the type of MB leprosy patients aged ≥ 15 years who had undergone at least 8 months of treatment MDT and recorded in the register in 2012 health centers in 10 districts in Bogor Regency. Case is part of the population who have disabilities either level-1 or level-2 at the time of the study were drawn from purposively selected health centers while the control is part of the population who do not have disabilities at the time of the study were taken from the clinic were purposively selected . Number of samples 86 people consisting of 43 cases and 43 controls. Data analysis was performed bivariate and multivariate

Result : There is a variable interaction between self-care with a long illness factor that in multivariate analysis known that leprosy patients who perform self-care and well long illness <2 years obtained OR = 0.68 (95% CI: 0:12 - 3.72). This study provides results that self-care does not stand alone in influencing disability lepers but no interaction with the factor of self-care with a long illness. That the greater the risk of disability in leprosy patients in poor self-care and pain ≥ 2 years old with OR = 10.6 (95% CI: 1.03 - 109.86).

Read More
T-3850
Depok : FKM-UI, 2013
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Anila Istitis Atin; Pembimbing: Ratu Ayu Dewi Sartika; Penguji: Fatmah, Victor Saija
Abstrak: ABSTRAK Prevalensi obesitas sentral pada penderita hipertensi mengalami peningkatan dalam sepuluh tahun terakhir. Obesitas sentral dapat menyebabkan komplikasi jangka panjang, seperti diabetes mellitus tipe 2, kanker, dan penyakit kardiovaskular lainnya. Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kualitas tidur dan faktor lainnya dengan obesitas sentral pada penderita hipertensi. Responden penelitian ini adalah penderita hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Tegal Gundil, Kecamatan Bogor Utara. Pengambilan data dilakukan pada bulan Mei, Juli, dan September 2017 dengan jumlah sampel 92 orang. Penelitian ini dengan menggunakan desain studi cross-sectional. Obesitas sentral diukur berdasarkan lingkar perut dengan menggunakan pita ukur. Responden termasuk ke dalam kategori obesitas sentral jika lingkar perut ≥80 cm untuk perempuan dan ≥90 cm untuk laki-laki. Aktivitas fisik dan aktivitas sedentari dinilai menggunakan General Physical Activity Questionnaire (GPAQ). Kualitas dan durasi tidur dinilai menggunakan Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI). Data asupan energi, karbohidrat, protein, lemak, dan serat dinilai menggunakan semi-quantitative food frequency questionnaire (SFFQ) dan kemudian dianalisis menggunakan aplikasi Nutrisurvey 2007. Uji statistik yang digunakan adalah uji T independen, uji Mann Whitney-U, dan uji chi-square dengan confidence interval (CI) 90%. Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 82.6% responden mengalami obesitas sentral. Berdasarkan uji Mann Whitney-U dan uji T independen ditemukan perbedaan yang bermakna antara kualitas tidur, asupan energi dan asupan karbohidrat dengan kejadian obesitas sentral. Sosialisasi mengenai dietary approach to stop hypertension for Indonesian (DASHI) pada penderita hipertensi perlu dilakukan oleh Puskesmas. Selain itu, pasien dianjurkan untuk mengurangi nasi putih dan menggantinya dengan makanan sumber karbohidrat lain, seperti ubi, singkong, dan kentang agar sumber karbohidratnya beragam. Pasien juga dianjurkan menjalani gaya hidup sehat seperti rutin melakukan aktivitas fisik minimal 3 kali per minggu agar status kesehatannya meningkat sehingga dapat terhindar dari komplikasi akibat hipertensi. Kata kunci: Aktivitas fisik, asupan, kualitas tidur, obesitas sentral, penderita hipertensi The prevalence of central obesity in hypertensive patients has increased during past ten years. Central obesity becomes risk factor of long term complications such as type 2 diabetes, cancer, and cardiovascular diseases. This cross-sectional research aims to identify the difference between sleep quality and other factors with central obesity in hypertensive patients. A total of 92 participants in this study are hypertensive patients in Puskesmas Tegal Gundil, North Bogor District. Data was collected in May, July, and September 2017. Central obesity is defined by waist circumference ≥80 cm in women and ≥90 cm in men. General Physical Activity Questionnaire (GPAQ) is used to assess physical activity and sedentary activity. Sleep quality and duration are assessed using Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI). Energy and macronutrients intake (carbohydrate, protein, fat, and dietary fiber) are assessed using semi-quantitative food frequency questionnaire (SFFQ) and analyzed with Nutrisurvey 2007 software. Statistical analyses used in this study are independent T test, Mann Whitney-U, and chi-square (confidence interval 90%). The prevalence of central obesity is 82.6%. In this study, there are significant difference between sleep quality, energy and carbohydrate intake with central obesity. Dietary approach to stop hypertension for Indonesian (DASHI) should be socialized to hypertensive patients. Patients should reduce white rice consumption and replace it with the other sources of carbohydrate such as potatoes, sweet potatoes, and cassavas. Patients should promote healthy life style such as increasing physical activity at least 3 times per week so that complications of hypertension can be avoided. Keywords: Central obesity, food intake, hypertensive patients, physical activity, sleep quality
Read More
S-9675
Depok : FKM-UI, 2018
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive