Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 27482 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Shinta Puspita Sari; Pembimbing: Ridwan Zahdi Sjaaf; Penguji: Doni Hikmat Ramdhan, Baiduri, Dyah Purwaning Rahayu, Widura Imam Mustopo
Abstrak: Shift kerja yang diterapkan perusahaan dapat memberikan dampak positif maupun negatif terhadap pekerja. Salah satu dampak negatif adalah timbulnya gejala kelelahan Hasil kajian shift kerja terhadap gejala kelelahan % CVL crew shift pagi ada 56 responden (100%) tidak terjadi kelelahan 22 responden (39,3%) shift malam kategori tidak terjadi kelelahan, 33 responden (58,9%) diperlukan perbaikan dan 1 responden (1,8%) kategori kerja dalam waktu singkat. Pada shift pagi hari ke-7 ada kenaikan sebesar 42,9% pada kategori hipertensi grade I, pada shift malam ada kenaikan sebesar 46,5% pada kategori hipertensi grade II. Tingkat kelelahan secara subjektif ada 49 responden shift pagi (87,5%) responden masuk dalam kategori tidak lelah dan 7 responden (12,5%) lelah ringan. Sedangkan pada shift malam ada 7 responden (12,5%) kategori tidak lelah, 29 responden (51,8%) lelah ringan dan 20 responden (35,7%) lelah sedang. Tingkat kantuk ada 56 responden (100%) kategori kantuk normal (shift pagi), sedangkan shift malam ada 32 responden (57,1%) kategori kantuk berlebih dan 24 responden (42,9%) tingkat kantuk normal.
Kata kunci : shift kerja, kelelahan, kantuk

Work shift which is applied by the company can made a good or bad effect to the employee. One of the bad affect is a presence of fatigue symptoms. Study work shift against the symptoms of fatigue from % CVL are 56 respondents (100%) are not suffering from fatigue, 22 respondents (39,3%) from night shift workers are also not suffering from fatigue, 33 respondents (58,9%) are necessary to repairs and 1 respondents (1,8%) is working in a short time. On a morning work shift day 7th there is an increase 42,9% in a Hypertension Grade I, and on a night work shift day 7th there is an increase 46,5% on a Hypertension Grade II. The level of subjective fatigue on a morning shift there is 49 respondents (87,5%) are not suffering from fatigue and 7 respondents (12,5%) in a light fatigue. On a night shift there are 7 respondents (12,5%) not suffering from fatigue, 29 respondents (51,8%) in a light fatigue and 20 respondents (35,7%) in a mild fatigue. The level of sleepiness there are 56 respondents morning work shift (100%) in a normal level, on a night shift there are 32 respondents (57,1%) in a excessive sleepiness category and 24 respondents (42,9%) in a normal level.
Keywords: work shift, fatigue, sleepiness
Read More
T-4505
Depok : FKM UI, 2015
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Nurlina; Pembimbing: Zulkifli Djunaidi; Penguji: Baiduri; Junghan
Abstrak: Tesis ini mengambil tema mengenai tingkat kelelahan pada crew kapal Ferry Merak Bakauheni PT.X Banten dikarenakan berbagai variabel dan apakah tingkat kelelahan tersebut dapat berpengaruh. Kata kunci: Kelelahan, Crew Kapal Kelelahan merupakan perasaan lelah dan kewaspadaan yang berkurang yang berhubungan dengan kantuk, sehingga dapat berpengaruh terhadap kemampuan dan kemauan untuk melaksanakan tugas bahkan dapat berakibat celaka. Untuk mengetahui tingkat kelelahan salah satu metode menggunakan instrumen dari International Fatigue Research International dan skala Linckert agar dapat diketahui terjadinya pelemahan motivasi, kegiatan dan fisik pada crew Kapal Penyebrangan Merak Bakauheni Banten sebanyak 43 responden. Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif dan pendekatan cross sectional. Penelitian mendapatkan hasil tingkat kelelahan ringan 27,9 % dan kelelahan sedang 72,1%. Tingkat kelelahan ringan dan sedang di hubungkan dengan variabel-variabel. Hasil uji Chi Square pada variabel tersebut mempunyai p value > 0,5, artinya tidak adanya hubungannya antara umur, jenis kelamin, masa kerja, status gizi, status kesehatan, shift/pola kerja kerja jabatan, kurang tidur dan lingkungan dengan tingkat kelelahan.Hanya variabel dukungan keluarga yang didapat p value 0,048 dengan alpha 0,05 dapat disimpulkan ada hubungan antara dukungan keluarga dengan tingkat kelelahan.
Read More
T-4502
Depok : FKM-UI, 2015
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Ulfha Aulia Nasution; Pembimbing: Indri Hapsari Susilowati; Penguji: Hendra, Robiana Modjo, Bonardo Prayogo Hasiholan, Riana Ranny Diponegara
Abstrak:
Kelelahan kerja merupakan hal yang sering terjadi di berbagai industri, salah satunya termasuk industri konstruksi. Jenis pekerjaan yang dilakukan oleh pekerja di industri konstruksi memiliki potensi menimbulkan terjadinya kelelahan kerja oleh karena karakteristik pekerjaan yang berisiko terpajan berbagai faktor. Selain itu  kelelahan merupakan masalah umum di antara populasi pekerja. Namun, sedikit yang diketahui tentang hubungan antara faktor risiko pekerjaan dan gejala kelelahan. Desain penelitian pada penelitian ini adalah cross sectional. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor yang berhubungan dengan kelelahan kerja pada pekerja konstruksi dengan pendekatan kuantitatif. Sampel pada penelitian ini berjumlah 50 pekerja konstruksi di PT XYZ. Adapun metode pengambilan data dilakukan dengan melakukan pengisian kuesioner kepada responden dan pengukuran menggunakan alat. Selanjutnya data yang didapatkan diolah secara deskriptif dan inferensial menggunakan software statistik untuk melihat gambaran dan hubungan dari setiap variabel. Variabel independen pada penelitian ini adalah umur, masa kerja, perilaku merokok, status menikah, usaha, penghargaan, overcommitment, postur kerja, suhu, dan kebisingan. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara perilaku merokok (POR=6.000 (1.558-23.113)), postur kerja (POR=13.000 (2.463–68.604)), usaha (POR=5.296 (1,533-18.299)), penghargaan (POR=5.520 (1.534-19.863)), overcommitment (POR=4.375 (1,325-14.446)), dan kebisingan  (POR=6.333 (1.523-26.341)) dengan kejadian kelelahan kerja. Sedangkan variabel umur, masa kerja, dan status menikah tidak menunjukan adanya hubungan dengan kejadian kelelahan kerja.

Work fatigue is a common occurrence across various industries, including the construction industry. The type of work performed by workers in the construction industry has the potential to cause work fatigue due to the nature of the job, which is at risk of exposure to various factors. Additionally, fatigue is a common issue among the working population. However, little is known about the relationship between work risk factors and fatigue symptoms. The research design of this study was cross-sectional. The aim of this study was to analyze the factors related to work fatigue among construction workers using a quantitative approach. The sample for this study consisted of 50 construction workers at PT XYZ. Data collection was carried out by administering questionnaires to respondents and measuring using tools. The data obtained were then processed descriptively and inferentially using statistical software to examine the patterns and relationships of each variable. The independent variables in this study included age, length of service, smoking behavior, marital status, effort, appreciation, overcommitment, work posture, temperature, and distractions. The results showed a significant relationship between smoking behavior (POR=6.000 (1.558-23.113)), work posture (POR=13.000 (2.463–68.604)), effort (POR=5.296 (1.533-18.299)), reward (POR=5.520 (1.534-19.863)), overcommitment (POR=4.375 (1.325-14.446)), and distraction (POR=6.333 (1.523-26.341)) with the occurrence of work fatigue. In contrast, the variables of age, length of service, and marital status did not show any relationship with the occurrence of work fatigue.
Read More
T-7172
Depok : FKM UI, 2025
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Danang Kurniawan Anggoro; Pembimbing: Indri Hapsari; Penguji: Dadan Erwandi, Mila Tejamaya, Irma Setiawaty Wulandari, Yuni Kusminti
Abstrak: Industri tambang merupakan salah satu industri yang mempunyai potensi bahayatinggi yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan, dimana menempati urutanjumlah kecelakaan tertinggi bila dibandingkan dengan sektor lain. PT. Smerupakan kontraktor tambang permukaan yang telah menerapkan SistemManajemen Integrasi, namun hasil observasi menunjukkan banyaknyapelanggaran dan ketidakpedulian terhadap permasalahan keselamatan dankesehatan kerja. Perlu dilakukan kajian persepsi risiko pada pekerja sektortambang permukaan sebagai upaya pengendalian risiko kecelakaan kerja. Tujuanpenelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran persepsi risiko keselamatan dankesehatan kerja menggunakan pendekatan psikometri. Desain penelitian crosssectional, menggunakan kuesioner, analisis data menggunakan univariat danbivariat. Hasil penelitian menunjukkan gambaran persepsi risiko keselamatan dankesehatan kerja pada kategori seimbang antara persepsi risiko baik dan persepsirisiko buruk. Persepsi risiko baik terdapat pada dimensi kesegeraan dampak,keparahan konsekuensi dan pengendalian risiko. Sedangkan persepsi burukterdapat pada dimensi kesukarelaan terhadap risiko, pemahaman risikoberdasarkan pengalaman, potensi dampak, reaksi yang ditimbulkan, pengetahuanterhadap risiko dan kebaruan risiko. Disarankan bagi PT. S untuk melakukanupaya promotif melalui pelatihan yang terencana, memaksimalkan forumm safetytalk dan toolbox meeeting, meningkatkan pengawasan kerja melalui inspeksi,pembuatan rencana kerja yang sistematis dan terperinci serta menerapkan sistemhadiah dan hukuman.
Kata kunci : Persepsi Risiko, Psikometri, Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Read More
T-4552
Depok : FKM UI, 2016
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Putri Amalaili Setioningtyas; Pembimbing: Doni Hikmat Ramdhan; Penguji: Robiana Modjo, Triovva Elsy Armita
Abstrak: Perawat merupakan petugas yang memberikan layanan asuhan keperawatanselama 24 jam kepada pasien serta memiliki sistem kerja shift dan hal ini dapatmenyebabkan kelelahan. Tujuan penelitian ini untuk mengkaji faktor apa saja yangdapat menyebabkan kelelahan pada perawat yang bekerja shift maupun nonshift.Metode penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain cross sectional. Tempatpenelitian di RSUD dr Slamet Garut, dengan sampel 150 perawat. Pengukurankelelahan menggunakan International Fatigue Research Committee dan PiitsburgSleep Quality Index serta Alat Actigraph untuk kualitas dan kuantitas tidur. Analisisdata univariat menunjukkan 44.7% responden mengalami kelelahan berat, 80%perawat memiliki kualitas tidur buruk, 66,7% memiliki kuantitas tidur buruk danmayoritas perawat 70% menjalankan sistem shift kerja. Hasil bivariat menggunakanpearson correlation yang memiliki hubungan dengan kelelahan yaitu shift kerja,beban kerja, waktu kerja dan kualitas tidur. Shift kerja dan sleep hygiene memilikihubungan yang signifikan dengan kualitas dan kuantitas tidur. Kesimpulan shift kerjadan sleep hygiene merupakan faktor yang berhubungan dengan kuantitas dan kualitastidur, serta shift kerja, beban kerja, waktu kerja dan kualitas tidur merupakan faktoryang berhubungan dengan kelelahan perawat di RSUD dr Slamet Garut.Kata Kunci:Kelelahan, kualitas tidur, kuantitas tidur, perawat, shift kerja.
Read More
S-9544
Depok : FKM UI, 2017
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Raisha Humaira; Pembimbing: Hendra; Penguji: Mila Tejamaya, Nur Ani
Abstrak: Operator tambang batubara merupakan salah satu pekerjaan yang memiliki risiko tinggiuntuk mengalami kelelahan kerja. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi kelelahan pada operator tambang batubara denganmenggunakan metode tinjauan literatur sistematis. Faktor yang diteliti yaitu shift kerja,durasi kerja, dan beban kerja dengan covariat faktor individu (usia, kualitas tidur,kuantitas tidur, dan irama sirkadian) dan faktor pekerjaan &lingkungan kerja (waktuistirahat, waktu kerja, dan masa kerja). Desain penelitian ini merupakan penelitianeksploratori dengan metode deskriptif melalui tinjauan literatur sistematis terhadapliteratur yang sesuai dengan kriteria penilaian. Tinjauan literatur sistematis ini dilakukandengan tahapan identifikasi, ekstraksi, sintetis, dan intrepetasi data yang diperoleh dari11 literatur terpilih. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh antara shiftkerja, durasi kerja, dan beban kerja terhadap kelelahan pada operator tambang batubara.
Coal Mining Operator is one of the high-risk occupations in experiencing fatigue. Thisstudy aim to determine factors associated with fatigue on coal mining operators througha systematic literature review method. Factors studied were shift work, work duration,and workload with covariate of individual factors (age, sleep quantity, sleep quality, andcircadian rhythm) and factors of work & work environment (rest periods, work hours,and work period). This research is an exploratory study with a descriptive methodthrough a systematic literature review of the literature in according to the researchcriteria. This systematic literature review is conducted through the identification,extraction, synthesis, and interpretation of data obtained from 11 selected literature. Theresukt showed that there was an influence between shift work, work duration, andworkload on fatigue in coal mining operators.
Read More
S-10291
Depok : FKM UI, 2020
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Hairudin Bangun Prasetyo; Pembimbing: Chandra Satrya; Penguji: Hendra, Muhammad Ragil Suryoputro
Abstrak: Komunikasi yang efektif antara pemimpin dan anggota merupakanaspek penting dari organisasi. Komunikasi keselamatan yang efektif harusmencakup: komunikasi yang terbuka dan jelas ; mendorong perilaku yangaman; menerapkan pembelajaran yang diprogram untuk keselamatan. PT.XYZ adalah salah satu perusahaan yang bergerak di bidang pengadaan,pemasangan dan perawatan elevator atau lift (Procurement, Constructionand Service). Dalam mengelola komunikasi yang ada di dalam perusahaan,manajemen banyak menggunakan komunikasi downward (dari ataskebawah), dimana komunikasi ini lebih banyak bersifat direktif atau arahandan dilakukan secara formal. Untuk komunikasi dari bawah (karyawan)sendiri memang di wadahi, akan tetapi tidak banyak ditemukan. Sehinggadilakukan penelitian dengan tujuan Mengetahui gambaran proses dan alurkomunikasi keselamatan di PT. XYZ. Metode yang digunakan adalahkualitatif yang bersifat deskriptif dan observasional melalui wawancaramendalam dan observasi data sekunder. Hasil penelitian menunjukkanbahwa masih terdapat banyak masalah yang menghambat dalam proseskomunikasi keselamatan di PT.XYZ, baik yang berasal dari sumber, pesan,saluran maupun penerima komunikasi. Manajemen sebagai sumber pesanbelum mampu menyampaikan pesan secara obyektif. Pesan keselamatandisampaikan dalam Bahasa yang jelas. Telah tersedia saluran komunikasitetapi belum layak dan menjangkau semua pekerja. Pengetahuan penerimacukup tetapi belum punya kesadaran melaksanakan pesan keselamatan.Kata kunci: Komunikasi, Perilaku, Proses, Manajemen, Saluran.
Read More
T-4555
Depok : FKM-UI, 2016
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Karisma Ayu; Pembimbing: Hendra; Penguji: Abdul Kadir, Baiduri Widanarko, Selamat Riyadi, Nenni Herlina Rafida
Abstrak:

Kelelahan kerja mengacu pada sensasi kelelahan dan penurunan kemampuan fungsional yang terjadi di tempat kerja dan merupakan masalah serius yang dapat menurunkan produktivitas dan meningkatkan risiko kecelakaan kerja, terutama pada pekerja satuan pengamanan (SATPAM) yang memiliki durasi kerja panjang dan beban kerja tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor risiko terkait pekerjaan dan tidak terkait pekerjaan yang memengaruhi kelelahan kerja pada pekerja satuan pengamanan PT. XYZ. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional dengan sampel sebanyak 195 responden yang dipilih secara uji hipotesis proporsi dan proporsional dari 11 lokasi kerja. Data dikumpulkan melalui kuesioner kelelahan kerja subyektif dari Industrial Fatigue Research Committee (IFRC). Analisis data dilakukan menggunakan uji regresi logistik. Hasil didapatkan sebanyak 70,8% responden mengalami kelelahan kerja sedang-berat. Faktor risiko terkait pekerjaan yang berhubungan signifikan dengan kelelahan kerja meliputi masa kerja (OR=2,229; p=0,012), durasi kerja (OR=2,368; p=0,023), beban kerja (OR=3,869; p=0,015), peran di organisasi (OR=2,645; p=0,002), dukungan sosial di tempat kerja (OR=2,045; p=0,028), tuntutan pekerjaan (OR=2,192; p=0,032), dan kepuasan kerja (OR=7,344; p=0,008). Faktor tidak terkait pekerjaan yang berhubungan signifikan dengan kelelahan kerja meliputi usia (OR=2,735; p=0,002), tingkat pendidikan (OR=2,602; p=0,015), waktu komuter (OR=2,039; p=0,025), kebiasaan merokok (OR=3,844; p=0,013), kebiasaan olahraga (OR=2,800; p=0,022) dan durasi tidur (OR=1,885; p=0,004). Sedangkan faktor risiko jenis kelamin, indeks masa tubuh dan status pernikahan tidak berhubungan signifikan dengan kelelalahan kerja. Kelelahan kerja pada SATPAM PT. XYZ dipengaruhi oleh faktor pekerjaan (masa kerja, durasi kerja, beban kerja, peran di organisasi, dukungan sosial di tempat kerja, tuntutan pekerjaan, dan kepuasan kerja) serta faktor tidak terkait pekerjaan (usia, pendidikan, waktu komuter, kebiasaan merokok, kebiasaan olahraga dan durasi tidur). Rekomendasi untuk perusahaan meliputi penyesuaian jam kerja, peningkatan dukungan sosial, dan program promosi kesehatan untuk mengurangi kelelahan kerja


 

Work-fatigue, characterized by exhaustion and diminished functional capacity in occupational settings, represents a significant concern due to its detrimental effects on productivity and workplace safety. This issue is particularly prevalent among security personnel (SATPAM) who endure extended working hours and substantial workloads. This study examines occupational and non-occupational risk factors contributing to work fatigue among security personnel employees at PT. XYZ. The study employs a crosssectional design with a sample of 195 respondents selected through proportion hypothesis  testing and proportional sampling from 11 work locations. Data collection employed the  standardized  Industrial Fatigue Research Committee (IFRC) subjective fatigue assessment tool, with subsequent analysis conducted via logistic regression. Findings revealed that 70.8% of participants experienced moderate to severe work fatigue. Significant occupational risk factors included: work tenure (OR=2.229; p=0.012), shift duration (OR=2.368; p=0.023), workload intensity (OR=3.869; p=0.015), organizational role clarity (OR=2.645; p=0.002), workplace social support (OR=2.045; p=0.028), job demands (OR=2.192; p=0.032), and job satisfaction (OR=7.344; p=0.008). Significant non-occupational factors included: age (OR=2.735; p=0.002), educational level (OR=2.602; p=0.015), commuting duration (OR=2.039; p=0.025), smoking behavior (OR=3.844; p=0.013), exercise habits (OR=2.800; p=0.022), and sleep duration (OR=1.885; p=0.004). In contrast, risk factors such as gender, body mass index, and marital status were not significantly associated with work fatigue. These results underscore the multifactorial nature of work fatigue among security personnel, influenced by both job-related factors (length of service, working hours, workload, organizational role, social support in the workplace, job demands, and job satisfaction) as well as nonjob-related factors (age, education, commuting time, smoking habits, exercise habits, and  sleep  duration). Organizational interventions should prioritize work schedule optimization, enhanced psychosocial support systems, and comprehensive workplace health initiatives to mitigate fatigue-related risks.

Read More
T-7286
Depok : FKM UI, 2025
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Intan Pardyani; Pembimbing: Indri Hapsari Susilowati; Penguji: Fatma Lestari, L. Meily, Selamat Riyadi, Bonny Lunrang
Abstrak:
Kelelahan kerja menjadi perhatian di tempat kerja karena sangat berpotensi mempengaruhi produktivitas, kesehatan dan keselamatan para pekerja yang menjadi penyebab utama kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja (PAK) pada pekerja konstruksi. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis determinan kelelahan kerja pada pekerja konstruksi pekerjaan atap di Proyek ABC di PT. XYZ pada tahun 2024. Desain penelitian pada penelitian ini adalah cross sectional. Sampel pada penelitian ini berjumlah 105 pekerja konstruksi pemasangan atap. Metode pengambilan data dengan melakukan pengisian kuesioner kepada responden dan pengukuran lingkungan kerja. Variabel independen pada penelitian ini adalah faktor work related (jam kerja, penghargaan, kebisingan, pencahayaan, suhu, lama perjalanan, beban kerja) dan faktor individu (usia, Indeks Masa Tubuh, gangguan tidur, masa kerja, overcommitment, riwayat penyakit kronis, pengaruh obat, kemampuan tidur di jam istirahat). Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat hubungan signifikan antara kebisingan, beban kerja, gangguan tidur, masa kerja dan kelelahan kerja. Sehingga faktor dominan yang paling berpengaruh terhadap kelelahan kerja pada pekerja konstruksi pekerjaan atap yaitu pekerja dengan beban kerja tinggi memiliki risiko 23 kali lebih besar berisiko untuk mengalami kelelahan kerja dibandingkan yang memiliki beban kerja rendah pada pekerja konstruksi pekerjaan atap.

Fatigue is a concern in the workplace because it has the potential to affect the productivity, health, and safety of workers, which is the main cause of work accidents and work-related diseases (PAK) in construction workers. This research aims to analyze the determinants of fatigue in roofing construction workers on the ABC Project at PT. XYZ in 2024. The research design in this study is cross-sectional. The sample in this study consisted of 105 roof installation construction workers. The data collection method is by filling out questionnaires to respondents and measuring the work environment. The independent variables in this study are work-related factors (working hours, rewards, noise, lighting, temperature, travel time, workload) and individual factors (age, Body Mass Index, sleep disorders, years of work, overcommitment, history of chronic disease, influence medication, ability to sleep during rest hours). The research results show that there is a significant relationship between noise, workload, sleep disturbances, work experience, and work fatigue. So the dominant factor that has the most influence on work fatigue in roofing construction workers is that workers with a high workload have a 23 times greater risk of experiencing work fatigue than those with a low workload in roofing construction workers.
Read More
T-7054
Depok : FKM UI, 2024
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Wafiq Febri Erlianti Safitri; Pembimbing: Indri Hapsari Susilowati; Penguji: Fatma Lestari, Hendra, Muthia Ashifa, Ahmad Afif Mauludi
Abstrak:
Abstrak Pada tahun 2021, Ditjen Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan mencatat 7.298 kasus kecelakaan kerja dan 9% diantaranya disebabkan oleh kelelahan kerja. Dari data kasus tersebut 96% terjadi di industry pertambangan yang juga menyebabkan produktivitas pekerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko kelelahan kerja pada operator alat berat pertambangan di PT XYZ. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penerapan rancangan cross-sectional. Studi ini melibatkan 115 pekerja yang diminta untuk mengisi kuisioner SOFI. Analisis data dilakukan menggunakan uji Chi-square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 71,3% pekerja mengalami kelelahan kerja pada tingkat ringan, sedangkan 28,7% responden mengalami kelelahan kerja pada tingkat berat. Nilai p dari hasil uji korelasi antara kelelahan kerja dengan faktor-faktor risikonya, masing-masing adalah jam kerja = 0,087, jumlah hari berurutan = 0,105, roster kerja = 0,556, shift kerja = 0,720, lama perjalanan = 0,005, usia = 0,992, riwayat penyakit kronis = 1,000, gangguan tidur = <0,001, kebiasaan tidur = <0,001, kemampuan tidur siang/istirahat = 0,047, usaha = 0,006, penghargaan = 0,152, overcommitment = 0,014, suhu = 0,482, kebisingan = 0,277, pencahayaan = 0,127. Selanjutnya disimpulkan bahwa determinan dari kelelahan kerja adalah lama perjalanan, gangguan tidur, kebiasaan tidur, kemampuan tidur siang/istirahat, usaha, dan overcommitment.

Abstract In 2021, the Directorate General of Labor Inspection recorded 7,298 cases of workplace accidents, with 9% attributed to work fatigue. Of these cases, 96% occurred in the mining industry, adversely affecting worker productivity. This study aims to identify the risk factors for work fatigue among heavy equipment operators in PT XYZ using a cross-sectional design. Involving 115 workers who completed the SOFI questionnaire, data analysis was conducted using the Chi-square test. The research findings revealed that 71.3% of workers experienced mild work fatigue, while 28.7% reported severe fatigue. Correlation tests showed varying p-values for factors such as working hours (0.087), consecutive workdays (0.105), work roster (0.556), shift work (0.720), travel duration (0.005), age (0.992), chronic illness history (1.000), sleep disturbances (<0.001), sleep habits (<0.001), nap/rest capability (0.047), effort (0.006), recognition (0.152), overcommitment (0.014), temperature (0.482), noise (0.277), and lighting (0.127). In conclusion, determinants of work fatigue include travel duration, sleep disturbances, sleep habits, nap/rest capability, effort, and overcommitment.
Read More
T-6874
Depok : FKM-UI, 2024
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive