Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 35165 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Muhammad Navis Mirza; Pembimbing: Baiduri Widanarko; Penguji: Dadan Erwandi, Robiana Modjo. Marina Tarigan. Syahrul Effendi Nasution
Abstrak: Tujuan Penelitian : Tenaga kesehatan professional seperti perawat yang secara langsung berinteraksi dengan pasien dapat menimbulkan terjadinya gejala burnout. Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan burnout pada pekerja terutama di area pekerjaan (Area of worklife), Oleh karena itu penulis berusaha untuk menganalisis faktor risiko dan burnout Pada perawat di rumah sakit swasta di jakarta. Metode: Metode penelitian kuantitatif dengan desain studi cross sectional untuk menganalisis hubungan dengan faktor predisposisi area of worklife serta efeknya terhadap Burnout Hasil: Usia, masa kerja dan jenis kelamin. berhubungan emotional exhaustion, jenis kelamin dan status pernikahan berhubungan terhadap cynicism dan lack of personal efficacy. area of worklife (workload, control, reward, community, fairness, value) yang memiliki hubungan dengan burnout (exhaustion, cynicism, lack of personal efficacy).
Objectives: Health professionals such as nurses who can cause patients to experience burnout. There are several things that can cause burnout in workers, especially in the area of work (Area of work life) and arise from burnout such as less job satisfaction, lack of commitment to the company, and the desire to quit your job. Therefore, trying to analyze the risk factors and risk of fatigue in nurses in private hospitals in Jakarta. Methods: Quantitative research method with cross sectional study design to analyze the 3 dimensions of burnout and the relationship with predisposing factors in the field of work life and their effects on job satisfaction, desire to leave and workers in the company. Results: Age, years of service and gender. emotional exhaustion, gender and marital status associated with cynicism and a lack of personal trust. areas of work life (workload, control, reward, community, fairness, value) which have a relationship with burnout (fatigue, cynicism, lack of personal efficacy)
Read More
T-6062
Depok : FKM-UI, 2020
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Salma Qonita Thifal; Pembimbing: Laksita Ri Hastiti; Penguji: Baiduri Widanarko, Fitryani
Abstrak:
Penelitian ini membahas tentang analisis faktor risiko compassion fatigue (burnout & secondary tramatic stress) pada tenaga kesehatan yang bekerja di rumah sakit Jabodetabek. Compassion fatigue adalah fenomena yang dapat terjadi pada tenaga kesehatan yang dapat memengaruhi pekerjaan maupun individu. Penelitian ini dilakukan menggunakan metode kuantitatif potong lintang dan teknik simple random sampling dan analisis menggunakan analisis Chi Square dan regresi logistik untuk mengetahui nilai OR. Instrumen yang digunakan adan Professional Quality of Life Scale Version 5 (ProQOL). Ditemukan bahwa faktor pekerjaan yang signifikan terhadap compassion fatigue (burnout dan secondary traumatic stress) adalah kelompok tenaga kesehatan, shift kerja, panjang shift, lama kerja per minggu, departemen/unit kerja dan pengalaman kerja. Faktor individu terdiri dari jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan, status perkawinan, tingkat aktivitas fisik, dan kualitas tidur. Faktor individu lainnya yaitu anak dan status merokok juga signifikan terhadap burnout sebagai salah satu bagian dari compassion fatigue. Rumah sakit perlu menerapkan pengaturan kerja yang lebih baik untuk mengurangi risiko compassion fatigue pada tenaga kesehatan.

This research discusses the analysis of risk factors for compassion fatigue (burnout & secondary traumatic stress) in health care workers working in Jabodetabek hospitals. Compassion fatigue is a phenomenon that can occur in health workers and can affect work and individuals. This research was conducted using quantitative cross-sectional methods and simple random sampling techniques and analysis using Chi Square analysis and logistic regression to determine the OR value. The instrument used was the Professional Quality of Life Scale Version 5 (ProQOL). It was found that the work factors that were significant for compassion fatigue (burnout and secondary traumatic stress) were the group of health care workers, work shifts, shift length, length of work per week, department/work unit, and work experience. Individual factors consist of gender, age, education level, marital status, physical activity level, and sleep quality. Other individual factors, namely children and smoking status, are also significant in burnout as a part of compassion fatigue. Hospitals need to implement better work arrangements to reduce the risk of compassion fatigue among health workers.
Read More
S-11573
Depok : FKM-UI, 2024
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Ezra Munarjinah; Pembimbing: Hendra; Penguji: Dadan Erwandi, Puji Supriyono
S-6459
Depok : FKM-UI, 2011
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Astrina Aulia; Pembimbing: Meily Kurniawidjaja; Penguji: Dadan Erwandi, Indri Hapsari Susilowati, Raymos Hutapea, Wahyu Suprapti
Abstrak: Tujuan: Penelitian WHO telah menetapkan burnout sebagai fenomena kelelahan bekerja dan mengklasifikasikannya ke dalam penyakit internasional terbaru. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor psikososial dan kejadian Burnout pada perawat unit rawat jalan dan rawat inap di RS A.A. tahun 2019.
Metode: Metode penelitian kuantitatif dengan desain studi cross sectional untuk menganalisis hubungan faktor demografi (jenis kelamin, masa kerja, unit kerja dan status pernikahan) dan faktor psikososial (komitmen organisasi, gaya kepemimpinan, kepuasan kerja, dukungan sosial, kontrol kerja, beban kerja dan beban emosional) dengan kejadian burnout. Sampel terdiri dari 93 perawat rawat jalan dan rawat inap yang diambil dengan teknik Proportional Stratified Random Sampling. Penelitian berlangsung dari bulan November hingga Desember 2019.
Hasil: Burnout pada perawat unit rawat jalan dan rawat inap sebesar 50,5%. Terdapat dua variabel yang berhubungan dengan burnout yaitu jenis kelamin (p = 0,04) dan beban kerja dengan (p = 0,005).
Simpulan: Hasil telitian mendapatkan laki-laki berisiko 3,8 kali mengalami burnout dibandingkan rekan kerjanya yang wanita. Diduga sebagai penyebabnya yaitu laki-laki jarang menyalurkan rasa stres mereka dan sulit untuk bersosialisasi atau terbuka ketika membicarakannya. Faktor psikososial hanya beban kerja berhubungan dengan burnout, di mana beban kerja berat sebagai faktor risiko.

Objectives
WHO has designated burnout as a phenomenon of work fatigue and classifies it into the
latest international disease. This study aims to determine psychosocial factors and the
incidence of burnout in outpatient and inpatient nurses at A.A. Hospital in 2019.
Methods
Quantitative research methods with cross sectional study design to analyze the
relationship between demographic factors (gender, years of service, work units and
marital status) and psychosocial factors (organizational commitment, leadership style, job
satisfaction, social support, work control, workload and emotional burden ) with a burnout
event. The sample consisted of 93 outpatient and inpatient nurses taken by the
Proportional Stratified Random Sampling technique. The research took place from
November to December 2019
Results
Burnout in outpatient and inpatient nurses by 50.5%. There are two variables related to
burnout, namely gender (p = 0.04) and workload with (p = 0.005).
Conclusions
The results of a study found that men had a risk of experiencing burnout 3.8 times
compared to their female colleagues. It is suspected that the cause is that men rarely
channel their stress and find it difficult to socialize or be open when talking about it.
Psychosocial factors only workload associated with burnout, where heavy workload is a
risk factor.
Read More
T-5854
Depok : FKM-UI, 2020
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Chayrani Kamelia Marwanto; Pembimbing: Robiana Modjo; Penguji: Stevan Deby Anbiya Muhamad Sunarno, Rakhmi Savitri
Abstrak:

Latar Belakang: Sindrom metabolik (SM) merupakan kumpulan faktor risiko yang
meningkatkan kemungkinan terjadinya penyakit kardiovaskular dan diabetes melitus tipe 2. Prevalensi SM pada perawat di berbagai negara bervariasi, namun penelitian di Indonesia masih terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor risiko SM pada perawat di Rumah Sakit X. Metode: Desain penelitian cross-sectional dengan pendekatan kuantitatif. Data diperoleh dari MCU 268 perawat di RS X pada Oktober-November 2024. Variabel yang diteliti meliputi faktor perilaku (kebiasaan merokok, konsumsi alkohol, aktivitas fisik) dan genetik (usia, jenis kelamin, riwayat penyakit keluarga). Analisis data dilakukan secara deskriptif dan inferensial menggunakan uji Chi Square. Hasil: Sebanyak 7 perawat (2,6%) mengalami SM, obesitas sentral (48,9%) dan tekanan darah tinggi (25,4%) sebagai parameter yang paling dominan. Analisis statistik menunjukkan hubungan signifikan antara jenis kelamin laki-laki dengan sindrom metabolik (p-value = 0,004; OR = 7,154). Tidak ditemukan hubungan signifikan antara kebiasaan merokok, konsumsi alkohol, aktivitas fisik, usia, atau riwayat penyakit keluarga dengan sindrom metabolik (p-value > 0,05). Kesimpulan: Jenis kelamin laki-laki merupakan faktor risiko signifikan terhadap kejadian SM pada perawat di RS X. Penelitian lanjutan diperlukan dengan cakupan faktor risiko yang lebih luas dan sampel yang lebih besar untuk memperkuat temuan ini.


Background: Metabolic syndrome (MetS) is a cluster of metabolic abnormalities that increase  the risk of cardiovascular disease and type 2 diabetes mellitus. Although its prevalence  among nurses has been explored globally, limited data exist in Indonesia. Objective: This  study aimed to assess the association between risk factors and the presence of MetS among  nurses at Hospital X. Methods: A cross-sectional study was conducted involving 268 nurses  who underwent medical check-ups from October to November 2024. Variables included  behavioral factors (smoking, alcohol consumption, physical activity) and genetic factors (age,  sex, family history). Data were analyzed descriptively and inferentially using Chi-square  tests. Results: MetS was identified in 7 nurses (2.6%). Central obesity (48.9%) and elevated  blood pressure (25.4%) were the most prevalent components. A significant association was  found between male sex and MetS (p = 0.004; OR = 7.154). No significant associations were  observed for smoking, alcohol use, physical activity, age, or family history (p > 0.05).  Conclusion: Male gender is a significant risk factor for MetS among nurses in this setting.  Future studies with larger samples and broader variables are recommended to strengthen and generalize these findings.

Read More
S-12129
Depok : FKM UI, 2025
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Hazura Rindu Tuffahatti; Pembimbing: Robiana Modjo; Penguji: Baiduri Widanarko, Meilisa Rahmadani
Abstrak:

Kelelahan kerja adalah kondisi yang ditandai dengan perasaan yang menurun dalam kecepatan bekerja, gangguan sistemik saraf pusat akibat aktivitas yang panjang. Kelelahan kerja jika dialami secara terus menerus, maka akan menurunkan kinerja maupun produktivitas kerja. Banyak faktor yang dapat mengakibatkan kelelahan, maka dari itu penelitian ini dilakukan untuk menganalisis faktor risiko kelelahan (faktor risiko individu dan faktor pekerjaan) pada Perawat di Rumah Sakit X tahun 2023. Penelitian ini dilakukan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain tudi cross-sectional. Data dikumpulkan menggunakan data sekunder yang ada di Rumah Sakit X. Sampel dalam penelitian ini dibutuhkan sekitar 60 responden Perawat yang terbagi dalam beberapa unit di Rumah Sakit X. Hasil analisis menunjukkan sebanyak 4 responden (6,7%) mengalami kelelahan ringan, 48 responden (80,0%) mengalami kelelahan sedang, dan 8 responden mengalami kelelahan tinggi (13,3%). Faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian kelelahan kerja di Rumah Sakit X adalah Beban Kerja dengan p-value = 0,018 dan Jabatan Perawat dengan p-value = 0,040.

Kata kunci: Faktor Risiko, Perawat, Kelelahan


Work fatigue is a condition characterized by feelings of decreased work speed, central nervous system disorders due to long periods of activity. If work fatigue is experienced continuouslym it woll reduce work performance and productivity. Many factors can cause fatigue, therefore this study was conducted to analyze the risk factors for fatigue individual risk factors and work, in Nurses at the Hospital X  in 2023. Research was conducted using a quantitative approach with a cross-sectional study design. Data was collected using secondary data at the Hospital X. This research collected 60 respondents divided into several units at Hospital X. The results of the analysis showed that 4 respondents (6.7%) experienced mild fatigue, 48 respondents (80.0%) experienced moderate fatigue, and 8 respondents experienced high fatigue (13.3%). The risk factor that is closely related to the occurrence of work fatigue at the Hospital X is Workload with p-value = 0.018 and Nursing Position with p-value = 0.040.  

Keywords: Risk Factor, Nurse, Fatigue

Read More
S-11803
Depok : FKM UI, 2025
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Gina Relimba; Pembimbing: Indri Hapsari Susilowati; Penguji: Robiana Modjo, Ibnu Uzail Yamani
Abstrak:
Rumah sakit merupakan tempat kerja yang berisiko tinggi terhadap terjadinya kecelakaan kerja dibandingkan industri lainnya. Perawat IGD harus selalu siap sedia 24 jam untuk menangani kasus kegawatdaruratan yang dialami oleh berbagai pasien yang datang ke rumah sakit sehingga dengan tanggung jawab tersebut, sangat rentan bagi perawat IGD untuk mengalami kelelahan kerja. Penelitian ini membahas faktor terkait kelelahan kerja pada perawat IGD Rumah Sakit X Tahun 2024. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain studi cross-sectional yang telah dilakukan pada bulan Juli-Agustus pada seluruh perawat IGD Rumah Sakit X yaitu sebanyak 35 responden. Pengukuran kelelahan kerja perawat menggunakan pengukuran secara subjektif dengan kuesioner Subjective Self Rating Test yang dikembangkan oleh Industrial Fatigue Research Committee (IFRC) Jepang yang telah diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perawat IGD Rumah Sakit X lebih banyak mengalami kelelahan kerja ringan (71,4%) dan faktor yang berhubungan dengan kelelahan kerja yaitu kebisingan (P-Value=0,027). Berdasarkan hal tersebut, perlu dilakukan berbagai upaya pengendalian terhadap pajanan bising bagi perawat IGD di Rumah Sakit X dan juga perlu adanya prosedur fatigue management untuk mencegah dan mengendalikan tingkat kelelahan kerja pada perawat IGD Rumah Sakit X.

Hospitals are workplaces that have a higher risk of work accidents compared to other industries. ER nurses must always be ready 24 hours to handle emergency cases experienced by various patients who come to the hospital so that with this responsibility, ER nurses are very vulnerable to experiencing work fatigue. This research discusses factors related to work fatigue in ER nurses at Hospital. Measurement of nurses' work fatigue uses subjective measurements with the Subjective Self Rating Test questionnaire developed by the Japanese Industrial Fatigue Research Committee (IFRC) which has been translated into Indonesian. The results of the study showed that ER nurses at Hospital X experienced more mild work fatigue (71,4%) and the factor related to work fatigue was noise (P-Value=0,027). Based on this, it is necessary to carry out various efforts to control noise exposure for emergency room nurses.
Read More
S-11801
Depok : FKM UI, 2024
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Nadya Arifta Auliazaki; Pembimbing: Indri Hapsari Susilowati; Penguji: Robiana Modjo, Heni Fitri Marinda
Abstrak:
Studi ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor risiko yang berkaitan dengan stres kerja pada perawat perempuan di Rumah Sakit X Kota Depok, dengan menggunakan kerangka teoretis Model Job Demands-Resources (JD-R). Temuan utama dari penelitian ini menunjukkan bahwa 42,5% perawat perempuan di Rumah Sakit X Kota Depok mengalami gejala stres kerja pada tahun 2025, dengan tingkat keparahan bervariasi dari ringan hingga berat. Meskipun sebagian besar responden (98%) melaporkan beban kerja yang tinggi hingga sangat tinggi, dan sebagian mengalami konflik pekerjaan-keluarga (WFC), analisis kuantitatif tidak menemukan hubungan statistik yang signifikan antara tuntutan pekerjaan (beban kerja, work-interference with family, dan family interference with work) dengan gejala stres kerja. Kondisi ini mengindikasikan bahwa sumber daya pekerjaan yang ada di Rumah Sakit X mungkin berperan sebagai penyangga, memitigasi dampak negatif dari tuntutan kerja yang tinggi . Secara kualitatif, rumah sakit telah mengimplementasikan berbagai mekanisme dan program untuk mendukung sumber daya pekerjaan perawat meskipun tetap harus diimplementasikan berbagai macam perbaikan. 


This study aims to analyze the risk factors associated with work stress among female nurses at Hospital X in Depok City, using the Job Demands-Resources (JD-R) theoretical framework. The main findings of this study indicate that 42.5% of female nurses at Hospital X in Depok City experienced symptoms of work-related stress in 2025, with severity ranging from mild to severe. Although the majority of respondents (98%) reported high to very high workloads, and some experienced work-family conflict (WFC), quantitative analysis did not find a statistically significant relationship between job demands (workload, work-interference with family, and family interference with work) and symptoms of work-related stress. This situation suggests that the existing workplace resources at Hospital X may act as a buffer, mitigating the negative effects of high work demands. Qualitatively, the hospital has implemented various mechanisms and programs to support nurses' workplace resources, although further improvements are still needed.
Read More
S-12138
Depok : FKM UI, 2025
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Lenny Avana; Pembimbing: L. Meily Kurniawidjaja; Penguji: Robiana Modjo, Andaru H. Samsuriah
S-5899
Depok : FKM UI, 2010
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Samiati; Pembimbing: Zulkifli Djunaidi; Penguji: Dadan Erwandi, Eka Pujiyanti
S-5024
Depok : FKM UI, 2007
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive