Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 39417 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Aisyah Noura Zumairitri Syam; Pembimbing: Diah Mulyawati Utari; Penguji: Trini Sudiarti, Fitria
Abstrak: Prehipertensi pada remaja didefinisikan sebagai TDS dan/atau TDD yang ?90 hingga <95 persentil, sedangkan hipertensi didefinisikan sebagai TDS dan/atau TDD 95th hingga 99th persentil + 5 mmHg berdasarkan jenis kelamin, usia, dan TB. Penelitian ini bertuj
Read More
S-11758
Depok : FKM UI, 2024
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Meidy Ayu Larasati; Pembimbing: Diah Mulyawati Utari; Penguji: Siti Arifah Pujonarti, Pardi Supardi
Abstrak: Sarapan merupakan waktu penting untuk menjaga kecukupan gizi tubuh selamaberaktivitas. Melewatkan sarapan dapat menyebabkan tubuh kekurangan energi danakan mengakibatkan tubuh menjadi lemas, lesu, mengantuk, pusing, kesulitanberkonsentrasi, penurunan prestasi akademik, serta dapat mengganggu tumbuh kembangfisik dan seksual pada remaja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran danperbedaan proporsi kebiasaan sarapan dengan faktor-faktor yang memengaruhinya padasiswa/i SMA Budhi Warman 2 Jakarta Tahun 2020. Penelitian ini menggunakan desainstudi cross sectional dengan jumlah responden 152 siswa yang berasal dari kelas X danXI. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner dan SQ-FFQ yang diisi secaramandiri oleh responden. Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 54,5 % siswa memilikikebiasaan sarapan yang tidak baik. Terdapat perbedaan proporsi yang signifikan padakebiasaan sarapan berdasarkan pengetahuan gizi (p-value=0,032), kebiasaan jajan (p-value=0,007), ketersediaan sarapan (p-value=0,006), pekerjaan ibu (p-value=0,037),dan pengaruh orang tua (p-value=0,037). Peneliti menyarankan untuk diberikannyapromosi dan pendidikan gizi mengenai sarapan agar siswa menyadari pentingnyasarapan.Kata kunci:Kebiasaan sarapan, Ketersediaan Sarapan, Pengetahuan Gizi, Remaja.
Read More
S-10267
Depok : FKM-UI, 2020
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Nurlistiani Syafrida; Pembimbing: Diah Mulyawati Utari; Penguji: Triyanti, Sada Rasmada
Abstrak:
Jajanan gorengan merupakan salah satu makanan yang digemari remaja. Karakteristiknya yang berlemak dan padat energi membuat konsumsi secara berlebihan dapat berakibat pada risiko kegemukan dan obesitas. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui perbedaan proporsi konsumsi jajanan gorengan berdasarkan tingkat stres, aktivitas fisik, kualitas tidur, faktor individu dan faktor sosioekonomi pada siswa-siswi SMAN 2 Cibinong Tahun 2024. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif menggunakan desain studi cross-sectional dengan jumlah sampel sebanyak 130 orang yang dipilih menggunakan metode consecutive sampling. Pengambilan data dilakukan melalui pengisian google forms dan lembar FFQ secara mandiri oleh responden. Data kemudian dianalisis secara univariat dan bivariat (chi-square). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 77,7% responden mengonsumsi jajanan gorengan tingkat tinggi (≥ 7x/minggu), jenis jajanan gorengan yang paling sering dikonsumsi secara berurutan adalah olahan ayam digoreng, sosis/nugget/otak-otak, dan gorengan tempe. Hasil analisis bivariat menunjukkan adanya perbedaan proporsi yang signifikan pada konsumsi jajanan gorengan berdasarkan tingkat stres (p-value 0,002), pengetahuan gizi (p-value 0,009), kebiasaan sarapan (p-value 0,025), dan pengaruh teman sebaya (p-value 0,039).

Fried snacks are one of the foods favored by teenagers. With its energy-dense and high-fat characteristics, consumption excessively can lead to overweight and obesity. The purpose of this study is to determine the differences of fried snack consumption based on stress levels, physical activity, sleep quality, individual factors, and socioeconomic factors among students of SMAN 2 Cibinong 2024. This research is a quantitative study with a cross-sectional design, involving a sample size of 130 individuals selected through consecutive sampling. Data collection was conducted through self-administered questionnaires completed by the respondents. Data were analyzed using univariate and bivariate (chi-square) methods. The results showed that 77.7% of respondents consumed high levels of fried snacks (≥ 7 times per week), the most frequently consumed types of fried snacks, in descending order, were fried chicken, sausage/nugget/otak-otak, and fried tempeh. The bivariate analysis showed different levels of fried snacks consumption based on stress levels (p-value 0,002), nutritional knowledge (p-value 0,009), breakfast habits (p-value 0,025), and peer influence (p-value 0,039).
Read More
S-11704
Depok : FKM UI, 2024
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Qonitah Azzahra; Pembimbing: Diah Mulyawati Utari; Penguji: Asih Setiarini, Dwiretno Yuliarti
Abstrak: Hipertensi pada remaja semakin meningkat dan menyebabkan peningkatan berbagai penyakit degeneratif lainnya ketika dewasa. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor dominan yang paling berhubungan terhadap kejadian prehipertensi dan hipertensi pada remaja usia 15-18 tahun di SMA Negeri 3 Kisaran Kabupaten Asahan Sumatera Utara tahun 2016. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross-sectional yang dilakukan pada 145 responden kelas X dan XI. Variabel dependen yang diteliti adalah hipertensi dan prehipertensi sedangkan variabel independen yang diteliti adalah jenis kelamin, riwayat hipertensi keluarga, status gizi, asupan energi, asupan lemak, asupan natrium, asupan serat, aktivitas fisik, kebiasaan merokok, keadaan stres dan durasi tidur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi prehipertensi 42,1% dan hipertensi 12,4%. Berdasarkan hasil analisis bivariat terdapat perbedaan bermaknan antara prehipertensi dan hipertensi berdasarkan jenis kelamin (p value = 0,005), riwayat hipertensi keluarga (p value = 0,040), status gizi (p value = 0,012), asupan lemak (p value = 0,036), asupan natrium (p value = 0,031), asupan serat (p value = 0,010), aktivitas fisik (p value = 0,044), keadaan stres (p value = 0,043), dan durasi tidur (p value = 0,023). Sedangkan bedasarkan analisis multivariat, faktor dominan kejadian prehipertensi dan hipertensi adalah aktivitas fisik. Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk meneliti hubungan kasualitas pada faktorfaktor tersebut dan untuk mencari apakah ada faktor dominan lain yang berhubungan dengan kejadian prehipertensi dan hipertensi pada remaja. Peneliti menyarankan agar siswa rutin melakukan pengukuran tekanan darah setidaknya sebulan sekali, aktif berolahraga paling sedikit tiga kali seminggu, memantau berat badan minimal sebulan sekali untuk memantau status gizi baik, dan menjaga asupan zat gizi dengan mengonsumsi makanan sesuai dengan pedoman gizi seimbang. Kata Kunci: hipertensi, remaja, aktivitas fisik, status gizi
Hypertension in adolescents has increased and led to an increase in various other degenerative diseases when adults. The purpose of this study was to determine the most dominant factor that related to the incidence of prehypertension and hypertension in adolescents aged 15-18 years old at SMA Negeri 3 Kisaran Asahan District North Sumatra in 2016. The study used cross-sectional design which was conducted on 145 respondents of 10th and 11th grader. The dependent variables in this study is hypertension and prehypertension, while independent variables were gender, family history of hypertension, nutritional status, energy intake, fat intake, sodium intake, fiber intake, physical activity, smoking, stress and sleep duration. The results showed that the prevalence of prehypertension and hypertension were 42,1% and 12,4% respectively. Based on the bivariate analysis, there were significant differences between prehypertension and hyepertension based on sex (p value = 0,005), family history of hypertension (p value = 0,040), nutritional status (p value = 0,012), fat intake (p value = 0,036), sodium intake (p value = 0,031), fiber intake (p value = 0,010), physical activity (p value = 0,044), stress (p value = 0,043), and sleep duration (p value = 0,023). While based on the multiariate analysis, the dominant factor of prehypertension and hypertension was physical activity. Further research is needed to examine the relationship of causality on these factors and to explore whether there other dominant factor of prehypertension and hypertension among adolescents. The author suggests that the students should routinely check the blood pressure measurements at least once a month, exercise at least three times a week, monitoring the body weight at least once a month to maintain good nutrional status, and keep the intake of nutritionts by eating foods according to balanced nutriotional guidelines. Keywords: hypertension, adolescents, physical activity, nutritional status
Read More
S-9103
Depok : FKM-UI, 2016
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Septi Lidya Sari; Pembimbing: Diah Mulyawati Utari; Penguji: Trini Sudiarti, Pardi Supardi
Abstrak: Sugar-sweetened beverages (SSBs) merupakan jenis minuman padat kalori dan tinggikandungan gula tambahan namun rendah nilai zat gizi. Apabila dikonsumsi secaraberlebihan dapat meningkatkan kejadian obesitas dan penyakit tidak menular lainnyapada remaja. Tujuan penelitian ini, yaitu untuk mengetahui prevalensi konsumsi SSBskemasan dan diketahuinya perbedaan proposi tingkat konsumsi SSBs kemasanberdasarkan karakteristik individu, penggunaan label pangan, aktivitas fisik, dan faktorlingkungan. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional dengan karakteristikresponden yaitu siswa/I SMA Budhi Warman 2 Jakarta kelas X dan XI sebanyak 185siswa pada April 2020. Pengumpulan data dilakukan melalui pengisian kuesioner onlineberupa google form secara mandiri. Data yang diperoleh akan dianalisis secara univariatdan bivariat (chi-square). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 64,9% siswaSMA Budhi Warman 2 Jakarta mengonsumsi SSBs kemasan tingkat tinggi (≥ 2x/hari).Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa terdapat perbedaan proporsi yang signifikanantara jenis kelamin, pengetahuan SSBs, kemampuan membaca label informasi nilai gizi,ketersediaan SSBs kemasan di rumah, konsumsi SSBs kemasan ibu, dan pengaruh temansebaya dengan tingkat konsumsi SSBs kemasan. Peneliti menyarankan agar siswa lebihselektif dalam memilih jenis minuman kemasan dan mempelajari serta memahami labelinformasi nilai gizi. Pihak sekolah disarankan untuk memberikan edukasi mengenaikonsumsi SSBs kemasan, label pangan terutama label informasi nilai gizi, dan giziseimbang. Masyarakat disarankan untuk memperhatikan persediaan SSBs kemasan dirumah dan menjadi panutan bagi anak dalam menerapkan perilaku konsumsi minumanyang lebih sehat.Kata kunci:Label informasi nilai gizi, Minuman berpemanis kemasan, Remaja.
Read More
S-10525
Depok : FKM-UI, 2020
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Arifa Rachma; Pembimbing: Ahmad Syafiq; Penguji: Triyanti, Efi Fatimah
Abstrak: Kalsium merupakan zat gizi yang berperan penting dalam pertumbuhan khususnya pada remaja. Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan proporsi asupan kalsium berdasarkan kebiasaan konsumsi susu, kebiasaan sarapan, konsumsi soft drink, literasi gizi, pengetahuan mengenai kalsium, pendidikan ayah, pendidikan ibu, penghasilan orang tua/wali serta jenis kelamin. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional dengan total sampel 142 siswa SMAN 34 Jakarta selama bulan April 2019. Pengumpulan data dilakukan melalui pengisian kuesioner dan asupan kalsium diukur melalui SQ-FFQ. Data dianalisis dengan uji chi-square. Hasil penelitian menunjukkan 67.6% siswa memiliki asupan kalsium kurang dengan rata-rata 808.1±454 mg. Analisis bivariat menunjukkan adanya perbedaan proporsi asupan kalsium yang signifikan berdasarkan konsumsi susu (p=0.000, OR=6.05), konsumsi soft drink (p=0.013, OR=0.18), dan literasi gizi kritikal (p=0.049, OR=3.05).
Kata kunci: Asupan Kalsium, Remaja, Literasi Gizi.
Read More
S-10076
Depok : FKM UI, 2019
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Kagita Kirana Hanifah; Pembimbing: Siti Arifah Pujonarti; Penguji: Trini Sudiarti, Engkus Kusdinar Achmad
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran dan perbedaan proporsi asupan energi berdasarkan faktor risikonya seperti kejadian emotional eating, external eating, dan lainnya pada remaja di SMA Budhi Warman 2 Jakarta tahun 2020. Terdapat 123 responden pada penelitian ini yang merupakan siswa-siswi di SMA Budhi Warman 2 Jakarta kelas X, XI, dan XII. Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross sectional. Data penelitian diperoleh dari pengisian kuesioner dan formulir food record 2 x 24 jam secara mandiri yang dilakukan secara daring. Pengambilan data penelitian dilakukan bulan Juli-September 2020.
Read More
S-10540
Depok : FKM-UI, 2021
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Firial Afra Raisa Mumtaz; Pembimbing: Diah Mulyawati Utari; Penguji: Ahmad Syafiq, Sutiyati
Abstrak: Kecukupan energi maupun protein tergolong kurang dapat memberikan dampak yangmerugikan bagi tumbuh kembang, status gizi, perilaku makan yang terbentuk, dankesehatan dari siswa sekolah dasar. Kecukupan energi dan protein seorang anak dapatdipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti konsumsi, pengetahuan gizi, dan sosial ekonomikeluarga. Untuk melihat perbedaan proporsi kecukupan energi dan protein berdasarkanfaktor tersebut, dilakukan penelitian studi cross-sectional dengan menggunakan datasekunder tahun 2018. Penelitian melibatkan 92 siswa/i SD X Jakarta Timur. Ditemukanproporsi kecukupan energi dan protein tergolong kurang secara berurutan sebesar 58,7%dan 55,4%. Hasil analisis dengan chi-square menunjukkan bahwa terdapat perbedaanproporsi kecukupan energi maupun protein berdasarkan faktor konsumsi, yaitukeragaman konsumsi pangan (p-value=0,013 dan p-value=0,014), frekuensi konsumsimakanan utama (p-value=0,003 dan p-value=0,000), dan konsumsi makanan utama pagi(p-value=0,007 dan p-value=0,000). Meskipun tidak ditemukan perbedaan proporsi,kecenderungan proporsi kecukupan energi dan protein masih ditemukan berdasarkanfrekuensi jajan dan uang jajan. Penelitian juga menemukan sedikit kecenderunganproporsi kecukupan protein berdasarkan pengetahuan gizi. Dengan begitu, konsumsi(keragaman konsumsi pangan, frekuensi konsumsi makanan utama, konsumsi makananutama pagi, frekuensi jajan), pengetahuan gizi, dan sosial ekonomi keluarga (uang jajan)merupakan faktor penting yang perlu dipertimbangkan dalam upaya mengoptimalkankecukupan energi dan protein siswa/i.Kata kunci:Kecukupan energi dan protein, faktor, siswa/i sekolah dasar.
Read More
S-10510
Depok : FKM-UI, 2020
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Gabity Heriono; Pembimbing: Diah Mulyawati Utari; Penguji: Trini Sudiarti, Anna Fitriani
Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan proporsi asupan natrium terhadap penggunaan jasa online food dari makanan dan karakteristik responden meliputi jenis kelamin, aktivitas fisik, tingkat stres, dan indeks massa tubuh. Disain penelitian yang digunakan adalah cross sectional dengan jumlah responden 148 mahasiswa nonkesehatan Universitas Indonesia. Variabel dependen pada penelitian ini adalah asupan natrium, dan variabel independen meliputi frekuensi penggunaan jasa OFD, durasi loyalitas konsumen, dan preferensi makanan. Selain itu terdapat juga variabel perancu yaitu jenis kelamin, aktivitas fisik, dan tingkat stres.
Read More
S-10832
Depok : FKM UI, 2021
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Muthia Karima Rahmani; Pembimbing: Kusharisupeni Djokosujono; Penguji: Wahyu Kurnia Yusrin Putra, Harsono
Abstrak: Kelelahan banyak terjadi pada siswa/i SMA dimana kondisi ini dapat menurunkan motivasi dan prestasi kerja sehingga memengaruhi proses belajar dan menyebabkan penurunan prestasi belajar. Terdapat peningkatan kelelahan di Jakarta dari tahun 2009- 2018 dari 13.5% menjadi 14.7% (Andiningsari, P., 2019 dan Juliana, M., et al., 2018). Kelelahan dapat dipengaruhi oleh banyak faktor seperti pola aktivitas siswa, perilaku asupan makan, durasi tidur, durasi latihan fisik, stres akademik, dan lainnya. Untuk melihat perbedaan proporsi kelelahan berdasarkan beberapa faktor tersebut dan diketahui hubungan serta faktor dominannya, dilakukan penelitian cross-sectional pada siswa/i SMA Negeri 48 Jakarta. Total sampel penelitian adalah 148 siswa. Hasil penelitian ini menunjukkan kelelahan pada siswa yang terjadi yaitu kelelahan mental (59.5%), kelelahan emosional (48.6%), kelelahan general (46.6%), dan kelelahan fisik (20.9%). Hasil analisis dengan uji chi-square menunjukkan terdapat perbedaan bermakna kebiasaan konsumsi buah terhadap kelelahan general (P-value = 0.004) dan kelelahan mental (P-value = 0.021), durasi latihan fisik terhadap kelelahan general (P-value = 0.008), dan stres akademik terhadap kejadian kelelahan general (P-value = 0.003), kelelahan fisik (P-value = 0.053), kelelahan emosional (P-value = 0.001), dan kelelahan mental (P-value = 0.009). Hasil analisis regresi logistik liner menunjukkan pola aktivitas santai, kebiasaan konsumsi sayur, kebiasaan konsumsi buah, durasi tidur, durasi latihan fisik, dan stres akademik berhubungan dengan kelelahan, kemudian stres akademik menjadi faktor dominan untuk kelelahan general (OR = 7.572), kelelahan fisik (OR = 8.126), dan kelelahan emosional (OR = 6.506), sedangkan kebiasaan konsumsi buah menjadi faktor dominan untuk kelelahan mental (OR = 6.157). Kata kunci: Kelelahan General, Fisik, Emosional, Mental, Faktor-faktor, Siswa SMA, Jakarta Fatigue often occurs in high school students in which this condition can reduce motivation and work performance so that it could affect the learning process and cause a decrease in learning achievement. There was an increase in fatigue in Jakarta from 2009-2018, from 13.5% to 14.7% (Andiningsari, P., 2019 and Juliana, M., et al., 2018). Fatigue can be influenced by many factors such as student activity patterns, eating behavior, sleep duration, duration of physical exercise, academic stress, and others. To see the difference in the proportion of fatigue based on these factors and their relationship as well as dominant factors, a cross-sectional study was conducted on students at SMA Negeri 48 Jakarta. The total sample of the study was 148 students. The results of this study indicate that fatigue in students occurred including mental fatigue (59.5%), emotional fatigue (48.6%), general fatigue (46.6%), and physical fatigue (20.9%). The results of the analysis with the chi-square test showed that there were significant differences in fruit consumption habits against general fatigue (P-value = 0.004) and mental fatigue (P-value = 0.021), duration of physical exercise against general fatigue (P-value = 0.008), and academic stress on the occurrence of general fatigue (P-value = 0.003), physical fatigue (P-value = 0.053), emotional fatigue (P-value = 0.001), and mental fatigue (P-value = 0.009). Liner logistic regression analysis results exhibited that patterns of leisure activity, vegetable consumption habits, fruit consumption habits, sleep duration, duration of physical exercise, and academic stress were related to fatigue, then academic stress became the dominant factor for general fatigue (OR = 7,572), physical fatigue (OR = 8,126), and emotional fatigue (OR = 6.506), while fruit consumption habit was the dominant factor for mental fatigue (OR = 6,157). Key words: General, Physical, Emotional, Mental Fatigue, Factors, High School Students, Jakarta
Read More
S-10519
Depok : FKM-UI, 2020
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive