Ditemukan 41 dokumen yang sesuai dengan query :: Simpan CSV
Tesis ini tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan kompetensi bidan dalam tata laksana awal pre-eklampsia berat di Kabupaten Ciamis tahun 2013. Merupakan penelitian kuantitatif dengan desain potong lintang. Populasi dan sampel adalah seluruh bidan yang melayani persalinan di puskesmas di Kabupaten Ciamis, dengan cara proporsional random sampling didapat jumlah sampel minimal sebanyak 97 bidan.
Hasil penelitian didapat 18,7% bidan yang kompeten dalam tata laksana awal pre-eklampsia berat, faktor-faktor yang berhubungan bermakna adalah umur, masa kerja, pelatihan, motivasi, dan supervisi. Motivasi merupakan faktor paling dominan, dengan nilai p 0,00 dan OR 13,7. Penyebab rendahnya kompetensi bidan karena tidak adanya buku pedoman, standar operasional yang baku, dan MgSO4.
The factors contributed to midwife's competency in early management severe preeclampsia in Ciamis Regency in 2013 was presented in this thesis. The study was conducted by using quantitative method and data analysis was based on crosssectional data collected from proportional random sampling of 107 midwifes.
The results showed that 18.7% midwifes were competent in early management severe pre-eclampsia. Some factors related to midwifes competencies such as; age, working?s period, training, motivation, and supervision. It was found that motivation was the main factor in midwifes? competency with p 0.00 and OR 13.7. The results of the study also revealed that there was no standard manual book, standard operational, and MgSO4 which caused low competency among midwifes in helping patients with severe pre-eclampsia.
Tujuan: Menganalisis kompetensi K3 apa saja yang harus dimiliki oleh professional SDM dalam menjalankan peran K3 pada perusahaan yang belum memiliki tenaga khusus bidang K3 dan tingkat kemahiran masing-masing kompetensi dengan pendekatan Taksonomi Bloom.
Metode: Penelitian menggunakan desain studi kualitatif, dilakukan pada manejer SDM yang bekerja pada perusahaan yang belum memiliki staf atau departemen K3 sebanyak 12 orang dan professional atau ahli K3 sebanyak 4 orang.
Hasil: Kompetensi K3 yang harus dimiliki oleh professional SDM adalah komunikasi, kinerja individu, penerapan dan pemahaman budaya perusahaan terkait K3, manajemen pemangku kepentingan dan bekerja dalam tim.
Kesimpulan: Penting bagi Perusahaan yang belum memiliki staf atau departemen K3 untuk meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan kompetensi K3 pada profesional SDM di organisasinya agar mampu menjaga keselamatan dan kesehatan karyawan.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk melakukan penerapan WHO PSCG padaRumah Sakit Bali Royal dan menilai kaitan penerapan tersebut pada kejadiansalah identifikasi dan perubahan kompetensi perawat yang dinilai melalui metodeOSCE.
Metode: Penelitian ini menggunakan rancangan one group pre-test and post-testdesign. Akan dinilai berupa efek pemberian pedoman WHO PSGC melalui suatuwork shop dan hands on pada perawat di RS Bali Royal. Evaluasi akan dilakukanterhadap perubahan kompetensi perawat melalui metode OSCE dengan kasuspemasanan infus yang berorientasi pada kaidah patient safety yang dinilaisebelum dan sesudah intervensi oleh penguji idependen. Kemudian dilakukanevaluasi terhadap penurunan kejadian salah identifikasi di RS Bali Royal. Analisisstatistik menggunakan uji normalitas, dan paired sample t-test untukmembandingkan adanya perubahan nilai OSCE dan kejadian salah identifikasisaat sebelum dan sesudah intervensi.
Hasil: Karakteristik subjek penelitian menunjukkan rerata usia adalah 28 tahun,perempuan lebih banyak dari pada laki-laki (72,3%), perawat dari unit kerja rawatinap merupakan unit kerja yang terbanyak (34%), pendidikan sampel lebih banyapada tingkatan sarjana keprawatan (57,4%), pelatihan keselamatn pasien palingbanyak pernah diikuti sebanyak satu kali (59,6%), rerata lama kerja sampel adalahdua tahun. Penelitian ini menemukan bahwa pemberian intervensi berbasis WHOPSCG mampu meningkatkan kompetensi perawat dalam melakukan identifikasi(skor OSCE pre: 57,29 ± 13,81; skor OSCE post: 84,58 ± 7,37; p = 0,000) sertamampu menurunkan kejadian salah identifikasi yang diukur dalam periode satubulan sebelum dan sesudah intervensi (insiden pre: 12,50 ± 2,38; insiden post:7,25 ± 0,95; p=0,006).
Simpulan: Penerapan intervensi berbasis WHO PSCG mampu meningkatkankompetensi perawat dalam melakuka identifikasi yang dinilai melalui metodeOSCE dan mampu menurunkan kejadian salah identifikasi di RS Bali Royal.Kata
kunci: WHO PSCG, salah identifikasi, kompetensi perawat.
Abstrak
Tesis ini membahas tentang komponen-komponen di dalam institusi pendidikan kedokteran gigi dan keterkaitannya dengan tingkat kelulusan Uji Kompetensi Dokter Gigi Indonesia (UKDGI). Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif-kualitatif dengan desain analitik deskriptif.Hasil penelitian memperlihatkan komponen-komponen sarana dental unit, ketersediaan dosen, kualifikasi dosen, serta letak wilayah memiliki keterkaitan dengan tingkat kelulusan UKDGI.Adapun saran peneliti adalah:1. Revisi standar pendidikan perlu segera dilakukan;2. Pengendalian mutu institusi baik internal maupun eksternal penting untuk diperbaiki mekanismenya sehingga dapat menjamin kualitas lulusannya;3. Standar UKDGI sebaiknya dikembangkan sesuai dengan standar minimum pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dalam upaya pemenuhan tenaga dokter gigi.
This thesis discusses the components in the dental education institutions and its association with the completion rates of Indonesian Dentists Competency Test (UKDGI). This study uses a quantitative-qualitative approach with descriptive analytic design. The results show that the components of dental unit facilities, ratio of teachers and students, teacher?s qualifications, and location of the region are associated with the completion rates of UKDGI.The researcher suggest:1. Revised educational standards need to be done immediately;2. Refinement to the quality control mechanism both internal and external are essential to ensure the quality of its graduates;3. UKDGI standards should be developed in accordance with the minimum standards of health services needed.
Kata kunci: Petugas Promosi Kesehatan, Kompetensi, Kinerja
This thesis aims to analyze the relationship of competence with the performance of health promotion officers at the Health Center of Tangerang City. This research use cross sectional analytic survey with quantitative research method. The results showed that the variables of all variables, namely intellectual competence, emotional competence and social competence related to the performance of health promotion officers. For the influence of competence variable with performance, highly influential variable is emotional competence. The result of the research is expected by Tangerang City Health Office to make policy to increase the competence of Health Promotion Officer by giving training, guidance of six monthly or once a year promotion officer and officer and leader of puskesmas willing and able to coordinate with health department to propose education and training skilled promotion.
Keywords: Health Promotion Officer, Competency, Performance
