Ditemukan 11 dokumen yang sesuai dengan query :: Simpan CSV
Desmon Prawiradinata; Pembimbing: Hendra; Penguji: Indri Hapsari Susilowati, Irma Setiawaty Wulandari
Abstrak:
Penelitian ini membahas tentang analisis faktor-faktor yang berhubungan dengankejadian stres pada Pekerja di PT. X. Menurut Robbins (2006) mengemukakan terdapattiga kategori potensi stressor yaitu berasal dari faktor lingkungan, faktor organisasi, faktorindividu. Didukung dengan teori yang dikembangkan oleh Health, Safety, and Executive(2007) diketahui bahwa terdapat enam aspek dalam faktor organisasi yang berhubungandengan stres kerja. Berdasarkan hal tersebut, dapat dikatakan bahwa faktor organisasi danfaktor individu merupakan faktor yang memegang peranan dalam mengakibatkan streskerja.Jenis penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan menggunakan pendekatanmenggunakan desain penelitian cross sectional, Variabel independen ini meliputi faktororganisasi (tuntutan pekerjaan, kontrol terhadap pekerjaan, dukungan sosial, hubunganinterpersonal, peran dalam organisasi, perubahan pada organisasi) dan karakteristikindividu (umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, status pernikahan, masa kerja).Variable dependen yang diteliti adalah kejadian stres yang dialami pekerja di PT. X.Sampel pada penelitian ini berjumlah 136 responden. Analisis bivariat dilakukan denganuji Chi Square. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui sebanyak 25 orang (18,4 %)mengalami kejadian stres berat, sebanyak 43 orang (31,6 %) mengalami kejadian stressedang, sebanyak 39 orang (28,7 %) mengalami kejadian stres sedang stres rendah, dansebanyak 29 responden (21,3 %) masuk dalam kategori tidak stres. Karakteristik individuyang terbukti berhubungan dengan kejadian stres kerja adalah tingkat pendidikan danstatus pernikahan. Sedangkan, seluruh faktor organisasi terbukti berhubungan dengankejadian stres kerja.
Kata kunci: stres kerja, stressor, faktor organisasi
This research is about the analysis of related factors that generate stress atworkplace on PT. X. According to Robbins (2006) suggests there are three categories ofpotential stressors which are derived from environmental, organizational, and individualfactors. Supported by a theory, developed by Health, Safety, and Executive (2007), thereare six aspects in management standards that are related to stress at workplace. Based onthis, it can be said that management standards and individual characteristics are factorsthat generate stress at workplace.This is the descriptive analytic with cross sectional design studies. Independentvariables which include on this reasearch are management standards (demands, control,support, relationships, role, and change) and individual characteristics (age, sex,education, marital status, years of service). Dependen variables which include on thisresearch is the incident of stress, experienced by workers at PT. X. With 136 respondents,researcher used chi-square for bivariate analysis. The result, 25 workers (18.4%)experienced severe stress level, 43 workers (31.6%) experienced moderate stress level,39 workers (28.7%) experienced a low stress level, and as many as 29 workers (21.3%)not having a stressed level. Individual characteristics that are proven to be associated withstress events are education level and marital status. Whereas, all management standardsare proven to be related stress at workplace in PT. X.
Keywords: work stress, stressor, management standards.
Read More
Kata kunci: stres kerja, stressor, faktor organisasi
This research is about the analysis of related factors that generate stress atworkplace on PT. X. According to Robbins (2006) suggests there are three categories ofpotential stressors which are derived from environmental, organizational, and individualfactors. Supported by a theory, developed by Health, Safety, and Executive (2007), thereare six aspects in management standards that are related to stress at workplace. Based onthis, it can be said that management standards and individual characteristics are factorsthat generate stress at workplace.This is the descriptive analytic with cross sectional design studies. Independentvariables which include on this reasearch are management standards (demands, control,support, relationships, role, and change) and individual characteristics (age, sex,education, marital status, years of service). Dependen variables which include on thisresearch is the incident of stress, experienced by workers at PT. X. With 136 respondents,researcher used chi-square for bivariate analysis. The result, 25 workers (18.4%)experienced severe stress level, 43 workers (31.6%) experienced moderate stress level,39 workers (28.7%) experienced a low stress level, and as many as 29 workers (21.3%)not having a stressed level. Individual characteristics that are proven to be associated withstress events are education level and marital status. Whereas, all management standardsare proven to be related stress at workplace in PT. X.
Keywords: work stress, stressor, management standards.
S-9651
Depok : FKM UI, 2018
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Anak Agung Istri Mas Indrawati; Pembimbing: Mardiati Nadjib; Penguji: Jaslis Ilyas, Puput Oktamianti, A.A. Ngurah Budiarta, I Nyoman Gede Anom
Abstrak:
Sumber daya manusia merupakan aspek kritikal dalam pelayanan di rumah sakit. Kinerja rumah sakit dapat menurun karena perilaku karyawan diantaranya adalah keinginan pindah dari pekerjaan (intention to quit). Angka turnover perawat di Rumah Sakit BaliMẻd pada pertengahan tahun 2017 yaitu 13,9%. Penelitian ini bertujuan menganalisis faktor-faktor apa saja yang berhubungan keinginan berpindah kerja (intentions to quit) tenaga perawat di RS BaliMẻd. Penelitian ini merupakan penelitian observasional menggunakan metode potong lintang melalui pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Responden kuantitatif adalah perawat yang telah bekerja di rumah sakit minimal 6 bulan berjumlah 154 orang. Responden kualitatif yaitu perawat yang sudah berhenti kerja di tahun 2017 dan manajemen RS BaliMẻd. Hasil studi menunjukkan faktor yang berhubungan dengan keinginan berpindah kerja yaitu lama kerja, status kepegawaian dan pendidikanpelatihan. Manajemen RS diharapkan memberikan sosialisasi secara rutin terkait sistem jenjang karir, penggajian dan pendidikan-pelatihan kepada perawat dengan lama kerja < 1 tahun, memberikan kepastian terhadap status kepegawaian pada perawat kontrak dan merancang anggaran yang tepat sehingga seluruh perawat mendapatkan pendidikan-pelatihan.
Kata kunci: keinginan berpindah kerja, faktor demografik, faktor organisasi, faktor penarik
Human resources is a critical factor in providing hospital services. Performance of hospital were decrease due to the behavior of their employees including intention to quit. Nurse turnover number in BaliMẻd Hospital in 2017 is 13.9%. This study is aiming at analyzing factors related to intention to quit of nurses in BaliMed hospital. This observational study was using cross sectional method through quantitative and qualitative approachs. Respondents were nurses who have been working for 6 month or more (154 nurses). The qualitative data was accessed form who has resigned in 2017 and BaliMed management. Study revealed factors related to intentions to quit were length of work, employee status and educationtraining. It is expected that hospital desiminatim program and provide adequate information on career path, salary and educational especially for nurses who work less than 1 year in hospital, a clear contract includes employement status of nurses and ensure finding to support training.
Keywords: Intention to quit, demographic factors, organizational factors, pull factor
Read More
Kata kunci: keinginan berpindah kerja, faktor demografik, faktor organisasi, faktor penarik
Human resources is a critical factor in providing hospital services. Performance of hospital were decrease due to the behavior of their employees including intention to quit. Nurse turnover number in BaliMẻd Hospital in 2017 is 13.9%. This study is aiming at analyzing factors related to intention to quit of nurses in BaliMed hospital. This observational study was using cross sectional method through quantitative and qualitative approachs. Respondents were nurses who have been working for 6 month or more (154 nurses). The qualitative data was accessed form who has resigned in 2017 and BaliMed management. Study revealed factors related to intentions to quit were length of work, employee status and educationtraining. It is expected that hospital desiminatim program and provide adequate information on career path, salary and educational especially for nurses who work less than 1 year in hospital, a clear contract includes employement status of nurses and ensure finding to support training.
Keywords: Intention to quit, demographic factors, organizational factors, pull factor
B-2006
Depok : FKM UI, 2018
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Agra Mohamad Khaliwa; Pembimbing: Zulkifli Djunaidi; Penguji: Mufti Wirawan, Chandra Satrya, Bambang Wibawarta, Yose Tireza Arizal
Abstrak:
Persepsi risiko berkendara memiliki peran penting dalam terjadinya perilaku berisiko yang mengakibatkan kecelakaan di jalan raya, tak terkecuali pengemudi ojek daring. PT.X sebagai salah satu penyedia jasa layanan aplikasi ojek daring memiliki peran besar dalam mempengaruhi persepsi risiko berkendara pengemudinya. Selain itu, lingkungan sosial yang meliputi komunitas PT.X juga memiliki peran yang sama dalam menyampaikan isu-isu terkait keselamatan pada pengemudi ojek daring PT.X. Penelitian ini akan membahas mengenai pengaruh faktor organisasi dan komunitas terhadap persepsi risiko berkendara pengemudi ojek daring PT.X di 3 kota di Jawa Barat. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain studi potong lintang yang dilakukan di 3 kota di Jawa Barat. Hasil penelitian menjelaskan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara organisasi dan komunitas terhadap persepsi risiko berkendara pengemudi PT.X. Adapun aspek sosial-budaya di masing-masing kota menjadi salah satu temuan yang mempengaruhi pengaruh perspesi risiko berkendara pengemudi PT.X. Perlu ada peran serta pemerintah dan pihak terkait lainnya untuk dapat menciptakan peraturan dan program terintegrasi terkait keselamatan demi mencipatakan persepsi risiko berkendara yang baik bagi para pengemudi ojek daring
Driving risk perception has an important role in the occurrence of safety behavior that results in road accidents, and online motorcycle taxi drivers are no exception. PT.X as one of the online motorcycle taxi application service providers has a big role in influencing their drivers risk perception. In addition, the social environment which includes the PT.X community also has the same role in conveying issues related to safety to PT.X online motorcycle taxi drivers. This study will discuss the influence of organizational and community factors against PT.X online motorcycle taxi drivers driving risk perception in 3 cities on West Java. This research is a quantitative research with a cross-sectional design which was conducted in 3 cities on West Java. The results explain that there is a significant relationship between organization and community against PT.X drivers driving risk perception. The socio-cultural aspects in each city are one of the findings that affect the influence of PT.X's driver's driving risk perception. There needs to be the participation of the government and other relevant stakeholders to be able to create integrated regulations and safety related program in order to create a good driving risk perception for online motorcycle taxi drivers
Read More
Driving risk perception has an important role in the occurrence of safety behavior that results in road accidents, and online motorcycle taxi drivers are no exception. PT.X as one of the online motorcycle taxi application service providers has a big role in influencing their drivers risk perception. In addition, the social environment which includes the PT.X community also has the same role in conveying issues related to safety to PT.X online motorcycle taxi drivers. This study will discuss the influence of organizational and community factors against PT.X online motorcycle taxi drivers driving risk perception in 3 cities on West Java. This research is a quantitative research with a cross-sectional design which was conducted in 3 cities on West Java. The results explain that there is a significant relationship between organization and community against PT.X drivers driving risk perception. The socio-cultural aspects in each city are one of the findings that affect the influence of PT.X's driver's driving risk perception. There needs to be the participation of the government and other relevant stakeholders to be able to create integrated regulations and safety related program in order to create a good driving risk perception for online motorcycle taxi drivers
T-6299
Depok : FKM-UI, 2022
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Fakhrul Razan; Pembimbing: Mila Tejamaya; Penguji: Robiana Modjo, Hendra, Muhamad Dawaman
Abstrak:
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan sektor produktif yang digerakkan oleh masyarakat dan memiliki peran yang sangat penting dalam perekonomian nasional. Di Indonesia, penerapan K3 di UMKM masih tergolong minim. Di sisi lain, diketahui bahwa risiko cedera pada perusahaan kecil lebih tinggi daripada perusahaan besar. Oleh karena itu, perlu adanya identifikasi dan analisis terhadap faktor-faktor yang memengaruhi K3 di UMKM di Indonesia. Studi ini bertujuan untuk membuat pemodelan faktor individu dan faktor organisasi terhadap kecelakaan kerja di UMKM, serta mengetahui hubungan antara faktor individu dan organisasi terhadap kecelakaan kerja. Studi ini merupakan penelitian potong lintang analitik berdasarkan data sekunder. Data ini meliputi variabel faktor individu, faktor organisasi, dan kecelakaan kerja. Pemodelan dilakukan dengan metode Pemodelan Persamaan Struktural (SEM) menggunakan SmartPLS pada 109 UMKM di kota Semarang, Bogor, Bekasi, Jakarta Timur, dan Jakarta Selatan. Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan bermakna di antara faktor individu dan faktor organisasi. Variabel faktor individu yang terdiri dari indikator perilaku dan persepsi memiliki hubungan yang positif dan bermakna baik terhadap kecelakaan kerja. Sedangkan, faktor organisasi dengan indikator komitmen, pelatihan, dan dana memiliki hubungan yang positif dan bermakna terhadap kecelakaan kerja. Berdasarkan penelitian ini faktor individu yang baik dapat berkontribusi untuk menurunkan kecelakaan kerja pada UMKM. Selain itu, faktor organisasi yang baik dapat berkontribusi dalam menurunkan kecelakaan kerja pada UMKM. Evaluasi dan pencegahan kecelakaan kerja berdasarkan pemodelan faktor individu dan faktor organisasi perlu diterapkan di UMKM
Micro, Small and Medium Enterprises (MSMEs) are productive sectors that are driven by the community and have a very important role in the national economy. In Indonesia, the application of OHS in MSMEs is still relatively minimal. On the other hand, it is known that the risk of injury to small companies is greater than that of large companies. Therefore, it is necessary to know and analyze the factors that affect OHS in MSMEs in Indonesia. In its aims to make modelling of individual and organization factors affecting occupational accidents in MSMEs, as well as determining the relationship between individual and organizational factors on work accident. This study is an analytic cross-sectional study based on secondary data. This data included variables of individual factor, organizational factor, and occupational accident. The modelling was using Structured Equation Modelling (SEM) method using SmartPLS on 109 MSMEs in Semarang, Bogor, Bekasi, East Jakarta, and South Jakarta. There was a positive and significant relationship between individual factor and organizational factor. Individual factors variable consisting of behavior and perception, had a positive and significant relationship both to work accidents. Meanwhile, organizational factors, including commitment, training, and funds have positive and significant relationship to work accidents. Good individual factors can contribute to lower work-accidents in MSMEs. In addition, good organizational factors can contribute to lower work accidents in MSMEs. Evaluation and prevention to work accidents based on individual and organizational factors model need to be implemented in MSMEs
Read More
Micro, Small and Medium Enterprises (MSMEs) are productive sectors that are driven by the community and have a very important role in the national economy. In Indonesia, the application of OHS in MSMEs is still relatively minimal. On the other hand, it is known that the risk of injury to small companies is greater than that of large companies. Therefore, it is necessary to know and analyze the factors that affect OHS in MSMEs in Indonesia. In its aims to make modelling of individual and organization factors affecting occupational accidents in MSMEs, as well as determining the relationship between individual and organizational factors on work accident. This study is an analytic cross-sectional study based on secondary data. This data included variables of individual factor, organizational factor, and occupational accident. The modelling was using Structured Equation Modelling (SEM) method using SmartPLS on 109 MSMEs in Semarang, Bogor, Bekasi, East Jakarta, and South Jakarta. There was a positive and significant relationship between individual factor and organizational factor. Individual factors variable consisting of behavior and perception, had a positive and significant relationship both to work accidents. Meanwhile, organizational factors, including commitment, training, and funds have positive and significant relationship to work accidents. Good individual factors can contribute to lower work-accidents in MSMEs. In addition, good organizational factors can contribute to lower work accidents in MSMEs. Evaluation and prevention to work accidents based on individual and organizational factors model need to be implemented in MSMEs
T-6330
Depok : FKM-UI, 2022
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Polma Erik Astrada; Pembimbing: Hendra; Penguji: Dadan Erwandi, Krisna Bangun
Abstrak:
Aktifitas kerja di PT XYZ Indonesia dapat menyebabkan kecelakaan kerja dan faktor manusia yang mendominasinya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penyebab dan karakteristik dari kegagalan manusia. Metode penelitian ini adalah pengisian kuesioner dan wawancara mendalam dengan mengadopsi swiss cheese model. Karakteristik human failure yang terjadi di PT XYZ Indonesia tahun 2015 adalah knowledge based error sebesar 43,53%, rule based error sebesar 28,82%, slip sebesar 12,94%, lapse sebesar 8,82% dan violation sebesar 5,88%. Kondisi laten merupakan hal yang mempengaruhi terjadinya human failure di tempat kerja. Pengawasan yang tidak efektif dan manajemen pemeliharaan yang kurang menjadi faktor terbesar dalam terjadinya human failure. Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa karyawan cenderung belum mendapatkan informasi yang tepat mengenai prosedur dan standar yang dipengaruhi oleh faktor lingkungan kerja dan organisasi. Pengembangan organisasi yang berfokus pada pengembangan manusia perlu dilakukan. Kata Kunci : Human Failure, Error, Kesalahan, Faktor lingkungan kerja, Faktor organisasi.
Read More
S-8735
Depok : FKM-UI, 2015
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Maria Uli Silalahi; Pembimbing: Sandi Iljanto; Penguji: Puput Oktamianti, Anhari Achadi, A. Yani Suryana, Srinowo Retno
B-2009
Depok : FKM UI, 2018
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Gavin Andre Irhandy; Pembimbing: Dadan Erwandi; Penguji: Laksita Ri Hastiti, Subhan
Abstrak:
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh faktor risiko individu dan organisasi terhadap perilaku tidak aman atau substandart action pada pekerja konstruksi.Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei hingga Juni 2021 yang melibatkan 165 pekerja konstruksi di proyek pembangunan stadion sport centre-Banten. Penelitian ini menggunakan desain studi yang bersifat cross-sectional. Instrumen yang digunakan untuk pengambilan data antara lain kuesioner berkaitan dengan perilaku keselamatan (safety behavior), pengetahuan keselamatan (safety knowledge), motivasi keselamatan (safety motivation), psychological capital, dan pandangan terhadap faktor organisasi terkait keselamatan.
Read More
S-10663
Depok : FKM UI, 2021
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Eko Susanto; Pembimbing: Mila Tejamaya; Penguji: Abdul Kadir, Hendra, Asep Amin Koswara, Lista Wimarlie
Abstrak:
Read More
Pertambangan merupakan salah satu sektor yang mempunyai tingkat distres yang tinggi terutama pada pekerja kontraktor di area tambang bawah tanah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh faktor individu, faktor pekerjaan dan faktor organisasi sebagai variabel bebas terhadap stres kerja (distres) sebagai variabel terikat pada pekerja kontraktor tambang bawah tanah PTFI. Desain penelitian ini adalah kuantitatif cross sectional dengan menggunakan instrumen kuesioner demografi dan work stressor questionaire dari American Institute Preventive Medicine (AIPM). Jumlah responden dalam penelitian ini adalah 400 pekerja. Analisis data penelitian menggunakan metode statistik regresi logistik untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 30.5% responden mengalami distres dan faktor-faktor yang mempengaruhinya adalah faktor pekerjaan meliputi overload (POR=9,96), underload (POR=14,29), kejenuhan (POR=14,44), dan faktor organisasi meliputi permasalahan dengan atasan (POR=5.36), konflik deskripsi pekerjaan (POR=32,04), tekanan pekerjaan (POR=17,67) dan masalah job security (POR:13,83) mempunyai pengaruh signifikan dalam menyebabkan distres pada pekerja kontraktor tambang bawah tanah. Tidak ditemukan adanya pengaruh faktor individu yang signifikan terhadap distres. Untuk itu kami merekomendasi membuat seluruh deskripsi kerja, pembuatan analisis beban kerja, pelaksanaan rotasi kerja, coaching oleh supervisor dan pekerja senior serta aplikasi KPI untuk perpanjangan kontrak pekerja untuk mengurangi tingkat distres pada pekerja.
The mining industry is a sector that has a high level of distress, especially for contractor workers in underground mining areas. This research aims to analyze individual, job, and organizational factors that influence work stress (distress) among PTFI underground mining contractors. This quantitative research design is cross-sectional, using demographic questionnaire instruments and work stressor questionnaires from the American Institute of Preventive Medicine (AIPM). The number of respondents who participated in this research was 400. Research data analysis uses the logistic regression statistical method to determine the effect of the independent variable on the dependent variable. The results showed that 30.5% of respondents experienced distress, and the variables overload (POR: 9.96), underload (POR: 14.29), boredom (POR: 14.44), problems with superiors (POR: 5.36), job description conflict (POR:32.04), pressure employment (POR:17.67), and job security issues (POR:13.83) influence worker distress. The research concluded that there was no influence of individual factors on distress. For this reason, we recommend provide job descriptions to all job profile, create workload analyses, implementing work rotation, coaching by supervisors and senior employees, and using KPI as the basis for extending worker contracts to reduce the level of work stress and distress for underground mining contractors.
T-7136
Depok : FKM UI, 2024
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Edy Gunawan; Pembimbing: Mardiati Nadjib; Penguji: Adang Bachtiar, Purnawan Junadi, Desak Gede Christina, Lies Nugrohowati
Abstrak:
Read More
Latar Belakang: Pemerintah sejak tahun 2022 telah mendorong seluruh rumah sakit di Indonesia untuk menerapkan RME guna memberikan layanan kesehatan yang lebih baik melalui digitalisasi sistem kesehatan. Penerapan RME di unit rawat inap MRCCC Siloam Hospitals Semanggi telah berjalan sekitar 6 bulan sejak awal tahun 2023. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan evaluasi formatif terhadap penerapan RME di unit tersebut melalui parameter kepuasan dan cakupan penggunaan RME serta penelusuran faktor-faktor individu dan organisasi yang berperan. Metode: Kuesioner daring dibagikan kepada 140 dokter dan perawat di unit rawat inap yang terpilih melalui simple random sampling. Kuesioner memuat pertanyaan mengenai data demografis, pengukuran kepuasan yang diadaptasi dari End User Computing Satisfaction (EUCS), dan cakupan penggunaan RME. Wawancara mendalam dilakukan kepada 7 informan terpilih (direktur utama, direktur medis, direktur keperawatan, 2 dokter, dan 2 perawat). Analisis data kuantitatif dilakukan di SPSS 25 menggunakan uji T tidak berpasangan dan One-way ANOVA. Analisis konten dilakukan pada hasil wawancara mendalam. Hasil: Rerata skor kepuasan responden penelitian ini adalah 3,43 ± 0,88 sementara cakupan penggunaan mencapai 74,7%. Aspek RME yang mendapatkan skor kepuasan terendah adalah kemudahan penggunaan yang sesuai dengan hasil wawancara mendalam, yaitu banyaknya pengeklikan yang harus dilakukan. Manajemen rumah sakit telah berupaya meningkatkan kualitas dan kuantitas infrastruktur meskipun masih terdapat ruang untuk perbaikan ke depannya. Simpulan: Implementasi RME di unit rawat inap MRCCC Siloam Hospitals Semanggi tahun 2023 cukup berhasil di tingkat individu, namun belum di tingkat organisasi. Diperlukan perbaikan sistem RME dan peningkatan sumber daya IT guna meningkatkan keberhasilan implementasi RME di unit tersebut.
Background: The implementation of EMR at the inpatient units in MRCCC Siloam Hospitals Semanggi has been going on for around 6 months since the beginning of 2023. This study aimed to conduct a formative evaluation of the implementation using parameters such as users’ satisfaction and adoption of EMR, as well as individual and organizational factors which influenced the outcome. Method: Online questionnaire was given out to 140 doctors and nurses at inpatient units, selected through simple random sampling method. The questionnaire contained demographic characteristics, agreement statements about satisfaction adapted from EUCS (End User Computing Satisfaction), and question about EMR adoption. In-depth interviews were conducted with 7 chosen informants (general director, medical director, nursing director, 2 doctors, and 2 nurses). Quantitative data analysis was conducted in SPSS 25 using unpaired T-test or One-way ANOVA. Qualitative data was analysed using content analysis. Results: The mean satisfaction score of the respondents was 3,43 ± 0,88 while the overall adoption rate was 74,7%. Ease of use received the lowest satisfaction score, which was supported by findings from the interviews, i.e. the system required too many clicks. The hospital managers had attempted to improve the quality and quantity of infrastructure although there was still room for improvement. Conclusion: The implementation of EMR at the inpatient units in MRCCC Siloam Hospitals Semanggi was successful at the individual level, but unsuccessful at the organizational level. It would be beneficial to make constant improvements on the EMR itself and increase the number of staff at the IT department.
B-2340
Depok : FKM-UI, 2023
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Raymond Surya Tan; Pembimbing: Ede Surya Darmawan; Penguji: Dumilah Ayuningtyas, Prastuti Soewondo, Dian Ekawati, Iing Ichsan Hanafi
Abstrak:
Read More
Latar Belakang:. Rekam medis elektronik (RME) merupakan teknologi informasi yang bertujuan untuk mengumpulkan, menyimpan, memproses, dan mengakses data dalam sistem informasi manajemen RS. Grup RS Hermina mulai menerapkan RME paling pertama pada November 2022. Untuk menjaga keberlangsungan serta meningkatkan pengembangan RME, grup RS Hermina perlu melakukan analisis implementasi RME. Tujuan: Studi ini bertujuan untuk menganalisis implementasi penggunaan RME di grup RS Hermina. Metode: Penelitian ini menggunakan metode potong lintang di grup RS Hermina selama bulan April hingga Mei 2024 dengan melibatkan 49 RS di Indonesia. Terdapat 12.429 karyawan tenaga medis yang terdiri dari bidan/ perawat, dokter umum, dokter gigi, dan dokter spesialis, 149 karyawan direksi/ manajemen RS, dan 277 karyawan rekam medis. Penelitian dilakukan melalui penyebaran kuesioner Human Organization Technology net benefit (HOT-fit) digital sesuai kriteria inklusi dan eksklusi. Responden pengguna diambil dengan proportional sampling. Sampel responden pengguna terdiri dari bidan/ perawat, dokter umum, dokter gigi, dan dokter spesialis sebanyak 200 orang. Sampel responden manajemen diambil dengan total sampling yaitu sebesar 149 orang. Sementara itu, seluruh perwakilan responden rekam medis dari masing-masing RS Hermina diambil untuk mengetahui widget mana yang masih dikerjakan secara manual. Data yang diperoleh dilakukan analisis univariat, bivariat, hingga multivariat dengan kemaknaan p<0,05. Penelitian ini telah lolos dari komite etik riset FKM UI. Hasil: Kuesioner HOT-fit modifikasi dilakukan uji validitas dengan hasil seluruh pernyataan valid dan reliabel. Setelah dilakukan kriteria inklusi dan eksklusi didapatkan responden yang berpartisipasi dalam penelitian ialah 392 responden. Dari sisi pengguna, sebagian besar memberikan respon positif (>50% setuju atau sangat setuju) pada pernyataan yang ada di faktor manusia, organisasi, teknologi, dan manfaat dari implementasi RME. Hasil analisis multivariat menunjukkan ketiga faktor memiliki hubungan bermakna dengan manfaat efektivitas RME. Pada manajemen, terdapat 34 responden yang melakukan pengisian kuesioner. Hasil jawaban manajemen menunjukkan respon positif (>50% setuju atau sangat setuju) pada pernyataan yang ada di faktor organisasi, teknologi, dan manfaat dari implementasi RME). Diskusi: Implementasi RME di grup RS Hermina dapat dikatakan efektif dilihat dari cara mendapatkan informasi lebih cepat dan efisien, mengurangi angka kesalahan penulisan diagnosis, kemudahan konsultasi, alat legal untuk klaim BPJS, serta meningkatkan keamanan data pasien. Dari hasil penelitian, hal yang dapat ditingkatkan meliputi RME dikurangi tingkat error melalui alokasi dana untuk peningkatan jaringan dan perlu standar prosedur operasional jika terjadi kendala RME. Selain itu, tampilan menarik, sederhana, dan mudah digunakan dapat diperbaiki melalui adanya focused group discussion antara pengguna dengan vendor penyedia RME. Kesimpulan: Implementasi RME di grup RS Hermina sudah efektif dan ketiga faktor baik faktor manusia, organisasi, maupun terknologi memiliki hubungan dengan efektivitas RME. Kuesioner HOT-fit modifikasi ini dapat digunakan untuk menilai analisis implementasi RME di masing-masing grup RS Hermina.
Background: Electronic medical record (EMR) is an information technology for collecting, saving, processing, and accessing data in hospital management information system. The Hermina Hospital Group began implementing EMR firstly in November 2022. To maintain sustainability and enhance the EMR development, the Hermina Hospital Group needs to conduct an analysis of EMR implementation. Objective: This study aims to analyze the implementation of EMR usage in the Hermina Hospital Group. Methods: This study used a a cross-sectional method in the Hermina Hospital Group from April to May 2024 involving 49 hospitals around Indonesia. There were approximately 12,429 medical staffs consisting of midwives/nurses, general practitioners, dentists, and specialists, 149 hospital management/ director staffs, and 277 medical record staffs.. The study was carried out through the distribution of the modified Human Organization Technology Net Benefit (HOT-fit) digital questionnaire according to inclusion and exclusion criteria. User respondent samples were taken using proportional sampling. User respondent samples consisted of 200 midwives/nurses, general practitioners, dentists, and specialists. Management respondent samples were taken with a total sampling of 149 people. Meanwhile, all representative respondents of medical records from each Hermina Hospital were taken to determine which widgets were still being manually processed. Data obtained were analyzed univariately, bivariately, and multivariately with significance p50% agree or strongly agree) to the statements in the human, organizational, technological, and benefits factors of EMR implementation. Multivariate analysis showed that these three factors had a significant relationship with the effectiveness benefits of EMR implementation. In management, there were 34 respondents who completed the questionnaire. The management response results showed positive responses (>50% agree or strongly agree) to the statements in the organizational, technological, and benefits factors of EMR implementation. Discussion: The implementation of EMR at Hermina Hospital Group can be considered effective based on quicker and more efficient information retrieval, reduced diagnostic error rates, ease of consultation, legal compliance for BPJS claims, and enhanced patient data security. Areas for improvement identified from the study include reducing EMR error rates through increased network funding and establishing standard operational procedures for EHR challenges. Additionally, improving user interface attractiveness, simplicity, and usability could be achieved through focused group discussions between users and EHR vendors. Conclusion: EMR implementation at Hermina Hospital Group has been effective with all three factors—human, organizational, and technological—demonstrating a relationship with EHR effectiveness. This modified HOT-fit questionnaire can be used to reproduce for analysis of EMR implementation in each Hermina Hospital group.
B-2453
Depok : FKM-UI, 2024
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
