Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 33596 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Fakhrul Razan; Pembimbing: Mila Tejamaya; Penguji: Robiana Modjo, Hendra, Muhamad Dawaman
Abstrak: Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan sektor produktif yang digerakkan oleh masyarakat dan memiliki peran yang sangat penting dalam perekonomian nasional. Di Indonesia, penerapan K3 di UMKM masih tergolong minim. Di sisi lain, diketahui bahwa risiko cedera pada perusahaan kecil lebih tinggi daripada perusahaan besar. Oleh karena itu, perlu adanya identifikasi dan analisis terhadap faktor-faktor yang memengaruhi K3 di UMKM di Indonesia. Studi ini bertujuan untuk membuat pemodelan faktor individu dan faktor organisasi terhadap kecelakaan kerja di UMKM, serta mengetahui hubungan antara faktor individu dan organisasi terhadap kecelakaan kerja. Studi ini merupakan penelitian potong lintang analitik berdasarkan data sekunder. Data ini meliputi variabel faktor individu, faktor organisasi, dan kecelakaan kerja. Pemodelan dilakukan dengan metode Pemodelan Persamaan Struktural (SEM) menggunakan SmartPLS pada 109 UMKM di kota Semarang, Bogor, Bekasi, Jakarta Timur, dan Jakarta Selatan. Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan bermakna di antara faktor individu dan faktor organisasi. Variabel faktor individu yang terdiri dari indikator perilaku dan persepsi memiliki hubungan yang positif dan bermakna baik terhadap kecelakaan kerja. Sedangkan, faktor organisasi dengan indikator komitmen, pelatihan, dan dana memiliki hubungan yang positif dan bermakna terhadap kecelakaan kerja. Berdasarkan penelitian ini faktor individu yang baik dapat berkontribusi untuk menurunkan kecelakaan kerja pada UMKM. Selain itu, faktor organisasi yang baik dapat berkontribusi dalam menurunkan kecelakaan kerja pada UMKM. Evaluasi dan pencegahan kecelakaan kerja berdasarkan pemodelan faktor individu dan faktor organisasi perlu diterapkan di UMKM
Micro, Small and Medium Enterprises (MSMEs) are productive sectors that are driven by the community and have a very important role in the national economy. In Indonesia, the application of OHS in MSMEs is still relatively minimal. On the other hand, it is known that the risk of injury to small companies is greater than that of large companies. Therefore, it is necessary to know and analyze the factors that affect OHS in MSMEs in Indonesia. In its aims to make modelling of individual and organization factors affecting occupational accidents in MSMEs, as well as determining the relationship between individual and organizational factors on work accident. This study is an analytic cross-sectional study based on secondary data. This data included variables of individual factor, organizational factor, and occupational accident. The modelling was using Structured Equation Modelling (SEM) method using SmartPLS on 109 MSMEs in Semarang, Bogor, Bekasi, East Jakarta, and South Jakarta. There was a positive and significant relationship between individual factor and organizational factor. Individual factors variable consisting of behavior and perception, had a positive and significant relationship both to work accidents. Meanwhile, organizational factors, including commitment, training, and funds have positive and significant relationship to work accidents. Good individual factors can contribute to lower work-accidents in MSMEs. In addition, good organizational factors can contribute to lower work accidents in MSMEs. Evaluation and prevention to work accidents based on individual and organizational factors model need to be implemented in MSMEs
Read More
T-6330
Depok : FKM-UI, 2022
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Wishnu Uzma A. Puspoprodjo; Pembimbing: Mila Tejamaya; Penguji: Hendra, Indri Hapsari Susilowati, Arif Susanto, Yuni Kusminanti
Abstrak: ABSTRAK Jumlah UMKM dan pekerja UMKM di Indonesia terus mengalami peningkatan. Namun, perlindungan terhadap aspek K3 pada pekerja UMKM belum optimal. Dalam rangka menyusun model SMK3 yang efektif untuk UMKM, penelitian ini mengekplorasi tentang faktor-faktor penting yang terkait dengan penerapan SMK3 di UMKM melalui review terhadap hasil penelitian yang ada. Dari pencarian yang dilakukan terhadap database full open access dari library UI (meliputi Google Scholar. Jstor, Science Direct, SpringerLink, Taylor and Francis, proQuest) diperoleh 709.103 artikel. Melalui evaluasi uji inklusi dan ekplusi, dipilih 34 literatur. Dari 34 literatur tersebut diperoleh bahwa faktor-faktor penting yang diperlukan dalam implementasi SMK3 di UMKM adalah faktor komitmen, manajemen risiko, regulasi dan standar, keterlibatan pihak ketiga, faktor training dan sumber daya manusia, faktor ekonomi, informasi dan komunikasi, dukungan manajemen, faktor keterlibatan pengusaha dan karyawan, faktor lingkungan kerja dan karakter bisnis UMKM, dan faktor administrasi, konsultasi dan inspeksi dan intervensi. Kata kunci : Faktor Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Systematic Review, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah The number of SMEs and SMEs workers in Indonesia continues to increase. However, the frequency of aspects of OHS on SMEs workers has not been optimal. In order to develop an effective OHSMS model for SMEs, this research explores important faktors related to OHSMS implementation in UMKM through a review of existing research results. From the searches conducted on the full open access database of UI libraries (including Google Scholar Jstor, Science Direct, SpringerLink, Taylor and Francis, proQuest) obtained 709,103 articles. Through inclusion and exploration evaluation, 34 literatures were selected. From 34 literatures it is found that the important faktors needed in the implementation of SMK3 in SMEs are faktors of commitment, management, regulations and standards, risk faktors, training and human resources faktors, economic faktors, information dan communication, management, communication faktors and responsibilities, occupational faktors and business characteristics, and faktors of administration, consultation and inspection dan intervention. Keywords : Faktors of Occupational Safety and Health Management System, Systematic Review, Micro, Small and Medium Enterprises
Read More
T-5221
Depok : FKM-UI, 2018
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Yuansyah Arief; Pembimbing: Mila Tejamaya; Penguji: Chandra Satrya, Yuliani Chafsah
Abstrak: UMKM merupakan salah satu industri dengan risiko yang signifikan karenalemahnya implementasi penglolaan risiko. Penelitian ini menilai tingkat risikoyang ada di UMKM pembuatan busana muslim CV. A dan UMKM pembuatanboneka CV. AT tahun 2016. Penilaian risiko dilakukan dengan menganalisis nilaikemungkinan, pemajanan dan konsekuensi dari setiap bahaya yang teridentifikasirisiko menggunakan metode semi kuantiatif yang dikembangkan oleh W.T Fine.Diperoleh bahwa bahaya kelistrikan (instalasi) ; bahaya ergonomi (handling) ;bahaya kimia (pajanan fume) memiliki tingkat risiko very high. Bahaya mekanik(gerakan jarum) ; bahaya fisik (suhu ruangan) memiliki tingkat risiko priority 1.Bahaya kimia (pajanan debu ; pajanan solvent) ; bahaya gravitasi (tertimpa benda); bahaya fisik (pencahayaan) memiliki tingkat risiko substantial. Bahaya safety(penataan ruang) ; bahaya organisasi kerja (stress kerja) memiliki tingkat risikopriority 3. Bahaya mekanik (gerakan menggunting ; gerakan menyetrika) ; bahayafisik (tabung gas) memiliki tingkat risiko acceptable.
Kata kunci :ISO 31000, penilaian risiko, kemungkinan, pemajanan, konsekuensi, tingkatrisiko
SMEs workers are exposed to significant risk due to improper implementation atrisk management. This study aimed to evaluate the risk level at two tekstile SMEsby using risk assessment method developed by W.T Fine. It was found that veryhigh risk was associated with safety hazard (electricity) ; ergonomic hazard(handling) ; chemical hazard (fume exposure). Priority 1 risk was associated withmechanical hazard (seewing) ; physical hazard (temperature). Substantial risk wasassociated with chemical hazard (dust ; solvent) ; gravity hazard (struck down)physical hazard (lightning exposure). Priority 3 was associated with safety hazard(work area) ; work organization hazard (work stress). Acceptable risk wasassociated with mechanical hazard (scissoring ; ironing) ; physical hazard (gastube).
Key word :ISO 31000, risk assessment, probability, exposure, consequences, risk level.
Read More
S-9232
Depok : FKM UI, 2016
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Dewi Utami Ningsih; Pembimbing: Mila Tejamaya; Penguji: Dadan Erwandi, Hendra, Lena Kurniawati, Trisnajaya
Abstrak: Kecelakaan kerja dan gangguan kesehatan terkait pekerjaan bisa terjadi di industri manapun, termasuk pada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). UMKM menampung lebih dari 60% angkatan kerja sehingga upaya perlindungan terhadap Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) perlu dilaksanakan. Salah satu faktor terkait orang yang dekat dengan terjadinya kecelakaan kerja dan cidera adalah motivasi keselamatan. Tujuan dari penelitian ini adalah mengevaluasi penerapan K3 dengan daftar periksa Working Improvement in Small-medium Enterprises (WISE) di UMKM Kabupaten Cianjur yang telah mendapat pembinaan K3 tahun 2014-2015 dan menilai motivasi keselamatan pekerja UMKM. Metode penelitian ini adalah metode kombinasi (mixed-methods). Besar sampel yang digunakan adalah 50 UMKM dan 110 pekerja UMKM. Hasil penelitian menunjukan rata-rata dari proporsi penerapan K3 pada UMKM terpilih adalah 0,4159 (41,59%), pemenuhan dari 46 item pertanyaan WISE sebesar 36,6% (penyimpanan dan penanganan material, lingkungan fisik, proteksi bahaya listrik, penanggulangan bahaya kebakaran, dan fasilitas kesejahteraan), sangat setuju/tepat untuk alasan motivasi instrinsik sebesar 86,8% serta setuju/cukup tepat untuk alasan motivasi eksternal sebesar 50,6%. Berdasarkan hasil wawancara didapatkan hambatan penereapan K3 terjadi pada level pemerintah, regulator/asosiasi, manajemen, staf, organisasi, dan teknologi. Faktor situasional pembentuk motivasi keselamatan yang paling utama adalah kepemimpinan. Kata kunci: UMKM, penerapan K3, motivasi keselamatan, daftar periksa WISE. Accidents and occupational health problems can occur in any industry, including Micro, Small and Medium Enterprises (MSMEs). MSMEs accommodate more than 60% of the workforce so that safeguards against Occupational Safety and Health (OSH) needs to be implemented. One of the proximal person-related factors to the occurrence of accidents and injuries is safety motivation. The research purpose is to evaluate OSH implementation with checklist of Working Improvement in Small- medium Enterprises (WISE) at MSMEs of Cianjur which has got OSH training in 2014-2015 and assess the workers safety motivation. Methods of this research are mixed-methods. The sample size is 50 MSMEs and 110 workers. The results showed that the mean of the proportion of OSH applied to selected MSMEs was 0.4159 (41.59%), fulfillment of 46 items of WISE questions of 36.6% (storage and material handling, physical environment, electrical hazard protection, countermeasures fire hazard, and welfare facilities), strongly agree for reasons of intrinsic motivation of 86.8% and agree for external motivation reasons of 50.6%. Based on interviews, the obstacles of OSH implementation occurred at government level, regulator / association, management, staff, organization, and technology. The distal situational factor that most important form of safety motivation is leadership. Keywords: MSMEs, OSH implementation, safety motivation, WISE checklist.
Read More
T-4920
Depok : FKM-UI, 2017
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Yunisa Hafisa; Pembimbing: Mila Tejamaya; Penguji: Hendra, Harumiti Ramli
Abstrak: Masalah keselamatan dan kesehatan kerja pada UMKM diakibatkan lemahnyamanajemen risiko. Penelitian ini bertujuan untuk menilai tingkat risikokeselamatan dan kesehatan kerja pada lima (5) workshop berbahan dasar logam diDesa Gunung Sari, Bogor, 2016. Metode W.T Fine yang digunakan adalah untukmenganalisis tingkat risiko dengan melihat nilai konsekuensi, pajanan, dankemungkinan dari setiap risiko. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkatrisiko tertinggi adalah bahaya ergonomi dan kimia.
Kata Kunci:Kemungkinan, Konsekuensi, Manajemen Risiko, Pajanan, Tingkat Risiko, UMKM
Occupational health and safety issues at SMEs were caused by lack of riskmanagement. The purpose of this study was to assess level of OHS risk at five (5)of metal-based workshop at Gunung Sari Village, Bogor, 2016. W.T Fine methodwas used for analyzing the risk level by scoring the level of consequence,exposure, and likelihood of each risk. The results showed that ergonomics andchemical hazard were categorised as very high risk level.
Keywords:Consequence, Exposure, Likelihood, Risk management, SME, Risk Level
Read More
S-9209
Depok : FKM UI, 2016
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Pristi Dwi Puspitasari; Pembimbing: Indri Hapsari Susilowati; Penguji: Abdul Kadir, Robiana Modjo, Supriadi, Benedictus Kristo Wijayanto
Abstrak:
Tunjuk sebut merupakan teknik yang mengkombinasikan fungsi mata, gerakan tangan, mulut, otak, dan telinga untuk mencegah terjadinya kesalahan pada manusia. PT XYZ menerapkan tunjuk sebut secara resmi untuk mencegah kesalahan pada masinis sejak tahun 2012. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan faktor individu, tempat kerja, pekerjaan dan organisasi terhadap performansi penerapan tunjuk sebut. Pengumpulan data diawali dengan proses wawancara terhadap tujuh informan untuk mendalami penerapan tunjuk sebut di perusahaan, mengkonfirmasi variabel yang disusun dari telaah literatur dan mengeksplorasi kondisi faktual di perusahaan. Selanjutnya data dikumpulkan dari 414 masinis melalui pengisian kuesioner. Distribusi performansi tunjuk sebut pada masinis menunjukkan bahwa 51,9% masinis menujukkan performansi tunjuk sebut baik, sedangkan 48,1% masinis menunjukkan performansi tunjuk sebut kurang. Hasil pengujian menggunakan chi square pada Confidence Interval (CI) 95% menunjukkan bahwa faktor individu yang berhubungan dengan performansi tunjuk sebut adalah usia, jabatan, pengalaman individu, kesadaran risiko, acceptance terhadap tunjuk sebut dan kesadaran diri. Sedangkan faktor tempat kerja yang berhubungan dengan performansi tunjuk sebut adalah otomasi kabin lokomotif, peralatan monitoring lokomotif, dan lingkungan kabin lokomotif. Faktor pekerjaan yang berhubungan dengan performansi tunjuk sebut adalah jenis kereta api yang sering didinasi oleh masinis, tingkat monoton dan kejelasan instruksi kerja. Faktor organisasi juga berhubungan dengan performansi tunjuk sebut diantaranya organizational leadership and commitment, prosedur tunjuk sebut, insentif keselamatan, masukan keselamatan, informasi keselamatan dan budaya keselamatan. Temuan ini mengindikasikan bahwa faktor individu, tempat kerja, pekerjaan dan organisasi berkaitan dengan kepatuhan dan konsistensi pelaksanaan tunjuk sebut di PT XYZ.

Pointing-and-calling is a technique that combines the functions of the eyes, hand movements, mouth, brain, and ears to prevent human error. PT XYZ has been officially implementing the pointing-and-calling to prevent train driver errors since 2012. This study aims to analyze the association of individual, workplace, job, and organizational factors with the performance of the pointing-and-calling implementation. Data collection began with an interview process with seven informants to explore the implementation of pointing-and-calling, confirm the variables compiled from the literature review, and explore the factual conditions in the company. Furthermore, data were collected from 414 train drivers through questionnaires. The distribution of pointing-and-calling performance among train drivers shows that 51,9% demonstrated good indicator performance, while 48,1% demonstrated poor indicator performance. The results of testing using chi-square at 95% Confidence Interval (CI) showed that individual factors associated with the performance of the pointing-and-calling implementation are age, position, individual experience, risk awareness, acceptance of designation, and self-awareness. While workplace factors associated with the performance of the pointing-and-calling implementation are locomotive cabin automation, locomotive monitoring equipment, and locomotive cabin environment. Job factors that are related to the performance of the pointing-and-calling implementation are the type of train that is often nominated by the train driver, the level of monotony, and the clarity of work instructions. Organizational factors also associated with the performance of the pointing-and-calling implementation include organizational leadership and commitment, pointing-and-calling procedures, safety incentives, safety feedback, safety information, and safety culture. The findings indicate that individual, workplace, job, and organizational factors are associated with the compliance and consistency of pointing-and-calling implementation.

Read More
T-7346
Depok : FKM UI, 2025
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Muhammad Taufiq Mahriyar; Pembimbing: Mila Tejamaya; Penguji: Chandra Satrya, Yuliani Chafsah
Abstrak: UMKM Kedelai (Tempe, Tahu, & Oncom) di Kecamatan Citereup Kabupaten Bogor memiliki potensi bahaya dan risiko pada setiap proses kerjanya, sehingga diperlukan manajemen risiko untuk mengidentifikasi bahaya dan menganalisis risiko K3. Jenis penelitian ini deskriptif dengan penentuan tingkat risiko secara semi kuantitatif menggunakan nilai consequences, exposure, dan likelihood mengacu pada metode yang ditemukan oleh W.T. Fine. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat tingkat risiko tertinggi dengan level Very high antara lain Risiko : Heat stress, Luka Bakar, Kebakaran, Ledakan, Gangguan Pernafasan. Tingkat risiko tertinggi disebabkan oleh Bahaya Panas dan Budaya kerja yaitu merokok pada saat bekerja. Tingkat risiko level Priority 1 antara lain Risiko : NIHL, Tersengat Listrik, Luka Bakar, Iritasi kulit, Keracunan, Tejatuh. Tingkat risiko Priority 1 disebabkan oleh Bahaya Fisik: Bising, Listrik, Bahaya Biologi, Bahaya Kimia. Tingkat risiko level Substantial antara lain Risiko : Low Back Pain, Cedera otot lengan / kaki . Tingkat risiko Substantial disebabkan oleh Bahaya Ergonomi: Posisi janggal, Mengangkat beban yang berat. Tingkat risiko level Priority 3 antara lain Risiko : Stress Kerja. Tingkat risiko Priority 3 disebabkan oleh Bahaya Psikososial: Beban Kerja, Kelelahan.
Kata Kunci: K3, Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, Manajemen Risiko, Consequences, Exposure, Likelihood, Tingkat Risiko, Evaluasi Risiko, Rekomensdasi Pengendalian.

Soybean processing SMEs pose number of potential hazards exposing to the worker. This study aimed identify some potential hazards and evaluate their risk level by using WT Fine method, These results indicate that there is the highest risk level by level Very high risk include : Heat stress, Burn, Fire, Explosion, Respiratory Disorders. The highest risk levels caused by Heat Hazards and work culture that smoke at work. The level of risk levels among others Risk Priority 1 : NIHL, Stung Electricity, Burns, Skin irritation, Toxicity, Toffees. The level of risk due to the Priority 1 Physical Hazards : Noisy, Electricity, Biological Hazards, Chemical Hazards. Substantial levels of risk level among others Risk : Low Back Pain, Muscle Injury Arm / Leg. Substantial risk levels caused by Ergonomics Hazards : Position clumsy, Heavy lifting. The risk level Priority level 3 Risks include : Work Stress. The level of risk caused by the Priority 3 Psychosocial Hazards : Workload, Fatigue.
Keywords: Occupational Health & Safety, Hazard Identification, Risk Assessment, Risk Management, Consequences, Exposure, Likelihood, Level of Risk, Risk Assessment, Control Recommendations.
Read More
S-9123
Depok : FKM UI, 2016
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Desmon Prawiradinata; Pembimbing: Hendra; Penguji: Indri Hapsari Susilowati, Irma Setiawaty Wulandari
Abstrak: Penelitian ini membahas tentang analisis faktor-faktor yang berhubungan dengankejadian stres pada Pekerja di PT. X. Menurut Robbins (2006) mengemukakan terdapattiga kategori potensi stressor yaitu berasal dari faktor lingkungan, faktor organisasi, faktorindividu. Didukung dengan teori yang dikembangkan oleh Health, Safety, and Executive(2007) diketahui bahwa terdapat enam aspek dalam faktor organisasi yang berhubungandengan stres kerja. Berdasarkan hal tersebut, dapat dikatakan bahwa faktor organisasi danfaktor individu merupakan faktor yang memegang peranan dalam mengakibatkan streskerja.Jenis penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan menggunakan pendekatanmenggunakan desain penelitian cross sectional, Variabel independen ini meliputi faktororganisasi (tuntutan pekerjaan, kontrol terhadap pekerjaan, dukungan sosial, hubunganinterpersonal, peran dalam organisasi, perubahan pada organisasi) dan karakteristikindividu (umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, status pernikahan, masa kerja).Variable dependen yang diteliti adalah kejadian stres yang dialami pekerja di PT. X.Sampel pada penelitian ini berjumlah 136 responden. Analisis bivariat dilakukan denganuji Chi Square. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui sebanyak 25 orang (18,4 %)mengalami kejadian stres berat, sebanyak 43 orang (31,6 %) mengalami kejadian stressedang, sebanyak 39 orang (28,7 %) mengalami kejadian stres sedang stres rendah, dansebanyak 29 responden (21,3 %) masuk dalam kategori tidak stres. Karakteristik individuyang terbukti berhubungan dengan kejadian stres kerja adalah tingkat pendidikan danstatus pernikahan. Sedangkan, seluruh faktor organisasi terbukti berhubungan dengankejadian stres kerja.
Kata kunci: stres kerja, stressor, faktor organisasi
This research is about the analysis of related factors that generate stress atworkplace on PT. X. According to Robbins (2006) suggests there are three categories ofpotential stressors which are derived from environmental, organizational, and individualfactors. Supported by a theory, developed by Health, Safety, and Executive (2007), thereare six aspects in management standards that are related to stress at workplace. Based onthis, it can be said that management standards and individual characteristics are factorsthat generate stress at workplace.This is the descriptive analytic with cross sectional design studies. Independentvariables which include on this reasearch are management standards (demands, control,support, relationships, role, and change) and individual characteristics (age, sex,education, marital status, years of service). Dependen variables which include on thisresearch is the incident of stress, experienced by workers at PT. X. With 136 respondents,researcher used chi-square for bivariate analysis. The result, 25 workers (18.4%)experienced severe stress level, 43 workers (31.6%) experienced moderate stress level,39 workers (28.7%) experienced a low stress level, and as many as 29 workers (21.3%)not having a stressed level. Individual characteristics that are proven to be associated withstress events are education level and marital status. Whereas, all management standardsare proven to be related stress at workplace in PT. X.
Keywords: work stress, stressor, management standards.
Read More
S-9651
Depok : FKM UI, 2018
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Fairuz Khansa Nabila; Pembimbing: Laksita Ri Hastiti; Penguji: Baiduri Widanarko, Ns. Diantika Prameswara
Abstrak: Tingkat stres kerja pada perawat di Indonesia mencapai 50,9% menurut survei PPNI, mencerminkan tingginya tekanan akibat beban kerja, jam kerja panjang, dan keterbatasan sumber daya, sehingga penting untuk mendapatkan gambaran terkini mengenai tingkat stres kerja perawat dan faktor-faktor terkait. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan faktor pekerjaan dan faktor individu terhadap stres kerja pada perawat rumah sakit, menggunakan metode kuantitatif dengan dan pendekatan cross-sectional. Sebanyak 191 perawat yang tersebar di beberapa rumah sakit di Jabodetabek, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Kepulauan Riau menjadi responden melalui randomized sampling, dengan data dikumpulkan menggunakan Kuesioner Copenhagen Psychosocial Questionnaire-III (COPSOQ-III) dan dianalisis menggunakan uji statistik deskriptif serta Chi-square. Hasil analisis inferensial menunjukkan adanya hubungan signifikan antara stres kerja dengan status pernikahan (P-value = 0,033; OR = 1,905) dan lama masa kerja (P-value = 0,02; OR = 1,033) sebagai faktor individu, serta dengan status pekerjaan (P-value = 0,004; OR = 0,413), work-life balance (P-value = 0,001; OR = 5), dan beban kerja (P-value = 0,001; OR = 7,684) sebagai faktor pekerjaan; sementara usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, take home pay, dan peran dalam organisasi tidak memiliki hubungan signifikan. Disimpulkan bahwa terdapat beberapa faktor individu dan pekerjaan yang berhubungan secara signifikan dengan stres kerja pada perawat.
The level of work stress among nurses in Indonesia reached 50,9% according to a PPNI survey, reflecting the high pressure due to heavy workload, long working hours, and limited resources, making it crucial to obtain a current overview of nurses' work stress levels and related factors. This study aimed to determine the relationship between work factors and individual factors with work stress among hospital nurses, using a quantitative method with a cross-sectional approach. A total of 191 nurses spread across several hospitals in Jabodetabek, East Java, West Kalimantan, West Java, Central Java, and Riau Islands were recruited as respondents through randomized sampling. Data were collected using the Copenhagen Psychosocial Questionnaire-III (COPSOQ-III) and analyzed using descriptive statistics and Chi-square tests. Inferential analysis results showed a significant relationship between work stress and individual factors such as marital status (P-value = 0,033; OR = 1,905) and length of service (P-value = 0,02; OR = 1,033). Furthermore, work factors including employment status (P-value = 0.004; OR = 0,413), work-life balance (P-value = 0,001; OR = 5), and workload (P-value = 0,001; OR = 7,684) also had a significant relationship with work stress. Age, gender, education level, take-home pay, and role in the organization did not show a significant relationship. It is concluded that several individual and work factors are significantly associated with work stress in nurses.
Read More
S-11919
Depok : FKM UI, 2025
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Debit Bagas Kamal Gumilang; Pembimbing: Robiana Modjo; Penguji: Fatma Lestari, Trisnajaya
Abstrak: Sektor informal di Indonesia menyerap begitu banyak tenaga kerja dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan bagian dari sektor informal. Usaha mikro pembuatan batu bata diketahui membutuhkan tenaga fisik yang besar dan bekerja di lingkungan yang tidak ideal. Postur janggal, udara tercemar oleh asap karbon, terik matahari dan kebiasaan merokok menjadi ancaman para pengrajin batu bata selama bekerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana implementasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di sektor informal khususnya usaha mikro. Implementasi K3 diukur dari hasil observasi di lapangan, ditunjang dengan kuesioner untuk mengukur pengetahuan, sikap, dan perilaku K3 para pengrajin batu bata (n=60), kuesioner Nordic Musculoskeletal Questionnaire (NMQ) untuk melihat gambaran keluhan gangguan otot rangka pada pengrajin batu bata dan wawancara dengan instansi pemerintah untuk memvalidasi hasil observasi dan kuesioner. Hasil menunjukkan bahwa pengetahuan, sikap, dan perilaku pengrajin batu bata terkait K3 masih rendah dan tidak adanya Pos UKK di Desa Panggisari. Keluhan gangguan otot rangka terbanyak ada pada bagian punggung bawah (91,6%), bahu (71,7%) dan punggung atas (71,7%). Instansi pemerintah memiliki kendala dan keterbatasan dalam mendukung berjalannya implementasi K3 yang baik di sektor usah mikro. Perlu adanya komitmen kuat untuk menjalankan K3 baik dari pengrajin batu bata maupun dari pemerintah
Read More
S-10108
Depok : FKM UI, 2019
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive