Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 33921 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Husni Abdul Muchlis; Pembimbing: Wahyu Sulistiadi; Penguji: Puput Oktamianti, Ede Surya Darmawan, Felly Philipus Senewe, Mirza
Abstrak: Seiring bertambahnya usia, populasi, angka kesakitan dan kematian serta sulitnya akses ke pelayanan kesehatan membuat kebutuhan Puskesmas menjadi komplek untuk didukung. Rekam Medis Elektronik (RME) merupakan suatu sistem informasi yang direkomendasikan oleh para pembuat kebijakan guna memenuhi tuntutan pelayanan di Puskesmas. Berdasarkan hal tersebut Puskesmas DKI telah mewajibkan penggunaan RME dalam pelayannya akan tetapi terdapatnya jaringan eror/macet, ketidaklengkapan RME, rendahnya penggunaan dan kurangnya literasi tentang RME menjadikannya perlu dievaluasi. MMUST merupakan suatu model yang digunakan untuk mengevaluasi RME di lingkungan yang wajib penggunannya. Tujuan dari penelitian ini untuk mengevaluasi RME untuk meningkatkan manfaat dan penggunaan sistem informasi di Puskesmas DKI Jakarta. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan disain penelitian cross sectional dengan menggunakan data primer berupa kuesioner yang dibagikan kepada dokter, perawat dan bidan dengan jumlah sampel yang diperoleh 125
Read More
T-6420
Depok : FKM-UI, 2022
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Hermawati; Pembimbing: Wachyu Sulistiadi; Penguji: Ede Surya Darmawan, Zakiah
Abstrak:
ABSTRAK Nama : Hermawati Program Studi : Kesehatan Masyarakat Judul : Evaluasi Efektifitas Pelaksanaan Sistem Rekam Medis Elektronik di Puskesmas Sukmajaya Kota Depok Tahun 2022 Pembimbing : Prof. Dr. drg. Wachyu Sulistiadi, M.A.R.S Peraturan Menteri Kesehatan No 24 tahun 2022 tentang Rekam Medis menyatakan bahwa seluruh Fasilitas Pelayanan Kesehatan sudah harus wajib untuk menyesuaikan dan melaksanakan Rekam Medis Elektronik. Salah satu upaya yang dilakukan untuk mempercepat pelayanan dengan mengimplementasikan Rekam Medis Elektronik secara maksimal. Puskesmas sudah menerapkan rekam medis berbasis elektronik akan tetapi rekam medis berbasis kertas masih digunakan pada pelayanan kesehatan. Hal ini menunjukkan bahwa sistem RME masih dalam pengembangan. Dari segi waktu, rekam medis konvensional kurang efisien karena dibutuhkan waktu untuk mencari, mengambil dan mengantar Rekam Medis ke masing-masing unit. Untuk mengetahui permasalahan rekam medis elektronik di Puskesmas Sukmajaya dilakukan evaluasi dengan metode Human, Organization, Technology dan Net Benefit (HOT fit Model). Jenis Penelitian adalah deskriptif kualitatif. Pengumpulan data melalui wawancara mendalam menggunakan pedoman wawancara. Pengolahan dan analisis data menggunakan pendekatan analisis isi (content analysis). Hasil Penelitian Human pedaftaran pasien pendidikan SMA, pengguna dapat menerima sistem RME, Organization manajemen sangat mendukung, Infrastruktur belum lengkap, dan belum adanya Pedoman dan SOP RME, Technology internet yang tidak stabil, Pelatihan yang jarang diadakan, sering terjadi Eror Sistem sehingga data yang sudah di input tidak tersimpan, Fitur RME belum disesuaikan dengan kebutuhan tiap unit, belum adanya integrasi RME oleh semua unit. Kata Kunci : RME, Hot Fit, Efektifitas, Evaluasi

ABSTRACT Name : Hermawati Study Program : Public Health Title : Evaluation of the Effectiveness of the Implementation of the Electronic Medical Record System at the Sukmajaya Health Center in Depok City in 2022. Supervisor : Prof. Dr. drg. Wachyu Sulistiadi, M.A.R.S Minister of Health Regulation No. 24 of 2022 concerning Medical Records states that all Health Service Facilities are required to adapt and implement Electronic Medical Records. One of the efforts made to speed up service is by implementing Electronic Medical Records to the fullest. The Puskesmas has implemented electronic-based medical records, but paper-based medical records are still used in health services. This shows that the RME system is still under development. In terms of time, conventional medical records are less efficient because it takes time to search, retrieve and deliver medical records to each unit. To find out the problems with electronic medical records at the Sukmajaya Health Center, an evaluation was carried out using the Human, Organization, Technology and Net Benefit (HOT fit Model) method. This type of research is descriptive qualitative. Data collection through in-depth interviews using interview guidelines. Processing and analysis of data using content analysis approach (content analysis). Results of Human Research registration of high school education patients, users can receive the RME system, Management organizations are very supportive, Infrastructure is incomplete, and there is no RME Guidelines and SOP, Internet technology is unstable, Training is rarely held, System Errors often occur so that the data is the input is not stored, the RME feature has not been adapted to the needs of each unit, there is no RME integration by all units. Keywords: RME, Hot Fit, Effectiveness, Evaluation
Read More
S-11201
Depok : FKM-UI, 2023
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Rowena Sofia Zepanya; Pembimbing: Septiara Putri; Penguji: Wachyu Sulistiadi, Riza Srie Ambari
Abstrak:
Penelitian ini mengeksplorasi penerimaan sumber daya manusia kesehatan (SDM Kesehatan) terhadap Rekam Medis Elektronik (RME) pada klinik-klinik di DKI Jakarta tahun 2024. Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan desain studi kasus. Penelitian dilakukan melalui wawancara mendalam dengan tenaga kesehatan dan staf administrasi, serta analisis dokumen dan regulasi terkait. Kerangka teori yang digunakan adalah Modified Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT), yang mengevaluasi pengaruh harapan kinerja, harapan usaha, pengaruh sosial, dan kondisi yang memfasilitasi terhadap penerimaan RME. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam dan telaah dokumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa meskipun manfaat RME diakui dalam hal peningkatan aksesibilitas data dan manajemen pasien, terdapat hambatan signifikan seperti variasi tingkat literasi digital di antara tenaga kesehatan, resistensi terhadap perubahan alur kerja, serta kekhawatiran tentang privasi data dan keandalan sistem. Harapan kinerja ditemukan sebagai faktor penting dalam penerimaan RME, di mana banyak responden percaya bahwa RME dapat menyederhanakan operasi dan meningkatkan pengambilan keputusan klinis. Namun, transisi ke sistem digital membutuhkan usaha besar, terutama bagi tenaga kesehatan dengan pengalaman terbatas pada teknologi digital, sehingga mereka menghadapi kurva pembelajaran yang menantang. Pengaruh sosial dari regulasi dan kepemimpinan institusi memainkan peran signifikan dalam mendorong adopsi RME. Kondisi yang memfasilitasi, seperti dukungan teknis dan pelatihan berkelanjutan, terbukti penting untuk mengurangi resistensi dan mempermudah proses integrasi. Validasi data dilakukan dengan triangulasi antara wawancara, observasi, dan telaah dokumen. Penelitian ini menyimpulkan bahwa adopsi RME yang berhasil memerlukan penanganan hambatan secara menyeluruh. Rekomendasi meliputi pelatihan terstruktur, dukungan teknis yang kuat, dan penciptaan budaya yang mendukung teknologi. Penelitian ini menekankan pentingnya strategi adopsi RME yang efektif untuk peningkatan layanan kesehatan dan efisiensi operasional di klinik.

This study explores the acceptance of health human resources (HHR) toward Electronic Medical Records (EMR) in clinics in DKI Jakarta in 2024. The research type is qualitative with a case study design. The study was conducted through in-depth interviews with healthcare professionals and administrative staff, as well as a review of relevant documents and regulations. The theoretical framework used is the Modified Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT), which assesses the impact of performance expectancy, effort expectancy, social influence, and facilitating conditions on EMR acceptance. Data collection was conducted through in-depth interviews and document analysis. The results indicate that while the benefits of EMR, such as enhanced data accessibility and patient management, are recognized, significant barriers exist. These barriers include varying levels of digital literacy among healthcare professionals, resistance to changes in established workflows, and concerns about data privacy and system reliability. Performance expectancy was identified as a crucial factor influencing EMR acceptance, with many respondents acknowledging that EMR can streamline operations and improve clinical decision-making. However, transitioning to digital systems requires substantial effort, especially for healthcare professionals with limited prior experience with digital technology, leading to a steep learning curve. Social influence from regulations and institutional leadership plays a significant role in driving EMR adoption. Facilitating conditions, such as the availability of technical support and ongoing training programs, are essential in reducing resistance and easing the integration process. Data validation was performed through triangulation between interviews, observations, and document analysis. The study concludes that successful EMR adoption requires comprehensive handling of these barriers. Recommendations include structured training, robust technical support, and fostering a culture that supports technology adoption. This study emphasizes the need for effective EMR adoption strategies to improve healthcare services and operational efficiency in clinics.
Read More
S-11577
Depok : FKM-UI, 2024
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Zahrina; Pembimbing: Ascobat Gani; Penguji: Dumilah Ayuningtyas, Amal Chalik Sjaaf, Enny Ekasari, Kirana Pritasari
Abstrak: Berdasarkan UU No.23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, salah satu pembagian urusan bidang kesehatan yang didesentralisasikan yaitu Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM). Implementasi UKM esensial yang dilaksanakan Puskesmas memiliki banyak tantangan dan belum diprioritaskan dalam implementasinya. Sejak desentralisasi ada indikasi marginalisasi UKM. Permasalahan kekurangan SDM, keterbatasan dan keterlambatan dana UKM yang berkaitan dengan kebijakan desentralisasi. Sebagai wilayah perkotaan, Puskesmas di Kota Depok seharusnya memprioritaskan UKM. Peneliti menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus untuk mengevaluasi implementasi UKM esensial dalam konteks kebijakan desentralisasi meliputi politik, fungsi, fiskal dan penguatan kapasitas di Puskesmas Kota Depok. Hasil penelitian menunjukan bahwa indikator kinerja daerah terkait UKM esensial sebagian besar belum mencapai target. Sejumlah 13 dari 20 indikator pada renstra serta 12 dari 14 indikator RPJMD belum tercapai terutama untuk pelayanan kesehatan keluarga, kesehatan lingkungan dan P2P. Desentralisasi politik dalam UKM esensial sudah diberikan kewenangan yang disertai tanggungjawab dan akutabilitas. Pada konteks desentralisasi fungsi sudah tersedia NSPK yang mendukung walaupun masih ditemui sejumlah masalah. Desentralisasi fiskal belum sempurna dilaksanakan dan menjadi tantanangan implementasi UKM esensial. Permasalahannya antara lain kecukupan pembiayaan, keterlambatan anggaran dan realisasi. Penguatan kapasitas daerah di Kota Depok belum optimal dalam SDM, sistem informasi dan sarana prasarana. Pelaksanaan UKM esensial yang belum mencapai target terkendala konteks desentralisasi fiskal dan penguatan kapasitas. Namun hal yang menarik ditemukan bahwa kelembagaan Puskesmas sebagai PPK-BLUD di Kota Depok menjadi best practice yang cukup mendukung pelaksanaan UKM esensial
Read More
T-6347
Depok : FKM-UI, 2021
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Irene Nathasa; Pembimbing: Junadi, Purnawan
M-840
[s.l.] : [s.n.] : s.a.]
D3 - Laporan Magang   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Afiana Salma Andhani; Pembimbing: Septiara Putri; Penguji: Amal Chalik Sjaaf, Kesumadewi
Abstrak:
Dalam rangka mengoptimalkan penerapan RME di Indonesia, pemerintah mewajibkan seluruh fasilitas kesehatan di Indonesia menerapkan dan mengintegrasikan sistem RME dengan platform nasional SATUSEHAT. Hingga saat ini, belum diketahui bagaimana penerapan RME di suatu fasilitas kesehatan setelah menggunakan sistem RME yang telah terintegrasi dengan SATUSEHAT, terutama dari sisi petugas sebagai pengguna. Oleh sebab itu, penelitian ini dilakukan dengan tujuan mengetahui penerapan RME yang terintegrasi dengan platform SATUSEHAT berdasarkan persepsi petugas pelaksana di salah satu rumah sakit yang telah terkoneksi dengan SATUSEHAT, yaitu RS Fatmawati melalui RME Transmedic. Penelitian menggunakan desain penelitian kualitatif dengan mengadopsi metode UTAUT (Unified Theory of Acceptance and Use of Technology). Data penelitian diperoleh melalui wawancara mendalam, observasi, dan telaah dokumen. Penelitian memperoleh hasil bahwa penerapan RME Transmedic di RS Fatmawati belum optimal. Hal ini disebabkan petugas masih mempelajari sistem dan terdapat kendala yang sering dihadapi oleh petugas. Mayoritas kendala menyita waktu petugas sehingga efisiensi waktu kerja petugas menurun. Penurunan efisiensi waktu ini mempengaruhi produktivitas dan sikap petugas terhadap penerimaan RME secara sukarela. Meski begitu, kondisi sosial dan fasilitas di RS Fatmawati telah memberikan dukungan yang cukup positif terhadap penerapan RME. Hanya saja, masih terdapat beberapa kendala yang perlu diselesaikan dan beberapa kebutuhan yang perlu diadakan, salah satunya pelatihan rutin. Melalui penelitian ini, diharapkan pihak Transmedic mampu menyelesaikan kendala dan melengkapi fitur yang sudah ada maupun belum ada serta pihak RS Fatmawati memberikan pelatihan rutin guna meningkatkan pengetahuan dan kompetensi petugas.

To optimize the implementation of Electronic Medical Records (EMR) in Indonesia, the government has mandated that all healthcare facilities in Indonesia implement and integrate the RME system with the national SATUSEHAT platform. However, it is unclear how EMR is applied in a healthcare facility after integrating the system with SATUSEHAT, particularly from the perspective of staff as users. Therefore, this study aims to understand the implementation of EMR integrated with the SATUSEHAT platform based on the perceptions of staff at a hospital connected to SATUSEHAT, specifically Fatmawati Hospital through the Transmedic EMR system. This research employs a qualitative design adopting the Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT) method. Data were collected through in-depth interviews, observations, and document analysis. The study found that the implementation of the Transmedic EMR at Fatmawati Hospital is not yet optimal. This is due to the staff still familiarizing themselves with the system and frequently encountering obstacles. Most of these obstacles consume the staff’s time, thereby reducing their work efficiency. This decrease in efficiency affects the staff’s productivity and their voluntary acceptance of the EMR. Despite this, the social and facility conditions at Fatmawati Hospital provide positive support for the EMR implementation. However, several issues need to be resolved, and certain needs must be met, including routine training sessions. This study hopes that Transmedic can address the issues and enhance the existing and missing features, and Fatmawati Hospital can provide regular training to improve the staff’s knowledge and competence.
Read More
S-11587
Depok : FKM-UI, 2024
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Dhia Ticha Pertiwi; Pembimbing: Masyitoh; Penguji: Wahyu Sulistiadi, Agus Mutamakin
Abstrak: Penerapan teknologi pada bidang kesehatan bertujuan untuk meningkatkan mutu,efisiensi dan efektivitas biaya. Rekam medis elektronik merupakan data medis pasienyang diproses secara digital dalam sistem manajemen rumah sakit yang juga bertujuanuntuk meningkatkan mutu dan keselamatan pasien. Pemanfaatan rekam medis elektronikrumah sakit di Indonesia baru mulai berkembang dan belum optimal. Perlu dilakukanpenilaian kesiapan sebagai kegiatan pra-implementasi untuk menggambarkan kondisiorganisasi rumah sakit saat ini demi mencapai keberhasilan implementasi suatu program.Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor beserta indikator dalam penilaiankesiapan implementasi rekam medis elektronik pada rumah sakit di Indonesia. Penelitianini menggunakan metode literature review terhadap studi yang berlatar tempat negaraberkembang dengan basis data PubMed, ProQuest, Google Scholar, Sinta Indonesia, danGaruda. Hasil penelitian berdasarkan 10 studi terinklusi, ditemukan terdapat 4 faktor,yaitu budaya organisasi (budaya, keterlibatan seluruh pihak, pengembangan rencana),manajemen dan kepemimpinan (tim eksekutif, finansial, rencana strategis, peningkatanmutu dan pelayanan), kesiapan operasional (desain alur kerja, integrasi sistem, kebijakan,manajemen vendor, kebutuhan staf, pelatihan) dan kesiapan teknis (penggunaan sistemsaat ini, penilaian kebutuhan teknis, manajemen dan staf teknologi informasi). Sebaiknya,rumah sakit perlu melakukan penilaian kesiapan dengan menggunakan instrumen yangtelah dibuat dalam penelitian ini.
Kata kunci:penilaian kesiapan; rekam medis elektronik; teknologi informasi kesehatan
The application of technology in the health sector is to improve quality, efficiency, andcost-effectiveness. Electronic medical records is a patient data that require digital inhospital management systems are needed to improve quality and patient safety.Publishing electronic medical records in Indonesia is just beginning to be developed andnot optimal. It is necessary to discuss the pre-implementation process or readinessassessment that aims to evaluate the preparedness of the organization component toachieve the successful implementation of the program. This study aimed to prove thefactors and indicators that comply with a readiness assessment for electronic medicalrecords in Indonesian hospitals. This study uses a literature review method with PubMed,ProQuest, Google Scholar, Sinta Indonesia, and Garuda databases. The results based on10 pieces of research, found 4 factors, such as organizational culture (culture, theinvolvement of all parties, project plan development), management and leadership(executive teams, finance, strategic plans, quality improvement and care management,),operational readiness (workflow design, integration system, policy, vendor management,staff needs, training), and technical readiness (use of existing technology, technical needsassessment, management and staff of information technology). The researcherrecommended for the hospital to do the readiness assessment by using the instrumentsthat have been made in this study.
Key words:electronic medical record; health information technology; readiness assessment.
Read More
S-10389
Depok : FKM UI, 2020
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Jaka Yuhenda; Pembimbing: Ede Surya Darmawan; Penguji: Masyitoh, Loli J. Simajuntak
Abstrak: Penelitian ini bertujuan mengetahui penyebab belum optimalnya pemanfaatan SAMRS dalam hal mempercepat proses komplain alat medik pada dua unit pelayanan di RSUP Fatmawati. Skripsi ini membatasi pemanfaatan SAM RS pada Instalasi Gawat Darurat dan Instalasi Griya Husada pada tahun 2017 dengan menggunakan variabel UTAUT yaitu harapan kinerja pengguna, harapan usaha pengguna, pengaruh sosial pengguna, kondisi pendukung pengguna, dan minat menggunakan. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif.
Read More
S-10864
Depok : FKM-UI, 2017
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Wiwik Wahyuningsih; Pembimbing: Ede Surya Darmawan, Adang Bachtiar; Penguji: Anwar Hasan, Sri Basuki Dwi Lestari, Sri Foniasih Usman
T-2196
Depok : FKM-UI, 2005
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Zayyinatul Fathonah; Pembimbing: Vetty Yulianty Permanasari; Penguji: Wachyu Sulistiadi, Gunawan Santoso
Abstrak:
Perubahan lingkungan bisnis yang menekankan pada penggunaan transformasi digital dapat menjadi peluang dan tantangan baru yang harus dihadapi dalam layanan kesehatan. Rumah Sakit X menanggapi hal tersebut melakukan trasformasi digital pada penggunaan rekam medis elektronik (RME). Proses implementasi RME perlu dilakukan evaluasi untuk meningkatkan kinerja sistem informasi yang lebih baik salah satunya dengan menggunakan HOT-Fit Model. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran implementasi RME dan hubungan human, organization dan technology terhadap net benefit RME pada pelayanan rawat jalan. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif menggunakan desain studi cross-sectional. Pemilihan sampel menggunakan sampel total sejumlah 49 orang pengguna RME pada pelayanan rawat jalan yang datanya akan diambil menggunakan kuesioner. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa gambaran implementasi RME berdasarkan human, organization, technology dan net benefit sudah berjalan dengan baik. Penelitian ini juga menunjukkan adanya hubungan antara human (kepuasan pengguna dan penggunaan sistem), organization (struktur organisasi) dan technology (kualitas sistem, kualitas informasi dan kualitas layanan) terhadap net benefit. Sementara itu ditemukan bahwa organization (struktur organisasi) tidak memiliku hubungan terhadap net benefit.

In healthcare, changes in the business environment that emphasize the use of digital transformation can become new opportunities and challenges that must be faced. Hospital X responded to this by carrying out digital transformation in the use of electronic medical records (EMR). The EMR implementation process needs to be evaluated to improve better information system performance, one of which is by using the HOT-Fit Model. The purpose of this study was to determine the description of EMR implementation and the relationship between human, organization and technology to the net benefits of EMR in outpatient services. This research is a quantitative study using a cross-sectional study design. The sample selection uses a total sample of 49 EMR users in outpatient services whose data will be taken using questionnaire. The results of this study indicate that the description of EMR implementation based on human, organization, technology and net benefits has gone well. This study also shows the relationship between human (user satisfaction and system usage), organization (organizational structure) and technology (system quality, information quality and service quality) to net benefits. Meanwhile, its was found that organization (organization structure) has no relationship to net benefits.
 
Read More
S-11624
Depok : FKM-UI, 2024
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive