Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 34218 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Sekar Agustin; Pembimbing: Krisnawati Bantas; Penguji: Dwi Gayatri, Julianty Pradono, Yoan Hotnida Naomi
Abstrak: Hipertensi adalah tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan atau tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg. Menurut penelitian NHANES tahun 1999-2008, faktor risiko yang paling signifikan dari hipertensi pada wanita adalah obesitas. Provinsi Jawa Timur memiliki prevalensi hipertensi (26,2%) dan obesitas (28,06%) yang lebih tinggi dibandingkan prevalensi nasional (25% dan 26,23%) tahun 2013. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi hubungan obesitas dengan hipertensi pada wanita usia 18 tahun ke atas di Provinsi Jawa Timur dikontrol variabel umur, pendidikan, status ekonomi sosial, aktivitas fisik, konsumsi rokok, dan stres. Analisis ini menggunakan data Riskesdas 2013 dengan desain studi cross sectional yang dilaksanakan bulan Maret hingga Juni 2015. Data dianalisis secara univariat, bivariat, dan multivariat dengan regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan prevalensi hipertensi pada wanita usia 18 tahun ke atas di Provinsi Jawa Timur tahun 2013 adalah 33,7% dan prevalensi obesitas adalah 33,6%. Terdapat hubungan yang bermakna secara statistik antara obesitas dan hipertensi (OR 3,67; 95%CI: 2,79-4,83) setelah dikontrol umur, tingkat pendidikan, status ekonomi sosial, aktivitas fisik, konsumsi rokok, dan stres. Terdapat interaksi positif antara umur dengan obesitas dalam kaitannya dengan hipertensi. Pada perbandingan antar strata umur, umur bersama dengan obesitas meningkatkan risiko terjadinya hipertensi, meningkat secara linier pada usia yang makin tua. Dalam strata umur yang sama, risiko obesitas menyebabkan hipertensi makin kecil secara linier pada usia yang makin tua. Kemenkes dan Dinkes diharapkan memperluas program posbindu ke lingkungan masyarakat dengan kerja sama antara Puskesmas dan RT setempat. Wanita disarankan untuk menjaga berat badan tetap normal dan melakukan aktivitas yang cukup.
Kata kunci: Obesitas, hipertensi, wanita, umur, Riskesdas 2013, Provinsi Jawa Timur
Read More
T-4488
Depok : FKM UI, 2015
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Melly Kristanti; Pembimbing: Helda; Penguji: Ratna Djuwita, Sylviana Andinisari, Frima Elda
T-5150
Depok : FKM UI, 2018
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Jullaman; Pembimbing: Nurhayati A. Prihartono; Penguji: Mondastri Korib Sudaryo, Ratna Djuwita, Budi Santoso, Devi Maryorie
Abstrak:

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kegemukan atau obesitas yang dilakukan dengan pendekatan IMT dan RLPP terhadap kejadian hiperten.si stage 1. Penelitian -analitik dengan desain krosseksional dilakukan melalui pengumpulan data langsung terhadap penduduk diatas 18 tahun yang berkunjung ke Puskesmas di wilayah Kabupaten Aceh Tamiang pada bulan April sampal Mei 2008, dengan jumlah total sampel sebesar 648 responden. Dan i 648 responden yang diperiksa dan diukur terdapat 39,04% adalah hipertensi stage 1, dan IMT tergolong kurus atau underweight 5,09%, MT normal 64,20%, IMT gemuk 14,66% dan Eva tergolong obes sebesar 16,05% berdasar standart IMT Dep.Kes RI. Dengan RLPP diketahui 23,92% tergolong obesitas. Dan responden yang tergolong IMT kurus 27,27% adalah hipertensi stage 1, responden tergolong IMT normal 32,45% hipertensi stage 1, 34,74% responden tergolong Eva gemuk adalah hipertensi stage 1 serta 73,08% responden tergolong IMT obesitas adalah hipertensi stage 1. Pada pendekatan RLPP diperoleh hash l 63,87% responden tergolong obesitas adalah hipertensi stage 1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada mereka dengan IMT tergolong gemuk beresiko 1,06, kali (95% Cl; 0,71-1,57) dan IMT tergolong obesitas beresiko 1,64 kali (95% CI; 1,20-2,24) untuk hipertensi stage 1 dibandingkan mereka yang tergolong IMT normal, setelah dikontrol oleh potensial konfounding; umur, jenis keIamin, pendidikan, riwayat keluarga hipertensi, riwayat keluarga gemuk, riwayat keluarga DM, rokok, konsumsi kopi, konsumsi lemak, konsumsi serat stress dan aktifitas fisik. Dengan RLPP diketahui mereka yang tergolong obesitas beresiko 1,62 kali (95% CI; 1,22-2,14) untuk hipertensi stage 1 dibandingkan mereka yang normal setelah dikontrol potensial konfounding yang sarna seperti IMT. Potensial konfounding yang mempunyai pengaruh dalam merubah efek secara signifikan dari hubungan tingkat kegemukan dengan kejadian hipertensi stage 1 pada pendekatan pengukuran IMT dan RLPP dari hash l analisa adalah riwayat keluarga hipertensi, tingkat konsurnsi lemak dan umur, yang metubah efek hubungan tingkat kegemukan pada IMT tergolong gemuk dari 1,07 (95% CI; 0,7-1,6) menjadi 1,06 (95% CI; 0,71-1,57).dan pada yang IMT obesitas dari 2,25 (95% CI; 1,7-2,9) menjadi 1,64 (95% CI; 1,20-2,24). Pada pendekatan RLPP dari 2,04 (95% CI; 1,58- 2,63) menjadi 1,62 (95% CI; 1,22-2,14). Berdasarkan hasil penelitian maka perlu dilakukan upaya pernasukan program pengendalian hipertensi dan kardiovaskuler pada Dinas Kesehatan dan upaya deteksi card melalui skrinin' g dengan melakukan pengukuran IMT ataupun RLPP terhadap masyarakat yang datang memeriksakan kesehatannya di Puskesmas. Disamping juga perlu dilakukan penelitian lanjutan berkaitan diet gizi seimbang, maupun berat tubuh ideal dalam pengendalian penyakit hipertensi dan kardiovaskuler.


This study is about to find out relationship between obesity and hypetension stage 1 wich conducted by Body Mass Index (BMI) and Waist-to-Hip Ratio (WHR). This study used cross sectional design by direct data collecting taken from 18 years old visitors who visit Public Health Center in District of Aceh Tarniang from April to May 2008 and gained 648 respondents. From examination and measurement of all these 648 respondents, 39.04% respondents has hypertension stage 1, 5.09% has low BD& or underweight, 64.20% has normal BMI, 14.66% has above normal or everweight, and 16.05% has obese based on Department of Health standard. By using WHR, found out that 23.92% classified as obese. Those classified as lean BM1 with hypertension stage 1 is 27.27%, those who classified as normal BMI with hypertension stage 1 is 32.45%, those who classified as overweight BIVIl with hypertension stage 1 is 34.74% is 73.08% and those who classified as obese with hypertension stage 1. By WHR approaching 63.87% respondents are obese with hypertension stage 1. The results of this study shows that those who classified as fat and obese has 1,06 ties (95% CI;0,71-1,57) and 1,64 times (95% CI; 1,20-2,24) risk of hypertension stage 1 respectively, after controlled by potensial confounding which are : age, sex, education, family history of hypertension, family history of diabetes mellitus, smoking, coffe consumption, fat consumption, natural fibre consumption, stress and physical activities. By using WHR found out those who obese has risk 1,62 times (95% Cl; 1,22-2,14) of hypertension stage 1 compared to those in normal group after controlled by the same potensial confounding which have been use by BMI approaching. Potential confounding which has influence in relationship between obesity and hypertension stage I both with BMI and WHR significantly are family history of hypertension, age and fat consumption, these changes are ; in overweight group from 1,07 (95% Cl; 0,7-1,6) to 1,06 (95% Cl; 0,71-1,57) and in obese group from 2,25 (95% CI; 1,7-2,9) to 1,64 (95% CI;1,2-2,24) for BMI and 2,04 (95% CI; 1,58-2,63) to 1,62 (95% CI; 1,22-2,14) for WHR. Based on the result of this study, it is necessary to include hypertension and cardiovasculer controlling program in Health Office and early detection by conducting screening by BMI and WHR measurement to those who visit health center for examination. Also any advance researches on nutrition in daily consumption and promote ideal weight in communities in order to control hypertension and cardiovascular diseases.

Read More
T-2971
Depok : FKM UI, 2008
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Wardah Hanifah; Pembimbing: Syahrizal Syarif; Penguji: Trisari Anggondowati, Agung Dwi Laksono, Nining Mularsih
Abstrak:
Wanita memiliki risiko lebih tinggi mengalami obesitas sentral dibandingkan pria. Prevalensi obesitas sentral terus meningkat khususnya pada kelompok usia dewasa dan tinggal di perkotaan. Obesitas sentral dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya adalah aktivitas fisik yang memiliki banyak manfaat untuk kesehatan. Namun, wanita cenderung kurang aktivitas fisik sehingga risiko mengalami obesitas sentral semakin besar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara aktivitas fisik dengan obesitas sentral pada wanita usia dewasa (≥ 18 tahun) di Provinsi DKI Jakarta. Penelitian ini berdesain studi cross sectional menggunakan data Riskesdas 2018. Sebanyak 2.922 subjek memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Hasil analisis dengan regresi cox menunjukkan perbedaan dari penelitian terdahulu yaitu tidak terdapat hubungan secara statistik antara aktivitas fisik sedang (APR=1,04 ; 95%=0,81-1,34) dan aktivitas fisik ringan (APR=0,99 ; 95% CI=0,76-1,29) dengan obesitas sentral pada wanita usia dewasa di Provinsi DKI Jakarta setelah dikontrol oleh variabel usia, pendidikan, pekerjaan, serta konsumsi buah dan sayur. Meskipun begitu, aktivitas fisik tetap memberi manfaat untuk kesehatan. Memperkuat intensitas aktivitas fisik, skrining kesehatan secara rutin khususnya pengukuran lingkar perut, serta membiasakan aktivitas fisik cukup sejak dini untuk meningkatkan aktivitas fisik dan mencegah obesitas sentral pada kelompok wanita usia dewasa.

Women has a higher risk of developing central obesity than men. The prevalence of central obesity continues to increase, especially in the adult age group and those living in urban areas. Central obesity is influenced by many factors, one of which is physical activity which has many health benefits. However, women tend to lack physical activity and the risk of women developing central obesity is greater. This study aims to determine the relationship between physical activity and central obesity in the adult women (≥ 18 years) in DKI Jakarta Province. This research has a cross-sectional study design using Riskesdas data on 2018. A total of 2,922 subjects met the inclusion and exclusion criteria. The results of the analysis using cox regression show a difference from previous research that there is no statistical relationship between moderate physical activity (APR = 1.04 ; 95% CI =0.81-1,34) and low physical activity (APR = 0.99 ; 95% CI = 0.76-1.29) with central obesity in the adult women population in DKI Jakarta Province after controlled by the age, education, occupation, consumption of fruit and vegetables variables. Even so, physical activity still provides health benefits. Strengthening the intensity of physical activity, regular health screening especially waist circumference, and getting used to sufficient physical activity from an early age to increase physical activity and prevent central obesity in adult women.
Read More
T-6919
Depok : FKM-UI, 2024
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Mazaya Shafa Ainan Dini; Pembimbing: Mondastri Korib Sudaryo; Penguji: Yovsyah; Rindu Rachmiaty
Abstrak: Latar Belakang: Hipertensi merupakan penyebab utama dari penyakit kardiovaskular dan kematian dini di dunia yang kini kian meningkat tiap tahunnya, serta secara signifikan dapat meningkatkan risiko penyakit hati, otak, ginjal, dan penyakit serius lainnya. Terdapat banyak faktor risiko yang menyebabkan hipertensi, salah satunya obesitas. Penelitian sebelumnya menemukan bahwa pengukuran lingkar perut merupakan prediktor yang lebih baik daripada indeks massa tubuh (IMT) untuk mengetahui risiko kesehatan terkait obesitas terutama hipertensi baik pada laki-laki maupun perempuan. Prevalensi obesitas sentral kini meningkat secara global Tujuan: Mengetahui hubungan obesitas sentral dengan kejadian hipertensi pada penduduk usia ≥ 18 tahun di Indonesia. Metode: Penelitian dilakukan dengan metode kuantitatif dan menggunakan desain studi cross-sectional analitik. Sumber data yang digunakan adalah data sekunder dari Riskesdas 2018. Terdapat sebanyak 366.351 sampel yang sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Berdasarkan analisis stratifikasi, diperoleh bahwa variabel yang menjadi efek modifikasi yaitu usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, status pekerjaan, perilaku merokok, konsumsi alkohol, aktivitas fisik, konsumsi makanan berlemak, IMT, dan gangguan mental emosional, sedangkan variabel yang memiliki potensi bias confounding yaitu IMT. Kesimpulan: Obesitas sentral merupakan faktor risiko yang penting untuk diperhatikan dalam upaya pencegahan dan pengendalian hipertensi di Indonesia.
Read More
S-11002
Depok : FKMUI, 2022
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Nafikhatul Khikmah; Pembimbing: Syahrizal; Penguji: Helda, Dyah Armi Riana
Abstrak:
Berdasarkan data Riskesdas tahun 2013, prevalensi hipertensi di Indonesia pada penduduk usia ≥ 18 tahun sebesar 25,8% dan mengalami kenaikan pada tahun 218 menjadi 34,11%. Provinsi Jawa Tengah merupakan provinsi dengan prevalensi hipertensi tertingi keempat di Indonesai pada tahun 2018 dengan angka prevalensi sebesar 37,57% dan angka tersebut melebihi angka nasional. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubugan dengan kejadian hipertensi pada penduduk usia ≥ 18 tahun di Provinsi Jawa Tengah tahun 2018. Penelitian ini dilakukan menggunakan desain studi cross-sectional dengan menggunakan data sekunder Riskesdas 2018 di Provinsi Jawa Tengah sebanyak 62.482 responden. Uji statistik yang dilakukan yaitu uji chi square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi hipertensi pada penduduk usia ≥ 18 tahun di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2018 sebesar 38,6%. Terdapat 11 variabel yang mempunyai hubungan secara signifikan dengan kejadian hipertensi. Variabel tersebut, yaitu usia (PR=2,44; 95% CI: 2,37-2,50), jenis kelamin (PR=0,87; 95% CI: 0,85- 0,89), pendidikan (PR=1,44; 95% CI: 1,40- 1,47), status pekerjaan (PR=1,18; 95% CI: 1,16- 1,21), perilaku merokok (PR=0,78; 95% CI: 0,76- 0,80), konsumsi alkohol (PR=0,70; 95% CI: 0,63-0,77), aktivitas fisik (PR=1,20; 95% CI: 1,17- 1,23), konsumsi makanan manis (PR=0,89; 95% CI: 0,87- 0,90), konsumsi minuman manis (PR=0,89; 95% CI: 0,87- 0,92), konsumsi makanan asin (PR=0,93; 95% CI: 0,92-0,95), dan konsumsi makanan berlemak/ berkolesterol/ gorengan (PR=0,91; 95% CI: 0,89- 0,93). Kesimpulan penelitian ini yaitu bahwa terdapat hubugan antara usia, jenis kelamin, pendidikan, status pekerjaan; perilaku merokok, konsumsi alkohol, aktivitas fisik; konsumsi makanan manis, minuman manis, makanan asin, makanan berlemak/ berkolesterol/ gorengan dengan kejadian hipertensi pada penduduk usia ≥ 18 tahun di Provinsi Jawa Tengah.

Based on Riskesdas data in 2013, the prevalence of hypertension in Indonesia in people aged ≥ 18 years was 25.8% and increased in 2018 to 34.11%. Central Java Province was the province with the fourth highest prevalence of hypertension in Indonesia in 2018, with a prevalence rate of 37.57%, and this figure exceeds the national rate. This research was conducted to determine the factors associated with the incidence of hypertension in residents aged ≥ 18 years in Central Java Province in 2018. This research was conducted using a cross-sectional study design using secondary data from Riskesdas 2018 in Central Java Province, totaling 62.482 respondents. The statistical test performed was the chi-square test. The results showed that the prevalence of hypertension in residents aged ≥ 18 years in Central Java Province in 2018 was 38.6%. There are 11 variables that have a significant relationship with the incidence of hypertension. These variables are age (PR=2.44; 95% CI: 2.37-2.50), gender (PR=0.87; 95% CI: 0.85-0.89),education (PR=1.44; 95% CI: 1.40-1.47), employment status (PR=1.18; 95% CI: 1.16-1.21), smoking behavior (PR=0.78; 95% CI: 0.76-0.80), alcohol consumption (PR=0.70; 95% CI: 0.63-0.77), physical activity (PR=1.20; 95%CI: 1.17- 1.23), consumption of sweet foods (PR=0.89; 95% CI: 0.87- 0.90),consumption of sweet drinks (PR=0.89; 95% CI: 0.87- 0.92), consumption of salty (PR=0.93; 95% CI: 0.92- 0.95), and consumption of fatty/cholesterol/friedfoods (PR=0.91; 95% CI: 0.89- 0.93). This study concludes that there is a relationship between age, gender, education, employment status; smoking behavior,alcohol consumption, physical activity; consumption of sweet foods, sweet drinks, salty foods, and fatty/cholesterol/fried foods with the incidence of hypertension in people aged ≥ 18 years in Central Java Province.
Read More
S-11300
Depok : FKM-UI, 2023
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Octaryana; Pembimbing: Syahrizal Syarif; Penguji: Helda, Soewarta Kosen
Abstrak:
Hipertensi merupakan faktor risiko paling berpengaruh terhadap kejadian penyakit jantung dan pembuluh darah. SKI 2023 menunjukkan prevalensi hipertensi pada penduduk umur 18 tahun ke atas di Indonesia sebesar 30,8%. Hipertensi derajat 1 merupakan fase awal sehingga perlu dilakukan deteksi dini. Prevalensi obesitas sentral pada wanita di Indonesia terus meningkat dari 46,7% (2018) menjadi 54,1% (2023). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan obesitas sentral dengan kejadian hipertensi derajat 1 pada wanita usia 18-64 tahun di Indonesia berdasarkan data SKI tahun 2023. Desain penelitian yang digunakan adalah cross-sectional dengan pendekatan analisis multivariat untuk mengontrol variabel kovariat seperti umur, pendidikan, status pekerjaan, tempat tinggal, merokok, aktivitas fisik, makanan berlemak, makanan asin, kontrasepsi hormonal, diabetes melitus, dislipidemia, dan penyakit ginjal. Penelitian ini menemukan proporsi hipertensi derajat 1 pada wanita sebesar 19,50%. Ada hubungan signifikan antara obesitas sentral dengan kejadian hipertensi derajat 1 pada wanita (Adjusted PR = 1,900 (95% CI: 1,799 - 2,007) setelah dikontrol oleh faktor umur, pendidikan, dan kontrasepsi hormonal. Diperlukan upaya menurunkan prevalensi obesitas sentral melalui peningkatan aktivitas fisik dengan berjalan hingga 10.000 langkah sehari dan mengatur pola makan sehat melalui penerapan intemitten fasting.

Hypertension is the most influential risk factor for the incidence of heart and blood vessel disease. SKI 2023 shows the prevalence of hypertension in the population aged 18 years and over in Indonesia is 30.8%. Stage 1 hypertension is an early phase so early detection is needed. The prevalence of central obesity in women in Indonesia continues to increase from 46.7% (2018) to 54.1% (2023). This study aims to analyze the relationship between central obesity and the incidence of stage 1 hypertension in women aged 18-64 years in Indonesia based on SKI data in 2023. The study design used was cross-sectional with a multivariate analysis approach to control covariate variables such as age, education, employment status, place of residence, smoking, physical activity, fatty foods, salty foods, hormonal contraception, diabetes mellitus, dyslipidemia, and kidney disease. This study found the proportion of stage 1 hypertension in women was 19.50%. There is a significant relationship between central obesity and the incidence of stage 1 hypertension in women (Adjusted PR = 1.900 (95% CI: 1.799 - 2.007) after being controlled by age, education, and hormonal contraception. Efforts are needed to reduce the prevalence of central obesity by increasing physical activity by walking up to 10,000 steps a day and regulating a healthy diet through the implementation of intermittent fasting.
Read More
T-7342
Depok : FKM UI, 2025
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Andi Nur Hikmah; Pembimbing: Nuning Maria Kiptiyah; Penguji: Soedarto Ronoatmodjo, Masdalina Pane, Sylviana Andinisari
Abstrak: Hipertensi merupakan faktor risiko utama untuk morbiditas dan mortalitas. Estimasi angka prevalensi pada tahun 2010, bahwa hipertensi di seluruh dunia adalah sebanyak 1,39 miliar orang, dan mewakili 31% dari populasi dewasa. Proporsi hipertensi pada wanita meningkat seiring dengan bertambahnya umur. Salah satu faktor risiko hipertensi adalah obesitas. Prevalensi hipertensi dan obesitas pada wanita di Indonesia tahun 2013 sekitar 28,8% dan 32,9%. Tujuan penelitian ini mengetahui hubungan obesitas dengan kejadian hipertensi pada wanita usia 18 tahun atau lebih di Indonesia tahun 2014. Desain penelitian studi cross sectional dengan menggunakan data Indonesian Family Life Survey 5 Tahun 2014. Hasil penelitian menemukan bahwa wanita usia 18 tahun atau lebih dengan obesitas berisiko terjadinya hipertensi sebesar 1,243 kali setelah dikontrol oleh variabel umur dan pendidikan dibandingkan wanita usia 18 tahun atau lebih yang tidak mengalami obesitas dengan umur dan pendidikan yang sama. Bisa dikatakan bahwa wanita dengan obesitas berisiko 55,4% terjadinya hipertensi setelah dikontrol oleh umur dan pendidikan. Pada instansi kesehatan dan tenaga kesehatan harus rutin melakukan skrining kesehatan (sweeping) dengan penjaringan kesehatan dan pemeriksaan berkala pada peserta didik, khususnya pada wanita sebaiknya lebih sering dan aktif mengikuti dan mendengarkan kegiatan-kegiatan penyuluhan kesehatan serta dapat menerapkan apa yang telah disampaikan oleh petugas kesehatan tersebut.
Kata kunci: Obesitas, hipertensi, prevalensi

Hypertension is a major risk factor for morbidity and mortality. Estimated prevalence rates in 2010, that worldwide hypertension is 1.39 billion people, and represents 31% of the adult population. The proportion of hypertension in women increases with age. One of the risk factors of hypertension is obesity. The prevalence of hypertension and obesity in women in Indonesia in 2013 was 28.8% and 32.9%. The purpose of this study to know the relationship of obesity with the incidence of hypertension in women among above 18 years in Indonesia in 2014. Cross-sectional study design study using Indonesian Family Life Survey data 5 Year 2014. The results found that women among above 18 years with obesity at risk the occurrence of hypertension of 1,243 times after controlled by age and education variables compared to women among above 18 years who are not obese with the same age and education. It could be said that women with obesity risk 55.4% of the occurrence of hypertension after controlled by age and education. In health institutions and health workers should routinely perform health screening (sweeping) with health screening and periodic checks on learners, especially in women should be more frequent and actively follow and listen to health education activities and can apply what has been submitted by health workers.
Key words: Obesity, hypertension, prevalence
Read More
T-5149
Depok : FKM UI, 2018
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Hasna Irbah Ramadhani; Pembimbing: Nurhayati Adnan; Penguji: Yovsyah, Dewi Kristanti
Abstrak: Kardiovaskular merupakan penyakit yang menyumbang angka tertinggi kematian di dunia dan di Indonesia. Hipertensi merupakan salah satu faktor risiko beberapa penyakit kardiovaskular dengan angka kematian tertinggi, seperti stroke dan penyakit jantung koroner. Obesitas sebagai faktor risiko dominan dalam terjadinya hipertensi, terus mengalami peningkatan prevalensi dari tahun ke tahun di Provinsi Sulawesi Utara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan obesitas dengan kejadian hipertensi pada penduduk usia 19-64 tahun di Provinsi Sulawesi Utara. Penelitian dilakukan dengan metode kuantitatif dengan desain studi cross sectional menggunakan data sekunder Riskesdas tahun 2018 yang diperoleh melalui Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI. Populasi penelitian ini merupakan seluruh anggota rumah tangga berusia 19-64 tahun di Provinsi Sulawesi Utara. Terdapat sebanyak 10.870 sampel yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi hipertensi di Sulawesi Utara tahun 2018 adalah sebesar 26,1% dan prevalensi obesitas adalah sebesar 28,8%. Hasil analisis statistik menunjukkan adanya hubungan antara obesitas dengan kejadian hipertensi dengan nilai Prevalence Ratio (PR) sebesar 2,126 (95% CI 1,865-2,424) setelah di kontrol oleh variabel usia (PR= 2,144; 95% CI 1,935-2,376) dan interaksi obesitas*usia (PR= 0,687; 95% CI 0,585-0,806). Perlu dilakukannya promosi kesehatan yang mengedukasi masyarakat terkait obesitas dan hipertensi serta hubungan antara keduanya guna meningkatkan kesadaran dan kewaspadaan masyarakat terhadap bahaya penyakit tersebut
Read More
S-10902
Depok : FKMUI, 2022
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Anggun Pratiwi; Pembimbing: Nurhayati Adnan; Penguji: Ratna Djuwita Hatma, Cut Putri Arianie
Abstrak: Hipertensi merupakan masalah kesehatan utama karena berkontribusi pada angka kesakitan dan kematian dunia. Prevalensi hipertensi terus meningkat dan lebih banyak ditemukan pada kelompok wanita. Obesitas merupakan faktor risiko yang berpengaruh terhadap kejadian hipertensi. Masa menopause pada wanita diduga ikut berkontribusi terhadap kejadian hipertensi namun pengaruhnya masih menjadi perdebatan. Penelitian ini bertujuan mengkaji hubungan obesitas dengan kejadian hipertensi derajat 1 baik pada wanita premenopause dan postmenopause di Indonesia. Sebanyak 8.047 responden wanita yang berumur 18-57 tahun diteliti. Penelitian menggunakan desain cross sectional dengan sumber data dari Indonesian Family Life Survey (IFLS) 5 Tahun 2014.

Hasil analisis multivariat dengan modifikasi cox regression menunjukkan bahwa risiko wanita obesitas untuk menderita hipertensi derajat 1 sebesar 1,80 kali (95% CI 1,57-2,06) dibandingkan wanita yang tidak obesitas. Pada wanita premenopause, obesitas dapat meningkatkan risiko terjadinya hipertensi derajat 1 sebesar 1,67 kali (95% CI 1,43-1,94). Risiko yang lebih besar tampak pada kelompok wanita postmenopause dengan besar risiko obesitas terhadap kejadian hipertensi derajat 1 sebesar 2,32 kali (95% CI 1,69-3,19). Perlu dilakukan pencegahan dan pengendalian hipertensi melalui program GERMAS dan pemaksimalan peran posbindu PTM. Masyarakat khususnya wanita perlu menerapkan pola hidup sehat dengan perilaku CERDIK sejak usia dini.
Read More
T-5682
Depok : FKM UI, 2019
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive