Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query :: Simpan CSV
Mirza Rafiqah Farras; Pembimbing: Trini Sudiarti; Penguji: Sandra Fikawati, Acep Mahmudin
Abstrak:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat literasi gizi remaja dan perbedaan proporsi tingkat literasi gizi remaja berdasarkan karakteristik siswa (jenis kelamin, pendidikan orang tua, dan pendapatan keluarga) dan peran lingkungan (penggunaan media, peran guru, peran keluarga, dan peran teman sebaya) pada siswa di SMAN 71 Jakarta. Literasi gizi dalam penelitian ini terbagi menjadi 3 tingkatan domain, yaitu fungsional, interaktif, dan kritikal. Penelitian ini adalah penelitian kuantitaif dengan desain cross sectional. Pengambilan data dilakukan pada bulan Maret 2021 kepada 167 siswa kelas 10 dan 11 yang terpilih dengan sistem quota sampling. Instrumen yang digunakan adalah modifikasi dari NLit (Nutrition Literacy Assessment Instrument) dan NLAA (Nutrition Literacy Assessment of Adolescent). Data dianalisis dengan uji chi-square. Hasil penelitian menunjukkan remaja memiliki tingkat literasi gizi yang cenderung rendah. Terdapat perbedaan proporsi yang bermakna antara tingkat literasi gizi fungsional dengan pendidikan orang tua dan terdapat perbedaan proporsi yang bermakna antara tingkat literasi gizi interaktif dan literasi gizi kritikal dengan penggunaan media, peran guru, peran keluarga, dan peran teman sebaya (p-value < 0,05).
Read More
S-10774
Depok : FKM UI, 2021
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Salma Sundari; Pembimbing: Kusharisupeni Djokosujono; Penguji: Wahyu Kurnia Yusrin Putra, Intan Jauhariyyah
Abstrak:
Literasi pangan dan gizi dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti jenis kelamin, tingkat pendidikan ayah dan ibu, pendapatan keluarga, kebiasaan makan keluarga, pengaruh teman sebaya, penggunaan media, dan peran guru. Untuk melihat faktor dominan tingkat literasi pangan dan gizi berdasarkan faktor tersebut, dilakukan penelitian studi cross- sectional pada bulan Maret hingga Mei 2021. Penelitian melibatkan 135 siswa/i SMA Negeri 3 Depok, dipilih menggunakan metode quota sampling serta pengisian kuesioner secara daring. Hasil penelitian menemukan sebagian besar responden memiliki tingkat literasi pangan dan gizi yang baik yaitu sebesar 71,1%.
Read More
S-10719
Depok : FKM UI, 2021
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Claudia Anastasia Putri Lumbantobing; Pembimbing: Sandra Fikawati; Penguji: Asih Setiarini, Marudut
Abstrak:
Literasi gizi adalah derajat kapasitas seseorang dalam memperoleh, memproses, memahami informasi dasar gizi dan kemampuan yang dibutuhkan untuk membuat keputusan gizi yang benar. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran literasi gizi anak sekolah dasar di Jakarta Timur serta perbedaan proporsi variabel independen seperti jenis kelamin, pendidikan ayah, pendidikan ibu, pendapatan orangtua, penggunaan media, dan peran guru berdasarkan tingkat literasi gizi. Literasi gizi sendiri dibagi menjadi tiga domain utama yaitu fungsional, interaktif, dan kritikal. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain cross-sectional. Responden dalam penelitian ini adalah anak sekolah dasar kelas 4,5, dan 6 di Kelurahan Duren Sawit dan Kelurahan Pondok Kelapa. Jumlah responden sebanyak 87 orang dan pengambilan data dilakukan dengan instrumen Nutrition Literacy Scale (NLit) dan Nutrition Literacy Scale for Adolescent (NLAA). Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan proporsi literasi gizi fungsional berdasarkan jenis kelamin, pendidikan ayah, pendidikan ibu, pendapatan orangtua, penggunaan media. Terdapat perbedaan proporsi literasi gizi interaktif berdasarkan penggunaan media. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi studi awalan penelitian literasi gizi di Indonesia. Nutrition literacy can be defined as the degree to which people have the capacity to obtain, process and understand basic nutrition information. This research discusses the description of nutritional literacy of primary school children in East Jakarta and the difference of independent variable proportion such as gender, father education, mother education, parent income, media use, and teacher involvement based on nutritional literacy level. Nutritional literacy itself is divided into three main domains: functional, interactive, and critical. This research is a quantitative research with cross-sectional design. Respondents in this study were elementary school children in grade 4.5, and 6 in Kelurahan Duren Sawit and Kelurahan Pondok Kelapa. The number of respondents was 87 people and the data was collected using Nutrition Literacy Scale (NLit) and Nutrition Literacy Scale for Adolescent (NLAA).The results showed that there were differences in the proportion of functional nutritional literacy by sex, father's education, maternal education, parent income, and media use. There is a difference in the proportion of interactive nutritional literacy based on media use. This research is expected to be a prefix study of nutrition literacy research in Indonesia. Keywords: media use; nutrition literacy; primary school
Read More
S-9765
Depok : FKM-UI, 2018
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Noor Izzaty; Pembimbing: Evi Martha; Penguji: Ihyani Nurdiena Marliamara, Dien Anshari
Abstrak:
Penelitian ini menjelaskan tentang hubungan antara karakteristik, pengetahuan, dan body image dengan perilaku makan pada mahasiswi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain studi korelasional. Penelitian ini menggunakan teknik Quota Sampling yang diikuti sebanyak 120 responden dengan mengisi kuesioner daring berbasis google form. Hasil analisis univariat penelitian menunjukkan bahwa (52%) mahasiswi FKM UI memiliki perilaku makan baik, (54%) mahasiswi FKM UI memiliki pengetahuan gizi kurang, (49%) mahasiswi FKM UI dikategorikan body image positif, (53%) mahasiswi FKM UI menggunakan media sosial dengan intensitas tinggi. Hasil uji chi square pada variabel pengetahuan gizi dan penggunaan media sosial dengan perilaku makan menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan karena memiliki p-value >0,05. Sedangkan hasil uji chi square pada variabel body image dengan perilaku makan menunjukkan bahwa keduanya memiliki hubungan yang signifikan dengan p-value <0,05.
This study describes the relationship between characteristics, knowledge, and body image with eating behavior in students of the Faculty of Public Health, University of Indonesia. This study uses a quantitative method with a correlational study design. This study uses the Quota Sampling technique which was followed by 120 respondents by filling out a bold questionnaire based on google form. The results of the univariate analysis showed that 52% FKM UI students had good eating behavior, 54% FKM UI students had poor nutritional knowledge, 49% FKM UI students were categorized as positive body image, 53% FKM UI students used high intensity social media. The results of the chi square test on the variables of nutritional knowledge and the use of social media with eating behavior showed that there was no relationship because it had p-value >0.05. While the results of the chi square test on the body image variable with eating behavior showed that both had a significant relationship with p-value <0.05.
Read More
This study describes the relationship between characteristics, knowledge, and body image with eating behavior in students of the Faculty of Public Health, University of Indonesia. This study uses a quantitative method with a correlational study design. This study uses the Quota Sampling technique which was followed by 120 respondents by filling out a bold questionnaire based on google form. The results of the univariate analysis showed that 52% FKM UI students had good eating behavior, 54% FKM UI students had poor nutritional knowledge, 49% FKM UI students were categorized as positive body image, 53% FKM UI students used high intensity social media. The results of the chi square test on the variables of nutritional knowledge and the use of social media with eating behavior showed that there was no relationship because it had p-value >0.05. While the results of the chi square test on the body image variable with eating behavior showed that both had a significant relationship with p-value <0.05.
S-11113
Depok : FKM-UI, 2022
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Deasy Andesbrenta Sadikin; Pembimbing: Asih Setiarini; Penguji: Ahmad Syafiq, Fajrinayanti
Abstrak:
Penelitian ini mengukur perbedaan proporsi literasi gizi pada mahasiswa S1 reguler aktif di Universitas Indonesia berdasarkan rumpun ilmu, jenis kelamin, tingkat pendidikan ayah, tingkat pendidikan ibu, uang saku, dan penggunaan media. Desain studi yang digunakan adalah desain cross-sectional dengan metode quota sampling untuk mendapatkan 130 sampel mahasiswa dari Rumpun Ilmu Kesehatan dan 130 sampel mahasiswa Rumpun Ilmu Non-Kesehatan. Hasil penelitian ini menunjukkan mayoritas mahasiswa UI pada tahun 2021 memiliki tingkat literasi gizi adekuat (62,7%).
Read More
S-10678
Depok : FKM UI, 2021
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Desy Sosanti Renata; Pembimbing: Rita Damayanti; Penguji: Dien Anshari, Wahyu Septiono, Widyawati Garini, Dhefi Retnawati
Abstrak:
Read More
Maternal Health Literacy (MHL) merupakan suatu himpunan keterampilan mengakses, memahami, mengevaluasi, dan menerapkan pengetahuan tentang kehamilan yang berkontribusi terhadap penurunan angka kematian ibu dan anak. Seiring dengan perkembangan teknologi, masyarakat termasuk kaum ibu telah mengalami pergeseran pencarian informasi kesehatan kepada informasi bersumber digital. Akun instagram @ayosehat.kemkes adalah wujud upaya menjawab tantangan di era digital yang dilakukan pemerintah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pola penggunaan media sosial dan karakteriktik pengguna @ayosehat.kemkes terhadap MHL. Sampel pada penelitian ini berjumlah 154 ibu hamil dan atau ibu balita yang merupakan pengguna @ayosehat.kmkes. Pengukuran pola penggunaan media sosial meggunakan kuesioner yang dia adaptasi dari Social Media Active Questionnaire (SMAQ) sedangkan pengukuran MHL meggunakan kuesioner yang diadaptasi dari Maternal Health Literacy Inventory in Pregnancy (MHELIP). Hasil penelitian ini menunjukkan lebih dari setengah responden berada pada kategori MHL yang rendah yakni sebesar 53,2%. Terdapat hubungan yang signifikan antara pola penggunaan media sosial dan MHL (nilai p=0,001) setelah dikontrol oleh variabel pendidikan dan pekerjaan yang merupakan variabel confounding pada hubungan tersebut. Diperlukan metode dan media edukasi yang dapat merangsang keaktifan pengguna @ayosehat.kemkes. Selain itu, kolaborasi antara tenaga kesehatan dan influencer media sosial dapat bermanfaat dalam mempromosikan informasi berbasis bukti dan mendorong perilaku kesehatan yang positif
Maternal Health Literacy (MHL) is a set of skills in accessing, understanding, evaluating, and applying knowledge about pregnancy that contributes to reducing maternal and child mortality rates. Along with the development of technology, society, including mothers, has experienced a shift in seeking health information to digital information sources. The Instagram account @ayosehat.kemkes is a form of effort to answer the challenges in the digital era carried out by the government. This study aims to determine the relationship between social media usage patterns and the characteristics of @ayosehat.kemkes users to MHL. The sample in this study was 154 pregnant women and/or mothers of toddlers who were users of @ayosehat.kmkes. The measurement of social media usage patterns used a questionnaire adapted from the Social Media Active Questionnaire (SMAQ) while the measurement of MHL used a questionnaire adapted from the Maternal Health Literacy Inventory in Pregnancy (MHELIP). The results of this study showed that more than half of the respondents were in the low MHL category, namely 53.2%. There is a significant relationship between social media usage patterns and MHL (p value = 0.001) after being controlled by education and employment variables which are confounding variables in the relationship. Educational methods and media are needed that can stimulate the activeness of @ayosehat.kemkes users. In addition, collaboration between health workers and social media influencers can be useful in promoting evidence-based information and encouraging positive health behaviors
T-7076
Depok : FKM UI, 2024
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Habibah Fitriyani Yusman; Pembimbing: Trini Sudiarti; Penguji: Nurul Dina Rahmawati, Fadila Wirawan
Abstrak:
Read More
Literasi gizi merupakan kemampuan dalam memperoleh, memproses, memahami, dan mengaplikasikan informasi gizi serta mengakses layanan kesehatan yang diperlukan agar dapat membuat keputusan gizi yang tepat. Tingkat literasi gizi yang rendah pada remaja dapat membentuk pola makan buruk yang akan berlangsung hingga dewasa dan berdampak buruk pada risiko kejadian penyakit kronis terkait gizi. Usia remaja seringkali mengarah pada perkembangan pola makan yang buruk. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran dan faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat literasi gizi pada siswa/i di SMP Negeri 102 Jakarta tahun 2023. Desain penelitian yang digunakan ialah cross sectional dengan sampel sebanyak 130 siswa/i kelas 7 dan 8 di SMP Negeri 102 Jakarta menggunakan metode quota sampling. Instrumen yang digunakan adalah hasil adaptasi dan modifikasi dari NLit (Nutrition Literacy Assessment Instrument) dan NLAA (Nutrition Literacy Assessment of Adolescent). Pengambilan data dilakukan bulan Juli 2023 dengan menyebarkan kuesioner dan mengukur antropometri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 55,4% responden memiliki tingkat literasi gizi yang rendah. Terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan ayah (p=0,032; OR=2,322; 95% CI 1,067 – 5,054), peran keluarga (p=0,001; OR=3,704; 95% CI 1,780 – 7,708), peran teman sebaya (p=0,006; OR=2,692; 95% CI 1,320 – 5,491), dan penggunaan media (p=0,000; OR=3,869; 95% CI 1,789 – 8,367) dengan tingkat literasi gizi.
Nutrition literacy is the ability to obtain, process, understand and apply nutrition information and access the necessary health services to make appropriate decisions. Low levels of nutritional literacy in adolescents can form poor dietary patterns that will last into adulthood and adversely affect the risk of developing nutrition-related chronic diseases. Adolescence often leads to the development of poor eating patterns. This study aims to determine the description and factors associated with the level of nutritional literacy in students at SMP Negeri 102 Jakarta in 2023. The research design used was cross sectional with a sample of 130 students in grades 7 and 8 at SMP Negeri 102 Jakarta using the quota sampling method. The instrument used is the result of adaptation and modification of the NLit (Nutrition Literacy Assessment Instrument) and NLAA (Nutrition Literacy Assessment of Adolescent). Data collection was carried out in July 2023 by distributing questionnaires and measuring anthropometry. The results showed that 55.4% of respondents had a low level of nutritional literacy. There was a significant association between father's education level (p=0.032; OR=2.322; 95% CI 1.067 - 5.054), family role (p=0.001; OR=3.704; 95% CI 1.780 - 7.708), peer role (p=0.006; OR=2.692; 95% CI 1.320 - 5.491), and media use (p=0.000; OR=3.869; 95% CI 1.789 - 8.367) with nutritional literacy level.
S-11436
Depok : FKM-UI, 2023
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
