Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 76 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Amita Rahma Shintyar; Pembimbing: Baiduri Widanarko; Penguji: Dadan Erwandi, Hendra, Doni Agus Sumitro, Fermi Dwi Wicaksono
Abstrak: Stres kerja adalah kondisi yang menyebabkan karyawan merasa tertekan, bosan, dan tidak nyaman dalam melakukan pekerjaannya. Sekitar 50-60% dari hari kerja yang hilang disebabkan oleh stres kerja dan jumlah ini cenderung meningkat di Eropa. Semenjak merebaknya COVID-19, seluruh negara di dunia mulai memberlakukan Work from Home (WFH) atau bekerja dari rumah. Oleh karena situasi yang mendesak, WFH dapat berpotensi menjadi stressor bagi pekerja. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat stres kerja dan hubungan antara karakteristik pekerja serta penerapan WFH pada pekerja PT LTI yang bekerja dari rumah selama masa pandemic COVID-19. Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional dengan menggunakan kuesioner stres kerja NIOSH Generic Job Stres Questionnaire dan kuesioner pelaksanaan WFH dari ILO yang didistribusikan secara daring kepada 62 responden. Sebanyak 66,1% responden mengalami stres kerja ringan. Variabel karakteristik pekerja yang terbukti signifikan memiliki hubungan dengan stres kerja pada penelitian ini adalah jumlah anak, usia anak dan lokasi kerja. Pada variabel penerapan WFH variabel yang terbukti signifikan memiliki hubungan dengan stres kerja adalah kesejahteraan dan produktivitas pekerja yaitu pada elemen pertanyaan: digitalisasi dan implikasi hukum serta kontrak kerja. Hambatan dalam bekerja memiliki hubungan yang signifikan sedangkan variabel kepercayaan dan budaya organisasi tidak memilki hubungan yang signifikan dengan stres kerja
Read More
T-6298
Depok : FKM-UI, 2022
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Rianita Sulasih Mutifasari; Pembimbing: Doni Hikmat Ramdhan; Penguji: Baiduri Widanarko, Mila Tejamaya, Muhammad Novie Anshari, Priyo Djatmiko
Abstrak: Stres kerja adalah suatu kondisi dimana satu atau beberapa faktor di tempat kerjaberinteraksi dengan pekerja sehingga mengganggu keseimbangan fisiologi dan psikologi.Bagi seorang pengemudi, stres kerja akan berdampak terhadap menurunnya kinerjasehingga dapat mengancam keselamatan saat berkendara. Oleh karena itu, stres kerjamenjadi salah satu proses yang paling sering dikaitkan dengan perilaku berbahayapengemudi yang dapat mempengaruhi risiko kecelakaan.Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi stres kerjapada pengemudi truk muatan barang PT. X.Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat kuantitatif observasional denganmenggunakan metode pendekatan potong lintang (cross-sectional). Alat pengumpulandata yang digunakan adalah dengan menggunakan kuesioner dan alat ukur lain, seperticocoro meter, fitbit, tensi meter, dan oksimeter sebagai data pendukung untuk mengetahuifaktor-faktor yang mempengaruhi stres kerja pada pengemudi truk muatan barang PT. X.Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 27 responden (60%) mengalami kondisistres ringan dan 18 responden (40%) mengalami stres sedang. Dari faktor individu padapenelitian ini, terdapat hubungan antara kuantitas dan kualitas tidur dengan stres kerjapada pengemudi truk muatan barang PT. X (p<0,05). Dari faktor fisik pada penelitian ini,terdapat hubungan antara waktu istirahat, pekerjaan monoton, jarak tempuh, dankelelahan kerja dengan stres kerja pada pengemudi truk muatan barang PT. X (p<0,05).Sedangkan dari faktor psikososial, yaitu dukungan keluarga dan dukungan rekan kerja,tidak dilakukan analisis bivariat karena data bersifat homogen.Kata kunci:Stres, Stres Kerja, Pengemudi
Occupational stress is a condition in which one or several factors in the workplace interactwith workers, therefore it causes disturbance of the equilibrium both of physiological andpsychological matter. For a driver, occupational stress will impact on the decliningperformance that may threaten the safety while driving. Consequently, occupational stressbecomes one of the most processes which is being related to harmful behavior to driversthat may affect the risk of accidents.The aim of this study is to analyze factors affecting occupational stress on truckload driverof PT. X.This is a quantitative observational study with a cross-sectional method. Data instrumentsare utilizing questionnaire and few additional instruments (e.g. cocoro meter, fitbit,sphygmomanometer, and oximetry) to measure the factors of occupational stress as itssupporting data.The results show 27 respondents (60%) experiencing occupational stress in mild leveland 18 respondents (40%) experiencing occupational stress in moderate level. Accordingto individual factors in this study, there is a relation between the quantity and quality ofsleep with occupational stress on truckload drivers of PT. X (p <0.05). From the physicalfactors in this study, there is a relation between rest hours, monotonous work, mileage,and work fatigue with occupational stress on truckload drivers of PT. X (p <0.05).Otherwise, from psychosocial factors, those are family support and peer support, bivariateanalysis was not performed because the data is homogeneous.Keywords:Stress, Occupational Stress, Driver.
Read More
T-5203
Depok : FKM-UI, 2018
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Dewi Nurul Intan Permatasari; Pembimbing: Amal Chalik Sjaaf; Penguji: Purnawan Junadi, Sandi Ilyanto, Trimulyaningsih, Nina Candra Dewi
Abstrak:

ABSTRAK

Pelayanan publik salah satunya adalah bidang kesehatan yang dilaksanakanpada tingkat pelayanan primer di Puskesmas. Dokter merupakan salah satu jenisketenagaan di Puskesmas yang sehari-hari secara langsung berinteraksi denganpasien dan masyarakat sebagai pemberi pelayanan kesehatan. Berbagai tekanandalam pekerjaan tentunya dirasakan oleh seorang dokter dalam menjalankanperannya. Stres kerja dapat berasal dari berbagai sumber dan mempengaruhiorang-orang dengan cara yang berbeda. Berbagai sumber stres kerja diantaranyakebingungan peran, konflik peran, ketersediaan waktu yang berkaitan dengan jamkerja, kelebihan beban kerja, tanggung jawab, pengembangan karir, sertaketidakamanan kerja. Pada akhirnya stres kerja yang dihadapi oleh dokter akanmempengaruhi kinerjanya.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran stres kerja dokter yangdilihat dari aspek peran, karir, fasilitas, dan bahaya pekerjaan terhadap pelayanankesehatan dan hubungannya dengan kinerja pelayanan kesehatan di Puskesmas diKota Cirebon serta faktor-faktor yang menjadi prioritas yang perlu diperhatikanuntuk meningkatkan kinerja tenaga medis di Puskesmas Kota Cirebon.Rancangan penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desainpenelitian potong lintang atau cross sectional. Responden pada penelitian initerdiri seluruh dokter yang berjumlah 36 orang yang telah bekerja di PuskesmasKota Cirebon sebelum 1 Januari 2012 sampai saat penelitian dilakukan.Hasil penelitian menunjukkan rata-rata skor stres kerja untuk aspek peran2,50, aspek karir 2,83, aspek fasilitas 3,09, dan aspek bahaya pekerjaan 3,07. Streskerja aspek peran termasuk kategori rendah sedangkan aspek karir, fasilitas, danbahaya pekerjaan termasuk kategori sedang. Uji bivariat menunjukkan terdapathubungan yang bermakna pada aspek peran terhadap absensi dokter dan jumlahpasien, aspek karir terhadap absensi dokter, serta aspek fasilitas terhadap absensidokter dan jumlah pasien. Uji multivariat terhadap absensi dokter maupun jumlahpasien menunjukkan R2 kurang dari 10%. Ini berarti lebih dari 90% variasivariabel terikat disebabkan oleh faktor lain diluar variabel bebas dalam model.

ABSTRACT

One of which is a public service of health conducted in primary care at thehealth center level. Doctor is one of the workforce in the day-to-day health centerdirectly interact with patient and the community as a health care provider. Thepressure of work must be felt by a physician in carryng out its role. Work stresscan come from a variety of sources and affects people in different ways. Varioussources of job stress include role ambiguity, role conflict, time availability, roleoverload-quantitative, career development, responsibility, resources adequacy,and occupational hazards. At the end of work stress faced by clinicians will affectits performance.This study aims to descibe the physician job stress as seen from the aspectof the role, career, facilities, and occupational hazard to health care and itsralationship to the performance of health services at the health center in the KotaCirebon and the factors that need to be considered a priority to improve the energyperformance medical health center in Kota CirebonThe design of this study is the quantitative study with a cross sectional studydesign. Respondents in this study comprises all the 36 doctors who had beenworking in the health center Kota Cirebon before Januari 1, 2012 until the time ofthe study.The results show the average score of job stress for aspects of the role 2,50,aspects of career 2,83, aspects of facilities 3,09 and aspects of occupational hazard3,07. Job stress of aspects of the role is low while the aspects career, facilities, andoccupational hazards are moderate categorized. Bivariate test shows there is asignificant relationship on aspects of the role of a doctor absenteeism and thenumber of patients, a career aspects of a doctor absenteeism, as well as aspects ofthe facility and the number of patient a doctor absenteeism. Multivariate testagains absentee doctors and the number of patient showing R2 less than 10%. Thismeans more than 90% variation in the dependent variable due to factors other thanthe independent variable in the model.

Read More
T-3981
Depok : FKM-UI, 2013
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Mafelia Rodhotul Awanis; Pembimbing: Hendra; Penguji: Dadan Erwandi, Abdul Kadir
Abstrak: Stres bukan hanya menjadi masalah individu dan organisasi, tetapi juga menjadi masalah masyarakat secara luas. Stres dianggap mempengaruhi kesehatan psikologis dan fisik individu, serta efektivitas dalam organisasi. Industri penerbangan Indonesia telah memasuki masa kejayaannya dalam tujuh tahun terakhir (2011-2017). Pada tahun 2016 jumlah keberangkatan pesawat domestik mencapai 764.156 kali keberangkatan, sebanyak 186.482 kali (24,4%) berasal dari Garuda Indonesia. Adanya tuntutan pekerjaan yang tinggi pada awak kabin seperti, bekerja dengan pola shift yang tidak teratur, melintasi zona waktu selama bekerja, waktu istirahat yang tidak teratur yang dapat mempengaruhi keadaan tubuh secara fisik dan kehidupan sosial. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan stres kerja pada awak kabin PT. Garuda Indonesia tahun 2019. Penelitian ini ada penelitian kuantitatif dengan desain studi cross sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah awak kabin PT. Garuda Indonesia yang berjumlah 203 responden. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh melalui kuesioner yang diberikan kepada responden. Dari hasil penelitian didapatkan 33,5% responden mengalami stres berat. Hasil analisis bivariat dengat tingkat kemaknaan 5%, diperoleh sembilan faktor yang berhubungan dengan stres kerja yaitu jenis kelamin p value 0,033, masa kerja p value 0,046, budaya dan fungsi organisasi p value 0,003, pengembangan karir p value 0,037, decision latitude and control p value 0,001, home-work interface p value 0,001, desain kerja p value 0,001, beban kerja p value 0,001, dan jadwal kerja p value 0,001. Dari hasil penelitian tersebut diharapkan perusahaan dapat segera mengambil tindakan pengendalian guna mencegah stres di kalangan awak kabin yang dapat merugikan pekerja dan juga perusahaan. Kata kunci: stres kerja, awak kabin Stress is not only a problem for individuals and organizations, but also a problem for society at large. Stress is considered to affect the psychological and physical health of individuals, as well as effectiveness in organizations. The Indonesian aviation industry has entered its heyday in the past seven years (2011- 2017). In 2016 the number of domestic aircraft departures reached 764,156 times, 186,482 times (24.4%) originating from Garuda Indonesia. There are high work demands on cabin crew such as, working with irregular shift patterns, crossing time zones during work, irregular rest periods which can affect physical body and social life. This study aims to determine the factors associated with work stress on the cabin crew of PT. Garuda Indonesia in 2019. This research is a quantitative study with cross sectional study design. The sample in this study was the cabin crew of PT. Garuda Indonesia, amounting to 203 respondents. The data used in this study are primary data obtained through questionnaires given to respondents. From the results of the study found 33.5% of respondents experienced high stress. The results of the bivariate analysis with a significance level of 5%, obtained nine factors related to work stress including gender p value 0.033, years of service p value 0.046, culture and organizational functions p value 0.003, career development p value 0.037, decision latitude and control p value 0,001, homework interface p value 0,001, work design p value 0,001, work load p value 0,001, and work schedule p value 0,001. From the results of the study it is hoped that the company can immediately take control measures to prevent stress among cabin crew which can harm workers and also the company. Key words: work stress, cabin crew
Read More
S-10217
Depok : FKM-UI, 2019
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Wina Maria Madyani; Pembimbing: Mieke Savitri; Penguji: Pujiyanto, Vetty Yulianty Permanasari, Budiman Widjaja, Astrid Saraswaty Dewi
Abstrak: ABSTRAK Tesis ini menganalisis dan membahas berbagai faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya stres kerja perawat. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain crossectional. Hasil penelitian ini berhasil mengidentifikasi variabel yang berpengaruh terhadap stres kerja perawat. Hasil analisis bivariat menunjukkan variabel yang berhubungan dengan stres kerja meliputi jumlah beban kerja, variasi beban kerja, jenis kelamin & dukungan sosial (p<0,05). Variabel yang masuk dalam model multivariate adalah jenis kelamin, usia, masa kerja, rendahnya kesempatan kerja, jumlah beban kerja, variasi beban kerja, penilaian diri dan dukungan sosial. Model regresi yang digunakan dapat lolos dari uji asumsi klasik dan mampu mengidentifikasi faktor yang dominan mempengaruhi stres kerja perawat yaitu jenis kelamin dan rendahnya kesempatan kerja. Kata kunci: Stres kerja perawat, analisis faktor ABSTRACT This thesis analyzes and discusses various factors that can influence the occurrence of stressful work on nurses. This research is quantitative research with crossectional design. The results of this study managed to identify variables that influence the stress of nurses' work. The results of bivariate analysis showed variables related to work stress including the number of workloads, variations in workload, gender & social support (p < α 0.05). The variables included in the multivariate model were gender, age, years of service, low employment opportunities, number of workloads, variations in workload, self-assessment and social support. The regression model used can pass the classical assumption test and is able to identify the dominant factors that influence nurse work stress, namely gender and low employment opportunities. Keywords: Nurse work stress, factor analysis
Read More
B-2052
Depok : FKM-UI, 2019
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Ratih Febriani; Pembimbing: Helda; Penguji: Ratna Djuwita, Dewi Yunia, Dewi Kristanti
Abstrak: Hipertensi telah menjadi penyakit tidak menular yang secara global paling banyak diderita. Diperkirakan sekitar 40% penduduk di deluruh dunia mengalami hipertensi. Stres emosional merupakan salah satu faktor risiko yang dapat dimodifikasi. Pada individu usia produktif sebagian besar waktu dihabiskan di tempat kerja sehingga sangat rentan untuk terpapar stres kerja yang dalam waktu berkepanjangan akan berdampak pada kesehatan para pekerja. Supir merupakan satu dari sepuluh jenis pekerjaan dengan tingkat stres okupasional yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan stres kerja dengan kejadian hipertensi pada pekerja yang berstatus sebagai supir pribadi di perusahaan armada transportasi, PT Prima Armada Raya DKI Jakarta. Desain studi cross-sectional dilakukan pada 229 pekerja yang berstatus aktif selama Mei -Juni 2021. Stres kerja dinilai dengan menggunakan kuisioner Survey Diagnosis Stres (SDS) 30 yang bertujuan menilai beberapa komponen seperti ambiguitas peran, konflik peran, overload beban kerja kuantitatif, overload beban kerja kualitatif, pengembangan karir dan tanggung jawab terhadap orang lain. Hasil analisis multivariat menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara stres kerja dengan hipertensi (PR 8.345 (95% CI: 1.010-68.946; p-value: 0,049) setelah dikontrol oleh variabel kovariat yaitu usia, kebiasaan merokok, konsumsi alkohol, tingkat aktivitas fisik, riwayat hipertensi keluarga dan obesitas. Program pemantauan kesehatan berkala dan manajemen stres kerja penting untuk dilakukan sebagai inteervensi dalam mencegah timbulnya hipertensi akibat stres kerja. Penelitian lanjutan pada jenis profesi lain mungkin perlu dilakukan.
Hypertension has become the most common non-communicable disease globally. It is estimated that around 40% of the world's population has hypertension. Emotional stress is one of its modifiable risk factors. In productive age individuals, most of their time is spent at work so they are very vulnerable to being exposed to occupational stress which in a prolonged period will have an impact on the health of workers. A driver is one of ten types of work with high level of occupational stress. This study aims to determine the association of occupational stress with hypertension in workers who are private drivers in a transportation fleet company PT Prima Armada Raya DKI Jakarta. The cross-sectional study design was conducted on 229 workers who were active during May-June 2021. Work stress was assessed using a Stress Diagnosis Survey (SDS) 30 questionnaire which aims to assess several components such as role ambiguity, role conflict, quantitative-work overload, qualitative-work overload, career development and responsibility towards others. The results of multivariate analysis showed that there was a statistically significant relationship between work stress and hypertension (PR 8.345 (95% CI: 1.010-68.946; p-value: 0.049) after being controlled by covariate variables, namely age, smoking habits, alcohol consumption, level of physical activity, history of family hypertension and obesity. Periodic medical check-up programs and work stress management are important as interventions in preventing the occurrence of hypertension due to occupational stress. Further research on other types of professions may need to be done
Read More
T-6222
Depok : FKM-UI, 2021
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Risma Nur Hakiki; Pembimbing: Adang Bachtiar; Penguji: Wahyu Sulistiadi, Bram Burmanajaya
Abstrak: Seperti negara lain di dunia, Indonesia turut menghadapi pandemi Covid-19. Dalam rangka percepatan penanganan pandemi dilaksanakan PPKM. Sektor non-kesehatan melaksanakan kegiatan secara terbatas dan/atau jarak jauh. Sedangkan sektor kritikal seperti kesehatan beroperasi 100% staf (termasuk tenaga kesehatan) tanpa pengecualian. Selama pandemi covid-19, beberapa negara telah melakukan penelitian tentang risiko psikologi yang harus diterima tenaga kesehatan. Di Indonesia, 83% tenaga kesehatan mengalami burnout syndrome selama pandemi covid-19. Pemerintah turut mengambil peran dalam meningkatkan semangat kerja dengan memberikan kompensasi. Kompensasi dan stres kerja dapat mempengaruhi motivasi kerja tenaga kesehatan. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan stres dan kompensasi dengan motivasi kerja tenaga kesehatan RS X di Kota Bogor selama pandemi covid-19. Penelitian ini menggunakan desain analitik cross sectional. Dilaksanakan di RS X Kota Bogor pada Juli 2022. Penarikan sampel dilakukan dengan purposif sampling berdasarkan kriteria inklusi dan ekslusi. Cara yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah dengan kuesioner online. Analisis data dilakukan dengan analisis chi square. Hasilnya didapatkan adanya hubungan antara stres kerja dan kompensasi dengan motivasi kerja tenaga kesehatan RS X di Kota Bogor selama masa pandemi. Tenaga kesehatan diharapkan dapat melaksanakan strategi koping stres dan manajemen RS dapat melaksanakan rotasi kerja rutin, mengevaluasi jadwal dan beban kerja, pelaksanaan K3RS dan komunikasi efektif terkait pemberian kompensasi pada tenaga kesehatan.
Indonesia is currently dealing with the Covid-19 outbreak, just as other nations around the globe. PPKM is implemented in order to quicken the pandemic response. Limited and/or distant activities are carried out by the non-health sector. Meanwhile, essential industries like the health sector run completely on staff, especially healthcare professionals. Several nations have researched the psychological hazards that healthcare professionals must take during the COVID-19 epidemic. During the COVID-19 epidemic, 83% of health professionals in Indonesia reported having burnout syndrome. By offering rewards, the government contributes to raising morale as well. Health professionals' motivation to work can be impacted by compensation and workplace stress. The goal of this study is to ascertain how the COVID-19 pandemic's stress and compensation levels relate to the job motivation of healthcare professionals at Bogor City's X Hospital. Cross sectional analytic design was employed in this investigation. held in July 2022 at RS X Bogor City. Purposive sampling was used to collect samples, and it was based on inclusion and exclusion criteria. An online survey is the tool used to gather the data. Chi square analysis was used to analyze the data. The findings revealed a connection between work-related stress and pay and the motivation of health professionals at RS X in Bogor City during the epidemic. Health workers must be able to use stress management techniques, and hospital management must be able to implement K3RS, carry out normal work rotations, assess workloads and work schedules, and effectively communicate with regard to health workers' compensation.
Read More
S-11123
Depok : FKM-UI, 2022
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Desmon Prawiradinata; Pembimbing: Hendra; Penguji: Indri Hapsari Susilowati, Irma Setiawaty Wulandari
Abstrak: Penelitian ini membahas tentang analisis faktor-faktor yang berhubungan dengankejadian stres pada Pekerja di PT. X. Menurut Robbins (2006) mengemukakan terdapattiga kategori potensi stressor yaitu berasal dari faktor lingkungan, faktor organisasi, faktorindividu. Didukung dengan teori yang dikembangkan oleh Health, Safety, and Executive(2007) diketahui bahwa terdapat enam aspek dalam faktor organisasi yang berhubungandengan stres kerja. Berdasarkan hal tersebut, dapat dikatakan bahwa faktor organisasi danfaktor individu merupakan faktor yang memegang peranan dalam mengakibatkan streskerja.Jenis penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan menggunakan pendekatanmenggunakan desain penelitian cross sectional, Variabel independen ini meliputi faktororganisasi (tuntutan pekerjaan, kontrol terhadap pekerjaan, dukungan sosial, hubunganinterpersonal, peran dalam organisasi, perubahan pada organisasi) dan karakteristikindividu (umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, status pernikahan, masa kerja).Variable dependen yang diteliti adalah kejadian stres yang dialami pekerja di PT. X.Sampel pada penelitian ini berjumlah 136 responden. Analisis bivariat dilakukan denganuji Chi Square. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui sebanyak 25 orang (18,4 %)mengalami kejadian stres berat, sebanyak 43 orang (31,6 %) mengalami kejadian stressedang, sebanyak 39 orang (28,7 %) mengalami kejadian stres sedang stres rendah, dansebanyak 29 responden (21,3 %) masuk dalam kategori tidak stres. Karakteristik individuyang terbukti berhubungan dengan kejadian stres kerja adalah tingkat pendidikan danstatus pernikahan. Sedangkan, seluruh faktor organisasi terbukti berhubungan dengankejadian stres kerja.
Kata kunci: stres kerja, stressor, faktor organisasi
This research is about the analysis of related factors that generate stress atworkplace on PT. X. According to Robbins (2006) suggests there are three categories ofpotential stressors which are derived from environmental, organizational, and individualfactors. Supported by a theory, developed by Health, Safety, and Executive (2007), thereare six aspects in management standards that are related to stress at workplace. Based onthis, it can be said that management standards and individual characteristics are factorsthat generate stress at workplace.This is the descriptive analytic with cross sectional design studies. Independentvariables which include on this reasearch are management standards (demands, control,support, relationships, role, and change) and individual characteristics (age, sex,education, marital status, years of service). Dependen variables which include on thisresearch is the incident of stress, experienced by workers at PT. X. With 136 respondents,researcher used chi-square for bivariate analysis. The result, 25 workers (18.4%)experienced severe stress level, 43 workers (31.6%) experienced moderate stress level,39 workers (28.7%) experienced a low stress level, and as many as 29 workers (21.3%)not having a stressed level. Individual characteristics that are proven to be associated withstress events are education level and marital status. Whereas, all management standardsare proven to be related stress at workplace in PT. X.
Keywords: work stress, stressor, management standards.
Read More
S-9651
Depok : FKM UI, 2018
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Nadya Nurul Haq; Pembimbing: Robiana Modjo; Penguji: Indri Hapsari Susilowati, Agus Wuryanto
S-10287
Depok : FKM UI, 2020
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Rijal Noor Al-Ghiffari; Pembimbing: L. Meily Kurniawidjaja; Penguji: Mufti Wirawan, Sandly Anthony
Abstrak: Skripsi ini membahas tentang gambaran faktor psikososial dan gejala stres kerjapada pekerja surveyor proyek cargo monitoring di PT. XYZ yang bertujuan untukmengetahui gambaran faktor psikososial konten dan kontekstual pekerjaan serta gejalastres yang dialami surveyor. 50 surveyor (10,3% tingkat respon) mengisi kuesionerdengan lengkap. Variabel dependen penelitian ini ialah gejala stres kerja yangbermanifestasi pada gejala fisik, psikologis, perilaku, dan kognitif. Variabel independendari penelitian ini ialah faktor psikososial konten pekerjaan (desain tugas, beban dan ritmekerja, jadwal kerja, lingkungan dan peralatan kerja) dan kontekstual pekerjaan (budayadan fungsi organisasi, peran dalam organisasi, perkembangan karir, pengambilankeputusan dan kontrol, hubungan interpersonal, hubungan pekerjaan dengan personal).Hasil penelitian menunjukkan, satu-satunya faktor psikososial yang termasuk dalamkategori buruk berdasarkan skor penilaian (1,65) dan dipersepsikan buruk oleh sebagianbesar responden (86%) ialah perkembangan karir. Persepsi buruk ini diduga timbulkarena sistem kerja kontrak pada Surveyor. Gejala stres yang bermanifestasi pada kondisifisik, psikologis, dan kognitif tergolong dalam kategori stres sedang-signifikan dialamioleh 10%, 8%, dan 4% responden secara berututan. Persentase yang cukup rendah inididuga dipengaruhi oleh faktor psikososial yang sebagian besar dipersepsikan baik.Secara keseluruhan, faktor psikososial Surveyor tergolong baik dengan persentase gejalastres kerja rendah.
Kata kunci: faktor psikososial; stres kerja; surveyor.
This thesis discusses the decription of psychosocial factor and symptoms of work-stress on cargo monitoring project surveyor workers at PT XYZ which aims to find outthe description of the content and context of occupational psychosocial factor and thesymptoms of stress experienced by surveyors. 50 surveyors (10,3% response rate) filledout the questionare completely. The dependent variable of this study is the symptoms ofwork stress manifested in physical, psychological, behavioral, and cognitive symptoms.The independent variables of this study are psychosocial factor of job content (taskdesign, work load and work pace, work schedule, work environment and equipment) andjob context (organizational culture an function, role in organization, career development,decision making and control, interpersonal relationship, home-work interface). The resultshowed that the only psychosocial factor that was included in the bad category based onthe assessment score (1,65) and was perceived poorly by the majority of respondents(86%) is career development. This bad perception is thought to arise because of thecontract work system among surveyor. Stress sympthoms that manifest in physical,psychological, and cognitive conditions that are classified as moderate-significant stresscategories are experienced by 10%, 8%, dan 4% of respondents respectively. A fairly lowpercentage is thought to be influenced by psychosocial factors that are mostly perceivedwell. Overall, the Surveyor's psychosocial factors are good with a low percentage of workstress symptoms.Key words: Psychosocial hazard; work-stress; surveyor.
Read More
S-10296
Depok : FKM UI, 2020
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive